Langsung ke konten utama

[FANFIC] TIME MACHINE Chapter 3






Chapter 3 come!!!

  Time Machine
Cast: Oh Sehun | Kang Jiyoung | Kim Jongin |
Pairing: JiHun | KaiJing
Lenght: Chapter
Genre: fantasy, romance,
Author: YRP


“Apa yang kau lakukan Oh Sehun?!?!”

                Jongin menatap Sehun dengan sejuta tatapan yang mematikan, Sehun membalasnya dengan tatapan dingin. Jiyoung hanya diam memperhatikan kedua laki-laki yang sedang terlihat aksi saling tatap itu. menit berikutnya Jongin menarik tangan Sehun, meanriknya kasar ke dapur, memojokkannya di dinding.
                Buk!
                Sebuah pukulan berhasil mendarat di wajah Sehun, membuat tepi bibir Sehun sedikit berdarah. Menyadari ini Jiyoung segera menarik tangan Jongin agar menjauh dari Sehun. Kai hanya diam sambil terus menatap Sehun.
                “Kim Jongin!” seru Jiyoung melihat kelakuan Jongin seperti itu.
                “Ada apa denganmu?” kini Sehun angkat bicara, sambil membalas tatapan Jongin.
                “Aku tak lagi percaya padamu Oh Sehun!” Jongin melepas pegangan tangan Jiyoung kasar, menutup pintu dengar keras, menyisakan keheningan diantara Sehun dan Jiyoung.
                “Mianhae...” kata Sehun lirih, dia memegang tepi bibirnya.
                “Aku tetap percaya padamu Sehun. Aku percaya kau yang akan menyelamatkanku.” Jiyoung memeluk Sehun sekilas, ditatapnya mata teduh itu. “Aku selalu percaya padamu!”
***
                Sehun tak pernah berbincang dengan Jongin setelah kejadian itu. mereka hanya diam meskipun mereka ada pada ruangan yang sama. Menganggap tak saling melihat satu sama lain. Sehun sedang asik menulis saat itu, ketika Jongin memecahkan gelas yang di pegangnya. Sehun melihat Jongin membersihkan pecahan itu, namun tak ada niat untuk membantunya. Mungkin yang terbaik untuk saat ini adalah membiarkan semuanya dalam diam. Menunggu waktu untuk memulihkan semuanya.
                “Oh Sehun!” Sehun perlu berpikir, mendengar namanya dipanggil oleh Jongin. Apakah dia berhalusinasi. “Kau tak mendengarku?”
                “Ah, ada apa?” jawab Sehun seperlunya.
                “Apa kau sebenarnya?”
                “Aku manusia sama sepertimu.”
                “Aku sudah berkali-kali melihat dirimu hanya berupa bayangan transparan.” Terang Jongin, tatapannya dingin, namun Sehun yakin Jongin peduli padanya saat itu.
                “Apa yang kau bicarakan?” Sehun tertawa lirih.
                “Aku tidak akan membiarakan yang menurutku tidak penting.”
                “Menurutmu ini penting?”
                “Tentu saja karena itu membuat Putri menangis. Ketika dia melihatmu hanya berupa bayangan transparan, dan tak hanya satu kali dia dan aku melihatnya.” Sehun hanya diam mendengar pernyataan Jongin. Dia tidak bisa menjawab, karena dia sendiri bertanya-tanya dalam hati. Mungkinkah itu benar?
                “Itu hanya persaan kalian.” Jawabnya singkat, kembali konsentrasi dengan apa yang dia tulis.
                “Pikirkan itu dan cari tau jawabannya.” Jongin kembali meninggalkan Sehun yang masih pikir yang telah terpecah konsentrasinya.
                Kenapa aku tak bisa ingat aturan yang ada pada buku itu? Apakah aku bisa selamanya hidup di masa lalu? Aku harap aku bisa tetap tinggal disini. Aku ingin melindungi Jiyoung dari pemuda yang akan melenyapkannya.
                Semoga saja segera ada petunjuk agar aku bisa mengerti tentang aturan kehidupanku.
                Sehun menutup bukunya, hari sudah malam, Sehun memutuskan untuk beristirahat. Sehun rebah diranjangnya yang hangat, kemudian dia ingat akan sesuatu. Dia ingat baju modern yang dia pakai ketika pertama kali menginjak kaki di masa lalu. Sehun bangkit dan mencarinya di almari. Tak sulit mencarinya di antara baju yang sama sekali tak lazim di dunia modern.
                Sehun mencium aroma jaket itu, wanginya membuatnya rindu akan suasana di rumahnya. Aroma appa dan hyungnya juga seperti ini. sehun mulai merogoh saku jaket tersebut, berharap mendapatkan sesuatu yang bisa dii jadikan petunjuk.
                Dan
                Hap!
                Tangan Sehun menyentuh sesuatu, sesuatu yang dingin. Sehun mengeluarkna benda kecil itu. Sebuah jam tangan pemberian dari Sulli ketika dia ulang tahun. Jam tangan itu dilengkapi dengan calender. Dan betapa kagetnya Sehun melihat tanggal yang tertera pada jam tangannya.
                Sudah 2 tahun lebih Sehun meninggalkan rumahnya, rasanya masih hanya beberapa bulan yang lalu dia datang kesini. Jantungnya mulai berpacu, mengkhawatirkan keadaan keluarnya yang ada di masa depan. Dan yang paling penting, apa appanya masih hidup?
                Sehun ingat terakhir kali Sehun melihat appanya adalah ketika appanya sakit. Apakah appanya mengkhawatirkannya? Apa hyungnya juga mencarinya? Lalu bagaimanad engan Sulli yang sudah banyak membantunya. Sehun sadar sekarang, dia tak bisa selamanya disana. Dia harus segera mencari siapa pemuda yang akan mengambil putri.

                Sehun sedang berjalan sendiri saat itu. Sehun bertekad ke jalanan kecil, dimana pertama kalinya dia menyentuh kota ini. Mungkin darisana Sehun bisa kembali ke masa depan. Tapi bukankah itu terlalu kejam? Dia sudah berjanji untuk menjaga Jiyoung, namun apa yang dia lakukan sekarang? Mencoba untuk kabur?
                Alasannya datang kesini untuk melindungi Jiyoung, Sheun berpikir sejenak. Kini dia menatap tembok, dimana ada sebuah warna berbeda pada tembok itu. Berbentuk persegi dengan warna lebih terang. Sehun mendekatkan telinganya pada tembok itu, dia bisa mendengar usara gemerincing mesin dan sebuah detak jam. Hatinya mencelos, mungkin ini benar-benar jalannya.
                Sehun sampai saja melangkah pada tembok itu ketika dia mendengar sebuah teriakan. Sehun mengedarkan pandanganya untuk mencari siapa yang berteriak. Sehun mengendap, bisa melihat beberapa pengawal sedang menangkap seorang pria.
                “Aku bukan orang asing tuan! Percayalah padaku.” Belanya, namun kedua pengawal itu tetap menyeretnya. Seorang perempuan menangis melihat suaminya di seret seperti  itu.
                “Percayalah suamiku bukan orang asing. Dia bukan orang yang ada dalam ramalan itu.” isak tangis wanita itu membuat hati Sehun teriris. Sehun hendak menolong mereka ketika seseorang menahannya.
                “Apa kau bodoh? Apa kau lupa bahwa kaulah orang asing disini!” Jongin sudah ada di belakangnya. “Cepat pergi sebelum emreka menemukanmu!”
                “Apa maksudmu? Mereka akan menangkapku?” Sehun terlihat heran.
                “Hari ini, Raja memberi perintah untuk memenjarakan semua orang asing. Mereka akan di tanya satu-satu. Dan kau tak punya bukti apa-apa untuk menjelaskan kau penduduk sini. Kau datang dari masa depan kan?”
                “Ya, bagaimana dengan putri?” Sehun bertanya lagi, membuat Jongin mendengus kesal.
                “Aku kesini atas perintahnya. Dia tak mau kau tertangkap! Pergilah ke hutan belakang rumahku. Ingat! Jangan masuk rumah! Rumahku sudah dijaga, sebenarnya mereka sudah mencurigaimu!” Jongin berkata cepat. Kemudian dia mendorong Sehun dengan kasar. “Aman, tidak ada siapapun disini!” Jongin berteriak pada para pengawal lainnya.
                “Gomawo!” kata Sehun lirih kemudian berlari.
                “Pohon paling besar, dan kau akan temukan petunjukku!” teriak Jongin, Sehun mengangguk dan terus berlari.
                Sehun sudah berada di hutan sekarang, dia tak tau bisa bertahan berada lama. Mengingat beberapa jam lagi hari sudah gelap, Sehun terus berjalan mencari pohon terbesar disana. Matanya menangkap sesuatu, dia bisa melihat pohon beasr dengan beberapa ukiran terlihat di pohon itu.
                Sehun mendekatinya, membaca setiap tulisan yang di ukir disana. Sehun bisa mengenali itu tulisan Jiyoung dan Jongin. Disana mereka menulis impian-impian mereka. Sehun dengan sabar membaca tulisan yang mulai tak bisa di baca itu. dan saat itu juga, Sehun menyadari bahwa Jongin sangat mencintai Jiyoung. Disana tertulis Jongin akan melakukan apa saja untuk Jiyoung asal Jyoung bisa bahagia. Ahtinya miris, lancang sekali kedatangannya, dia mungkin menjadi perusak hubungan baik mereka.Tapi Sehun ingat, sungguh jelas dalam ingatannya, Jiyoung hanya menganggap Jongin sebagai sahabatnya.
                Sehun mulai berpikir, dia memilih duduk sembarangan dan bersandar pada pohon. Mungkin dia bisa mengajak Jiyoung untuk pergi bersamanya, ikut bersamanya ke masa depan. Ya mungkin tu pilihan terbaik. Dia akan mengajak Jiyoung kesana.
                Ssrrkkkeekkrkrk...
                Sehun bisa merasakan ekdatangan seseorang. Dia bersiap-siap untuk melawan apapun dan siapapun itu.
                “Oh Sehun?” kata suara yang begitu dia kenal.
                “Jongin!”
                “Kau disana? Aku tak bisa membawamu ke rumahku lagi, rumahku dijaga ketat.” Jelasnya.
                “Jongin-ah, aku punya rencana.” Kata Sehun serius.
                “Apa itu?”
                “Aku akan membawa Jiyoung ikut bersamaku. Dia akan aman jika bersamaku, aku akan membawanya ke masa depan.” Perkataan Sehun membuat aura Jongin lebih dingin dari sebelumnya.
                “Aku sudah menduganya.”
                “Apa maksudmu?”
                “Tentu saja kau akan berpikir untuk membawa Jiyoung pergi.”
                “Itu satu-satunya cara. Aku harus harus melindunginya dari pemuda itu.”
                “Tak pernahkah kau sadar bahwa kaulah pemuda itu Oh Sehun?” Jongin berteriak, Sehun mengerutkan keningnya.
                “Sekali lagi, apa maksudmu?”
                “Sadarlah kau bukan Kai dalam ramalan atau seajrah, kaulah pemuda yang akan membuat Jiyoung hilang. Asal kau tau, jika kau mengajak Jiyoung ke masa depan, dia hanya akan menjadi abu.” Sehun terkejut mendengar perkataan Jongin. Benarkah? Dia bukan Kai?
                “Bagaimana bisa Jiyoung menjadi abu?”
                “Tentu saja, karena tak ada jiwa yang menjaminnya di masa depan. Kau pemuda yang membuat Putri hilang! Dan aku sadar sekarang, akulah Kai dalam ramalan dan sejarah!”
                “Bagaimana mungkin?”
                “Sadarlah Oh Sehun, dan jangan pernah berpikir untuk mengambil Jiyoung!” Jongin berlari meninggalkannya. Sehun hanya tertegun, benarkah semua yang dikatakan Jongin? Dia yakin dialah yang akan menyelamatkan Jiyoung, tapi kenapa perkataan Jongin lebih masuk akal?
***
                “Jongin! Kenapa kau meniggalkannya di hutan? Apa kau bodoh Jongin? Bagaimana keadaannya sekarang? itu hutan Jongin! Tidak pernahkah kau gunakan otakmu?” Jiyoung terlihat marah dan kecewa pada Jongin. Jongin hanya diam menunduk, tak tau harus menjawab apa.
                “Aku memohon padamu Jongin, bawa Sehun ke tempat yang aman. Kenapa kau meninggalkannya?” Jiyoung menangis, membuat Jongin merasa amat bersalah. Jiyoung tak pernah semarah ini padanya.
                “Mianhae!”
                “Besok pagi, kita harus menemukannya!” Jiyoung meninggalkan Jongin yang hanya menunduk di ruang pribadi Jiyoung.

                Esoknya, dengan cerdik Jongin berhasil membuat Jiyoung keluar istana tanpa sepengetahuan siapapun. Mereka ke hutan menncari Sehun, Jyoung berteriak memanggil namanya, sambil terisak. Jongin bisa merasakan ektulusan cinta Jiyoung pada Sehun, dan itu membuat ahtinya sakit.
                “Oh Sehun?!”
                “Kau mendengarku?!”
                “Oh Sehun, jawal aku?!” Jiyoung terus berteriak sambil menangis. Jongin ingin sekali membawa Jiyoung dalam pelukannya, tapi dia terlalu takut untuk itu.
                “Dimana terakhir kali kau melihatnya?” Jiyoung bertanya pada Jongin.
                “Pohon terbesar yang ada disini.” Jawabnya lirih.
                Keduanya berjalan cepat menuju pohon itu. Mereka menemukannya, Jiyoung mendekat pada pohon itu dan mendappati ukiran disana. Keningnyaberkerut melihat ada namanya disana.
                “Apa kau ingat itu putri?” tanya Jongin.
                “Ini bertahun-tahun yang lalu, benarkan?” Jiyoung menangis melihat itu. dia ingat dia pernah membuat janji bersama Jongin.
                “Kau tau, aku akan melakukan apapun untukmu, asalkan kau bahagia!”
                “Jongin?” Jiyoung menoleh untuk melihat wajah Jongin, dia tersenyum.
                “Tentu saja aku akan menepati janji itu. aku melihat ketulusanmu pada Sehun. Aku akan membantumu agar kau bisa dengan Sehun.” Jongin tersenyum, kemudian berjalan mencari sosok Sehun.
                “Oh Sehun!” Jongin berteriak, Jiyoung terpaku.
                “Putri, Sehun disini!” Jiyoung berlari, dan mendapati tubuh Sehun seperti kala itu. hanya bayangan transparan.
                “Sehun-ah?” Jiyoung memanggilnya. Sehun mulai bergerak, wajahnya sangat pucat.
                “Putri? Bagaimana bisa kau menemukanku?”
                “Cepat bangun, Jongin kita ke rumahmu!” Jiyoung membantu Sehun untuk berdiri, tubuhnya seperti semula kini, tak lagi seperti bayangan.

                Jiyoung merawat Sehun, Jongin membantunya untuk mengalihkan perhatian semua pengawal. Sangat sulit, Jongin harus beanr-benar bekerja keras untuk itu. namun usahanya gagal, seorang pengawal melihat Sehun yang sedang ada di kamar.
                “Orang sing itu disini!” beberapa pengawal mengepung Sehun.
                “Jangan mendekat!” Jiyoung berteriak!
                “Maaf putri, kami harus menjalankan tugas dari raja.” Dua orang pengawal menahan Jiyoung dan sisanya menyeret Sehun dengan paksa. Jongin yang berdiri di pintu, tiba-tiba memukul Sehun. Jiyoung berteriak, dia kecewa pada Jongin.
                Sehun dibawa di penjara bawah tanah istana. Sehun duduk dalam ruangan lembab itu. dia bisa merasakan sakit akibat pukulan Jongin tadi. Dia memegang bagian sakit itu, dan dia menemukan sesuatu.
                Oh Sehun, tepat jam dua belas malam, kau harus bisa keluar dari penjara apapun caranya. Setahuku ada pintu rahasia di penjara bawah tanah. Pintu itu membawamu ke halaman belakang istana. Aku menunggumu disana. Ingat! Tepat jam dua belas! | KJ
                Sehun tersenyum, ini alasan Jongin memukulnya, dia menyelipkan sebuah surat. Sehun melihat jam pemberian Sulli, tinggal lima menit menuju jam dua belas. Dan dia masih belum merencanakan bagaimana dia bisa kelaur dari sini.
                Sehun mengutak-atik jam tangannya, jam tangan canggih itu, dai berpikir kemudian merusak jam itu. membuatnya endapatkan sebuah besi super kecil, yang mungkin saja bisa untuk membuka kunci yang juga ukuran kecil itu.
                Tepat jam dua belas malam, penjara bawah tanah tiba-tiba menjadi sangat berisik. Ribuan kelelawar berterbangan, dengan cepat Sehun mencoba membuka kunci itu. setelah hampir sepuluh menit dia berhasil. Sehun tak melihat pengawal disana, Sehun keluar dan ribuan kelelawar itu menyerangnya. Mau tak mau Sehun berlari, berlari mengikuti arah kakinya. Jantungnya berpacu, hukuman gantung membayanginya dia dia ketahuan mencoba kabur dari penjara.
                “Lihat ada tahanan kabur!” seoarang pengawal berlari mengejar Sehun. Sehun terus berlari, dia mengikuti kemana arah kelelawar itu pergi. Sehun bisa melihat sebuah lubang kecil, dia harus tiarap jika melewatinya. Sehun segera melakukan itu, dia masuk lubang kecil itu bersama ribuan kelelawar. Sampai akhirnya Sehun bisa merasakan hawa dingin dan bebas.
                “Sehun disini!” Jongin sudah menunggunya. Mereka segera bersembunyi pada sebuah jalan kecil. Yang pada awalnya Sehun tak tau itu sebuah jalan.
                “Mereka akan mencari ke rumahku, sebaiknya kita ke hutan!”

                “Dia terus menangis memikirkanmu.”
                “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”
                “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”
                “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”
                “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”
                “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”

TBC......

Komentar

  1. Nah si jongin pinter, wkwk. Udah ketebak sih dari part sebelumnya, pasti sehun yg membawa jiyoung. Keren bgt thor.. Jd berimajinasi bgt'-')b

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah