Langsung ke konten utama

[FANFIC] When We Broke Up (Chap 3)

 
 
When We Broke Up
Cast: Kim Jongin | Kang Jiyoung | Oh Sehun | Jung Krystal | Choi Sulli | Byun Baekhyun | Do Kyungsoo | Park Chanyeol | Kim Junmyeon a.k.a Suho | Lee Taemin | Kim Kibum | Choi Minho | Lee Jinki | Kim Jonghyun
 Pairing: KaiJing | HunJi
Lenght: Chapter
Genre: Romance, Comedy, School story, Friendship
 
Chapter 3, keep penasaran ya readers. :)
Mohon commentnya ya, bagaimana prediksi kalian tentang Kisah Jiyoung Jongin dan Sehun disini.
Happy reading! :) :D ;)
 
 
 
“Bagaimana? Taemin oppa sudah memberitahu kalian apa yang harus kalian lakukan?” Sulli bertanya ketika dia dan Jiyoung menghampiri kelima namja itu di kantin.
                “Mereka belum memberitahuku. Entahlah, semoga mereka tidak meminta yang macam-macam.” Kata Chanyeol santai.
                “Tapi pikiranku sudah macam-macam hyung! Aku kan sudah bilang jangan pernah setuju jika taruhan seperti itu. Mereka bisa melakukan apa saja pada kita.” Jongin protes, terlihat kecewa pada Chanyeol.
                “Mianhae, aku pikir kita akan menang.” Chanyeol melihat ke arah Jongin yang sibuk dengan minumannya.
                “Sudahlah, selama kita melakukannya bersama pasti semua akan baik-baik saja.” Kata Baekhyun menengahi.
                “Jongin-ah, jangan buat masalah lagi dengan Taemin itu. Aku punya firasat dia akan menyerangmu.” Kata Kyungsoo membuat Jongin mengangkat kepalanya.
                “Ara.”
                “Apalagi Jiyoung sudah mendengar sendiri, bahwa kaulah yang mereka incar.” Baekhyun ikut memperingatkan. Jongin hanya diam, tangannya memainkan tangan Jiyoung yang duduk di sebelahnya.
***
                “Taemin sudah mengabariku!” Chanyeol datang, Jongin, Sehun, Baekhyun dan Kyungsoo langsung menegakkan tubuh mereka. Mereka sedang berkumpul di rumah Sehun, menghabiskan waktu malam mereka.
                “Apa yang dia inginkan hyung?” Sehun membeiarkan Chanyeol duduk di dekatnya.
                “Ayo cepat katakan!” Baekhyun tak sabar karena Chanyeol tak kunjung bicara.
                “Ini buruk!” kata Chanyeol seraya menatap Jongin.
                “Apa ada hubungannya denganku?” Jongin menunjuk dirinya sendiri. Chanyeol mengangguk.
                “Semuanya berhubungan denganmu, karena kau yang harus melakukan taruhan itu.” Chanyeol menatap Jongin, ada tatapan bersalah disana.
                “eh? Hanya Jongin? Berarti kita bebas?” tanya Baekhyun tak percaya.
                “Apa yang harus aku lakukan? Berkelahi dengannya? Kalau itu aku memang tidak membutuhkan bantuan kalian.” Jongin merebahkan dirinya di sofa Sehun.
                “Ini buruk Jongin-ah, ini ada hubungannya dengan kisahmu.”
                “Hahahaha! Apa maksudmu hyung?”
                “Kau harus pacaran dengan Krystal.”Chanyeol menunduk ketika mengatakannya, Sehun melotot menatap Chanyeol, Baekhyun jatuh dari sofa, sedangkan Kyungsoo mengumpat dengan keras.
                “Tepat seperti dugaanku!” kata Kyungsoo keras.
                “Taruhan macam apa itu. Aku tidak akan melakukannya.” Jongin bangkit dari posisinya, siap membantah siapa saja yang akan memarahinya.
                “Aku sudah menduganya, bergabungnya Krystal dengan Taemin pasti dengan alasan. Karena setauku hubungan Krystal dan Minho itu sudah berakhir.” Jelas Kyungsoo pada yang lain.
                “Wow! Dari mana kau tau tentang hubungan mereka? Kau netizen?” Baekhyun menyerang Kyungsoo.
                “Aku tau itu dari Sulli hyung. Jangan berpikiran macam-macam. Taemin tau kau sangat menyukai Jiyoung, jadi dia ingin kau kehilangan orang yang sangat kau sukai itu. Tapi caranya sangat kejam, karena kau yang harus meninggalkan Jiyoung!” penjelasan Kyungsoo membuat semuanya mengerti. Jongin meremas rambutnya, kesal dengan semua itu.
                “Jangan hyung, kau tidak bisa melakukan itu.” Sehun berkata pada Jongin yang terlihat frustasi.
                “Tentu saja aku juga tidak mau melakukannya.” Jongin menjawabnya kasar.
                “Taruhan ini tidak bisa Jongin hyung lakukan, Jiyoung bisa terluka.” Sehun memberi pendapatnya.
                “Tidak bisakah kau lebih menutupinya Sehun-ah?” Baekhyun bertanya pada Sehun.
                “Menutupi apa hyung?”
                “Bahwa kau menyukai Jiyoung!” seketika, semua mata menatap Sehun, tak terkecuali Jongin.
***
                Jiyoung berangkat sekolah dengan Sulli, keduanya bercanda selama berjalan menuju kelas mereka. Jiyoung hari itu mengikat rambutnya karena pelajaran pertama adalah olahraga. Tasnya pun lebih berat dari biasanya.
                “Baekhyun oppa!” Sulli memanggil Baekhyun yang berjalan di depannya.
                “Annyeong Sulli-ah, Jiyoung-ah!” sapanya sambil tersenyum.
                “Kemana yang lain?” tanya Jiyoung karena tak menemukan Jongin, Sehun, Chanyeol dan Kyungsoo.
                “Katakan saja kau mencari Jongin. Lihatlah!” Baekhyun menunjuk Jongin yang berjalan dengan kepala tertunduk. Dia terlihat lesu tak seperti biasanya.
                “Ya! Kim Jongin!” Jiyoung berdiri di depan Jongin, Jongin mengangkat kepalanya dengan berat, menatap Jiyoung di depannya.
                “Ah~ Jiyoung-ah!” Jongin memeluk Jiyoung, seperti anak kecil yang akan segera menangis karena kehabisan permen.
                “Eh, kau kenapa?” Jiyoung menepuk punggung Jongin.
                “Jiyoung-ah~” Jongin hanya menyebut namanya, Jiyoung jadi khawatir, mungkinkah Jongin salah makan sesuatu.
                “Gwenchana?” Jiyoung melepas pelukan itu paksa, memeriksa dahinya yang tidak panas. Secara teori Jongin tidak sakit, tapi kenapa?
                “Ayo sebaiknya kalian segera masuk kelas. Hus sana!” Baekhyun mendorong Jongin, Jiyoung dan Sulli agar segera msuk kelas mereka.
                “Hyung~” Jongin menatap Baekhyun.
                “Aku tau, sudah kalian harus masuk kelas dulu.” Baekhyun memberi isyarat mengusir.
                Jiyoung mengikuti Jongin ke bangkunya, Jiyoung duduk di bangku Sehun. Sulli membiarkan pasangan itu untuk bersama tanpa ada niat untuk mengganggunya.
                “Sebenarnya ada apa denganmu?” Jiyoung menatap Jongin tajam, “Kau tak mau memberitahuku?”
                “Aku merindukanmu chagi.” Jawab Jongin bodoh.
                “Bisakah kau lebih serius sedikit?” Jiyoung memohon, Jongin hanya tersenyum dan mengangguk. “Baiklah, cerita apa yang terjadi!”
                “Aku tidak punya cerita, yang pasti aku mencintaimu dan kau harus percaya padaku!” Jongin memegang tangan Jiyoung, membuat Jiyoung tersenyum. Bagaimana bisa dia tidak percaya pada Jongin?
***
                Jiyoung dan Sulli sengaja berjalan pelan, mereka dari perpustakaan mengembalikan buku dan berencana untuk segera pulang. Jiyoung pikir kelas sudah sepi ketika dia mengambil tasnya, tapi ternyata ada Sehun disana.
                “Sehun-ah?” Jiyoung melihat Sehun duduk di bangkunya.
                “Kenapa kalian lama sekali?”
                “Kau menunggu kami?” tanya Sulli heran, “kemana semua anak-anak menyebalkan itu?”
                “Mereka... entahlah!” jawab Sehun seraya berdiri, kemudian menarik tangan Sulli dan Jiyoung untuk segera berjalan di samping kiri kanannya.
                “Dimana Jongin?” tanya Jiyoung, ketika Jiyoung tak juga menemukan Jongin.
                “Ada urusan, aku akan mengantarmu pulang.” Jawab Sehun santai.
                “Tapi Sulli? Aku berencana pulang dengannya hari ini.”
                “Tidak tidak, aku ada urusan Jing. Biar Sehun yang mengantarmu, ne.” Sulli tersenyum, aneh.
                “Baiklah kalau begitu.” Jiyoung terlihat masih bingung dengan kelakuan dua orang itu.
                “Annyeong Sulli-ah!” kata Sehun, Sulli sudah berpisah dengan mereka. Dua anak itu berjalan dalam hening.
                “Kau ingin langsung pulang?” tanya Sehun ketika mereka sudah sampai di tempat parkir.
                “Ne, aku sangat lelah.” Kata Jiyoung lirih.
                “Kalau begitu aku akan mengajakmu makan siang lain kali saja.” Kata Sehun tanpa melihat Jiyoung.
***
                Jiyoung berkali-kali menghubungi Jongin, tapi Jongin tak juga menerima panggilannya, dia juga tak membalas pesan Jiyoung. Jiyoung menggerutu karena tingkah Jongin yang tidak biasa ini. Jarinya mencari kontak lain untuk dia hubungi.
                “Sehun-ah! Apa Jongin bersamamu?” tanya Jiyoung tak sabar.
                “Heh? Anio.”
                “Kau tau dimana dia sekarang?”
                “Molla, aku pikir dia pasti sedang tidur di rumahnya.” Jiyoung berpikir sebentar, ya mungkin Jongin sedang tidur sekarang.
                “Tidur? Ah, mungkin saja. Maaf mengganggumu Sehun-ah! Annyeong!” Jiyoung sudah mematikan teleponnya sebelum Sehun menjawabnya, membuat Sehun mengumpat kesal di seberang sana.
                Jiyoung memilih untuk tiduran di atas ranjangnya, tangannya secara terampil menggeser ponselnya, melihat foto-fotonya ketika bersama Jongin. Entah mengapa jiyoung saat ingin menemui Jongin sekarang, bahkan untuk pertama kalinya Jiyoung berharap Jongin akan mengajaknya ke rumah Jongin lagi dalam keadaan sama seperti terakhir kali dia berkunjung kesana.
                “Kkamjong kau dimana?” Jiyoung mengirim voice mail kepada Jongin. Jiyoung kesal sampai akhirnya dia tertidur di kamarnya.

                Paginya Jiyoung berharap sudah ada balasan Jongin di ponselnya, tapi hasilnya nihil. Jiyoung kembali mencoba menghubungi Jongin, tapi Jongin juga tidak menerimanya. Jiyoung benar-benar kesal saat itu, apa maunya Jongin?
                Jiyoung berangkat sekolah sendiri pagi itu, tidak seperti biasanya karena biasanya Jongin akan menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama. Jiyoung menunggu cukup lama di halte, masih berharap tiba-tiba Jongin muncul untuk menjemputnya, tapi tetap saja itu sia-sia.
                Brak! Jiyoung melempar tasnya sembarangan di bangkunya, membuat Sulli memekik karena kaget.
                “Aiish Kang Jiyoung kau membuatku kaget!” kata Sulli menatap Jiyoung. Sulli bisa melihat Jiyoung yang sedang mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas. Sulli mengikutinya, “Dia belum datang.” Kata Sulli seakan tau apa yang dicari Jiyoung.
                “Dari kemarin aku tak bisa menghubunginya. Lihat saja kalau aku sudah melihatnya hari ini, akan kuhabisi dia!” kata Jiyoung seraya meremas buku yang di pegangnya.
                “Wow, kau bertengkar dengannya? Ah, ini tidak akan baik.” Kata Sulli sambil tertawa.
                “Kim Jongin!” tiba-tiba Jiyoung berteriak ketika melihat Jongin di depan pintu kelas, Jongin pura-pura kaget dengan teriakan Jiyoung.
                “Ne chagi?” Jongin terlihat makin menyebalkan sekarang, Jiyoung benar-benar ingin memakannya.
                “Apa kau membuang ponselmu, eoh?” Jiyoung jijit mendekatkan wajahnya pada Jongin yang lebih tinggi darinya.
                “Mianhae mianhae, aku tau kau akan mempermasalahkan ini. Biar aku jelaskan!” Jongin memegang pundak Jiyoung dan menggiringnya untuk kembali duduk di bangkunya.
                “Ada yang kau sembunyikan dariku! Benar kan?” Jiyoung masih kesal, dia masih belum mau berbaik hati pada Jongin.
                “Bukan seperti itu Jing, hanya saja.. hmm... bagaimana aku harus menjelaskan ini?” Jongin mengacak rambutnya.
                “Dia pergi bersama Chanyeol hyung menemui Taemin untuk merundingkan taruhan. Dan dia tidak membawa ponselnya.” Apapun yang terjadi Jongin merasa amat berterimakasih pada seseorang yang bersedia membantunya. Siapa?
                “Sehun-ah, kau tidak membantunya kan?” Jiyoung menatap tajam Sehun yang berdiri di belakang Jongin.
                “Anio.” Sehun menggeleng. Jiyoung kembali menunduk, menatap Jongin yang berlutut padanya.
                “Sekarang dimana ponselmu?”
                “Aku tidak membawanya, kau terus menelpon dan mengirim pesan padaku dan dengan sukses membuat batery low.”
                “Tapi kau kan bisa...”
                “Jing haruskan aku menciummu agar kau bisa diam?”
                Dieng!
                Jiyoung kalah lagi, dia tidak bisa menjawab pertanyaan bodoh Jongin karena dia sibuk menyembunyikan wajahnya yang sudah semerah tomat. Sulli terbahak mendengar itu, sedangkan Sehun hanya diam seraya menatap Jiyoung yang mulai salah tingkah.
***
                Jiyoung sedang berjalan menuju perpustakaan sore itu, sekolah sudah usai tapi masih banyak anak disana. Jiyoung segera mencari buku yang  ingin dia pinjam dan berencana pulang secepat mungkin. Jongin? Jangan tanya lagi, sudah beberapa hari terakhir Jongin tak bisa mengantar Jiyoung secara rutin.
                Jiyoung melewati kantin sekolah, dan matanya dengan jelas melihat konter jus buah masih buka, segera dia langkahkan kakinya untuk membeli segelas jus tomat. Setelah mendapatkannya, Jiyoung berjalan kembali ke kelas untuk mengambil tasnya. Jiyoung jalan sambil terus meminum jus tomatnya sampai matanya menangkap sosok seseorang dan berhasil membuat kakinya terpaku, jantungnya berdegup kencang.
                Jongin?
                Di depan pintu toilet perempuan, dengan tas seseorang di tangannya. Wajahnya terlihat bosan, menunggu siapa?
                Jiyoung berusaha sebisa mungkin agar tidak terlihat oleh Jongin, kemudian matanya membelalak melihat gadis yang keluar dari toilet dan mengambil tasnya dari tangan Jongin.
                Jung Krystal, dengan santai kemudian dia megajak Jongin dan menggandeng tangannya untuk segera berjalan. Jiyoung ingin berteriak, tapi tenggorokannya tercekat, kering! Tangan Jiyoung menjatuhkan jus tomat yang sedari tadi di pegangnya, membuat seragam dan sepatunya kotor.
                “Jing?” Jongin menoleh menyadari ada Jiyoung disana, diikuti oleh Krystal yang terlihat kasian padanya.
                Jiyoung hanya diam, terpaku, menahan tangis yang sebenarnya sudah tergenang di pelupuk matanya.
                “Jing, kenapa kau belum pulang?” Jongin mengahampirinya, membuat Jiyoung menumpahkan tangisnya, jiyoung benar-benar merasa bodoh.
                “Wae?” Jiyoung terus menangis.
                “Ini semua tidak seperti yang kau pikirkan.” Kata Jongin, kini Jongin juga sibuk membersihkan noda jus tomat dari seragam Jiyoung dengan saputangannya.
                “Jongin-ah!” panggil Krystal dari belakang Jongin, membuat Jongin mengumpat keras.
                “Jongin-ah, kenapa kau melakukan ini?” Jiyoung menangis, benar-benar merasa bodoh saat itu. jiyoung juga kasihan pada dirinya sendiri, kenapa selama ini dia mempercayai Jongin.
                “Aku bisa menjelaskan semuanya Jing, jadi...”
                “Kim Jongin!” kini Taemin sudah ada di dekat mereka. “Kau sudah di tunggu kekasihmu itu.” Taemin berdiri di sebelah Jiyoung, tangannya menunjuk pada Krystal yang berdiri tak jauh dari mereka.
                “Lee Taemin kau benar-benar...” Jongin terlihat marah.
                “Apa?” Taemin merangkulkan tangannya di pundak Jiyoung.
                “Apa yang kau lakukan?!?!?!” Jongin mendorong Taemin kasar.
                “Cepat pergilah dengan Krystal, kau sudah lupa?” Taemin memberi pandangan penuh arti pada Jongin. Jongin hanya mengumpat.
                “Kau masih tidak mau? Krystal sudah menunggumu!”kata Taemin seraya menggandeng tangan Jiyoung dan makin membuat Jongin marah.
                “Bisakah kau tidak menyentuhnya?” Sehun melepas tangan Taemin dari Jiyoung.
                “Temanmu ini, sebaiknya kau memperingatkannya. Dia sudah punya Jung Krystal.” kata Taemin, membuat Jiyoung makin menangis. Jongin mendekatinya untuk memeluknya tapi tidak bisa, karena Sehun mendorongnya untuk menjauh dari Jiyoung.
                “Pergilah hyung!” kata Sehun, Jongin menunduk. Dia terlihat sangat marah, Jiyoung tidak mengerti jalan pikiran Jongin.
                “Jongin-ah, aku sudah lama menunggumu!” teriak Krystal, tapi Jongin tetap tidak bergerak. Detik berikutnya Krystal menarik tanganya Jongin, Jiyoung berharap Jongin akan menolaknya dan lebih memilih untuk menenangkan Jiyoung. Tapi salah, Jongin tidak menolak itu sama sekali, dia mulai berjalan mengikuti Krystal, meskipun Jongin terlihat sangat terpaksa.
                “Kim Jongin!” panggil Jiyoung, Jongin menoleh padanya.
                “Jing?” Jongin menatapnya penuh rasa bersalah, tapi Jiyoung sudah tidak peduli.
                “Aku rasa hubungan kita harus berakhir sampai disini!” teriaknya lagi, membuat Jongin membelalakkan matanya tak percaya.
                “Andwe, tidak bisa Jing! Jangan!” Jongin melihat Jiyoung berlari, dia hendak mengejaarnya tapi karena seribu alasan dia tidak bisa melakukannya.
                “Aku tidak akan memaafkanmu hyung!” Sehun menatap Jongin tajam kemudian berlari mengejar Jiyoung.

                Jiyoung terus menangis, tidak memedulikan Sehun yang sedari tadi mengikutinya. Mereka kini ada di taman belakang sekolah. Jiyoung duduk di bawah pohon dan menagis disana. Sehun duduk disampingnya, membiarkan gadis itu meluapkan perasaannya.
                Jiyoung tidak tau sudah berapa lama dia menangis disana, langit sudah mulai gelap, dan yang lebih penting lagi Sehun masih berada disana untuk menunggunya.
                “Kenapa kau masih disini?” akhirnya Jiyoung bicara.
                “Uljima.” Jawab Sehun lembut, perkataannya makin membuat Jiyoung ingin menangis.
                “Kenapa ini terjadi padaku?” Jiyoung menunduk, Sehun mendekatinya dan memeluknya. Jiyoung hanya diam, yang dia rasakan saat ini hanya rasa sakit hatinya. Dia tidak peduli dengan yang lain, dia hanya ingin Jongin kembali.
***
                Jiyoung benar-benar tidak punya semangat pergi ke sekolah. Ponselnya terus berbunyi sejak semalam, Jongin terus menghubunginya. Meskipun Jiyoung sangat ingin menjawabnya, tapi dia bertahan dengan sakit hatinya.
                “Jiyoung-ah!” tiba-tiba Sulli sudah berada di kamar Jiyoung, Jiyoung yang tiduran di ranjangnya terbelalak.
                “Ya! kenapa kau disini?” tanya Jiyoung heran.
                “Ayo kau harus sekolah, cepatlah, semua sudah menunggumu.” Sulli menarik Jiyoung untuk bangkit.
                “Semuanya?”
                “Iya semuanya!” Sulli berhasil menggiring Jiyoung menuju kamar mandi. Beberapa menit kemudian Jiyoung sudah memakai seragam dan betapa kagetnya dia melihat Sulli, Sehun, Kyungsoo, Chanyeol dan Baekhyun menunggunya di ruang tamu. Jiyoung tersenyum, tapi absennya Jongin mengingatkannyaakan sakit hati.
                “Wah Jiyoung kau cantik sekali!” kata Chanyeol dengan tawa tololnya.
                “Apa kau baru sadar adik kita ini memang cantik?” Baekhyun memukul Chanyeol.
                “Sudahlah, ayo kita berangkat!” Kyungsoo membuat semuanya bangkit.
                Jiyoung pikir Chanyeol membawa mobil hari ini, tapi salah, mereka berenam naik bus pagi itu. Jiyoung cukup terhibur dan bahagia mempunyai sahabat seperti mereka. Selama di perjalanan Sulli tak berhenti bertengkar dengan Chanyeol, Baekhyun juga tak berhenti membuat keduanya makin perang. Kyungsoo hanya sesekali menimpali mereka, Jiyoung hanya tertawa melihat ulah mereka. Sehun? Sedari tadi dia sibuk melindungi Jiyoung agar tidak tersentuh dengan penumpang lain.
                Mereka berjalan menuju kelas seraya tertawa riang. Sehun dengan protektif berjalan di samping Jiyoung. Sampai akhirnya hal yang paling Jiyoung takutkan muncul, dia bertemu Jung Krystal yang hendak masuk kelasnya.
                “Hai Kang Jiyoung!” sapa Krystal, namun detika berikutnya Sehun seudah menutup telingga Jiyoung dnegan kedua tangannya, membuat Jiyoung menghadap lurus kedepan dan terus berjalan.
                Jiyoung merasa semuanya sudah tau tentang masalahnya tanpa Jiyoung bercerita. Jiyoung yakin pasti Sehun yang memberitahu mereka. Tapi Jiyoung berterimakasih akrena mereka tak pernah membahas Jongin.
                “Kalian harus belajar giat jika ingin sepertiku.” Kata Baekhyun seraya melambai pada Sehun, Jiyoung dan Sulli yang sudah sampai di kelas. Mereka terpisah.
                Jiyoung mencari sekeliling kelas, meskipun sakit hati tetap saja dia mencari Jongin. Dan nihil, Jongin belum datang. Jiyoung meletakkan kepalanya di meja, memejamkan matanya berharap dia akan tertidur. Sampai seseorang menepuknya dan membuatnya terbangun.
                “Apa kau ada waktu pulang sekolah nanti?” tanya Sehun.
                “Anio, wae?”
                “Kalau begitu kau harus ikut denganku. Sampai nanti!” Sehun kembali duduk di bangkunya. Jiyoung melihat heran ke arahnya, Jiyoung tidak ada niat menolak Sehun, karena dia sangat baik padanya. Jiyoung menoleh ke sisi pojok kelas dan menemukan Jongin sedang menatapnya.
                Eh?
                Jongin tidak lagi duduk bersama Sehun?
                Dan lebih parah lagi, Jongin memilih duduk dengan Kim Kiman. Murid paling aneh yang ada di sekolah itu.
                Jiyoung tau, mungkin tidak ada pilihan lain, karena satu-satunya bangku kosong hanya di samping Kim Kiman. Jiyoung menelan ludah melihat tatapan Jongin, Jiyoung berusaha memasang ekspresi sejahat mungkin, kemudian kembali menghadap depan kelas karena Lee songsaenim sudah datang.
                “Dia duduk dengan Kim Kiman, demi apa Jing. Meskipun aku bertengkar denganmu aku tidak akan duduk dengan Kim Kiman itu.” bisik Sulli terkikik, Jiyoung hanya tersenyum.
                Jiyoung tidak pernah melihat ke arah Jongin selama pelajaran berlangsung, meskipun Jiyoung merasa Jongin menembakkan seribu tatapan pada punggungnya. Sampai akhirnya bel istirahat berbunyi, Jiyoung memilih untuk segera pergi ke kantin.
                Kantin ramai siang itu, membuat Jiyoung dan Sulli harus berdiri menunggu ada bangku kosong. Sulli melihat ke arah Jongin yang sedang duduk bersama Chanyeol, Kyungsso, Baekhyun dan Sehun. Ada dua kursi kosong disana, tapi Sulli memilih diam karena tau ada Jongin disana.
                “Kita harus menunggu.” Kata Jiyoung.
                “Sebenarnya disana ada, tapi.. sebaiknya kita tidak kesana kan?” kata Sulli takut, melihat ke arah Jongin dan yang lain. Jiyoung bisa melihat Jongin menatapnya sekarang, dia juga melihat Sehun dan Jongin duduk saling berjauhan meskipun tetap saja mereka di meja yang sama.
                “Aku lebih memilih beridir disini!” jawab Jiyoung tegas, melempar pandang mencela pada Jongin. Berikutnya, Jiyoung tidak sadar Jongin sudah di sampingnya sekarang. Jongin membuat Jiyoung menghadap padanya.
                “Jing!” demi apapun Jiyoung sangat kaget karena itu. Dia mendongak untuk melihat wajah Jongin.
                “ck! Bisakah kau melepasku?” Jiyoung berusaha menyingkirkan tangan Jongin dari lengannya.
                “Ya, kau boleh marah padaku. Kau pantas marah, tapi ingat! Aku tidak akan membiarkanmu bersama orang lain!” ancam Jongin serius, Jiyoung benar-benar tidak mengerti jalan pikirannya. Apa Jongin mulai sinting?
                “Terserah kau saja yang pasti aku sudah tidak peduli!” jawab Jiyoung, dan tentu saja sebenarnya hatinya menolak. Dia ingin Jongin kembali padanya, tapi Krystal itu!?!?!
                “Apa kau benar-benaar tak peduli?”
                “Tentu saja, kau manusia paling menyebalkan Kim Jongin!” Jiyoung memukul dada Jongin kesal, membuat Jongin merasa kesakitan.
                “JING! APAPUN YANG TERJADI KAU TDAK BOLEH BERSAMA ORANG LAIN!” Jongin teriak membuat semua orang di kantin melihat ke arah Jongin dan Jiyoung yang sedang berhadapan seakan siap untuk peras. Jiyoung mulai emrasa malu, tapi tidak dengan Jongin.
                “KAU DENGAR KAN JING? KAU MILIKKU!!!” perkataan Jongin membuat Baekhyun dan Chanyeol bersorak diikuti oleh yang lain. Jiyoung merasa melambung, dia bahagia tapi, tetap saja bagaimana Krystal itu???
                Jiyoung melihat Chanyeol, Baekhyun dan Kyungsoo terbahak melihat Jongin, berbeda dengan Sehun yang hanya menunduk seakan tak sudi melihat pemandangan itu. dan kemudian Jiyoung sadar, Sulli juga ikut terbahak di sebelahnya.
                “Bagaimanapun itu tetap manis Jongin-ah.” Kata Sulli lirih namun Jiyoung bisa mendengarnya.
***

Komentar

  1. Aaaaa... aku suka suka suka suka!!!! Bangettttt ><
    Aku sedih pass jiyoung tau jongin sama nangis gara2 jongin ._. Aku penen liat nanti gimana jongin sama jiyoung.. aaa. Tapi jg aku pengen tau sehun sama jiyoung gimana'-'
    Next yaa thourrr... aku kepo.. jangan huat ku kepo /?

    BalasHapus
  2. syukur kalo reader suka. :)
    di tunggu chapter 4 nya. keep kepo... hehe :)

    BalasHapus
  3. Udah gak kaget waktu ternyata Kai disuruh lari ke Krystal. Taemin disini bener-bener brengsek. Seneng kali ya dia ngelihat orang lain menderita. Tapi... disaat gitu Sehun justru memperlihatkan kalau dia peduli. Good job, Sehun-ah!
    Bener kata Sulli, walau udah putus Kai tetep manis yah. Hihi.

    BalasHapus
  4. hihi, udah terbaca ya? Lagi mikir Taemin jahat nih, jadinya begitu deh miki.. :)
    Terima kasih commentnya ya... :)

    BalasHapus
  5. Sehun kena smash dr baekhyun haha pertanyaan yg buat sehun g bs jawab.sabar yah sehun qu setia menantimu qo haha ^^v
    Sehun itu gentle n care bgt ma jjing mpe d bis pun protect jjing biar g kna penumpang laen, trus protect jjing dr krystal..hoohh hidupnya jjing bagai dewi
    Taemin knp bgtu sih. .sama aja buat jjing menderita tauuuu
    Jongin lg marahan tp sempet2nya begitu d depan org byk pula wahahaha couple yg pst bkal langgeng cintanya ini mah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah