Langsung ke konten utama

[FANFIC] Magical Stardust - oneshot



Magical Stardust
Cast: Oh Sehun, Kang Jiyoung
Support cast: Kim Jongin, Han Seungyun, Park Chanyeol
Genre: Romance, fantasy, sad
Leght: oneshot
Author: YRP

Saran: baca sambil denger lagu ini.  Download => pust button "Click here to direct download 01 Lunafly Stardust mp3 !"  
LINK:


Happy read all!!!




                Malam itu langit penuh bintang, malam yang cerah dan Sehun sedang menikmati menatap bintang yang terlihat begitu indah di langit. Sehun merebahkan dirinya di rumput, pandangannya hanya menangkap hamparan bintang. Kedua tangannya dia lipat di belakang kepala sebagai alas untuk kepalanya. Angin sedikit menyapa hanya untuk menyentuh kulit Sehun dan membuatnya berdesir.
                Sehun percaya, jika ada bintang jatuh dan kau membuat permohonan maka permohonan itu akan terwujud. Itu yang Sehun harapkan sekarang, berharap satu dari ribuan bintang yang dia lihat bisa jatuh dan Sehun akan membuat permohonannya. Permohonnya yang benar-benar dia harap akan terjadi. Menjadi seseorang yang disukai, Kang Jiyoung.
                Kang Jiyoung, teman sekolahnya yang selalu terlihat sempurana di mata Sehun. Sehun senantiasa memperhatikannya setiap hari, bahkan ketika Jiyoung hanya sedang tiduran di bangkunya, memainkan penanya ketika Jiyoung bosan dengan pelajaran, ketika Jiyoung mengikat rambutnya, semua yang dilakukan Jiyoung selalu sempurna di mata Sehun.
                Sayangnya Jiyoung tidak pernah melihat keberadaan Jiyoung. Dimata Jiyoung ada seseorang lain yang sudah mengisi hatinya sejak lama. Ya, Kim Jongin itu yang selalu mengisi hati Kang Jiyoung. Sehun sadar, dia salah menyukai Kang Jiyoung. Kang Jiyoung yang tidak akan pernah mambalas perasaannya.
                Sehun menutup matanya, mengingat senyum Jiyoung dalam pikirannya. Jika hanya sehari saja Sehun bisa menghabiskan waktu bersama Jiyoung, Sehun akan sangat mensyukurinya. Sehari saja, ya, hanya sehari.
                Tepat ketika Sehun membuka matanya, satu bintang terlihat berpindah dari tempatnya. Tau itu yang dinamakan bintang jatuh, Sehun segera membuat permohonannya.
                “Kirim Kang Jiyoung untukku, hanya untuk sehari biarkan dia menjadi milikku. Setelah itu aku akan merelakannya pergi.” Kata Sehun kemudian dia memejamkan matanya.
                Sehun merasakan sedikit guncangan kecil di sekitarnya, di kejauhan Sehun bisa melihat kepulan asap tebal. Sehun segera bangkit dan menghampirinya. Berlari, lebih cepat dan cepat.
                Sehun bisa melihat sosok ketika kepulan asap perak itu menipis, seseorang itu menatapnya kemudian tersenyum. Ini bukan mimpi?
                “Sehun-ah!” sosok Jiyoung memanggilnya dengan ceria, Sehun berdiri mematung tak mengerti apa yang terjadi. Bintang jatuh tadi? Jiyoung?
                “Kang Jiyoung? Bagaimana bisa kau ada disini?” tanya Sehun masih tak percaya, Jiyoung berjalan mendekat ke arahnya.
                “Aku datang mengabulkan permohonanmu. Cepatlah! Sehari ada 24 jam, dan 24 jam itu tidak lama.” Kata Jiyoung dengan senyum cerianya. Sehun menatap Jiyoung tak percaya, tapi detik berikutnya Sehun segera menarik tangan Jiyoung dan mulai mengajaknya berjalan menikmati malam hangat itu bersama. Hanya sekedar berbincang dan memandang langit malam, untuk pertama kalinya bersama Jiyoung.

***

                Pagi itu ketika Sehun sedang bersiap ke sekolahnya, Jiyoung berdiri di sebelahnya memerhatikan Sehun yang terlihat sedang menyisir rambutnya. Sehun berpikir sejenak, dia ingin mengajak Jiyoung ke sekolah, tapi bagaimana akhirnya nanti? Tidak mungkin ada dua Jiyoung di sekolahnya.
                “Sebenarnya aku ingin mengajakmu ke sekolah, tapi sepertinya itu tidak bisa. Aku bolos sekolah saja hari ini.” Kata Sehun mengacak rambutnya yang sudah rapi.
                “Tenang saja, hanya kau yang bisa melihatku. Aku bisa pergi ke sekolahmu.” Kata Jiyoung seraya kembali merapikan rambut Sehun. Sehun tersenyum, dia melihat jam di tangannya, sudah jam 7. Berapa jam yang sudah dia gunakan bersama Jiyoung?

                Sehun mengayuh sepedanya dengan pelan, membiarkan dirinya dan Jiyoung menikmati angin lembut dan cahaya matahari yang hangat. Oh, Jiyoung bersinar terkena sinar matahari. Sehun sadar, Jiyoung adalah bintang yang semalam dia mohon untuk memberi Jiyoung padanya. Hanya sehari...
                Sehun menggegam tangan Jiyoung selama berjalan menuju kelas, membuat beberapa temannya melihatnya dengan aneh. Tapi Sehun hanya tersenyum, dia tidak bisa menggambarkan betapa bahagianya dirinya saat ini.
                Jiyoung terus berada di samping Sehun, ketika mereka sampai di kelas Sehun bisa melihat Jongin yang bersama Jiyoung di bangkunya. Sehun melihatnya sekilas, dia punya Jiyoungnya sendiri saat ini. Sehun tersenyum pada Jiyoung miliknya, Jiyoung hanya membalas senyum Sehun seadanya.
                “Kau baik-baik saja? Apa perlu aku antar ke UKS?” Sehun mendengar perkataan Jongin pada Jiyoung. Jiyoung meletakkan kepalanya di meja, kemudian dia menggeleng tanda menolak tawaran Jongin. Sehun hanya melewati mereka, bahkan Sehun lupa biasanya dia akan sangat khawatir jika Jiyoung sedang sakit.
                Entah kebetulan atau apa, tapi hari itu Seungyun teman sebangku Sehun tidak masuh. Sehingga kursi kosong itu bisa menjadi tempat duduk Jiyoung. Pelajaran hari itu jauh lebih menarik dari sebelumnya, karena Jiyoung berada di sampingnya. Sesekali Sehun melihat Kang Jiyoung milik Jongin di bangkunya, Jiyoung masih bertahan dengan meletakkan kepalanya di meja.

***

                Tanpa mengganti seragamnya siang itu, Sehun mengajak Jiyoung berjalan-jalan di pinggir kota. Menikmati keramaian jalan yang mereka lewati, Sehun terus menggenggam tangan Jiyoung. Semuanya terasa begitu nyata, Sehun tidak sedang bermimpi kan? Ini bukan hanya sekedar skenario film kan?
                Mereka memilih untuk duduk di taman setelah lelah berjalan-jalan. Sehun memberikan dada bidangnya untuk Jiyoung meletakkan kepalanya. Melihat orang-orang tertawa bahagia di sekeliling mereka, hanya seperti itu tapi Sehun merasa sangat senang. Berada di samping Jiyoung seperti ini membuatnya seperti di surga.
                Tanpa ijin hujan turun dengan lembut, rintik itu membuat suasana terasa lebih damai. Sehun suka situasi seperti itu, aroma tanah yang terkena lembutnya air hujan tercium.
                “Kau tidak berniat mengajakku hujan-hujanan disini kan?” tanya Jiyoung menyadarkan lamunan Sehun. “Kau tidak ingin berteduh?”
                “Ya, aku rasa kita harus berteduh.” Kata Sehun kemudian bangkit dan menarik Jiyoung untuk sedikit berlari bersamanya. Sehun menoleh ke belakang untuk melihat Jiyoung, kemudian Sehun menghentikan langkahnya, Sehun memegang pundak Jiyoung dengan kedua tanganya dan memperdekat jarak mereka. Sehun mencium Jiyoung dengan lembut di bawah hujan membiarkan mereka basah terkena guyuran hujan.

***

                 Hari sudah gelap ketika Sehun dan Jiyoung kembali ke rumah. Sehun lupa dengan waktunya, sudah berapa lama dia menghabiskan waktu dengan bintangnya itu?
                Setelah membersihkan diri, Sehun melihat Jiyoung dengan dres jingga selututnya yang masih setengah basah. Sehun meletakkan handuknya dan berniat untuk mencari pakaian ibunya, semoga saja ada yang pas untuk Jiyoung.
                “Tidak perlu, kau tidak perlu mencari baju untukku.” Kata Jiyoung kemudian. Sehun berbalik, mengerutkan keningnya.
                “Kau yakin?” tanya Sehun dan Jiyoung mengangguk.
                “Kau tak perlu khawatir padaku. Yang perlu kau khawatirkan adalah waktu.” Kata Jiyoung tersenyum. Sehun melihat jam yang ada pada dinding kamarnya. Masih pukul 7 malam, Sehun ingat betul semalan bintang itu jatuh sekitar jam 12 malam.
                “Masih ada 5 jam lagi sebelum kau pergi.” Kata Sehun.
                “Apa kau benar-benar yakin dengan permohonanmu? Membiarkan Jiyoung menjadi milikmu selama sehari kemudian merelakannya pergi?”
                “Ya, hanya sehari saja. Itu tidak berlebihan kan?”
                “Jika kau merasa yakin, itu bukan masalah.” Lanjut Jiyoung. “Pakai pakaian yang hangat, aku ingin kita kembali di padang rumput yang semalam.” Kata Jiyoung mengajak Sehun yang dengan segera mengganti pakaiannya.
               
***

                Malam itu cerah, berbeda dengan guyuran hujan sore tadi yang membuat langit tertutup awan. Malam ini Sehun masih bisa melihat ribuan bintang di langit, dan lebih istimewa lagi karena Jiyoung di sampingnya.
                Mereka berlarian di padang rumput malam itu, bermandikan cahaya bulan dan bintang yang menyinari mereka. menghabiskan sisa waktu mereka untuk bersama, mengingat tak lama lagi Jiyoungnya itu akan pergi.
                Bermain, bercanda, tertawa, berbagi peluk mereka. Yang mereka pikirkan hanya bahagia, mereka tidak mau mengingat waktu untuk sesaat.
                “Sudah cukup!” kata Jiyoung mengatur nafasnya dan membuat Sehun berhenti mengejarnya. Jiyoung duduk di rumput kemudian merebahkan tubuhnya di rumput.
                “Hei, rumput ini tidak basah?”
                “Tidurlah di sampingku dan lihat ke atas!” kata Jiyoung tak menjawab pertanyaan Sehun. Sehun merebahkan dirinya pada rumput yang sedikit basah itu, melihat ke atas dan hamparan bintang menyapanya. Sungguh indah seperti biasanya, tapi, sebuah bintang sedang ada di sebelahnya sekarang.
“Kau suka kan? Seperti ini? Melihat bintang di atas sana. ” tanya Jiyoung masih menatap ke atas. Sehun menoleh untuk bisa melihat wajahnya, kemudian dia tersenyum.
“Aku selalu seperti ini. Jiyoung yang tidak pernah bisa aku capai. Aku selalu berpikir Jiyoung itu seperti bintang yang tak akan pernah tersentuh olehku. Ternyata aku salah, aku lebih bisa menyentu bintang.” Kata Sehun, Jiyoung menoleh dan pandangan mereka bertemu.
“Aku akan mewujudkan mimpimu dengan Kang Jiyoung itu.” kata Jiyoung dengan senyum, tapi matanya berkaca-kaca dan Sehun benci itu.
“Seperti apa?” tanya Sehun, masih menatap Jiyoungnya.
“Oh Sehun saranghae!” kata Jiyoung berhasil membuat Sehun tersenyum. Tapi senyum itu hilang ketika sebutir air mata keluar dari mata Jiyoung.
“Kenapa kau menangis?” Sehun menghapus air mata Jiyoung dengan jarinya.
“Oh Sehun jam berapa ini?” tanya Jiyoung. Sehun melihat jam di tangannya dan betapa kagetnya dia melihat angka menunjukkan 23.58. artinya tinggal 2 menit waktunya bersama Jiyoung.
“Dua menit lagi sebelum kau pergi, bangunlah!” Sehun segera bangkit diikuti Jiyoung. “Terimakasih sudah menjadi Jiyoungku.” Sehun memeluknya kemudian mencium kening Jiyoung. Bintangnya itu hanya menangis, tapi air matanya bukan sebuah air, melainkan sebuah debu. Sehun merasa ada yang aneh, perlahan Jiyoung menjadi lemah dan semakin tipis. Sehun segera memeluknya.
“Sebenarnya aku tidak ingin kau pergi!!!” kata Sehun.
“Aku juga tidak ingin meninggalkanmu.” Kata Jiyoung hampir tak terdengar. Detik berikutnya bintang itu berubah menjadi debu, Sehun memeluk udara sekarang. Dia sadar Jiyoungnya sudah pergi, Sehun mengumpulkan debu yang menempel di tubuhnya dan mengumpulkannya. Menyimpang pada kantong jaketnya. Sehun memandang langit, tak terasa dia menyesal sudah membuat sebuah permohonan. Sebaiknya dia tidak pernah bertemu Jiyoung jika pada akhirnya harus berpisah.
“KANG JIYOUNG SARANGHAE!!!”

***

Sehun bingung dengan kehebohan di sekolah. Teman-teman perempuannya banyak yang menangis, kemudian dia melihat Jongin di kelasnya terlihat sangat buruk. Beberapa temannya membantu Jongin untuk bangkit dari bangku Jiyoung.
“Jongin-ah sudahlah...”
“Kenapa harus secepat ini?”Sehun mendengar suara Jongin bergetar, Jongin menangis?
“Teman-teman, sebentar lagi kita akan berangkat bersama-sama ke rumah Jiyoung. Pemakamannya akan di adakan jam 9 pagi!” Kata Chanyeol pada teman kelasnya membuat beberapa isakan makin terdengar jelas.
Sehun terpaku di tempatnya, dia tidak salah dengar kan? Kang Jiyoung sudah meninggal? Baru semalam dia kehilangan bintangnya, bintangnya yang sudah menjadi Jiyoung untuknya, dan sekarang dia kehilangan Jiyoung yang sesungguhnya?
“Sehun-ah, ayo! Kau tidak ikut ke pemakaman Jiyoung?” Seungyun menyadarkan Sehun, kemudian Sehun hanya mengangguk seraya mengikuti Seungyun keluar kelas.

 Debu bintang Jiyoung Sehun simpan pada sebuah botol kecil. Sehun meletakkan di makam Jiyoung, membiarkan Jiyoung bintang dan Jiyoung sesungguhnya bisa tenang disana.
***

Sehun menatap bintang seperti biasanya. salah satu dari mereka sebelumnya adalah bintang yang menemaninya. Sehun berjanji pada dirinya sendiri akan selalu mengingat bintangnya dan mengingat sosok Jiyoung yang begitu dia cintai.
Sehun masih menjaga mimpinya itu....
***
Bintang itu mengambil sebagian jiwa Jiyoung. Itu alasan Jiyoung terlihat begitu lemah ketika Sehun mengajak bintangnya ke sekolah. Sehun tidak pernah tau bintangnya itu bagian dari Jiyoung. Sehun berkata dia akan merelakan Jiyoung pergi jika dia sudah memiliki waktu sehari bersama, tanpa dia sadari Jiyoung juga akan pergi bersama bintangnya.
Magical stardust!

Author's Note: HAHA.. Bagaimana? Ide fic ini dateng pas dengerin lagu Lunafly itu. Gak yakin sama genre sadnya, kayanya kurang ngena. Entahlah bagaimana pendapat kalian. Terimakasih udah mau baca, untung-untung kalo kalian kasi comment.
 

Komentar

  1. Huwaaaaaa,,,, TT.TT
    Kenapa jiyoung yg asli harus meninggal juga authorniim??
    Kan kasiian Sehunnya.
    Tp g apapapa, yg penting mereka pernah bahagia sebelumnya.

    Hehehee,,, new reader here authorniim.
    Lg nyari" ff tntang Jiyoung dan member Exo, ehhh nemu blog ini.
    Ijiin buat baca" karya authorniim yg lain yaaa....^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya terimakasih udah mau baca.
      Silahkan-silahkan mampir ke fif lainnya...

      Hapus
  2. aku sediihh.. hehe,
    andai aku jadi sehun pasti langsung speechless, campur antara menyesal sama sedih. keren author, aku kagum sama author yang selalu bisa bikin ide ff yang keren2 gini. hehe, semangat author! yehet ohorat! hehe :D i'll wait for the next fanfic, keep spirit up author nim

    BalasHapus
    Balasan
    1. yehet.. terimakasih ya. ^_^
      semangat-semangat! terima kasih udah mau baca dan komen...

      Hapus
  3. oh my god!!! The ending is so unexpected! I saw your themes before reading and I didn't know it was going to be this sad!
    At least I thought when star!Jiyoung is around, the real Jiyoung would feel like an ounce of her is being taken away, but that she would feel 100% herself when star!Jiyoung is gone. But in the end.... T.T
    Good job, anyway, as always. I like the peaceful and melancholic Sehun that you pictured. It made me wonder, though. Since Sehun said dia merelakan Jiyoung pergi, did he cause her to die in a way?
    Anwyho, thanks. Thanks for keeping Jiyoung alive in our hearts through your writing. You have my utmost gratitude.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank's for read and coment here Bibi~ :D
      Actualy, I can't write fanfic when Jiyoung article out. Remember Jiyoung is my fanfic world, She's my inspiration. This was a very sad decision to continue writing because Jiyoung left kara. But, I realize, I can't stop to writing, then I keep write and continued my fanfic. Jiyoung always in our heart! TT

      Hapus
  4. Omg, sehun baru aja bahagia eh jiyoung harus tinggalin dia dan jiyoung aslinya pun meninggal. :( aku kira jiyoung asli bakalan sama sehun /? Hahah ternyata gak. Aku terbawa suasana sehun suka jiyoung /?

    Like it authour>< udah jarang jg ff jihun hahah di tunggu next jihun thour^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jihun kalah sama kaijing. hehe..
      iya, nest jihun masih proses.. tunggu ya. terimakasih ^^

      Hapus
  5. DongheeCuterebellion6 Februari 2014 pukul 16.21

    Ff ini menyakitkan,,,sehunniiiiie,,,,,kenapa buat permintaan kaya gitu sih?????liat,jiyoungie jd mati,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe... maaf eonni... :D
      kan sad sad gimana gitu.. :D

      Hapus
  6. merinding sumpah bacanya. apalagi pas dia balik jadi stardust, lalu besok paginya sehun dapat kabar jiyoung meninggal. udah sedih banget gimana gitu. T///T

    meski sebenarnya moment mereka berdua itu kurang---tapi, yah. emang cuma 24 jam mau dimaksimalin gimana juga tetep aja singkat banget. suka banget lah idenya. apalagi ada sejing dan kaijing pairnya :""| good job!

    BalasHapus
  7. huaaa gw jdi kgk fokus mkn gara2 bca ini ff
    keep writing thor

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah