Langsung ke konten utama

[FANFIC] TIME MACHINE Chapter 2





Ya,,, ini part 2 udah di post. Hope you like it guys...
Mohon commentnya ya... 

 Time Machine
Cast: Oh Sehun | Kang Jiyoung | Kim Jongin |
Pairing: JiHun | KaiJing
Lenght: Chapter
Genre: fantasy, romance,
Author: YRP



Dada Jiyoung bergemuruh, dia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dengan Sehun. Melihat Jongin yang begitu panik, Jiyoung yakin pria itu sedang tidak baik-baik saja. Setelah mereka sampai pada rumah Jongin, Jiyoung segera menyeruak masuk dalam rumah itu dan mencari Sehun yang ada di kamar.
                Jiyoung bisa melihat Sehun sedang tertidur di ranjang Jongin, ada yang aneh. Jiyoung melihat Sehun seperti sebuah bayangan, Sehun menjadi transparan. Jiyoung mengucek matanya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, namun tetap, sosok Sehun kini menjadi tranparan.
                “Aku tak tau apa yang terjadi padanya putri.” Jelas Jongin yang berdiri di belakang Jiyoung.
                “Jongin, aku tau kau sangat pintar. Bisakah kau cari tau apa yang menyebabkan semua ini terjadi pada Sehun?” Jiyoung berkata seraya menatap Jongin penuh harap. Jongin hanya bisa mengangguk menandakan dia mau mencari tau dan membantu.
                “Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Jongin berkata membuat Sehun terbangun. Jiyoung membelalakkan matanya, melihat Sehun kini sudah utuh kembali. Dia sudah tak lagi transparan seperti yang dia lihat sebelumnya.
                “Putri..” Sehun terlihat kaget melihat ada Jiyoung disana, “Sedang apa putri kesini?”
                “Kau baik-baik saja Sehun-ah?” tanya Jiyoung dengan senyum yang dipaksakan.
                “Ya, aku merasa baik.” Sehun bangkit dari tempat tidurnya. “Putri, aku rasa aku harus selalu disampingmu untuk menjagamu. Aku yakin, pemuda yang ada pada ramalan seudah harus menunjukkan diri sekarang.”
                “Tapi sudah ada Jongin yang selalu disampingku, kau istirahat saja.” Jiyoung menutupi apa yang baru dia dan Jongin lihat ketika Sehun tidur.
                “Tidak, aku sudah baca semua tentang kota ini dalam sejarah di masa depan. Aku akan melindungimu putri.” Sehun menatap Jiyoung tajam, Jongin segera mendorongnya.
                “Oh Sehun-ssi, kau harus membersihkan dirimu dulu.”

                “Aku tau putri, kau sangat pandai. Sejarah mengatakan kau sangat luar biasa, dan semua sangat menyayangkan ketika pemuda itu membawamu menghilang.” Sehun bercerita pada Jiyoung yang duduk di depannya.
                “Benarkah? Ah, bagaimana dengan Jongin? Bagaimana dia dalam sejarah?”
                “Hmm, dalam sejarah tak pernah di sebut namanya. Hanya saja sejarah menerangkan bahwa Putri Kang Jiyoung mempunyai pengawal yang sangat setia.” Sehun menatap Jongin, Jongin hanya tersenyum mendengar penjelasan Sehun.
                “Lalu siapa yang akan menyelamatkanku dari pemuda itu?”
                “Sejarah mengatakan Kai yang akan menyelamatkanmu, tapi sayangnya Kai gagal.”
                “Siapa Kai itu?” Jongin bertanya pada Sehun yang hanya dijawab dengan gelengan.
                “Aku harap Kai itu kau, Sehun.” Jiyoung berkata membuat Sehun tersenyum bahagia. Jongin tersenyum miring mendengarnya.

                Sehun sedang sibuk melihat beberapa kertas yang ada dihadapannya. Sehun membantu Jiyoung untuk mengatasi segala keperluan untuk mengurus rakyatnya, bagaimanapun juga Sehun tau sejarahnya dan itu sangat membantu jika ada masalah disana.
                “Putri, aku rasa sebaiknya kau mengunjungi rakyatmu yang ada di desa sebelah barat itu. mereka membutuhkan kedatanganmu, ya hanya kedatanganmu.” Sehun menatap Jiyoung yang duduk tak jauh darinya.
                “Kapan aku harus melakukan itu?”
                “Lebih cepat lebih baik.” Jawab Sehun enteng. Jiyoung menatap Jongin yang duduk di sebelahnya.
                “Siang ini juga aku siap mengantar, Putri.” Jongin menundukkan kepalanya.
                “Kau yang terbaik Jongin.” Jiyoung tersenyum.
                “Putri, Divisi pemerintah mulai menanyakan tentang Oh Sehun. Aku hanya menjawab dia adalah teman lamamu yang mengahbiskan waktu liburannya disini. Aku tau ini tidak bisa bertahan lama.” Kalimat Jongin berhasil membuat Sehun dan Jiyoung terbelalak kaget. Sehun ingin tinggal disana selamanya.
                “Apakah aku akan segera dipanggil oleh mereka?” tanya Sehun ragu.
                “Aku yakin itu akan terjadi suatu hari nanti.” Jelas Jongin dingin.
                “Jongin, kita harus lebih pandai sekarang. bagaimanapun, biarkan Sehun tinggal disini. Mungkin kau bisa bilang jika Oh Sehun keluargamu.” Jiyoung mencoba bicara dengan tenang.
                “Semua orang tau aku tidak punya keluarga putri.” Jiyoung terdiam mendengar jawaban Jongin. Pagi itu, hening seketika menyelimuti bersama datangnya kenyataan bahwa Sehun tak bisa selamanya disana.
                “Jangan sampai ada yang tau Sehun datang dari masa depan.”

                Sore itu Sehun sedang menghabiskan waktu dengan menikmati matahari terbenam di halaman belakang rumah Jongin. Perlahan Jongin mendekati pria itu.
                “Oh Sehun.”
                “Ah ne, Kim Jongin-ssi. Ada yang bisa kubantu?”
                “Apa kau bisa memaastikan kapan pemuda yang akan mengambil Putri Jiyoung datang?”
                “Selama aku membaca sejarah kalian, tidak ada yang tau. Hilangnya putri juga sangat tiba-tiba.” Sehun menjawabnya tanpa ragu.
                “Jadi kita hanya bisa menunggu?”
                “Ya, itu yang bisa kita lakukan. Banyak versi yang mengatakan tentang sejarah hilangnya putri. Bahkan ada yang mengatakan putri pergi karena cinta sejatinya.” Sehun tertawa renyah.
                “Aku sudah mencurigai seseorang, seseorang pada ramalan dan sejarah itu. seseorang yang akan mengambil putri Kang Jiyoung.” Jongin berkata sangat dingin, membuat Sehun sedikit menarik satu alisnya ke atas.
                “Kim Jongin!” seseorang memanggilnya dari luar rumah. Jongin segera mencari tau siapa yang memanggil namanya. Sehun mengikutinya.
                “Ah, pengawal Jang.” Seru Jongin seteah tau siapa yang memanggil namanya.
                “Raja memutuskan untuk memperketat pengawalan putri. Karena peramal tua itu mengatakan pemuda yang akan mengambil putri Jiyoung sudah dekat.” Jelas pengawal Jang.
                “Ya, aku akan selalu menjaganya tuan.” Jongin menunduk.
                “Jangan biarkan ada orang asing mendekati putri Jiyoung. Dam kudengar ada orang asing yang tinggal bersamamu?” mendengar pertanyaan pengawal itu Sehun langsung tak bergerak, takut jika satu gerakan saja membuatnya ketahuan.
                “Oh dia, dia kerabatku. Dan dia teman lama putri, dia mengahbiskan waktu liburan disini.” Jawab Jongin seperti sudah dia hafalkan.
                “Baiklah, tapi kau harus tetap waspada. Kami dan kau pastinya tidak ingin kehilangan putri Jiyoung.” Pengawal tersebut pergi meninggalkan Jongin yang hanya diam, seakan berpikir sesuatu.

                Jiyoung melangkahkan kakinya, dia tak sabar untuk menemui Sehun di kediaman Jongin. Jongin yang sudah menunggunya di depan segera mempersilahkan Jiyoung untuk segera masuk ke dalam kereta. Setelah memastika Jiyoung aman di dalam kereta, Jongin memberi isyarat pada sang kusir untuk segera mejalankan kereta.
                “Putri, pengawal Kang sudah memperingatkanku untuk menjagamu lebih keras.” Kata Jongin memecah suasana.
                “Ini pasti karena ramalan konyol itu.” Runtuk Jiyoung terlihat kesal. “Tapi kita tenang saja, ada Sehun bersama kita.” Jiyoung tersenyum, membuat Jongin hanya mendengus kesal.
                “ Ya, aku harap juga begitu.” Tak ada yang bicara setelah tiu. Sampai kereta berhenti menandakan mereka sudah sampai kediaman Jongin. Jiyoung dengan cepat turun. Mencari sosok Sehun di dalam rumah.
                “Sehun-ah!” panggilnya, Sehun yang merasa namanya dipanggil seketika muncul dihadapan Jiyoung.
                “Putri...” seketika Jiyoung menghambur dalam pelukan Sehun, Sehun tidak mengerti maksudnya hanya mengelus punggung Jiyoung sesaat. Jongin yang melihat pemandangan ini lebih memilih untuk segera pergi ke dapur, menjauh dari mereka.
                “putri, kau baik-baik saja?” Sehun melepas pelukan Jiyoung, menatapnya dalam.
                “Pengawal sudah mulai memperketat pengawasanku. Aku tidak mau kau dicurigai karena kau orang asing.” Jiyoung menggenggam tangan Sehun. Sehun memaksakan senyum, dia membelairambut panjang Jiyoung yang terurai.
                “Tenanglah, aku tak akan pergi. Aku akan selalu menjagamu, dari ancaman ramalan itu. ku dengar dia sudah semakin dekat bukan? Aku harap kau tak keberatan jika aku selalu bersamamu.” Sehun tersenyum, menunjukkan senyum tertulusnya.
                “Aku akan senang jika kau selalu bersamaku.” Jiyoung kembali memeluknya. Sehun merasa dirinya melayang, perasaannya pada Jiyoung makin kuat. Sehun berharap perlakuan Jiyoung seperti ini juga dilandasi perasaan yang sama. Sehun menghirup aroma rambut Jiyoung yang wangi, dia ingin seperti ini setidaknya untuk beberapa waktu ke depan.

                Pagi itu Jiyoung akan berkunjung ke beberapa desa, Jongin menunggunya di luar istana. Sehun sudah ada di dalam kereta, sebenarnya cukup berbahaya untuk Sehun berada disitu, tapi Sehun bersikeras bahwa semua akan baik-baik saja.
                “Kim Jongin!” pengawal Jang memanggilnya.
                “Tuan Jang.” Jawab Jongin seperlunya.
                “Kemana putri akan pergi hari ini?”
                “Kami akan ke beberapa desa di bagian barat tuan.”
                “Siapa saja yang akan menjaga putri?”
                “Seperti biasa, hanya aku dan kusir mahir itu.” Jongin memberi isyarat pada kusir yang sudah siap di kereta.
                “Sudah seharusnya pengawal putri ditambah, tapi tadi dia bersikeras hanya ingin pergi bersamamu. Dia selalu bilang jika kau membuatnya aman.” Pengawal Jang terlihat tersenyum dan berhasil membuat wajah Jongin memerah.
                “Kau tau sendiri, hubungan kita sudah dekta dari kecil. Aku rasa dia tidak menganggapku sebagai pengawalnya, tetapi sahabatnya.” Jongin salah tingkah.
                “Baiklah, sepertinya putri sudah siap.” Jiyoung berjalan menuju mereka, keduanya langsung menunduk tanda hormat.
                “Jongin, sebaiknya kita cepat, aku tak punya banyak waktu.” Jiyoung masuk dalam kereta dan tersenyum melihat Sehun ada didalamnya. Jongin masuk tak lama kemudian, kereta mulai berjalan.
                Sehun banyak membantu Jiyoung dalam menangani masalah rakyatnya. Dia mengerahkan segala ingatannya untuk membantu Jiyoung, semua buku yang pernah dibacanya masih teringat jelas disana. Namun satu yang Sehun lupakan, dia tak bisa selamanya ada di masa lalu.
                “Terimakasih Sehun, kau banyak membantu.” Jiyoung tersenyum padanya, Sehun hanya menunduk tanda hormat.
                “Semua ini tidak akan berjalan baik tanpa Kim Jongin-ssi.” Ya benar saja, Jongin yang selalu berhasil menutupi keberadaan Sehun. Karena orang asing akan segera di tangkap, di penjarakan dan yang lebih parah bisa di hukum mati, takut dia adalah pemuda yang akan mengambil Jiyoung.
                Jongin terlihat tertidur pulas dalam ruang tamu rumahnya. Sehun dan Jiyoung berbincang di meja makan. Entah sudah berapa lama Sehun tinggal disana, dan Sehun masih tetap tak ingin meninggalkan tempat itu.
                “Sehun-ah, kapan pemuda itu akan datang?” Jiyoung terdengar takut setiap membahas masalah itu.
                “Aku juga tidak tau pastinya putri.” 
                “Tapi peramal itu mengatakan, pemuda itu sangat dekat denganku. Siapa menurutmu itu?”
                “Benarkah dia berada di dekatmu? Aku harus siaga kalau begitu.”
                “Ya, aku harap ramalan itu tak pernah terjadi.” Jiyoung tersenyum, membuat jantung Sehun berdetak lebih keras. Sehun menatap Jiyoung, sesaat kemudian Jiyoung terlihat membelalakkan matanya. “Ada apa?” tanya Sehun heran.
                “Tidak, bukan apa-apa.” Jawab Jiyoung seraya menggeleng, tangannya membekap mulutnya kemudian Sehun bisa melihat gadis itu meneteskan air matanya.
                “Kenapa putri? Ada apa? Katakan padaku!” Sehun mengguncang pundak Jiyoung, detik berikutnya Jiyoung memeluknya.
                “Apa kau akan pergi?” Jiyoung berkata sambil menangis dalam pelukan Sehun.
                “Tidak, aku akan menjagamu putri.” Sehun membelai kepala Jiyoung.
                “Jangan pergi.” Jiyoung melepas pelukannya, Sehun menatapnya dalam. Dia bisa melihat air mata di bulu mata Jiyoung. Sehun terlihat ragu di awal, namun detik berikutnya dia mencium bibir Jiyoung lembut. Mencoba mengerti apa yang dirasakan seorang putri di pelukannya itu.
                brak!!
                Jongin berdiri terpaku, menjatuhkan barang yang tadi di bawanya. Sehun menoleh untuk melihatnya, Jongin terlihat murka.
                “Apa yang kau lakukan Oh Sehun?!?!”

TBC

Komentar

  1. Deg deg-an bacanya thor x) duh sehun knp main cium" aja/? Kalo menurutku, yg mengambil jing itu si sehun'-' *soktau kkk~

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah