Langsung ke konten utama

[FANFIC] TIME MACHINE - Chapter 1




Time Machine
Cast: Oh Sehun | Kang Jiyoung | Kim Jongin |
Pairing: JiHun | KaiJing
Lenght: Chapter
Genre: fantasy, romance,
Author: YRP



                Sekitar seribu tahun yang lalu, ada sebuah kota tua di pinggiran Seoul. Pada zaman itu kota itulah yang menjadi pusat negeri ini, dan uniknya sejarah mengatakan bahwa kehidupan saat itu sama seperti kehidupan Romawi. Bukan seperti sejarah Korea Selatan yang selama ini kita tau, sebuah kota tua Romawi yang berdiri disana.
                Banyak yang tidak percaya dengan sejarah ini karena tidak pernah ada bukti sejarah. Kota itupun sekarang sudah tiada, menjadikan sejarah kota Romawi itu hanya sebuah karangan belaka. Tapi ada beberapa tokoh yang telah menuliskan kehidupan kota Romawi dalam sebuah buku dan buku itu sangat sulit untuk di temukan. Buku itu berjudul ‘Time Machine’ karangan Abraham Kim. Namun kita masih bisa menemukan karangan lain, seperti ‘The Old Town’, ‘The Lost Town’ dan berbagai karangan lainnya.
                “Sehun-ah!” seseorang membuyarkan konsentrasi Sehun yang sedang membaca artikel di sebuah majalah tua. Sehun tersenyum melihat Sulli berdiri di belakangnya. Sulli menghampirinya dan duduk di sebelahnya, merebut majalah yang dibaca Sehun dan ikut membaca artikel itu.
                “Aku pikir kau sudah pergi.” Sehun merebut majalanya kembali, Sulli menatapnya tajam.
                “Kau yakin akan mengambil kosentrasi sejarah kota fiksi itu?”
                “Aku yakin itu bukan sekedar fiksi, aku tau itu nyata. Aku harus mempelajari sejarah Lost Town lebih dalam.” Jawabnya santai tanpa menghiraukan pandangan tajam Sulli.
                “Orangtuamu tak akan mengijinkanmu, pilihlah konsentrasi yang cocok untuk masa depanmu Sehun-ah. Ini bukan main-main, kau harus memikirkan masa depanmu.”
                “Aku tau apa yang baik untukku dan masa depanku Sullia-ah.” Sehun bangkit dari duduknya, mengambil tasnya dan segera meninggalkan Sulli sendiri di perpustakaan kampusnya.

                Kota Romawi, The Lost Town.
                Kerajaan yang berjaya di di kota Romawi sangat berpengaruh bagi kehidupan disana. Apalagi ketika kota Romawi di bawah pimpinan Raja Kang. Sayangnya Raja Kang tidak mempunyai keturunan laki-laki untuk meneruskan gelarnya, namun untungnya dia mempunyai Putri yang pandai luar biasa. Dia begitu baik hati, anggun, dan sangat cantik. Raja Kang sangat khawatir ketika dia sudah mulai sakit. Apakah putrinya mampu memimpin bangsanya. Bagaimana jika ada pria jahat yang mendekati putrinya hanya karena ingin kekuasaan.
                Putri Raja Kang yang bernama Jiyoung terus berusaha meyakinkah ayahnya bahwa dia mampu untuk memimpin negeri itu. Dia juga yakin dia akan mendapat lelaki yang baik hati, dia berjanji untuk selektif dan lebih memikirkan rakyat dan negerinya.
                Namun semua itu berubah karena sebuah ramalan, ramalan yang membuat semuanya hancur, ramalan yang membuat semua harus waspada karena......
                Sehun mengumpat karena buku The Lost Town yang ia miliki sudah terlalu tua dan bagian setelah halam itu sudah hilang. Sehun berencana untuk mencari buku “Time Machine” yang merupakan buku pertama dan di tulis langsung oleh penghuni kota Romawi The Lost Town.
                Sehun memasukkan bukunya yang rusak dengan paksa pada tasnya dan mempercepat jalannya untuk menuju ke rumah. Sehun sedang merangkai kalimat untuk meyakinkan ayahnya, karena dia akan mengambil konsentrasi belajar Kota Romawi. Sehun yakin itu tidak akan semudah kakaknya yang langsung mendapatkan persetujuan, karena kakaknya mengambil konsentrasi Hukum Internasional dua tahun yang lalu.
                Sehun membuka pintu rumahnya, dia tau kakak laki-laki dan ayahnya belum pulang. Sehun memustuskan untuk masuk kamarnya dan mencari sejarah kota Romawi yang hilang di internet.

                Keluarga kecil itu berkumpul untuk makan malam, Sehun menari sela untuk memberitahu keluarga masalah konsentrasinya. Dia menunggu kakaknya selesai menceritakan tentang tugasnya yang rumit, sampai akhirnya...
                “Sehun-ah, kau sudah memutuskan mengambil konsentrasi?” Luhan, kakaknya melontarkan pertanyaan yang tepat.
                “Aku rasa aku sudah memilihnya.” Jawab Sehun tanpa menatap ayah atau hyungnya.
                “Apa yang kau ambil?” tanya ayahnya menatapnya tajam namun ada senyum harapan disana.
                “Aku mengambil konsentarsi sejarah kota romawi yang hilang.” Jawab Sehun tegas, membuat keheningan di ruang makan.
                “Apa yang kau pikirkan?” tanya ayahnya lebih kasar dari biasanya.
                “Aku rasa aku ingin mempelajari itu lebih dalam appa.”
                “Carilah konsentrasi untuk masa depanmu!”
                “Aku rasa itu masa depanku, aku akan membuktikan pada smeua orang bahwa sejarah itu bukan karangan. Sejarah itu nyata.” Sehun berdiri, ikut menaikkan nada bicaranya. Sebenarnya ini di luar rencananya, dia harus berkata halus untuk mendapat persetujuan ayahnya, tapi apa yang dia lakukan sekarang? dia merusak semua.
                “Sehun-ah! Pelankan suaramu dan kembali ke kamar!” bentak Luhan pada adiknya yang segera kembali ke kamarnya. Ayah Sehun melihat punggung putranya, terlihat ekspresi kecewa di wajahnya. Luhan yang hanya diam kemudian memutuskan untuk mengajak ayahnya kembali ke kamar.
***
                “Sudah berapa hari kau tidak pulang ke rumah?” tanya Sulli yang duduk di sebelah Sehun.
                “Mungkin sekitar tiga minggu.” Jawab Sehun asal.
                “Bagaimana dengan Luhan oppa?”
                “Dia selalu membujukku untuk segera kembali ke rumah. Aku tau itu tidak akan mengubah keputusan mereka.” Sehun meneguk air dalam botol yang sedari tadi dipegangnya.
                “Aku ada sesuatu untukmu.” Sehun melirik Sulli sekilas, melihat sebuah bungkusan coklat dari tangan Sulli.
                “Apa itu?”
                “Bukalah dan kau akan segera tau.” Sulli tersenyum, segera Sehun membuka bingkisan itu. setelah terbuka dengan sempurna, Sehun membelalakan matanya seakan tak percaya dengan apa yang dia lihat.
                “Sulli-ah, apa maksudnya ini?”
                “Bukankah itu yang kau cari. Aku mendukungmu apapun keputusanmu, sebagai sahabatmu aku akan selalu mendukungmu.” Sulli tersenyum melihat raut bahagia Sehun, Sehun memeluknya sekilas membua janutng Sulli berdebar lebih kencang.
                “Gomawo Sulli-ah, aku tak tau apa aku bisa membalasnya atau tidak. Gomawo!” Sehun hampir berteriak mengatakannya, buku “Time Machine” yang dia cari sekarang ada di depan mata. “tapi bagaimana caranya kau mendapatkan buku ini?”
                “Itu milik appa, dia memperbolehkanku untuk memilikinya. Aku tak pernah bilang buku itu akan kuberi padamu. kau suka?”
                “Tentu saja, pabo!” Sehun mengacak rambut Sulli. Sulli hanya bisa tersenyum melihat sahabatnya senang, ya sahabatnya.
***
                “Time Machine”
                Siapapun yang membaca buku ini, aku harap kalian tak pernah main-main untuk mengungkap kota romawi yang hilang. Karena kota romawi itu benar adanya, itu bukan hanya sekedar fiksi.
                Sehun mulai membaca buku itu dalam rumah kontrakannya. Jantung Sehun berdebar setiap membuka lembarnya. Di salah satu halaman yang dia buka secara acak, Sehun menemukan ada foto di halaman itu. seorang putri cantik, tersenyum padanya, putri itu duduk pada kursi singgasana yang sangat mewah. Wajah itu, membuat jantung Sehun berdebar, apa ini?
                “Kang Jiyoung?” Sehun bergumam kemudian mulai membaca keterangan di bawahnya.
                Ketika kau membaca buku ini, jelas putri Kang Jiyoung sudah meninggal. Dia adalah putri Raja Kang yang berhasil memimpin kota Romawi dengan baik. Sampai ramalan itu datang, ramalan tentang datangnya seorang pemuda yang akan mengambil Putri Jiyoung. Pemuda itu membawa putri Jiyoung ke tempat yang jauh dan tidak bisa di temukan.
                Dalam ramalan itu juga di beritahukan tentang pertarungan sengit antara pemuda yang ingin mengambil Putri Jiyoung dengan penyelamat Jiyoung. Ramalan itu berkata seorang pemuda bernama Kai yang akan menyelamatkan Putri Jiyoung. Dan dalam ramalan itu dikatakan Kai gagal menyelamatkan Putri Jiyoung hingga Kota Romawi kehilangan Putri Jiyoung dan memulai kehancuran. Dan sampai kau baca buku ini, kau tidak akan pernah menemukan Kota Romawi yang menjadi sejarah kota hilang.
                Sehun memerhatikan foto itu, entah kenapa Sehun sangat ingin menjadi tokoh Kai. Jika dia yang menjadi Kai, mungkin Putri Jiyoung akan selamat, dan Kota Romawi masih ada hingga kini. Sehun mulai membaca buku itu lagi, dia membawa hingga larut malam. Menghabiskan dan mencerna setiap kata dalam kalimat yang ada pada buku itu.

                “Sehun-ah!” Sulli menghampiri Sehun yang wajahnya tenggelam oleh buku.
                “Ne?” Sehun tampak enggan meninggalkan kegiatan membacanya.
                “Kau membaca buku itu? aku membacanya berulang kali, tapi aku tetap tidak pernah mengerti. Aku rasa oleh karena itu appa mengijinkanku untuk menyimpannya.” Sulli bercerita dan berhasil menarik perhatian Sehun.
                “Kau diijinkan menyimpannya karena tak mengerti?” Sehun mengerutkan keningnya.
                “Ya, tak ada yang bolehmembaca buku itu, appaku selalu menyimpannya dengan baik.” Sulli menjawab asal, kerutan dikening Sehun makin terlihat.
                “Aneh sekali.”

***
                Sehun kaget melihat Luhan sudah ada di depan rumah kontrakannya yang kecil. Sehun berencana untuk pergi lagi, namun terlambat ketika Luhan memanggil namanya.
                “Sehun-ah!” teriak Luhan menyadari adiknya sudah datang.
                “Hyung.” Jawabnya singkat.
                “Kau pulang selarut ini setiap malam?”
                “Anio.”
                “Hun, kembalilah!”
                “Untuk apa?”
                “Appa sakit.”
                Hening beberapa saat, bagaimanapun dia khawatir tentang kesehatan appanya. Ibunya sudah lebih dulu meniggalkannya, dia tak ingin ditinggalkan oleh appanya.
                “Kembalilah, bicaralah baik-baik pada appa. Aku yakin dia bisa mengerti.” Luhan menarik Sehun agar bergabung dalam langkahnya. “Kajja.” Sehun hanya mengikuti kakaknya, dia diam selama perjalanan menuju rumahnya.

                Sehun melihat appanya terbaring lemah, dia mendekat mencoba tidak menimbulkan suara agar tak membuat appanya bangun.
                “Sehun-ah!” appanya berseru lirih.
                “Appa mianhae.”
                “Lakukan apa yang kau inginkan. Buktikan bahwa kota Romawi benar adanya.” Kalimat appanya membuat Sehun tersenyum, dia benar-benar tak bisa menggambarkan rasa senangnya saat itu.

                “Apa yang membuatmu tertarik pada kota hilang itu?” Luhan memerhatikan Sehun yang membaca buku di kamarnya.
                “Mollayo, yang pasti aku yakin bahwa kota itu benar-benar ada.”
                “Aku curiga kau ingin mempelajarinya hanya karena Putri Jiyoung yang terkenal itu.” deg, Sehun memutar bola matanya.
                “Hyung tau tentang itu?” Luhan menjawab dengan anggukan.
                “Seorang putri yang meninggalkan karena cinta sejatinya. Geurae?”
                “Cinta sejati?”
                “Aku pikir kau tau segala sesuatu tentang kota hilang itu. ya, putri Jiyoung meninggalkan kota karena orang yang dia cintai. Yang ada pada ramalan, semua orang menganggapnya orang jahat, tapi dialah cinta sejati Putri Jiyoung.” Luhan bercerita pada adiknya.
                “Lalu bagaimana dengan pemuda Kai? Dia diramalkan akan menyelamatkan Putri, tapi dia gagal.”
                “Dia adalah pemuda yang sejak lama mencintai Putri Jiyoung, tapi Putri Jiyoung sudah mencintai pemuda yang ada pada ramalan itu.” penjelasan Luhan membuat Sehun berpikir keras, jantungnya benar-benar berdetak kencang, Sehun tak mengerti apa artinya itu.
***
                Tentu saja apa yang dikatakan Luhan tentang Putri Jiyoung tidak diterima mentah-mentah. Sehun mencoba mencari tau tentang itu, dia yakin itu hanya sebuah cerita bohong yang di dengar Luhan. Tidak akan mungkin ada cerita tentang cinta sejati dalam sejarah kota itu. sehun kembali menggunakan logikanya, ini bukan drama.
                Sehun terus membaca tiap centi yang ada pada lembar buku Time Machine pemberian Sulli. Jantungnya terus berdetak lebih kencang setiap dia membuka lembarnya dan memahami arti dari kata pada kalimat buku itu. Sampai suatu malam Sehun membaca sebuah tulisan tangan yang sudah hampir pudar pada halaman akhir buku itu.
                Kita bisa pergi ke kota romawi yang ada pada seribu tahun yang lalu. Tulis namamu pada sampul belakang buku ini, tulis apa yang akan kau lakukan jika kau ingin kembali ke masa lalu.
                Sehun tersenyum sengit membacanya, hal bodoh apa yang ditulis orang iseng pada buku ini. Otaknya menertawakan itu, tapi hatinya ingin mencoba hal bodoh tersebut. Sambil tersenyum kecut Sehun menuliskan namanya pada sampul belakang buku tersebut, dan menulis keinginnya bahwa dia ingin membuktikan bahwa kota romawi itu memang benar-benar ada dan dia ingin menyelamatkan Putri Jiyoung yang hilang entah kemana agar kota Romawi bisa di selamatkan.
                Lima detik setelah Sehun selesai menulis semuanya, tidak ada yang terjadi. Sehun menertawakan dirinya sendiri yang telah begitu bodoh melakukan hal konyol itu. namun siapa sangka tulisan pada sampul belakang itu, tulisan tangan Sehun, kini bersinar. Sehun tidak menyadari keanehan itu, hingga dia mendengar sebuah suara mesin bergemerincing disusul dengan suara detak jam. Sehun memegang buku itu, ada serbuk emas yang keluar dari luka kertas akibat tulisan tangannya tadi. Sehun membelalakkan matanya tak percaya.
                Detik berikutnya Sehun merasa kakinya tak menginjak lantai rumahnya, dia seakan berputar. Pandangannya menjadi buran, hanya sekelibat warna coklat dan bunyi detak jam yang terus berputar. Sehun makin heran ketika samar-samar terlihat sebuah bangunan Kota tua, bernuansa Romawi. Dia bisa melihat bangunan-bangunan tua kokoh yang mulai muncul nyata di hadapannya. Sampai Sehun mendapatkan kesadarannya kembali, dia menyadari banyak orang disana. Awalnya mereka tak menyadari keberadaan Sehun. Sampai setiap mulai melihatnya karena dandanannya yang sangat berbeda dari mereka.
                “Baju apa yang kau pakai anak muda? Itu terlihat bagus pada tubuhmu yang kurus. Hahah.” Seorang pria menertawakannya, membuat Sehun berlari entah kemana. Menghindar dari keramaian kota. Sehun memilih sebuah gang kecil, dia bisa bersembunyi diantara dua bangunan kokoh disana. Sehun tak percaya dengan apa yang terjadi.
                Sehun mulai memerhatikan sekitarnya sambil berusaha tidak terlihat orang, dia melihat para wanita disana menggunakan gaun. Bukan hanbok seperti sejarah negaranya, melainkan gaun dengan renda, berwarna mewah, seakan itu bukan di Asia. Wajah mereka sama sepertinya, mereka darah Korea hanya saja mereka terbalut busana khas kerajaan dari negeri barat.
                “Kota Romawi yang hilang?” Sehun bertanya pada dirinya sendiri. Dia berusaha mencari sesuatu yang bisa memberitahunya tahun apa saat ini, hari apa itu, semuanya yang bisa menunjukkan waktu.
                Sehun mulai duduk pada gang kecil itu, dia mendengar dua orang berbicara. Sehun mencoba untuk mendengarkan.
                “Putri, tapi tidak seharusnya Putri berkeliaran seperti ini.” suara pria itu membujuk wanita cantik yang berjalan di depannya.
                “Sudah kubilang semua akan baik-baik saja jika tidak ada yang tau Kim Jongin!” jawabnya kesal. Dia mempercepat langkahnya.
                “Tapi Putri...”
                “KKRRSSRRKKK”
                “Apa lagi?” Wanita itu terdengar menantang.
                “Putri, apa putri mendengar ada suara dari sana?” Kim Jongin menunjuk tempat dimana Sehun bersenbunyi.
                “Suara apa lagi? Aku minta kau kembali ke kereta sekarang. biarkan aku menikmati jalanan ini sebentar.” Wanita itu benar-benar terlihat marah sekarang, membuat Jongin tak lagi berani membantahnya.
                Sehun mencoba melihat wanita itu dari kejauhan, dan betapa kagetnya dia ketika wanita itu menatap tepat matanya. Keberadaan Sehun akan segera terungkap. Sehun mencoba sembunyi pada sebuah tumpukan kardus yang ada pada gang itu.
                Sehun tak mendengar wanita itu mencarinya, Sehun memutuskan untuk melihat apakah wanita itu mencarinya. Dan...
                Tap!
                Pandangan mereka bertemu. Sehun mencoba untuk berlari, tapi
                “Berhenti tuan!” teriak wanita itu. kaki Sehun berhenti seakan terpaku pada lantai itu. Perlahan dia menoleh, melihat wajahnya yang cantik, jantungnya berdetak hebat.
                “Aku ingin tau siapa kau?” tanyanya mendekati Sehun.
                “Putri Kang Jiyoung, sejarah benar, kau benar-benar cantik.” Kata Sehun tiba-tiba membuat Jiyoung tersenyum sekaligus heran.
                “Apa maksudmu?”
                “ Ah, bukan apa-apa Putri.” Sehun menunduk.
                “Jika aku boleh tau, siapa kau?” Jiyoung melihat Sehun, memandangnya dengan penuh tanya. “Apa yang kau pakai?”
                “Ini...” Sehun melihat pakaian yang melekat pada badannya. Celana Jeans dan jaket musim dingin berwarna coklat. Tentu saja ini terlihat aneh mengingat dia kembali pada seribu tahun yang lalu. “..pakaian tuan Putri.” Jawabnya tolol.
                “Aku tidak pernah melihat yang seperti itu, di butik manapun.”
                “Tentu saja ini tidak ada di butik manapun.”
                “Dan namamu?”
                “Oh Sehun, Putri bisa memanggil saya Sehun.” Sehun membungkuk, Jiyoung hanya tersenyum melihatnya.
                “Dimana kau tinggal Sehun?”
                “Aku belum memikirkannya.”
                “Kau tidak punya tempat tinggal?”
                “Aku rasa begitu.” Sehun menatap sepatunya.
                “Ikut aku Oh Sehun.” Jiyoung memberi isyarat agar Sehun mengikutinya. Dan entah mengapa dengan gampang Sehun menuruti permintaan Jiyoung. Sehun membiarkan Jiyoung berjalan di depannya. Dia melihat punggung Jiyoung yang tertutupi oleh rambut panjangnya. Anggun...
                Jiyoung berhenti tepat di depan kereta kuda, seorang pria keluar dari dalam kereta, tersenyum namun segera memandang penuh cela ketika melihat Sehun.
                “Putri, siapa orang asing ini?” Jongin bertanya penuh selidik.
                “Kau akan segera tau.” Jiyoung mengajak Sehun agar masuk dalam kereta, dia mempersilahkan Sehun untuk duduk di sebelahnya.
                “Putri.. bolehkah?” Sehun terlihat ragu.
                “Ikuti saja perintahku.” Jawab Jiyoung singkat, “Jongin-ah, aku ingin kita ke rumahmu dulu.” Lanjutnya yang hanya dijawab anggukan.
                Sehun duduk dengan canggung di sebelah Jiyoung, banyak pertanyaan yang ingin dia katakan, dia juga ingin mengatakan bahwa Kota ini akan hilang, tapi Sehun lebih ingin melindunginya dari pemuda yang membuatnya hilang.
                “Putri, ada yang harus aku katakan.” Kata Sehun membuat Jiyoung melihatnya.
                “Dan ada begitu banyak pertanyaan yang ingin aku sampaikan padamu.” Jiyoung menatapnya tajam. “Darimana asalmu?”
                “Putri mungkin ini akan terdengar tidak masuk akal, tapi aku datang dari masa depan.” Sehun menjawabnya tegas, Jiyoung tertawa mendengar jawaban itu.
                “Kau dari masa depan? Berarti kau dalam bahaya.” Jiyoung masih tertawa.
                “Ini bukan lelucon Putri, percayalah padaku. Aku tau segala tentangmu, juga kota ini. Aku tau apa yang akan terjadi padamu dan kota ini. Percayalah padaku.” Sehun menatap mata Jiyoung tajam, membuat Jiyoung sedikit salah tingkah karenanya.
                “Apa yang akan terjadi padaku?” suara jiyoung terdengar jauh lebih serius dari sebelumnya.
                “Akan ada pemuda yang membawamu entah kemana. Yang membuatmu menghilang dan membuat kota ini hancur. Aku datang ingin melindungimu dari pemuda itu putri.”
                “Darimana kau tau ramalan itu? hanya keluarga Raja yang mengetahui tentang ramalan itu.” Jiyoung terlihat sangat heran dengan apa yang diketahui Sehun.
                “Ramalan? Ah, mungkin saat ini masih ramalan. Ingatlah, aku datang dari masa depan dan itu adalah sejarah bagiku.” Sehun terus berusaha meyakinkan Jiyoung.
                “Beri aku bukti bahwa kau benar benar dari masa depan.” Sehun terlihat mencari sesuatu. Sesuatu yang terakhir dia pegang di masa depan, sesuatu yang seharusnya tak sulit mencarinyakarena ukurannya yang tak kecil. Tapi sayang, buku itu hilang.
                “Aku punya buku sejarah tentang kota ini, tapi sepertinya buku itu lenyap.” Sehun terlihat menyesal.
                “Apa itu, apa yang kau pakai?” Jiyoung melihat benda yang melingkar pada pergelangan tangan Sehun.
                “Ah, ini jam tangan. Ini petunjuk waktu. Dan lihatlah pakaianku, ini pakaian yang ada di masa depan.” Mata Sehun berbinar, Jiyoung terlihat berpikir. Namun entah mengapa begitu mudahnya untuk dia mempercayai Sehun.
                “Aku tidak biasanya bertindak ceroboh, tapi aku mempercayaimu.” Sehun tersenyum mendengarnya. “kita harus mencari tempat aman untukmu.”
***
                Mereka berhenti pada rumah tua sederhana, Sehun turun lebih dahulu untuk kemudian membantu Jiyoung turun. Jongin melihat keduanya dengan pandangan tak suka.
                “Tuan Putri, apa tuan putri yakin?” Jongin mencoba melihat keyakinan di mata Jiyoung.
                “Aku sangat yakin.” Semua masuk pada rumah Jongin. Rumah itu terasa begitu hangat, Sehun memerhatikan setiap centi rumah itu. dia benar-benar di masa lalu.
                “Maaf, hanya seperti inilah rumah saya Tuan.” Kata Jongin pada Sehun.
                “Gwenchana, tidak masalah Tuan.” Sehun tersenyum.
                “Jongin-ah, pinjamkan bajumu untuk dipakai Sehun. Dia harus mengganti pakaiannya karena itu terlalu modern.” Kata Jiyoung dan dengan segera Jongin mengajak Sehun utnuk berganti pakaian. Hingga beberapa menit kemudia Sehun keluar dengan kemeja putih dan celana hitam panjang. Ada hiasan pita emas pada kemejanya, membuatnya tampak tampan dari sebelumnya.
                “Oh, kau terlihat tampang dengan baju itu Oh Sehun.” Merasa dipuji oleh seorang putri, wajah Sehun memerah.
                “Terimakasih Putri.”
“Baiklah, aku rasa aku harus kembali ke istana. Sehun, Jongin akan meninggalkanmu disini. Jadi aku harap kau berada di rumah untuk hari ini. dan besok au harus menjelaskan banyak hal padamu, begitupun sebaliknya.”  Jiyoung tersenyum kemudian melangkah keluar untuk kembali ke istana.
Sehun berdiam diri pada kamar Jongin, Sehun membuka laci pada meja disana. Dia bisa menemukan banyak foto Jiyoung disana. Jongin adalah pengawal Jiyoung, mungkinkah mereka ada hubungan khusus? Menyadari ini membuat Sehun sedikit merasa kesal.

Sehun sudah lupa akan tujuannya ke kota itu. Dia kesana seakan hanya ingin bertemu Jiyoung, dia lupa bahwa dia ingin membuktikan bahwa kota itu nyata. Sangat nyata, bahkan dia ada disana sekarang.
Setiap sore dia selalu keluar bersama Jiyoung, awalnya selalu ada Jongin yang menemani mereka, namun kali ini Jiyoung meminta Jongin untuk tinggal di kereta dan membiarkan Sehun dan Jiyoung menikmati waktu berdua.
“Apa kau yakin akan ada pemuda yang membawaku entah kemana? Yang membuatku akan lenyap.” Jiyoung memulai percakapan itu. Keduanya sedang berjalan pada jalanan sempit, menikmati sore itu dan terus membahas tentang ramalan itu.
“Ya, sejarah mengatakan ada yang menyelamatkanmu. Pemuda yang disebut Kai, tapi sayangnya dia gagal melindungimu. Dan sekarang aku disini, aku ingin melindungimu Putri. Aku akan melakukan apapun untukmu.” Sehun menekankan pada setiap katanya, “Kau pantas mempercayaiku.”
“Ya aku percaya padamu.”
“Putri, bolehkah aku menggenggam tanganmu?” Sehun mencoba untuk mendapatkan jawaban, tapi Jiyoung hanya diam dan kemudian tersenyum. Dengan sopan Sehun menggenggam tangan Jiyoung, jantungnya berdetak tak karuan. “Aku adalah orang paling bahagia saat ini.”
Dibalik kebahagiaan mereka, Jongin yang melihat mereka hanya bisa memendam rasa sakitnya.
Sehun yakin dia mencintai Jiyoung, begitu juga sebaliknya. Bahkan Sehun berencana untuk selamanya tinggal disana, hidup bahagia bersama Jiyoung.
               
                Jiyoung mendengar suara Jongin yang terus memanggil namanya, Jiyoung merasa Jongin sangat berlebihan sekarang.
                “Jongin-ah wae?”
                “Putri, aku tidak tau apa yang terjadi. Tapi ikutlah aku untuk menemui Sehun.”
                “Ada apa dengan Sehun?”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah