Langsung ke konten utama

[FANFIC] Vampire Detected - Chapter 1



Title: Vampire Detected
Cast: Kim Jongin a.k.a Kai | Kang Jiyoung | Oh Sehun | Byun Baekhyun | Kim Junmyeon a.k.a Suho | Jung Krystal | Choi Sulli | Bae Suzy | Lee Jieun | Xi Luhan | Wu Yifan a.k.a Kris
Pairing: KaiJiyoung | Sehun Jiyoung | other
Genre: Romance | Fantasy | Horror
Lenght: Chapter
Author: YRP

Happy read all...
Jangan lupa comment.. I hate silent reader. ^^




                “Hyung, apa yang kau lakukan jika kau menyukai seseorang?” Jongin bertanya pada Baekhyun yang terlihat asik dengan komiknya.
                “Mendekatinya, mengambil perhatiannya, dan buat dia menjadi milikmu.” Jawab Baekhyun tanpa mengalihkan perhatiaannya.
                “Bagaimana jika dia menyukai orang lain?”
                “Bunuh saja orang itu.”
                “Tapi orang itu yang bisa membunuhmu.”
                “Sebaiknya kau segera membunuhnya sebelum dia membunuhmu.” Baekhyun masih saja konsentrasi pada komiknya.
                “Haruskah aku membunuhnya lebih dulu?” Jongin melempar bantal pada Baekhyun.
                “Ya! Sebenarnya apa yang kau bicarakan?” Baekhyun melihat Jongin sekarang.
                “Aku bertanya sungguh-sungguh padamu hyung.” Wajah Jongin terlihat serius, Baekhyun jadi berpikir sejenak, dari tadi dia hanya menjawab seenaknya.
                “Oh, siapa gadis beruntung itu?” Baekhyun tersenyum, membuat wajah Jongin memerah.
                “Ah sudahlah hyung, aku tidak mau membicarakan ini lagi.” Belum sempat Baekhyun menjawabnya Jongin sudah menghilang masuk ke dalam kamarnya.
***
                “Disekolah ini memang banyak lelaki tampan, tapi yang seperti Sehun itu seribu lawan satu.” Jiyoung berkata ceria pada kedua sahabatnya, Sulli hanya mendengarnya sambil lalu sedangkan Krystal hanya mengagguk lemah.
                “Sudah berulang kali kau mengatakan itu Jiyoung-ah..” Sulli menatapnya malas, namun Jiyoung justru memberinya senyum terlebarnya.
                “Sejak kita satu kelas dengan Oh Sehun itu, Jiyoung semakin menjadi-jadi.” Krystal memberi tatapan ngeri pada Jiyoung.
                “Ah, aku bahagia...” Jiyoung berputar, tanpa sadar seseorang membuka pintu kelas dan membuat Jiyoung terjatuh karena menabraknya.
                “Ouch!” Jiyoung memekik lirih.
                “Maaf, aku tidak sengaja.” Seseorang yang membuka pintu itu membantu Jiyoung berdiri.
                “Jing, kau tak apa kan?” Krystal menghampirinya diikuti Sulli. Jiyoung hanya mengangguk.
                “Maafkan aku Kang Jiyoung, aku benar-benar tidak sengaja.” Gadis cantik bernama Suzy itu memegang pundak Jiyoung, Jiyoung terlihat sedikit kesal.
                “Sudahlah, lagipula Jing juga baik-baik saja, kau boleh pergi sekarang.” Sulli membiarkan Suzy meninggalkan mereka dan mendapat pandangan protes dari Jiyoung.
                “Aku tidak baik-baik saja Sulli-ah.” rengek Jiyoung ketika dua sahabatnya menuntunnya dalam kelas.
                “Kang Jiyoung ada apa denganmu?” suara itu membuat jantung Jiyoung berhenti mendadak.
                “Oh Sehun, ini bukan apa-apa. Hanya kecelakaan kecil.” Jawab Jiyoung terbata, Krystal dan Sulli menahan senyum mereka.
                “Boleh kulihat kakimu? Sepertinya itu sakit.” Sehun dengan pelan meraih kaki kiri Jiyoung, melepas sepatunya kemudian memeriksanya.
                “Aouh!” pekik Jiyoung ketika Sehun memutar pergelangan kaki itu.
                “Ini akan sedikit sakit, bertahanlah.” Dengan gerakan cepat Sehun membuat bagian depan kaki Jiyoung ke atas membuat Jiyoung berteriak kesakitan.
                “AAHHH!! ITU SAKIT!” Jiyoung berteriak, airmatanya berhasil keluar.
                “Maaf, tapi mungkin setelah ini kakimu akan lebih baik.” Sehun kembali memasang sepatu Jiyoung dan menali sepatunya.
                “Sehun kau baik sekali, terimakasih sudah membuat kaki Jiyoung sembuh.” Sulli berkata dengan penuh senyum bahagia.
                “Untung ada kau Sehun, jika tidak kita tidak tau apa yang harus kita lakukan.” Krystal menambahi membuat wajah Jiyoung memerah sekarang.
                “Itu bukan apa-apa, Jiyoung-ah jika kau membutuhkan sesuatu kau bisa meminta bantuanku.” Jawab Sehun seraya menatap Jiyoung membuat Jiyoung ingin mati di tempat.
                “Ne... gomawo..” Jiyoung tersenyum, dia tidak bisa menyembuyikan rasa bahagianya saat itu. Sehun bangkit dan kembali duduk di bangkunya dengan cool, Jiyoung ingin pingsan saat itu juga.
                “Katakan ini bukan mimpi!” Jiyoung berkata pelan, Sulli dan Krystal hanya tersenyum penuh arti.

                “Aku tidak bisa mengantarmu siang ini, aku harus megantar eonniku membeli kado.” Krystal memberi tahu Sulli dan Jiyoung.
                “Aku juga tidak bisa mengantarmu siang ini, aku harus latihan teater.” Sulli memandang takut ke arah Jiyoung. Seperti dugaan mereka, Jiyoung yang paling manja di antara mereka membuang napas panjang.
                “Dan intinya aku harus pulang sendiri siang ini. aiisshh!” Jiyoung mengacak poninya.
                “Mianhae Jing.” Kata Sulli lirih.
                “Kau minta bantuan Sehun saja, bukankah dia akan membantumu.” Krystal memberi ide, sekilas mereka bisa melihat senyum di wajah Jiyoung tapi,
                “Tidak, aku tidak ingin pulang dengannya sekarang, karena aku tau setiap hari Senin dia selalu berkumpul bersama teman-temannya, dan aku tau itu tidak bisa diganggu.” Jelas Jiyoung panjang lebar.
                “Tapi kakimu Jing, kau butuh seseorang untuk membantumu.” Krystal mengingatkan tentang kakinya.
                “Tidak jadi masalah, aku bisa berjalan dengan pelan. “ Jiyoung berjalan menjauh dari mereka.
                Ternyata benar apa kata Krystal, Jiyoung benar-benar membutuhkan seseorang untuk membantunya. Baru saja Jiyoung sampai gerbang sekolah, tapi kakinya sudah sakit lagi. Jiyoung ingin menangis, tapi mau bagaimana lagi, dia harus pulang jalan kaki. Jiyoung menahan rasa sakitnya dan terus berjalan melewati rute yang paling dekat. Jalanan kecil itu cukup menakutkan karena sepi, tapi Jiyoung harus melewatinya karena itu merupakan jalan tercepat menuju rumah barunya.
                “Tuhan, tolong aku ini sangat sakit.” Jiyoung berhenti dan bersandar pada pagar tembok tinggi, dia memijat kakinya pelan.
                “Kau butuh bantuan?” tiba-tiba seseorang ada di sebelah Jiyoung, Jiyoung yang kaget kembali terjatuh.
                “Ahh!” Jiyoung memegang kakinya yang bertambah sakit.
                “Kau baik-baik saja? Sepertinya kau benar-benar membutuhkan bantuanku.”  Orang itu membantu Jiyoung berdiri, Jiyoung merasa terima kasih pada orang itu.
                “Gomawo..”
                “Sepertinya itu tidak baik, biar aku mengantarmu.” Jiyoung menatap orang itu, hmm sepertinya Jiyoung pernah melihatnya. Ah tentu saja, bukankah dia juga di sekolah sama dengan Jiyoung.
                “Kau mengenalku?” Jiyoung bertanya karena merasa heran dengan kebaikannya.
                “Aku tau dirimu!” jawabnya singkat, “Ayo, dimana rumahmu?”
                “Ah, disana. Kau tau sebuah gereja tua di ujung jalan itu? Rumahku tak jauh darisana.” Jiyoung menjelaskan dan orang itu menjawab dengan anggukan, dia membantu Jiyoung berjalan dengan menuntunnya.
                Hening selama mereka memulai berjalan, Jiyoung sibuk memerhatikan teman sekolahnya itu namun yang di perhatikan malah menatap lurus ke depan. Lengan Jiyoung dengan anggun berada di pundak namja itu, posisi mereka sangat dekat saat ini tapi tak ada percakapan diantara keduanya. Jiyoung sibuk dengan pikirannya sendiri, sampai namja itu bersuara.
                “Kita sudah di depan gereja, dimana rumahmu?” suara namja itu membuyarkan lamunannya.
                “Oh, benarkah? Kau lihat rumah dengan pagar tinggi di ujung sana? Itu rumahku!” Jiyoung menunjuk sebuah rumah tua di ujung jalan sana. Namja itu kembali dengan lembutnya menuntun Jiyoung.
                “Hmm... Dimana rumahmu?” tanya Jiyoung ragu.
                “Rumahku tak jauh dari sini.” Jawabnya tanpa menatap Jiyoung, “Kau baru pindah kesini? Setauku rumah ini kosong sebelumnya.”
                “Ne, sudah seminggu aku pindah kesini. Rumah itu terlihat menyeramkan, sebenarnya aku tak pernah mau untuk pindah kesini.” Runtuk Jiyoung membuat namja itu tersenyum miring.
                “Kita sudah sampai, maaf aku tak bisa mengantarmu sampai dalam. Sampai jumpa.” Namja itu dengan gampangnya meninggalkan Jiyoung di depan rumahnya.
                “Ya! Aku bahkan belum tau namamu! Siapa namamu?” Jiyoung berteriak sebelum punggunya benar-benar hilang di belokan.
                “Kim Jongin!” jawabnya seraya menoleh, “Sampai jumpa, Kang Jiyoung!”
                “He?” Jiyoung hanya terdiam, punggung Jongin benar-benar hilang sekarang. Tatapan itu, sepertinya Jiyoung akan dihantui tatapan itu selama beberapa waktu ke depan.
***
                “Hyung, apa kau percaya pada cinta?” Jongin kembali mengganggu Baekhyun.
                “Tentu saja, tanpa mereka kau bisa apa?” Baekhyun menjawab enteng.
                “Kau sangat mencintainyakan? Lee Jieun itu..” pertanyaan Jongin membuat senyum Baekhyun hilang. Baekhyun diam sejenak, Jongin sudah merasa bersalah karena menanyakan hal itu, “Mianahe hyung...”
                “Gwenchana, kau tau aku begitu mencintainya kan? Karena itu, jangan menjadi bodoh sepertiku.” Baekhyun menepuk pundak Jongin kemudian meninggalkannya sendiri.
***
                Jiyoung sudah duduk di bangkunya ketika Krystal dan Sulli masuk dalam kelas dan membuat semuanya jadi berisik.
                “Jiyoung-ah! Bagaimana kemarin, kau baik-baik saja sampai rumah kan?” Krystal duduk di sebelahnya.
                “Kenapa kau tak menjawab teleponku Jing? Apa kau marah?” Sulli memerhatikan wajah Jiyoung yang sengaja dia buat sebosan mungkin.
                “Jing?” rengek Krystal.
                “Kang Jiyoung?” Sulli mengikuti Krystal.
                “Ah kalian! Apa yang kalian lakukan? Bisakah kalian tidak membuatku ingin muntah?!?!” Jiyoung berteriak seraya tersenyum lebar. Krystal dan Sulli secara otomatis mengacak rambut Jiyoung.
                “Selalu saja! Ah ya, kalian tau Suho sunbae kan?” Krystal secara tiba-tiba membuat sebuah topik.
                “Uhm, kenapa? Kau menyukainya?” Jiyoung bisa membaca Krystal dengan cepat.
                “Ah, tidak, tidak secepat itu. Tapi aku rasa aku tertarik padanya.” Jawab Krystal seraya tersenyum.
                “Jung jatuh cinta pada Suho sunbae yang terkenal itu. Apa jadinya  jika kalian menjadi pasangan? Pangeran dan putri..” Sulli berbicara sendiri.
                “Ya, Sehun datang.” Jiyoung berbisik pada kedua sahabatnya. Tepat setelah itu songsaenim sudah datang membuat Jiyoung tak bisa mengobrol dengan Sehun.

                “Jing, bagaimana rumah barumu? Ah sudah seminggu kau tinggal disana tapi aku belum berkunjung.” Krystal berkata seraya memerhatikan setiap orang yang lewat dihadapannya.
                “Aku baru ingat kalian belum berkunjung ke rumahku, omma mencari kalian!” Jiyoung berkata keras.
                “Mian, kita akan segera kesana. Bagaimana pulang sekolah nanti?” ajak Sulli yang sudah mendapat pandangan protes dari Krystal.
                “Aiisshh, kau tau aku harus menemani eonniku hari ini.” Krystal memperingatkan Sulli.
                “Terserah kapan kalian akan berkunjung, aku mau menemui Sehun, kelihatannya dia sendirian.”  Jiyoung meninggalkan kedua sahabatnya yang siap melempar sepatu padanya. Jiyoung mendekati Sehun yang duduk sendiri di bawah pohon di tengah lapangan.
                “Sehun-ah annyeong!” Jiyoung duduk disebelahnya.
                “Annyeong Jiyoung-ah, bagaimana kakimu?”
                “Ini tak seburuk kelihatannya. Terimakasih untuk kemarin, ne.” Jiyoung tersenyum dan dibalas oleh Sehun.
                “Dimana Krystal dan Sulli?”
                “Kau bisa meliahat mereka disana!” Jiyoung menunjuk dimana Krystal dan Sulli duduk saat itu. Sehun hanya mengangguk.
                “Sehun-ah, kau disini!” Jiyoung membelalakkan matanya ketika Suho sunbae sudah bergabung dengannya dan Sehun.
                “Hyung, kau mencariku?” Sehun terlihat kaget dengan kedatangan Suho.
                “Sebenarnya ada yang harus kukatakan padamu, tapi sebaiknya kita menikmati waktu santai dulu.” Kata Suho seraya menatap Sehun penuh arti. Jiyoung yakin dia melihat Suho menahan senyumnya.
                “Jika kalian memang perlu bicara, aku bisa pergi sekarang.” Jiyoung berdiri hendak meninggalkan mereka ketika Sehun menatapnya.
                “Duduklah kembali, waktu istirahat masih panjang.-hmm, tapi jika kau tak keberatan.” Sehun membuat Jiyoung tersenyum. Tapi Jiyoung merasa seseorang memerhatikannya, Jiyoung membuat gerakan cepat ketika Jongin lewat tak jauh darinya.
                “Ya kau! Kim Jongin!” Jiyoung berteriak, secara otomatis Sehun dan Suho menatap ke arah dimana Jongin sekarang berdiri. Jongin menatap Sehun dan Suho yang duduk di bawah pohon, kemudian menatap Jiyoung yang kini menghampirinya.
                “Kita bertemu lagi, aku lupa tidak mengucapkan terimakasih untuk kemarin. Terimakasih Jongin-ssi.” Jiyoung menunduk.
                “Kau pikir hanya terimakasih?” jawaban Jongin membuat Jiyoung tercengang.
                “Ah, aku akan mentraktirmu lain kali.” Jawab Jiyoung canggung.
                “Lupakan! Aku hanya bercanda. Annyeong!” Jongin meninggalkannya membuat Jiyoung kembali bergabung dengan Sehun dan Suho.
                “Kau mengenalnya Kang Jiyoung?” Suho bertanya.
                “Tidak juga.” Jiyoung menggeleng lemah. Jiyoung bisa melihat Sehun dan Suho saling tatap penuh arti, tapi Jiyoung tidak memikirkannya. “Aku rasa sebaiknya aku kembali pada Krystal dan Sulli. Annyeong!” Jiyoung membungkuk pada Sehun dan Suho.
***
                Jiyoung berjalan sendiri pulang sekolah seperti biasanya, Jiyoung bisa menikmati perjalanannya dari sekolah ke rumah meskipun daerah itu terkesan menakutkan. Jiyoung mendengarkan lagu dari ponselnya, sengaja untuk membuat perjalanannya lebih menyenangkan.
                Click!
                “Aiiissshh, kenapa mati?” Jiyoung mengutuk kesal menyadari ponselnya mati, kemudian dia melepas earphone yang sedari tadi dia gunakan. Jiyoung melanjutkan jalannya tanpa mendegarkan apapun.
                Setelah melepas earphonenya, Jiyoung yakin sekarang ada seseorang yang sedang mengikutinya. Entah orang itu benar-benar mengikutinya atau hanya seseorang yang kebetulan memiliki rute yang sama dengan Jiyoung. Jantungnya berdebar memikirkannya, bagaimana jika orang itu punya niat jahat pada Jiyoung?
                Jiyoung mempercepat langkahnya, lebih cepat, dan lebih cepat lagi sampai akhirnya Jiyoung berlari. Jiyoung menoleh untuk melihat siapa yang ada di belakangnya, tapi nihil, tidak ada orang. Jiyoung kembali menghadap ke depan dan meneruskan jalannya. Setelah sampai di rumah barunya Jiyoung segera masuk.
                “Aku pulang!” teriak Jiyoung ketika membuka pintu utama.
                “Nona Jiyoung sudah datang, makanan sudah siap jika nona Jiyoung sudah lapar.” Seorang pembantu di rumah Jiyoung menjawab. Orangtuanya pulang setelah hari gelap, Jiyoung yang anak tunggal sering menghabiskan waktunya di kamar.
                “Ajeomma, jika ada yang mencariku bilang saja aku tidak ada di rumah. Aku ingin merapikan kamarku, masih banyak barang yang harus kubereskan.” Kata Jiyoung seraya tersenyum.
                “Jika nona butuh bantuan, nona bisa memanggil saya.” Jawab pembantunya dan Jiyoung mengangguk dan segera naik ke lantai dua menuju kamarnya.
                Jiyoung segera mengganti bajunya dan melihat beberapa kardus yang ada di sudut ruangan, dia membuang nafas panjang. Kamar ini masih berantakkan, Jiyoung harus bekerja keras. Jiyoung memulai dengan membersihkan lemari pakaiannya, setelah yakin semua bajunya masuk almari dengan rapi, Jiyoung kembali membuka kardus yang lain.
                “Ah, kenapa ini banyak sekali!” Jiyoung berkata sendiri. Jiyoung memilih untuk membersihkan sebuah meja belajar dengan banyak laci di sudut ruangan, meja itu bukan milik Jiyoung melainkan milik penghuni rumah itu sebelumnya. Ommanya sudah bilang jika Jiyoung tak suka dengan meja itu, ommanya akan menyuruh orang untuk membuangnya. Jiyoung melihat meja dengan banyak laci itu, “Ini tidak buruk. Aku bisa menggunakannya.” Kata Jiyoung lirih, Jiyoung mulai membersihkan meja itu.
                “Kenapa mejini memiliki banyak laci?” Jiyoung membuka laci pertama, berisi bebagai kunci. “Apa ini masih dibutuhkan?” Jiyoung mengeluarkan kunci-kunci dari tembaga itu. Jiyoung membuka laci yang terletak paling bawah dan
                “Kyaaa!!!” Jiyoung berteriak, Jiyoung kaget dengan apa yang dilihatnya.
                “Nona Jiyoung, ada apa?” ajeomma mengetuk pintu kamar Jiyoung.
                “Aku baik-baik saja ajeomma!” Jiyoung berteriak seraya masih melihat barang yang ada di dalam laci.
                “Biar ajeomma bantu merapikan kamarnya nona.”
                “Tidak perlu, aku akan membersihkannya sendiri. Ajeomma sebaiknya kau kembali ke bawah!” teriak Jiyoung. Jiyoung beisa mendengar ajeomma menuruni tangga, Jiyoung mengeluarkan semua boneka voodoo yang ada di dalam laci itu.

To be continued

Komentar

  1. Aaaszzek di post juga akhirnya.. jongin disini masih polos ya masih nanya2 cinta ke baekhyun/? Jiyoung bener2 childish lucu. Aku masih penasaran yang vampire itu kai/sehun.. aku merasa ada sesuatu anta sehun-suho-jongin/? Nah lho main nya voodoo dool ngeri ../? Hahah update soon ne ;) like it

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih..
      hayo siapa vampirenya? Tunggu next chap ya. Author usaha update secepat mungkin... ^^

      Hapus
  2. annyeong^^
    aku suka ceritanyaaaa. kyaknya kisah cinta segitiga antara jongin jiyoung sehun ya? suka sama karakter jongin yang cool cool gitu hihi terus jiyoungnya yang kyak anak kecil. yang vampire itu jongin kan._.? gatau kenapa jongin pantes jadi vampire hehe
    ditunggu next chapternya ya author ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya tunggu next chapternya a.. ^^
      gak tau siapa vampirenya.. hehe... kk^^

      Hapus
  3. Nebak2,kai yg ngikutin jjing...
    Sehun baik bgt n care yah mau bantu kaki jjing

    BalasHapus
  4. aku suka karakter Jongin di sini >.< pokoknya mau dibikin cool atau childish aku sukaaa, hahaha. aku juga suka dialognya >.< trus Voodoo itu punya siapa? ada hubungannya ama Jongin kah? ah penasaraaan, aku lanjut duluuu >.<

    BalasHapus
  5. Perasaan panggilan jiyoung gak enk amat dah di panggil nya jing kwkwkwk tapi tak apalah ^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah