Langsung ke konten utama

FANFIC - BLACK STAR









FANFIC
Title: Black Star
Cast: Kim Myungsoo, Jung Krystal, Byun Baekhyun
 Genre: Sad romance
 Author: YRP

 Happy Read and Enjoy it. ^__^


               Krystal berjalan tergesa, suasana hatinya sedang tak karuan sekarang. Dia hanya ingin segera menyelesaikan semuanya sekarang, inilah jalan terbaik menurut Krystal. Rambut panjangnya yang terurai bergerak ke kanan dan ke kiri mengingat jalan Krystal yang cukup cepat. Langit sore itupun seakan mendukung suasana hati Krystal, mendung.
                Krystal bisa melihat sosok yang amat dikenalnya sedang menunggunya di sebuah gedung opera yang sudah tak terpakai lagi. Krystal berhenti sejenak, melihat punggung seseorang itu dengan amat getir. Mungkin dia tak pantas melihatnya lagi untuk waktu berikutnya. Setelah puas melihatnya, Krystal mulai melangkahkan kakinya lagi, seseorang itu menoleh mendengar kedatangan Krystal.
                “Krystal-yang, kenapa terlambat?” tanyanya dengan senyum mengembang disana. Dia duduk di sebuah bangku penonton di urutan depan. Krystal hanya diam dan berjalan menujunya.
                “Apa terjadi sesuatu?” tanya Myungsoo lagi dengan pandangan khawatir sekarang.
                “Oppa mianhae.” Krystal berkata singkat, ia tak tau harus menggunakan kalimat apa yang tepat. Myungsoo mengerutkan keningnya.
                “Wae? Untuk apa?” kening Myungsoo makin berkerut melihat Krystal yang mulai menangis.
                “Mianhae...” Myungsoo memeluk Krystal dan Krystal menangis hebat dalam pelukannya.
                “Aku tak akan membiarkanmu bicara, karena aku takut sesuatu yang aku takutkan akan terjadi. Diamlah dan menangis sepuasmu!” Myungsoo mendekap Krystal lebih erat, Krystal bisa mencium aroma Myungsoo yang khas.
***
                “Krystal-ssi!” panggil Baekhyun untuk kesekian kalinya dan tetap membuat Krystal tak bergeming. “Krystal-ssi!” Baekhyun memegang tangannya dan membuat Krystal berbalik menghadap padanya.
                “Apa Anda punya urusan dengan saya, Tuan Byun Baekhyun?” tanya Krystal dengan lembut yang dibuat-buat.
                “Aku harap kau segera merubah pikiranmu, tentang perjodohan itu.” Baekhyun menatap dalam mata Krystal seakan bisa menembusnya dengan sekali tatap.
                “Bukankah aku sudah pernah bilang aku tak pernah setuju dengan perjodohan itu, Tuan?”Krystal berbicara semakin menyebalkan.
                “Sayangnya perjodohan itu tak memerlukan persetujuanmu Nona Jung. Bukankah itu untuk perusahaan orangtuamu?” sebenarnya Baekhyun tak pernah ingin menyangkut masalah perusahaan, tapi kali ini dia memberanikan diri untuk segera mendapatkan Krystal.
                “Tentu saja semua ini membutuhkan persetujuanku, Tuan. Sebaiknya aku pergi, aku tak punya banyak waktu.” Krystal meninggalkan Baekhyun yang masih berdiri di koridor kampusnya. Krystal benar-benar muak dengan perjodohan konyol itu.
                Bagaimana bisa Appa menjodohkanku dengan Byun Baekhyun yang bahkan baru ku kenal beberapa bulan lalu. Ini semua demi perusahaan? Kenapa Appa lebih mementingkan perusahaan daripada perasaanku? Krystal menggerutu dalam hati.
                “Chagi!”teriak Myungsoo membuyarkan lamunan Krystal. “Kenapa melamun?” Myungsoo duduk di sebelah krystal.
                “Ani, siapa yang melamun? Aku hanya sedang berpikir.” Krystal mengelak dengan senyuman yang dipaksakan.
                “Seperti yang selalu kukatakan, bagilah masalahmu denganku.” Myungsoo berkata tanpa menatap Krystal.
                “Gwenchanayo oppa.” Krystal mencoba mencairkan suasana. “Oppa, aku lapar. Ayo kita makan!” Krystal menarik tangan Myungsoo paksa membuat Myungsoo harus melangkah beberapa langkah lebih cepat sebelum langkah mereka seimbang. Myungsoo menggenggam tangan Krystal seakan tak ingin kehilangannya. Baekhyun yang melihat pemandangan ini dari jauh terbakar hatinya.
***
                “Jadi ini karena Kim Myungsoo itu?” Appa Krystal berteriak pada anak satu-satunya itu. Krystal hanya diam menahan tangis.
                “Baekhyun sudah bicara banyak dengan Appa, dia menceritakan semua perlakuanmu kepadanya selama ini! Dan bagaimana bisa kau menolak Baekhyun hanya untuk seorang Myungsoo yang tak punya apa-apa?!” Krystal tak sanggup menahan air matanya agar tak tumpah.
                “Mianhae Appa.” Selalu kata maaf yang bisa dikatakan Krystal untuk masalah ini.
                “Perusahaan kita sudah tak seperti dulu Krystal, kau harus mengerti itu. Dan Appa harap kau bisa membantu. Susah payah Appa menjodohkanmu dengan Byun Baekhyun!” Appanya mendekati Krystal yang menunduk di kursinya. “Tinggalkan Kim Myungsoo atau Kim Myungsoo tak akan selamat.”
***
                Krystal berjalan gontai menuju rumah Baekhyun. Krystal yang berada di bawah pengaruh alkohol bertekad untuk mengatakan semuanya pada Baekhyun. Namun hanya beberapa langkah untuk menuju mobilnya, ponselnya berbunyi.
                “Ne?” jawabnya keras.
                “Sepertinya kita harus bertemu dan bicara.” Suara Baekhyun terdengar jauh disana.
                “Tentu Tuan Byun Baekhyun, bahkan aku berencana ke rumahmu sekarang.” Baekhyun bisa menyadari dari suara Krystal bahwa Krystal sedang mabuk saat ini.
                “Tak perlu, dimana kau? Biar aku yang menghampirimu!” tanpa sadar Baekhyun berteriak. Dia merasa begitu mengkhawatirkan Krystal.
                “Aku disini Tuan... ah, dimana ini? Bahkan aku tak tau aku ada dimana..”
                “Jelaskan sekitarmu!”
                “Ah, disana ada gedung opera. Ya, gedung opera. Aku sangat suka dengan gedung tua yang rusak itu..”telepon mereka terputus. Baekhyun bisa tau keberadaan Krystal dengan penjelasan singkatnya. Dia hanya perlu pergi ke gedung opera yang sudah tak terpakai itu, dan mencari sebuah club di daerah sana untuk menemukan Krystal.
                “Myungsoo oppa!” Krystal duduk di sebelah mobilnya. Beberapa orang melihatnya dengan bingung antara ingin menolong atau tidak. Krystal yang bersandar pada roda mobilnya membuat noda kotor di punggungnya. Krystal mencari nama Myungsoo di ponselnya dan segera menelponnya.
                “Yeobosaeyo chagi?” jawab Myungsoo di seberang sana.
                “Oppa, Myungsoo oppa..” suara Krystal terdengar berbeda di telinga Myungsoo.
                “Krystal? Kau mabuk?” Myungsoo langsung bisa menebak.
                “Myungsoo oppa!” tanpa sadar Krystal sudah berteriak pada ponselnya.
                “Aku akan menjemputmu!” telepon terputus.
                “Oppa, bagaimana kau akan menjemputku? Bahkan kau tak tau dimana aku sekarang.” Krystal bicara sendiri. Setelah seperti orang gila selama beberapa menit. Baekhyun bisa menemukan Krystal disana.
                “Krystal-ssi, bagaimana bisa kau- ah!” Baekhyun menghentikan kata-katanya dan membantu Krystal untuk bangun.
                “Baekhyun!”Krystal berdiri tepat di depan Baekhyun.
                “Kenapa kau menungguku disini? Sebaiknya kita mencari tempat yang lebih nyaman.” Baekhyun memapah Krystal yang mungkin sedikit pusing.
                “Tak perlu, aku rasa aku bisa jalan sendiri.” Krystal melepas diri dari Baekhyun dan langsung saja dia hampir jatuh terjungkal. Untungnya Baekhyun dengan sigap memegangnya.
                “Aku bilang tak perlu! Aku mulai sadar sekarang!” bentak Krystal namun Baekhyun tak melepas pegangannya.
                “Krystal!” seseorang memanggil dari belakang, spontan Krystal menoleh dan berteriak, “Myungsoo oppa!” Myungsoo berlari mengahampiri Krystal dan merebutnya dari pegangan Baekhyun.
                “Gwenchana?” tanya Myungsoo khawatir. Namun Krystal hanya diam dan menunduk, tiba-tiba Myungsoo merasa Krystal makin berat. Dia pingsan.
                “Jangan antar dia ke rumahnya! Ke rumahku saja, tak ada orang disana, hanya beberapa pesuruh.” Baekhyun ikut membantu mengangkat Krystal.
                “Aku rasa aku bisa membawanya sendiri.” Myungsoo berkata sinis.
                “Ada yang harus kukatakan padamu.” Baekhyun memandang Myungsoo serius.
                “Aku rasa aku tak punya waktu untuk itu.”
                “Ini penting, antara kita bertiga. Percayalah padaku.” Setelah merasa yakin dengan keputusannya, Myungsoo membawa Krystal ke rumah Baekhyun.

                “Baringkan dia di kamarku, biar pembantuku yang merawatnya. Aku butuh bicara denganmu.” Baekhyun memberi tahu letak kamarnya dan Myungsoo menyusul Baekhyun di beranda lantai dua untuk berbincang dengan Baekhyun.
                “Apa yang ingin kau bicarakan?” Myungsoo memulai pembicaraan. Baekhyun tak langsung menjawab melainkan menyesap tehnya dengan lagak yang menyebalkan.
                “Orangtuaku dan orangtua Krystal saling kenal.” Kata Baekhyun singkat tapi tak menjelaskan apapun. Myungsoo makin bingung.
                “Apa ada urusannya denganku?”
                “Tentu, karena kau menghalangi hubungan kami.” Baekhyun bahkan tak menatap Myungsoo yang menatap tajam ke arahnya. “Kami di jodohkan. Dan aku harap kau tau diri.”
                “Tidak, aku tau kau menyukai Krystal. Tapi tak perlu sampai sejauh ini usahamu untuk mendapatkannya.” Myungsoo bicara tak percaya.
                “Aku sudah menghubungi Tuan Jung. Tak lama lagi dia akan datang dan akan membuatmu makin percaya.” Baekhyun hanya melirik Myungsoo sekilas, “ Tinggalkan Krystal!” pandangannya penuh ancaman namun tak membuat Myungsoo takut, Myungsoo membalas manatap dingin ke arahnya.
                “Ani! Kau tak bisa seenaknya berbuat seperti itu!” sebuah hantaman keras mendarat di wajah Baekhyun. Baekhyun yang tak siap di serang mendapati hidungnya berdarah, Myungsoo terlihat amat marah saat itu, bahkan tak pernah terlihat semarah itu.
                “Sadarlah Kim Myungsoo! Kau tak pantas untuknya!” Baekhyun berteriak pada Myungsoo yang makin kesal padanya. Satu pukulan kembali mendarat di wajah Baekhyun, tapi kali ini Baekhyun tak tinggal diam, dia membalas pukulan Myungsoo tepat di bibirnya. Membuat ujung bibirnya berdarah.
                “Apa yang kalian lakukan!?” terdengar suara Tuan Jung. Keduanya melihat Tuan Jung bertampang murka. “Dimana Krystal?”
                “Dia istirahat di kamarku paman. Sudah ada yang merawatnya.” Baekhyun menjelaskan seraya menyeka darah yang keluar dari hidungnya.
                “Siapa dia?” Tuan Jung melempar pandang pada Myungsoo.
                “Dia Myungsoo. Kim Myungsoo.” Baekhyun tersenyum licik, dan Tuan Jung mengerutkan kening tanda mengerti.
                “Kau Kim Myungsoo?”Myungsoo menjawab dengan anggukan, jarinya menyentuh ujung bibirnya yang masih berdarah. Matanya menatap tajam pada Appa Krystal.
                “Pria seperti ini yang berani mendekati anakku?” Tuan Jung memerhatikan Myungsoo seksama, “Dia bukan sainganmu Baekhyun.” Lanjutnya seraya tersenyum penuh arti pada Baekhyun.
                “Tapi bahkan Krystal tak sekalipun berniat melihat sang Pangeran Byun Baekhyun.” Myungsoo berkata dan berhasil memancing kemarahan Baekhyun dan Tuan Jung.
                “Berani sekali kau berkata seperti itu Kim Myungsoo?!” Baekhyun berteriak dan Myungsoo tetap pada ekspresi dinginnya.
                “Semua perbincangan bodoh ini tak akan selesai tanpa Krystal.” Tepat setelah Myungsoo berkata seperti itu Krystal keluar dari kamar Baekhyun.
                “Krystal, apa kau baik-baik saja?” Appanya menghampirinya untuk membantunya berjalan.
                “Gwenchana Appa.” Jawab Krystal lemah. Meskipun dia sudah sedikit sadar, tapi semua tau keadaan tubuhnya belum sepenuhnya pulih.
                “Duduk saja!” perintah Myungsoo dengan nada yang meneduhkan amat berbeda dengan nada bicaranya yang sebelumnya. Meskipun ekspresi dinginnya tak hilang dari sana, namun terasa amat berbeda caranya bicara pada Krystal. Krystal menurut dan duduk di sofa rumah Baekhyun yang terlihat amat nyaman itu.
                “Mianhae.” Kata Krystal sambil menatap dalam appanya. Myungsoo bisa merasakan penderitaan Krystal ketika berbicara seperti itu.
                “Appa tau, kau tak akan mengecewakan Appa.” Kata Tuan Jung yakin. Namun Krystal menggeleng.
                “Aku tak bisa melakukan perjodohan ini.” Sebutir air mata jatuh dari ujung matanya, pernyataannya membuat Tuan Jung kaget dan Baaekhyun amat murka.
                “Andwe! Jangan bodoh Krystal!” Appanya kembali membentak.
                “Mianhae!” Krystal berdiri hendak menghampiti Myungsoo, namun dengan cepat Myungsoo yang mendekati Krystal. “Bisa kau bawa aku pergi sekarang oppa?” Krystal memohon.
                “Tentu.” Jawab Myungsoo seraya membantu Krystal berjalan. Baekhyun hendak menghentikan mereka berdua, namun Tuan Jung melarangnya. Myungsoo sudah bersiap-siap menerima perlawanan appa Krystal ataupun Baekhyun. Namun sampai mereka turun tangga dan sampai di depan rumah, tak ada perlawanan dari mereka.

                “Kemana kau ingin pergi?” tanya Myungsoo ketika mereka sudah berada di luar pagar tinggi rumah Baekhyun.
                “Aku ingin ke gedung.” Kata Krystal lirih, wajahnya masih pucat.
                “Kau yakin kau baik-baik saja?” Myungsoo memerhatikan Krystal yang hanya mengangguk dan tersenyum. “Aku tau kau tidak sedang baik-baik saja.” Myungsoo berlutut membuat Krystal bingung.
                “Wae?”
                “Naiklah ke punggungku!” kata Myungsoo dengan nada memerintah, Krystal ragu namun akhirnya melakukan perintah Myungsoo.
                “Gedung opera masih cukup jauh oppa.” Kata Krystal di telinga Myungsoo.
                “Kita bisa naik bus sebentar lagi.” Jawab Myungsoo seraya tersenyum. Krystal merasa amat nyaman berada di dekat Myungsoo seperti ini. Seakan ada perasaan setidaknya lebih lama untuk bisa seperti ini bersama Myungsoo. Krystal yang mengalungkan tangannya pada leher Myungsoo memejamkan matanya, menghirup dalam-dalam aroma Myungsoo.
                “Oppa, apa kau butuh istirahat?” tanya Krystal tanpa membuka matanya.
                “Ani, aku ini pria yang kuat. Tak jauh di depan ada halte dan kita bisa beristirahat seraya menunggu bus disana.” Krystal mengangguk dan makin mengeratkan pelukannya. Namun tak sampai satu menit Krystal merasa ada seseorang yang menariknya paksa dari belakang. Ketika membuka mata, Krystal bisa melihat beberapa orang berbaju hitam sedang menyerang mereka.
                “Oppa!” teriak Krystal karena merasa terpisah dari Myungsoo. Krystal bisa melihat dengan jelas sekitar empat atau lima orang memukuli bahkan menendang Myungsoo yang terpuruk di tanah. “Oppa!” Krystal kembali berteriak, namun seseorang yang berada di belakangnya mendekapnya dan menutup mulutnya. Krystal memandang sekitar secara liar, mengapa jalanan itu sepi?
                Krystal bisa melihat Myungsoo mencoba bangkit dan melawan, tapi tak lama kemudian Myungsoo hanya tersungkur diam di tanah. Krystal juga bisa melihat banyaknya darah disana. Apa Myungsoo baik-baik saja? Tentu saja tidak, satu melawan lima orang bukanlah pertarungan yang seimbang, jelas Myungsoo tak akan mampu membela diri, mengingat penyerangan itu juga di lakukan tiba-tiba.
                Setelah Myungsoo benar-benar tak bergerak, segerombolan itu membawa Myungsoo dan Krystal ke dalam mobil. Krystal berhenti dan di ajak turun secara paksa di rumah Baekhyun. Sedangkan Myungsoo, tak tau mereka membawanya kemana.
***
                Sudah tiga bulan sejak kejadian itu, Krystal masih tak bisa menerima kehilangan Myungsoo. Tapi dia tak pernah memperlihatkannya pada kedua orangtuanya dan pada Baekhyun. Selama itu pula Krystal tak pernah bertemu atau mencari Myungsoo. Krystal dijaga ketat oleh orang-orang yang bekerja untuk Appanya dan Baekhyun. Bahkan untuk sekedar ke gedung opera tempat favoritnya pun tak bisa.
                “Bisakah sehari saja biarkan aku pergi sendiri tanpa dikawal?” Krystal memohon pada Appanya.
                “Ini demi kebaikan kita semua Krystal.” Jawab Appanya berat.
                “Aku benar-benar terganggu Appa.” Rengek Krystal manja pada Appanya. “Mereka benar-benar tak mengerti selera anak muda.” Krystal mengerutu kesal.
                “Kau tetap harus dikawal!”
                “Baiklah, jika Appa tak mengijinkan aku akan meminta pada Baekhyun.” Krystal memencet tombol di ponselnya kemudian mendekatkan pada telinganya.
                “Baekhyun-ah! Aku ingin pergi sendiri hari ini..... Tidak, aku akan pergi bersama Jiyoung.... Ayolah Baekhyun-ah!..... Ne, ah! Gomawo Baekhyun-ah!”Krystal memutus teleponnya dan tersenyum penuh arti pada Appanya. “Aku bilang apa, Baekhyun pasti akan memberiku ijin Appa.” Krystal tersenyum penuh kemenangan.
                “Berhenti memanggilnya Baekhyun! Dia calon suamimu! Dan bahkan dia lebih tua darimu.” Appanya menegur dan senyuman hilang dari wajah Krystal.
                “Ara, Baekhyun oppa. Puas?” Krystal mencium pipi Appanya dan berjalan keluar pintu ruangan Appanya. “Appa, jangan mengirim seseorang untuk memata-mataiku!”
***
                Krystal berjalan menyusuri jalan kecil yang amat dia rindukan. Dia bisa mencium aroma gedung opera tua yang sudah tak terpakai. Jantungnya berdetak lebih cepat daripada seharusnya, Krystal mendorong pintu besar yang sudah makin rusak.
                Krystal memasuki gedung itu, suara langkahnya menggema di seluruh ruangan.  Dia membiarkan dirinya bebas mengenang Myungsoo. Tanpa sadar air matanya mengalir mengingat Myungsoo yang entah ada dimana. Krystal menghentikan langkahnya, dia merasa diawasi oleh seseorang. Krystal mulai kesal, pasti pesuruh Appanya memata-matainya.
                “Keluarlah!” kata Krystal, suaranya menggema di seluruh ruangan. “Silahkan pilih, di bunuh Appa atau aku yang akan membunuhmu.” Krystal heran karena seseorang yang sedang mengawasinya dari pintu depan, dia yakin bukan mata-mata Appanya atau Baekhyun. Dia bisa melihat sosok gadis dengan rambut lurus menatapnya.
                “Jung Krystal?” tanya gadis itu, tapi nadanya lebih pada menuduh daripada bertanya.
                “Siapa kau?” Krystal balik bertanya.
                “Sudah kuduga.” Kata gadis itu tersenyum sinis. Gadis itu tersenyum sambil menatap lurus ke depan, buka menatap Krystal. Krystal mengikuti pandangan gadis itu. Betapa kagetnya Krystal melihat Myungsoo berdiri disana. Tanpa menunggu aba-aba dari siapapun, Krystal berlari dan mengahambur pada pelukan Myungsoo.
                “Oppa, gwenchana? Mianhae, aku berusaha mencarimu, tapi tak pernah berhasil. Dan hari ini aku mendapat kesempatan untuk pergi tanpa dikawal.” Krystal berkata sambil menangis di pelukan Myungsoo. Namun Myungsoo tak menjawab dan hanya memeluknya erat.
                “Oppa mianhae. Kau memaafkanku kan?” Krystal melepas pelukannya untuk melihat wajah Myungsoo. “Apa kau sangat marah padaku?” namun Myungsoo hanya menatapnya tanpa menjawab pertanyaannya.
                “Aku tau seharusnya aku langsung mencarimu, tapi percayalah padaku. Aku benar-benar tak bisa. Bahkan aku beberapa kali masuk rumah sakit karena mencoba kabur dengan memanjat pagar tinggi itu dan aku selalu gagal.” Sepertinya penjelasan Krystal tak memberi arti apa-apa karena Myungsoo tetap diam.
                “Oppa saranghae!” Krystal mulai kesal dan sedih karena tak mendapat jawaban apapun dari Myungsoo. Krystal kembali menagis tersedu, kali ini Myungsoo memeluknya.
                “Mianhae, mian... Mungkin ini memang pantas, tak seharusnya kau bicara padaku.” Krystal menangis dan melepas pelukan Myungsoo.
                “Apa yang kau bicarakan Jung Krystal? Dia sudah menunggu selama ini.” Gadis itu berkata, membuat Krystal heran dan tak mengerti.
                “Aku tau, tapi sepertinya Myungsoo oppa tak bisa memaafkanku.” Krystal menatap Myungsoo nanar, Myungsoo manatapnya tajam.
                “Bahkan dia tak bisa mendengarmu, atau berbicara padamu!” kata gadis itu makin membuat Krystal bingung.
                “Apa maksudmu?”
                “Aku menemukannya dalam keadaan penuh luka tiga bulan lalu. Dan aku menolongnya, aku membawanya ke rumah sakit. Tapi setelah dia sadar, dia juga tak menjawab semua pertanyaan dariku. Dia hanya menulis namamu, ya, dia menulis namamu Jung Krystal, untuk pertama kalinya.” Gadis itu berjalan mendekati Myungsoo dan memberi isyarat. Myungsoo mengangguk dan memegang pundak Krystal dan mengguncangnya.               
                “Maksudmu? Myungsoo oppa tak bisa mendengar dan bicara?” Krystal bertanya pada gadis itu.
                “Ya, dia bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat atau tulisan.”
                “Dan siapa namamu?” tanya Krystal sambil terus menatap Myungsoo.
                “Lee Jieun. Dia memintaku untuk membawanya ke gedung ini.”
                “Gomawo seumnida, Lee Jieun.” Krystal memeluk Myungsoo dan menagis hebat dalam pelukannya. Myungsoo memeluknya erat, seakan dia tak akan pernah melepas pelukan itu.
                Baekhyun POV
                Gadis itu benar-benar bisa mencuri hatiku. Dia selalu datang ke gedung opera tua itu sore hari, sama seperti yang kulakukan. Tapi aku tak pernah masuk gedung tua itu, aku selalu masuk pada ruangan kecil dengan kaca yang menyisakan ruang di bagian bawah tempat orang biasa mengambil tiket dan menyerahkan uangnya. Karena ruangan yang selalu kutempati sedikit tertutup, aku berhasil memerhatikannya tanpa membuatnya menyadari keberadaanku. Aku tak pernah berani untuk sekedar berkenalan dengannya, dia terlalu sempurna. Bahkan untuk seorang Byun Baekhyun, ini sungguh kejadian memalukan. Tak berani mendekati seorang gadis? Ah ini sungguh menyebalkan.
                Suatu sore, aku berlari menembus hujan menuju gedung opera tua. Aku tak bisa menemukan gadis itu, seperti biasa, aku masuk dalam ruang tiket dan duduk disana menunggu sosoknya datang. Aku bertekad harus mengenalnya hari ini. Dan benar, tak lama gadis itu datang dengan payung. Bukan hanya dengan payung tapi dengan seseorang yang menggenggam tangannya.
                “Oppa, aku selalu ingin mengajakmu kesini. Tapi kau selalu sibuk di sore hari.” Jelas gadis itu, cara bicaranya sungguh ceria. Siapa pria yang di ajak bersamanya itu?
                “Mianhae, sekarang aku punya waktu sore yang bebas untukmu.” Kata pria itu seraya mengacak rambut gadis itu asal. “Baiklah Jung Krystal, kau mau mengajakku masuk?”
                “Tentu.” Dan untuk pertama kalinya aku tau namanya, Jung Krystal. Nama yang bagus. Aku bisa melihat Krystal menariknya kelewat ceria. Mungkin dia kekasihnya? Ah tidak, bagaimana denganku? Aku dan dia yang pertama biasa menggunakan gedung ini, tapi kenapa sekarang pria itu datang dan merusak semuanya?
                Aku berniat tak datang lagi ke gedung opera tua itu setelah kejadian sore itu. Sampai akhirnya suatu saat takdir mempertemukan kami, bukan di gedung opera tua itu melainkan pada sebuah Universitas. Kami belajar di Universitas yang sama. Aku yakin ini bukan lagi kebetulan, ini takdir.         
                “Jung Krystal!” panggilku membuatnya heran memandangku.
                “Siapa kau?” dia balik bertanya, apa dia selalu seperti itu? Aku juga pernah mendengarnya bertanya balik ketika seseorang yang tak dikenalnya memanggilnya.
                “Sudah kuduga.” Aku tersenyum penuh arti, keningnya makin berkerut.
                “Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Krystal polos menatapku dengan tatapannya yang membuat jantungku ingin melompat keluar.
                “Ani.” Aku menggeleng, aku bisa melihatnya makin bingung. “Byun Baekhyun imnida.”
                “Ah, annyeong!” sapanya canggung.
                “Sepertinya kau harus segera pergi?”
                “Ne, lain kali kita lanjutkan obrolan kita.” Krystal melambai singkat dan berjalan lebih cepat masuk kelasnya. Setidaknya kali ini aku sudah mengajaknya bicara dan mencoba mengenalnya.
                Kesenangan itu tak berlangsung lama, karena pria yang aku lihat di gedung opera juga disini. Entah iblis seperti apa yang sudah masuk dalam diriku, aku merasa amat membencinya, apalagi ketika aku mengetahui dia kekasih Krystal.
                “Oppa, ini bukan seperti dirimu. Untuk apa kau membenci Kim Myungsoo itu, menurutku dia tak bersalah.” Jawaban Jieun terdengar seperti tamparan. Ya, ada apa denganku?
                “Aku hanya tak ingin kehilangan Krystal, ini kesempatan keduaku setelah kejadian di gedung opera itu Jieun.” Aku kembali menjelaskan pada Jieun, hanya Jieun yang bisa mengerti aku.
                “Oppa, bahkan kau tak mengajaknya berkenalan saat di gedung itu. Jangan kotori hatimu oppa, Myungsoo tak bersalah.” Sekali lagi Jieun mencoba mengingatkanku, namun iblis yang sudah merasuk pada tubuhku ini tak bisa menerima.
                “Aku akan coba, melupakannya sekali lagi.” Aku menyerah membuat Jieun tersenyum simpul. Aku meninggalkan Jieun di tokonya, Jieun memiliki sebuah toko kue. Toko kue yang biasa aku datangi sejak sekolah menengah atas. Dan perkenalan kami bermula disana, dia membantu ibunya berjualan di toko itu. Hubungan kami cukup baik sebagai seorang sahabat, dia begitu bisa mengerti aku. Ya, dia aku anggap seperti adikku sendiri.

                “Apa? Dijodohkan?” aku berteriak kaget mendengar penjelasan Appa.
                “Baekhyun, pelankan suaramu!” tegur Omma padaku, aku terlalu kaget untuk mencerna semua penjelaasn ini.
                “Appa yakin kau akan suka, putri Tuan Jung cantik, dan dia juga sangat baik. Appa mengenalnya.” Aku curiga, pasti ada sesuatu dibalik smeua ini.
                “Apa perjodohan ini ada hubungannya denga bisnis perusahaan?” Appa hanya diam. “Aku yakin pasti itu salah satu alasan.”
                “Appa akan membantu perusahaannya yang mulai tak terkendali itu Bakhyun.”
                “Siapa nama gadis itu?” aku berpura-pura tanya padahal aku sama sekali tak tertarik.
                “Jung Krystal.” Jawaban Appa menohok dalam hatiku, benarkah? Jung Krystal? Aku tidak salah dengar kan?

                “Dan ini untuk ketiga kalinya Jieun. Kau tau, kali ini aku tak akan melepaskannya.” Jelasku pada Jieun.
                “Aku harap kau tak pernah mengotori hatimu oppa.” Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Jieun. Aku menatapnya, dia balas menatapku dan aku bisa merasakan pandangan itu penuh peringatan.

                “Aku sudah mengira Jung Krystal akan menolak.” Kata Jieun mengaduk secangkir teh.
                “Siapa Kim Myungsoo itu? Bahkan dia hanya seorang anak penjual kacang.” Aku mengacak rambutku sebal, ku letakkan kepalaku dimeja, memejamkan mataku untuk sekedar menenangkan pikiran.
                “Sepertinya hatimu sudah mulai kotor oppa. Aku tak akan bosan mengingatkanmu.”Jieun duduk di depannku, meletakkan secangkir teh untukku dan membuat aku mengangkat kembali kepalaku.
                “Aku rasa ini takdir Jieun. Aku tak akan melepaskannya.”
                “Aku hanya tak ingin semua ini membuatmu lupa, kau bukan pria jahat oppa.” Jieun menggenggan tanganku, tapi aku tak mau menatap matanya.

                “Biarkan mereka!” Tuan Jung melarangku ketika aku hendak mengejar Krystal dan Myungsoo.
                “Dia membawa putrimu Tuan Jung, kau akan diam saja?” Aku mengguncang tubuhnya kesal, Tuan Jung terdiam dan menatapku dalam.
                “Kau tau apa yang harus kau lakukan, Baekhyun.” Kata-katanya mampu ku cerna dengan baik. Dengan segera aku memanggil pengawalku dan menyuruh mereka untuk membawa Krystal kembali kesini dan membuat Myungsoo babak belur.
                “Cepat!” teriakku ketika sudah menjelaskan pada pengawal apa yang haru mereka lakukan.
                Beberapa menit kemudian aku bisa mendapati Krystal lebih pucat dari sebelumnya, dia menangis hebat. Tak memandangku atau Appanya. Aku tak tega melihatnya seperti ini.
                “Terserah, asal jangan sentuh Myungsoo.” kata Krystal lirih di sela tangisnya. Aku mengangkatnya dan membantunya untuk tidur dikamarku. Krystal sama sekali tak melakukan perlawanan. Krystal, aku tak akan pernah mengecewakanmu.

                Berkali-kali aku harus mengantar Krystal yang mencoba kabur, ini membuatku kesal. Bahkan ketika Myungsoo sudah tak tampak di depan hidungnya pun dia masih seperti ini. Terkadang dia juga bertanya dimana Myungsoo sekarang.
                Setelah mengantar Krystal ke rumah sakit untuk kesekian kalinya, aku kembali menemui Jieun.
                “Bagaimana keadaannya?” untuk pertama kalinya aku menemui Jieun setelah Myungsoo di hajar. Aku sengaja membuangnya di sebuah jalanan sepi waktu itu. Tapi bagaimanapun juga aku masih punya hati, kusuruh Jieun untuk mencarinya dan merawatnya untuk sementara.
                “Kau bukan Byun Baekhyun!” Jieun memukul dadaku keras, membuat dadaku sesak untuk sesaat.
                “Apa maksudmu?”
                “Berulang kali aku katakan padamu, jangan kotori hatimu oppa! Tapi apa yang kau lakukan terhadap Myungsoo? Dan apa kau pikir Krystal bahagia sekarang?” Jieun berteriak padaku.
                “Tenanglah, Myungsoo bisa mendengar jika kau teriak seperti itu!” aku menegurnya, dan siapa sangka Jieun berteriak lebih keras dari sebelumnya.
                “Apa salahnya berteriak? Myungsoo tak akan mendengar. Hatimu sudah kotor Byun Baekhyun!”
                “Jieun! Aku merasa bersalah pada Myungsoo, karena itu aku menyuruhmu untuk mencarinya!” Aku tetap memelankan suaraku.
                “Terlambat, aku menemukannya ketika dia sudah hampir mati!” Jieun terus beteriak membuatku geram.
                “Apa dia tak disini? Akusudah bilang padamu rawat dia untuk sementara! Aku minta tolong padamu Jieun.” aku takut kalau saja Jieun sudah mengembalikan pada keluarganya padahal aku sudah mengirim surat untuk keduaorangtuanya bahwa Myungsoo mendapat beasiswa keluar negeri, Jieun menggeleng mantap.
                “Dia di kamarku. Tak bisa mendengar dan tak bisa bicara. Kau puas?”
***
                Ponselku berdering ketika aku sedang mengerjakan tugas kuliah yang menjemukan, Krystal.
                “Ne?.....Sendiri? Jangan bercanda!..... Baiklah jika dengan Jiyoung... Jaga dirimu!” Mungkin ini sudah waktunya.
                “Tuan, Nona Jung pergi ke gedung opera itu. Dan setiap hari Kim Myungsoo selalu pergi kesana dengan seseorang. Mereka akan bertemu Tuan.” Jelas salah satu pengawalku.
                “Biarkan, ini sudah pasti terjadi.”kataku yang membuat pengawalku ragu. “Apalagi? Pergilah!” aku menerawang jauh, tak memandang apa-apa. Membayangkan Krystal yang mengetahui keadaan Myungsoo yang sebenarnya. Membayangkan gedung opera yang menjadi tempat pertamanya melihat Krystal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah