Langsung ke konten utama

[FANFIC] You Don't Know Love



You Don't Know Love
Cast: Kang Jiyoung | Kim Jongin
Pairing: KaiJing
Genre: romance
Lenght: oneshot

Saran: puter lagu KWill You Don't Know Love...
Happy reading!



            “Jongin-ah!” Jiyoung berteriak agar pemilik nama itu sadar jika namanya dipanggil. Seketika Jongin menoleh dan mendapati Jiyoung terlihat kesal. Jongin berjalan menghampirinya dan meninggalkan teman-temannya.
            “Wae Jing?” Jongin memberikan senyumnya pada gadisnya, tapi Jiyoung masih terus memperlihatkan wajah kesalnya.
            “Nanti tunggu aku sepulang sekolah.” Jiyoung hendak meninggalkan Jongin, tapi tangan Jongin berhasil memegang lengan Jiyoung sehingga menghentikan aksinya utnuk meninggalkan Jongin.
            “Bukankah biasanya juga seperti itu?” Jongin mencoba membaca raut wajah kesal Jiyoung, “Ada apa sebenarnya?” Jiyoung membuang nafas berat, matanya melihat ke arah Jongin sebelumnya berada bersama teman-temannya.
            “Anio, sebaiknya kau kembali bersama temam-temanmu.” Jiyoung segera melepas pegangan tangan Jongin, dia berlari menghampiri sahabatnya Sulli dan masuk ke kelasnya. Jongin yang tak mengerti maksud Jiyoung kemudian kembali pada teman-temannya.
            “Wae Jongin? Kalian bertengkar?” tanya Chanyeol yang sepertinya dari tadi memerhatikan Jongin dan Jiyoung.
            “Molla, dia terlihat kesal.” Jongin memberi isyarat dia tidak mengerti. Detik berikutnya Krystal kembali duduk di sebelahnya seperti semula.
            “Ya, aku selalu berdoa semoga kalian baik-baik saja, gadis kecilmu itu.” Kyungsoo mengarahkan pandangannya pada kelas Jiyoung.
            “Jongin, lihatlah. Gadis kecilmu memperhatikanmu dari jendela kelasnya!” Baekhyun berteriak ketika dia melihat Jiyoung yang terus mencuri pandang pada Jongin. Jongin otomatis ikut melihat ke arah kelas Jiyoung, dia bisa melihat Jiyoung sekelabat. Jiyoung langsung menghilang ketika menyadari Jongin dan teman-temannya melihatnya. Krystal yang duduk di sebelahnya hanya tersenyum.
            “Ah, aku mengerti. Mungkin itu karena kalian berdua!” Chanyeol melihat Krystal yang duduk sangat dekat dengan Jongin.
            “Ah, jadi gadis kecilmu itu cemburu?” Krystal tersenyum kecut.
            “Diamlah kalian, dia tidak seperti itu.” bela Jongin dan kemudian duduk di sebelah Chanyeol.

            Sepulang sekolah, Jongin menunggu Jiyoung di depan kelasnya. Jongin duduk sembarangan di lantai depan kelas Jiyoung.
            “Jing, itu kamjong!” Jongin bisa mendengar suara Sulli.
            “Sulli-ah, mana Jing?” Jongin bangkit dari duduknya dan mulai mencari Jiyoung.
            “Disana, sebaiknya kau segera sadar. Jiyoung benar-benar menyukaimu!” Jongin terlihat kaget mendnegar perkataan Sulli yang terdengar kasar.
            “Ya, aku tau itu.” Jongin menghampiri Jiyoung yang menunggunya.
            “Kamjong!” panggil Jiyoung, Jongin selalu suka cara Jiyoung memanggilnya.
            “Ne, Jing?” Jiyoung merangkul Jiyoung dan mulai mengajaknya untuk berjalan.
            “Kim Jongin apa kau.....”
            “Jongin-ah, nanti malam kau bisa mengantar tugas tadi ke rumahku kan? Aku akan menunggumu. Annyeong!” perkataan Jiyoung dipotong oleh Krystal. Krystal melambai pada Jongin dan meninggalkan mereka, dia bersikap seakan tak ada Jiyoung disana.
            “Ne, annyeong.” Jawab Jongin seperlunya. Jongin melihat Jiyoung yang ada dalam rangkulannya, dia bisa melihat wajah Jiyoung memerah. “Jing?”
            “Mwo?” jawabnya kasar, Jiyoung melepas diri dari pelukan Jongin dan berjalan cepat meninggalkannya.
            “Jing, neo wae? Kau kenapa?” Jongin mengimbangi langkah Jiyoung yang cepat.
            “Kenapa kau bersikap seperti itu padanya?” Jiyoung berhenti ketika mereka sampai di halaman depan sekolah mereka.
            “Apa?” Jongin mengacak rambutnya.
            “Kau tak mengerti Kamjong?” Jiyoung terlihat menahan tangis, “Jung Krystal!”
            “Sikapmu seperti ini karena Krystal?” Jongin mendengus, “Dia hanya temanku Jing.”
            “Apa kau tidak tau sudah sejak lama dia menyukaimu?”
            “Ya, itu yang mereka bicarakan. Tapi aku hanya menganggapya teman Jing, percayalah.”
            “Tapi dia tak menganggap seperti itu, apa kau tau?”
            “Jangan seperti anak kecil Jing!” Jongin membentak Jiyoung dan berhasil membuatnya menumpahkan airmata yang sejak tadi dia tahan.
            “Kamjong...” Jiyoung menangis, kemudian dia melepas cicin pemberian Jongin. Melemparnya asal ke arah Jongin dan berlari.
            “Jing, mianhae!” Jongin mengambil cicin yang di buang Jiyoung dan mulai mengejarnya. “Jing!” Jiyoung menoleh, memperlihatkan airmatanya yang terus jatuh. Detik berikutnya Jiyoung sudah naik pada motor Taemin, Jongin terlihat kesal dengan sikap Jiyoung. Bagaimana bisa dia pulang bersama Taemin, sementara dialah kekasihnya. Ah, apa Jiyoung masih menganggapnya kekasih setelah membuang cicin pemberiannya?
***
            “Sulli-ah, kemana Jiyoung?” Jongin menahan Sulli yang berjalan sendirian di depan kelasnya.
            “Hari ini dia tidak masuk.” Jawab Sulli kasar.
            “Kenapa? Apa dia sakit?”
            “Kenapa kau begitu peduli? Sebaiknya kau urus nona Jung itu. lihatlah, dia menghampirimu!” Sulli melihat Krystal yang berjalan dengan senyum menuju Jongin. Sulli memberi pandangan meremehkan ketika Krystal sudah dekat.
            “Jongin-ah, bisakah nanti pulang sekolah kau mengantarku ke toko buku?” Krystal terlihat manja pada Jongin. Membuat Sulli ingin muntah.
            “Maaf Krystal tapi...”
            “Itu untuk tugas kelompok kita.” Krystal terlihat tak menyerah, Jongin hanya diam kemudian meninggalkan kedua gadis itu. Sulli etrlihat ingin mencakar wajah Krystal yang dingin itu.

            Setelah mengantar Krystal ke toko buku dan pulang ke rumahnya, Jongin memutuskan untuk menjenguk Jiyoung di rumahnya.
            Jongin memencet bel di rumah Jiyoung, tak lama omma Jiyoung keluar dan tersenyum menyadari Jongin datang.
            “Jongin-ah, akhirnya kau datang. Kau tau, Jiyoung tak mau makan dari kemarin. Bahkan Sulli tak berhasil membujuknya dari tadi. Masuklah.” Belum sempat Jongin berkata apa-apa, omma Jiyoung sudah menggiring Jongin ke kamar Jiyoung.
            “Ajjeoma, bolehkah...” omma Jiyoung mengangguk, seakan mengerti perasaan Jongin.
            “Jiyoung-ah, ada temanmu datang.” Omma Jiyoung membuka pintu kamar itu, dan mendorong Jongin untuk masuk.
            “Omma, jangan bawa mereka masuk kecuali Sulli, aku sudah bilang.” Teriak Jiyoung.
            “Tapi aku sudah disini Jing.” Suara berat Jongin membuat Jiyoung hampir lompat adri lantai dua.
            “Kau?”
            “Ya, kenapa kau tidak masuk sekolah? Apa kau sakit?” Jongin duduk di pinggir ranjang Jiyoung, menempelkan tangannya pada dahi Jiyoung yang sama sekali tidak panas.
            “Aku sakit.” Jiyoung menepis tangan Jongin dari dahinya.
            “Kau yakin?” Jongin terlihat menggoda Jiyoung yang tampak semakin kesal.
            “Kenapa kau datang kesini Kim Jongin! Pergilah, aku tidak ingin melihatmu!” Jiyoung berteriak seraya menutup semua badannya dengan selimut tebalnya. Jongin hanya tersenyum melihat tingkah Jiyoung.
            “Kenapa kau tidak mau makan dari kemarin Jing? Jika kau tetap tidak makan, kau bisa benar-benar sakit.”
            “Apa kau pikir sekarang aku pura-pura bodoh?” Jiyoung berteriak dari dalam selimutnya.
            “Jing!” seru Jongin.
            “Diam kau Kamjong!” Jiyoung terus saja berteriak, dia menghentakkan kakinya di atas ranjangnya.
            “Aku tau alasan sikapmu Jing.” Lagi-lagi suara berat Jongin membuat Jiyoung diam dan ingin loncat dari lantai dua. “Mianhae...” Jongin menunggu teriakan dari Jiyoung lagi. Tapi hingga beberapa menit ke depan, hanya hening yang dia dapat. “Jing?”
            “hiks” Jongin bisa mendengar isak tangis dari balik selimut itu.
            “Jing, uljima...” Jongin membuka selimat yang menutupi tubuh Jiyoung, “Duduklah dan dengarkan penjelasanku.” Jongin membantu Jiyoung untuk duduk.
            Jiyoung menunduk seraya terus menangis, Jongin memegang tangannya untuk waktu yang lama. Seakan membiarkan Jiyoung menangis di hadapannya.
            “Mianhae Jing...” akhirnya Jongin berbicara.
            “Aku tau dia lebih baikk dariku, jika memang kau ingin bersamanya aku akan merelakanmu.” Kata Jiyoung di sela tangisnya. Jongin mengerutkan keningnya.
            “Kemarilah!” Jongin memberi isyarat agar Jiyoung mendekat padanya, Jiyoung hanya menggeleng.
            “Katakan saja jika kau memang lebih memilihnya!”
            “Apa kau tau apa yang aku pilih?”
            “Tentu saja, pergi saja kau dari sini Kim Jongin bo..hmmppp” Jiyoung tidak bisa meneruskan kalimatnya karena bibir Jongin menempel pada bibirnya saat ini.
            “Berhentilah berteriak, ara?” Jongin berkata setelah melepas ciumannya. Jiyoung hanya menunduk, tidak ingin memperlihatkan wajah malunya.
            “Kenapa kau bodoh Jongin?” runtuk Jiyoung tanpa melihat Jongin.
            “Jing, dengarkan. Aku minta maaf karena membentakmu kemarin, aku tau aku salah untuk itu dan aku minta maaf.” Jongin meremas tangan Jiyoung lembut.
            “Ini semua memang salahmu!” Jiyoung berkata lirih.
            “Ne, aku tau, mianhae. Apa kau tau arti cinta sesungguhnya Jing?” Jongin mengangkat dagu Jiyoung hingga dia bisa melihat wajah sembab Jiyoung lebih jelas. “Kau tau?” Jiyoung mengangguk.
            “Bagaimana denganmu?” tantang Jiyoung.
            “Tentu saja aku tau. Aku mohon percayalah padaku Jing, dimataku kau jauh lebih baik dari Krystal. dan yang paling penting, gadis yang aku cintai itu Kang Jiyoung, bukan Jung Krystal!” Jongin memberi penekanan pada kalimat terakhirnya.
            “Tapi...”
            “Sssttt. Percayalah padaku, jangan percaya semua omongan temanmu. Mereka tidak tau apa-apa, harusnya kau sadar kaulah yang aku cintai, bukan Krystal.” Jongin meraih tubuh Jiyoung dan memeluknya.
            “Berhentilah berdekatan dengannya!” Jiyoung kembali berteriak, dia memukul dada Jongin sambil menangis.
            “Ouuch! Setelah tugas kami selesai, aku akan menjauhinya dan tidak akan ada di kelompok yang sama lagi dengannya.” Jelas Jongin tapi tak juga menghentikan pukulan Jiyoung.
            “Pembohong!”
            “Apa kau bilang Jing?” Jongin memegang kedua tanga Jiyoung, Jongin menatapnya tajam.
            “Pembohong!” ulang Jiyoung menantang.
            “Jangan pernah mengataiku seperti itu lagi, kau mengerti!” tatapan Jongin dingin, seakan menusuk dada Jiyoung. Jiyoung hanya diam, berharap Jongin segera mengganti tatapan itu.
            “Jangan berdekatan dengan Jung Krystal!” kata Jiyoung kemudian.
            “Kau bilang akan merelakanku dengannya tadi?” Jongin menggoda Jiyoung dan membuat Jiyoung kembali berteriak.
            “Kamjong, apa kau tidak mengerti perasaanku?!?! Kenapa kau begitu bodoh Kim Jongin!!!” teriakan Jiyoung menghilang karena alasan yang sama seperti beberapa menit yang lalu. Jongin mencium bibir Jiyoung lembut, Jiyoung membalas ciumannya.
            “Ah, aku melupakan sesuatu.” Jongin melepas ciumannya tiba-tiba, dia merogoh saku seragamnya, mengeluarkana benda kecil darisana.
            “Aku tak ingin melihatmu membuangnya lagi, kau mengerti?” Jongin memasang cicin itu pada jari manis Jiyoung, Jiyoung hanya mengangguk dan manatap Jongin. “Apa lagi?” tanya Jongin dengan wajahnya yang paling menyebalkan.
            “Dasar bodoh!” Jiyoung mengalungkan kedua tangannya pada leher Jongin dan mencium bibir Jongin. Jongin memeluk Jiyoung, dia ingin terbahak dengan sikap kekasihnya yang masih kekanakan itu. Tapi karena itulah Jongin menyukainya.
           

Komentar

  1. Huhuuuuuu manisnyaaaa dedek Jongiiin >.<
    Jung Krystal, menjauh sajalah, kau tidak pantas untuk dedekkuuuu >.<
    aku berharap pairing ini gak akan berubah lagi, udah serasi sekaliiii >.<

    BalasHapus
  2. hehe... pokoknya pairing yang paling aku suka ya KaiJing sana Hunji eonn.. .>,< huhu
    berharap segera ada moment mereka...

    BalasHapus
  3. Orang ketiganya Krystal terus, kasian dia jadi antagonis terus hihi.
    Jiyoung cemburu buta yah ke Kai. Manis deh. Jiyoung masih kanak-kanak tapi mainannya udah cium-cium Jongin aja >///<
    Btw, aku suka banget sama posternya. Manis banget >///<
    Bikin Kaijing lagi dong bu author hihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. abisnya cocok banget gitu Krystal kaya begitu. hihi.. aku suka sama Krystal kok.
      HahaHahaHaha, iya ya... itu si Jing main cium-cium aja. kkk :D *dasar*
      Terimakasih ya...
      Iya, masih disibukkan tugas ini. bakal segera bikin KaiJing lagi.. :)

      Hapus
  4. Aku sukaaaaa!!! Suka banget hehe^^
    Terus banyakin ff kaijingnya ya author:)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah