Langsung ke konten utama

[FANFIC] Vampire Detected - Last Chapter





Title: Vampire Detected
Cast: Kim Jongin a.k.a Kai | Kang Jiyoung | Oh Sehun | Byun Baekhyun | Kim Junmyeon a.k.a Suho | Jung Krystal | Choi Sulli | Bae Suzy | Lee Jieun | Xi Luhan | Wu Yifan a.k.a Kris etc
Pairing: KaiJiyoung | Sehun Jiyoung | other
Genre: Romance | Fantasy | Horror
Lenght: Series
 Author: YRP




Sulli membuang nafas panjang mendengar penjelasan dari Kai, dia masih tidak bisa percaya dengan semua ini.
                “Dan sekarang kau menyukainya? Kau menyukai Jiyoung?” tanya Sulli ragu.
                “Aku sangat menyukainya.” Jawab Kai tegas, “Kau tau kan aku tidak suka berdiam disini.”
                “Aku tau, ah sebaiknya aku menghubungi Krystal sekarang!” Sulli mencari ponselnya di saku, Sulli baru menerima pesan dari Krystal. Dimana Krystal berfoto dengan Suho saat itu. “Kai!” pekik Sulli.
                “Apa lagi?” Kai merebut ponsel Sulli, melihat gambar yang ada pada layarnya. Krystal tersenyum pada camera dan jelas seseorang yang bersamanya sekarang adalah Suho.
                “Apa Krystal....” Sulli tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
                “Tentu saja dia menjadi target Suho, cepat cari tau dimana mereka sekarang!” Kai dengan cepat mengambil jaketnya dan segera memakainya. Sulli mencoba menghubungi Krystal.
                “Ayo!” Kai mengajak Sulli untuk masuk dalam mobil Baekhyun. Mobil itu tidak mewah dan lama sekali tidak pernah di pakai karena baik Baekhyun maupun Kai lebih memilih jalan kaki atau naik angkutan umum.
***
                “Oppa, ini dimana?” tanya Krystal ketika mereka sampai pada sebuah rumah yang amat besar, rumah itu terlihat sangat tua.
                “Sebenarnya aku tinggal disini, kita main disini dulu. Nanti kita akan berkunjung ke rumah orangtuaku.” Kata Suho hangat, merangkul Krystal dalam pelukannya ketika mereka masuk rumah besar itu.
                “Dengan siapa kau tinggal di rumah sebesar ini?” tanya Krystal ketika mereka sampai di dalam.
                “Hanya empat orang, dua diantaranya kau mengenal mereka.” jelas Suho sabar. “Tunggu disini, aku harus mengambil sesuatu untukmu.” Suho mempersilahkan Krystal untuk duduk di sebuah ruangan kecil. Ada sofa berukuran sedang disana, Krystal bersyukur Suho memilih ruangan kecil dan hangat ini. Setidaknya Krystal tidak merasa canggung karena ruangan yang luas.
                Drrttt..... Drrrttt....
                Ponsel Krystal bergetar, Krystal segera menjawabnya mengetahui itu Sulli.
                “Sulli-ah!” jawab Krystal ceria.
                “Krystal-ah... kau.... di....ma..na?” suara Sulli terdengar terputus-putus.
                “Ya! Aku tidak bisa mendengar suaramu dengan jelas!”
                “Bisakah kau menyimpan ponselmu ketika kita sedang bersama?” pinta Suho ketika dia kembali dengan minuman untuk Krystal.
                “Ah ne tentu saja!” Krystal meletakkan ponselnya di meja. Selanjutnya mereka mengobrol hangat, saling menceritakan kehidupan satu sama lain. Sesekali Krystal tertawa karena candaan Suho. Tidak ada yang tau sampai kapan itu berlangsung.
                Suho menatap Krystal dalam, keduanya tak saling bicara sekarang, hanya sibuk saling tatap satu sama lain. Selanjutnya Suho mendekatkan wajahnya dan mempertemukan bibir mereka.
                “Oppa... Kau dengar sesuatu?” Krystal mendorong Suho, mencoba menyadarkan Suho ada suara berisik.
                “Apa kau yakin?” Suho bangkit dan melihat ke arah jendela, mencoba melihat apa yang terjadi di luar. “Mungkin hanya perasaanmu saja, tidak ada seorangpun di luar.”
                “Ah, mungkin memang hanya perasaanku saja.” Krystal tersenyum. Suho menarik tangan Krystal agar berdiri, menyudutkannya di tembok. Dada Krystal bergemuruh, dan ketika mata mereka bertemu, mata Suho tak sehangat biasanya. Tatapan hangat itu sudah hilang berganti dengan tatapan dingin yang tak pernah Krystal lihat sebelumnya.
                “Apa benar kau mencintaiku?”
                “Ya, aku mencintaimu oppa...” jawab Krystal otomatis, dan detik berikutnya Suho mendekatkan wajahnya di leher Krystal. Dengan mudah taring itu menusuk leher Krystal dengan sempurna.
                “Arrrggghhhh!!!” teriakan Krystal memenuhi ruangan itu.
                BRRAAAAKKK!!!!
                Seseorang membuka pintu dengan kasar, Suho tak memedulikan siapa itu. Tapi Krystal bisa melihatnya, tatapan Krystal penuh kesakitan dan meminta tolong pada orang itu.
                “K...kka...i..” bisik Krystal di tengah sakitnya. Kai berdiri disana dan Sulli di belakangnya terpaku melihat sahabatnya seperti itu.
                “APA YANG KAU LAKUKAN!!!” Kai menarik bagian belakang kerah Suho, membuatnya melepaskan gigitannya pada Krystal. Krystal ambruk, dan Sulli menghampirinya dengan segera. Suho tersenyum licik melihat Kai, dia menghapus darah yang ada di bibirnya.
                “Apa yang bisa kau lakukan? Kau hanya anak manusia! Kapan kakakmu akan menjadikanmu seorang vampire?” Suho berkata dengan penuh kebencian, Kai membalasnya. Kai tau dia tidak akan menang melawan Suho, tapi Kai berjanji akan mengerahkan semua kemampuannya.
                “Kai!!!” Sulli berteriak melihat Krystal makin dingin dan pucat di pelukannya, Kai melihat keadaan itu mencoba menghampiri Krystal. Tapi dengan cepat Suho mencegahnya, melempar Kai hingga tubuhnya terhempas ke tembok dengan keras. Belum sempat Kai berdiri, Suho sudah menarik bagian depan bajunya dan kembali melempar Kai yang kini menabrak meja dan menumpahkan minuman yang ada di atasnya.
                Sulli menangis, Krystal semakin lemah di pelukannya dan dia tau Kai juga sedang tidak baik sekarang. Sampai kemudian seseorang menariknya dan membantunya membawa Krystal ke sebuah ruangan. Sulli melihat bekas gigitan Suho di leher Krystal, luka itu parah. Dengan berbentuk lubang gigi Suho, darah ada disana, Sulli mencoba menutupinya dengan syal yang dia pakai.
                “Percuma!” kata Suzy melihat keputusasaan Sulli.
                “Lalu apa yang harus kita lakukan? Oh tidak! Krystal tidak boleh menjadi seperti kalian.” Sulli menghapus air matanya, Krystal menatapnya lemah.
                “Su..llii..” Krystal berusaha mengumpulkan tenaga untuk mengeluarkan suaranya.
                “Tenanglah, semua akan baik-baik saja.” Sulli membelai wajah Krystal, tak sanggup menatap sahabatnya seperti itu.
                Braakk!!
                Suara-suara itu masih di ciptakan oleh Suho yang mungkin sekarang masih asyik dengan kegiatannya menyerang Kai. Dan Sulli berharap Kai melakukan perlawanan.
                “Bagaimana jika Suho juga menyerang Kai seperti ini?” Sulli bertanya pada Suzy, entah mengapa Sulli berpikir Suzy satu-satunya orang yang bisa di percaya saat ini.
                “Tidak akan, Sehun yang akan melakukan itu. Jadi Suho tak akan pernah menggigitnya.” Suzy mencoba melihat keadaan Krystal. “Dia akan menjadi sepertiku.”
                “Apa? Vampire? Tidak bisa!” kata Sulli mencoba membaca wajah Suzy.
                “Mati atau menjadi vampire.” Kata Suzy, ada raut kecewa di mata Suzy. “Tapi harus ada vampire yang menghabiskan darahnya jika dia ingin mati. Jika terus seperti ini, dia akan menjadi vampire.” Jelas Suzy.
                “Sulli-ah.... apa... pun yang.. terjadi aku.. tidak mau men..jadi.. vampire...” kata Krystal, terlihat jelas Krystal menahan sakit yang sekarang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. “Bae.. Suzy.... minum se..mua.. darah...ku.. mohon...”
                “Tidak, apapun yang terjadi aku tidak akan menghabiskan darahmu. Aku tidak akan pernah minum darah manusia.” Jelas Suzy tegas. “Paling tidak harus seorang laki-laki.” Sedangkan Sulli mencoba untuk menghubungi Luhan.
                Prang!!!
                Jendela besar di sudut ruangan pecah, Jieun sudah disana, ya setidaknya Jieun bisa membantu. Jieun melihat Krystal yang di rebahkan di lantai, matanya langsung memancarkan aura kemarahan.
                “Siapa? Suho?” tanya Jieun pada Sulli dan Suzy. Sulli menjawab dengan anggukan sedangkan Suzy hanya diam menatap Jieun. Dan dengan cepat Jieun membuka pintu ruangan itu, memilih untuk berhadapan dengan Suho yang masih dengan senang melempar Kai sesuka hatinya.
***
                “Sehun-ah, apa kau mendengar sesuatu? Sepertinya itu dari atas.” Tanya Jiyoung pada Sehun yang sibuk dengan pikirannya.
                “Apa, aku tidak dengar apapun.” Kata Sehun dengan senyumnya, Jiyoung menatap Sehun sesaat, bisakah Jiyoung percaya pada Sehun?
                “Aku tidak mengerti, dari rumah sebesar ini kau memilih kamar bawah tanah. Aku yakin ada banyak kamar di rumah ini. Benar kan?”
                “Aku merasa lebih nyaman disini, ketika tidak ada yang mengangguku.” Jawab Sehun. Jiyoung meletakkan kepalanya di pundak Sehun.
                “Aku rindu orangtuaku..” kata Jiyoung tiba-tiba, Jiyoung tidak ingat kapan terakhir dia bertemu dengan orangtuanya. “Dan aku sangat menyayangi Luhan oppa.” Lanjutnya.
                “Apa kau ingin pulang?” tanya Sehun seraya melirik pada gadis yang di pelukannya saat ini. “Tapi sekarang bukan waktu yang tepat. Tunggu sebentar lagi dan aku akan mengantarmu pulang.” Sehun mencium kepala Jiyoung, Jiyoung hanya diam dan memilih memejamkna matanya.
                “Sehun-ah, kau yakin tidak mendengar sesuatu? Suara itu makin keras sekarang. Dan aku mulai mendengar suara teriakan dan jeritan.” Kata Jiyoung dan Sehun bisa melihat Jiyoung ketakutan sekarang.
                “Jangan hiraukan.” Sehun memeluk Jiyoung makin erat, dan sekali lagi Jiyoung merasa pelukan dingin dari Sehun.
***
                Jieun menatap Suho dengan tatapan marahnya, Suho membalasnya dengan senyum. Kai yang tersungkur di belakang Suho mencoba memberitahu Jieun bahwa dia baik-baik saja.
                “Kau sudah kembali Jieun-ah, sudah lama aku tak melihatmu, aku sangat merindukanmu.” Suho berkata seraya berjalan mendekat mencoba memeluk Jieun dan tentu saja Jieun menghindarinya. Dan untuk sesaat Jieun berpikir, apa mungkin Suho masih memiliki perasaan untuknya?
                “Tidak ada waktu untuk bermain-main.” Kata Jieun dingin, dan detik berikutnya Suho mendekat pada Jieun mencoba menyerang Jieun untuk kedua kalinya. Untungnya kemampuan Jieun sangat luar biasa dan bisa menghindar dengan baik. Kai menahan nafas melihat kejadian tadi, Suho bahkan lebih kejam saat ini daripada saat menyerang Krystal tadi. Atau bahkan Kai sudah tidak mengenali Suho sekarang, Suho yang ramah itu benar-benar menghilang.
                “Kau bilang jangan main-main kan Jieun?” kata Suho terlihat kaget dengan kemampuan Jieun, “Kau bahkan lebih hebat dari yang aku kira.” Suho tersenyum licik. Selama beberapa saat keduanya saling melempar barang yang ada di ruangan itu. Dan ini jadi tugas untuk Jieun, karena dia juga harus memperhitungkan agar barang yang di lemparnya atau di lempar Suho tidak mengenai Kai.
                Tapi sayangnya ruangan itu kecil, tepat ketika Suho melempar lampu baca dari sudut ruangan, bukan di arahkan pada Jieun melainkan pada Kai. Jelas saja Jieun langsung menjai tameng untuk Kai dan tiang lampu baca itu tepat mengenai tubuh Jieun.
                “Cinta itu memang lemah! Untuk apa kau melindungi Kai?” Suho tertawa melihat rencananya berhasil. Kai memegang tangan Jieun, memastikan Jieun masih punya cukup tenaga.
                “Noona! Kau baik-baik saja?” Kai mencoba menyadarkan Jieun yang terlihat masih mengumpulkan tenaga, Jieun menutup matanya.
                “Apapun yang terjadi, biarkan aku tetap di depanmu.” Kata Jieun. Tak mau membuang kesempatan Suho menghampiri Jieun dengan cepat, menyentuh wajahnya, memerhatikannya dengan seksama.
                “Hanya terkena tiang lampu saja kau sudah lemah Lee Jieun?” Suho mendekatkan wajahnya pada wajah Jieun, “Oh tidak, kenapa kau makin cantik sekarang?”
                “Kai jangan!!!” Jieun berteriak ketika Kai mendorong Suho untuk menjauh dari Jieun.
                “Kau masih bisa mendorongku, anak manusia?” Suho jelas menertawakan Kai. Kini Suho beralih pada Kai, menancampkan kuku panjang Suho pada leher Kai. “Sayang sekali kau milik Sehun!” Suho menghisap darah Kai yang ada pada jarinya.
                CLAB!!!
                Suho membeku, Kai tidak mengerti apa yang terjadi padanya.
                “Baekhyun!” Jieun berteriak, Baekhyun menancapkan sebuah belati pada punggung Suho. Dan sekarang Baekhyun membalik tubuhnya, menancapkan belati itu pada jantung Suho berkali-kali. Baekhyun terlihat begitu murka, cairan hitam keluar dari sana.
                “Tidak ada yang boleh menyakiti adikku!” Baekhyun berkata lirih sambil tetap menusuk jantung Suho berkali-kali.
                “Cukup Baek!” Jieun menghentikan aksi Baekhyun, “Krystal! Kau harus melihatnya!” kemudian mereka melihat Krystal yang mulai berteriak tak terkontrol di salah satu ruangan rumah itu. Sulli masih memeluknya sambil menangis, Suzy melihatnya seraya mencoba memberi beberapa bubuk ramuan pada leher Krystal.
                “Aaarrrggghhhhh!!!!” jeritan Krystal terdengar begitu mengerikan dan menyakitkan.  Luhan juga ada disana, menatap Krystal dengan penuh tanda tanya, tak ada yang bisa dia lakukan.
                “Kai.. apa yang harus kita lakukan??” Sulli menatap Kai, kemudian Jieun dan Baekhyun secara bergantian.
                “Krystal! Krystal!” Kai memanggil nama Krystal yang masih meronta dan menjerit kesakitan.
                “Aaaarrgghh!”
                “Hanya ada dua pilihan, mati atau  menjadi vampire.” Kata Suzy akhirnya menyerah.
                “Aaarrrrggghh, tolong..” Kai bersumpah dia akan selalu dihantui jeritan Krystal itu.
                “Baek, lakukan!” Kata Jieun sambil tetap melihat Krystal.
                “Apa maksudmu! Tidak akan !” tolak Baekhyun, dan semua mata kini menatap pada Baekhyun penuh harapan.
                “Oppa, lakukan saja. Krystal tidak ingin menjadi vampire, oppa lakukan!” Sulli memohon pada Baekhyun. Sulli sangat mengenal Krystal, dia tau yang Krystal inginkan dan apa yang terbaik buat Krystal. “Itu yang terbaik oppa!”
                “Lakukan saja, kau tau bagaimana rasa sakitnya. Cepat akhiri sakitnya!” kata Suzy menatap Baekhyun dalam. “Seandainya jadi vampirepun dia tak akan sempurna dan itu akan makin menyulitkannya.”
                “Hyung, bantu Krystal hyung.” Kai ikut bicara sekarang. Baekhyun benar-benar bingung apa yang harus dia lakukan sekarang. Semua ada padanya, dan dia masih bisa mendengar jeritan Krystal dengan jelas.
                Baekhyun berlutut menatap Krystal, Krystal meronta, menjerit, Baekhyun mengerti apa yang Krystal rasakan.
                “Aku memilih mati di tanganmu oppa....” kata Krystal di sela jeritannya. Baekhyun mendekatkan wajahnya pada leher Krystal dan menghisap sisa-sisa darah yang ada pada tubuh Krystal. Perlahan jeritan sakit itu tak terdengar lagi, Krystal berhenti meronta, sepertinya Baekhyun sudah melakukannya dengan baik. Baekhyun melepas gigitannya, membersihkan bibirnya dengan lengannya. Krystal sudah menutup matanya.
***
                “Jing! Kau dimana? Kau bisa mendengarku?”
                Jiyoung terbangun dari tidurnya, Jiyoung tertidur di sofa kamar Sehun. Jiyoung tidak ingat bagaimana awalnya dia tertidur tadi, tapi mimpi barusan terasa begitu nyata. Dia mendengar Kai memanggil namanya. Jiyoung mengitari seluruh ruangan dan akhirnya menemukan Sehun yang sedang berdiri di depan jendela, matanya terlihat tajam menatap sesuatu.
                “Sehun-ah!”
                “Kau sudah bangun? Kau terus berteriak dalam tidurmu.” Kata Sehun tanpa menatap Jiyoung. “Kau selalu menyebutnya, Kai...”
                “.....” Jiyoung terkejut mendengar perkataan Sehun, bagaimana bisa Jiyoung menyebut nama Kai dalam tidurnya.
                “Dan aku tau Jing, kau mulai memikirkannya. Kau memikirkan Kai akhir-akhir ini. Aku tau itu, aku tau semuanya.” Sehun masih menatap ke arah jendela, yang Jiyoung yakin tidak ada yang bisa di lihat dari jendela buatan itu. Mereka ada di bawah tanah bukan?
                “Aku selalu tau apa yang kau pikirkan, yang kau rasakan, yang kau rencanakan, bahkan aku tau semua sebelum kau sempat memikirkannya.” Sehun berbalik sekarang, menatap Jiyoung yang masih tidak mengerti dengan semua perkataan Sehun.
                “Aku tau kau mencintainya Jing, kau mencintai Kai...” seperti sebuah tamparan, Jiyoung sendiri masih belum memutuskan perasaan apa yang ada pada hatinya untuk Kai.
                “Apa maksudmu?”
                “Mereka mencarimu Jing!” Sehun mendekat pada Jiyoung, “Asal kau tau, aku tidak mau melakukan semua ini.”
                “Sehun-ah, apa maksudmu?” Jiyoung ketakutan melihat tatapan dingin Sehun.
                “Kau harus mengingat apa saja yang sudah aku ceritakan padamu ketika kau tertidur tadi.” Sehun mencium bibir Jiyoung tepat ketika seseorang mendobrak pintu kamar Sehun.
                “Ya! Jiyoung disini!” Luhan berteriak, nafasnya terengah, Luhan bisa melihat adiknya bersama Sehun. “Jing!”
                “Luhan oppa!” Jiyoung tersenyum melihat Luhan, Jiyoung tidak tau apa yang sudah terjadi. Tidak pernah tau Suho melempar Kai berkali-kali, tidak tau Krystal sahabatnya tak akan pernah dia lihat lagi, tidak tau bahwa orang-orang itu sangat mengkhawatirkannya.
                “Apa yang kau lakukan padanya!?!” Kai mendorong Sehun kasar, Luhan segera menarik Jiyoung dalam pelukannya.
                “Jongin! Apa yang kau lakukan?” Jiyoung mencoba untuk lepas dari Luhan yang memeluknya erat.
                “Berani kau menyentuh Jiyoung maka...”
                “Apa? Apa yang bisa kau lakukan?” Sehun menatap Kai meremehkan. Baekhyun dan Jieun sudah bergabung disana.
                “Hyung, sebaiknya kau bawa Jing ke tempat Sulli.” Perintah Baekhyun yang segera di iyakan oleh Luhan. Jiyoung benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi. Ketika Jiyoung dan Luhan menaiki tangga, mereka bertemu Kris dengan wajah murkanya.
                “Kau Xi Luhan!” kata Kris, mata Kris merah saat melihatnya.
                “Aku tidak ada urusan denganmu!” Luhan mencoba menerobos, tapi dengan mudah Kris mendorongnya dan membuat Luhan jatuh dari tangga itu.
                “Oppa!” Jiyoung berlari, membantu Luhan yang terjatung di anak tangga.
                “Jadi kau Kang Jiyoung itu? Kau terlihat lemah!” Kris melewati Jiyoung, melihat  Sehun yang terlihat menghadapi tiga orang.
                “Oh, Lee Jieun sudah datang. Maaf aku terlambat!” kata Kris licik. “Ada Baekhyun dan adiknya disini? Senang bertemu kalian!” dengan gerakan cepat Baekhyun mendorong Kris hingga punggungnya menyentuh dinding.
                “Kai! bawa Jiyoung keluar!” Jieun berteriak pada Kai, dengan cepat Kai membawa Jiyoung dan Luhan pergi dari sana.
                “Jongin, apa yang sebenarnya terjadi?”
                “Jangan sekarang, nanti kau akan tau!” Kai mengajak Jiyoung dan Luhan ke tempat dimana Sulli berada.
                Sudah bisa di prediksi betapa kagetnya Jiyoung melihat mayat Krystal. Jiyoung menangis melihat keadaan sahabatnya itu. Sulli memeluknya. Kemudian suara berisik datang dari luar ruangan itu. Rupanya Kris, Jieun, Baekhyun dan Sehun berpindah tempat.
                “Suzy, apa kau yakin Kris bisa di kalahkan?” tanya Sulli pada Suzy.
                “Apapun yang kalian pikirkan, Kris sangat kuat dan hebat. Baekhyun atau Jieun itu bukan tandingannya, mereka makanan Kris.” Kata Suzy. Jiyoung yang sudah mengerti saat ini hanya bisa diam, dia merasa bodoh menjadi orang terakhir yang tau akan hal ini.
                Kai tidak bisa diam melihat kakaknya menjadi bahan mainan Kris, Kai keluar dan berniat membantu kakaknya tapi mungkin sebaliknya yang terjadi.
                “Aku bilang jangan ikut kesini!” Baekhyun berteriak, Kai bisa melihat keadaan kakaknya sudah buruk. Baekhyun membiarkan dirinya menjadi mainan Kris dari pada melihat Kris menyakiti Jieun. Jieun dan Sehun hanya seperti dua orang yang bermain lempar-lemparan. Tidak ada serangan berat dari keduanya. Berbeda dengan Baekhyun yang sebagian kulitnya tergores atau bahkan robek karena Kris.
                Kai berlari ke arah Kris ketika Sehun menghadangnya. Sehun menatap Kai dalam, tapi Kai tak mau menata mata itu. Jieun membaca ada sesuatu yang akan di sampaikan Sehun pada Kai, tapi Kai terlalu fokus menyelamatkan kakaknya saat itu. Kris yang melihat Sehun menghadang Kai kini tersenyum.
                “Kau sudah mulai Oh Sehun! Baiklah lakukan saja!” teriak Kris dengan senyum puas. Baekhyun yang melihat ini tentu menjadi sangat murka. Dia tau Sehun akan menyerang Kai, dan Baekhyun tidak mau adiknya menjadi seperti dirinya.
                “Tidak!! Jangan pada adikku!!!” teriak Baekhyun, Sehun dengan cepat mendorong Kai dan mengambil pergelangan Kai, menggigitnya. Baekhyun menarik Sehun membuat gigitan itu terlepas. Kris tertawa melihat itu, Jiyoung tak bisa percaya pada apa yang dia lihat.
                “Selamat datang Kai! Akhirnya kau bisa merasakan apa yang kakakmu rasakan!” Kris tertawa dengan kerasnya. Kai mulai berteriak kesakitan.
                “kau sungguh licik Kris!” Jieun sudah berdiri di depan Kris sekarang, Kris segera menerkam Jieun dengan mudah.
                “Jieun!!!” Baekhyun berteriak melihat Kris dalam perjalanan menerkam Jieun. Tapi kemudian Baekhyun sadar ada penghalang diantara mereka. Suzy...
                “Jieun! Kesini!” Luhan berteriak, Jieun segera menjauh dari Kris dan Suzy. Suzy sudah tidak bergerak sekarang, terkaman itu berakhir pada Suzy. Dan itu terakhir kalinya Suzy bisa membantu Jieun.
                Kris kembali menyerang Baekhyun, tapi Kris kalah cepat karena Baekhyun lebih dulu menancapkan taringnya pada lengan Kris dan merobeknya. Detik berikutnya ketika Kris akan menyerang Baekhyun, ada cairan hitam keluar dari jantung Kris. Tidak ada yang tau apa penyebabnya karena bahkan Baekhyun belum menyentuhnya.
                “Berhasil Jing!” teriak Sulli melihat Kris kesakitan dan tertegun dengan apa yang terjadi. Semua mata melihat Jiyoung yang terlihat menusuk sebuah boneka voodoo bekali-kali. Jieun tersenyum melihat itu.
                “Terimakasih Kris, kau mengajarkan kami arti cinta.” Kata Jieun melihat Kris sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi selain memegang jantungnya. Cairan hitam terus keluar dari sana. “Terakhir kali aku melakukan voodoo padamu, itu tidak berhasil. Tapi Jiyoung berhasil melakukannya.” Dengan lambat Kris terjatuh di lantai tidak bergerak.
                “Kita harus bakar voodoo Kris dan Suho!” kata Sulli, ternyata banyak membaca majalah dan buku misteri bisa berguna dalam situasi seperti ini.
***

                Sekarang semua mata melihat Kai yang meringis kesakitan. Kai tidak membiarkan mulutnya berteriak kesakitan, semua tau Kai menahannya. Sehun? Semua tidak tau kapan Sehun keluar dari sana.
                “Jongin bertahanlah!” Jiyoung memeluk Kai yang terlihat sangat kesakitan.
                “Kita harus membunuh boneka voodoo milik Sehun.” Kata Sulli memberi ide.
                “Sebenarnya siapa yang membawa boneka ini?” Luhan melihat beberapa voodoo yang ada disana.
                “Aku yang membawanya, aku rasa akan berguna.” Kata Sulli, “Jing, sekarang kau harus merusak voodoo Sehun.”
                “Dan itu berarti kau membunuhnya!” kata Baekhyun penuh harap pada Jiyoung, Baekhyun merasa masih ada cinta Sehun di hati Jiyoung.
                “Sepertinya ini, aku menemukannya di kamar Sehun tadi. Mungkin Sehun tau itu voodoonya. Oleh karena itu dia menyimpannya agar kau tak bisa membunuhnya.” Sulli menyerahkan sebuah voodoo pada Jiyoung. Jiyoung mengambil tusuk besi dan mencoba menusukkannya pada tangan kanan boneka itu. Dan yang terjadi Kai menjerit kesakitan.
                “Ini boneka Kai!” teriak Jieun. “Jiyoung hentikan, kau bisa membunuhnya.”
                “Maaf Jongin!” Jiyoung melihat darah keluar dari tangan Kai. Perasaan Jiyoung bercampur sekarang. Entah bagaimana akhirnya dia sangat membenci Sehun. Ya, Jiyoung membenci Sehun.
                Jiyoung melihat bekas gigitan Sehun di pergelangan Kai. Gigitan itu tidak dalam, Jiyoung menelitinya lagi, dan seakan ada seseorang yang berkata dalam kepalanya “Sehun tidak benar-benar menggigit Kai. Kai tidak akan menjadi vampire atau mati karena gigitan itu. itu hanya racun Jing, minta Baekhyun untuk membersihkan racun itu. Maka Kai akan baik-baik saja.”
                “Ini bukan gigitan dalam. Oppa, bersihkan racunya! Cepat!” kata Jiyoung, Baekhyun tak mengerti dengan apa yang dikatakan Jiyoung. Jieun memeriksa gigitan itu dan kemudian mengiyakan pendapat Jiyoung.
                “Benar, kau harus membersihkannya Baek. Atau kau minta aku yang membersihkannya?” tanya Jieun. “Jangan pernah biarkan Lee Jieun yang membersihkan racun di tubuh Kai. Jieun tidak cukup kuat untuk melakukan itu. Yang ada Kai akan kehabisan darah karena Jieun tak bisa mengontrolnya. Hanya Baekhyun Jing, Baekhyun yang bisa melakukannya.”
                “Jangan eonni, biar Baekhyun oppa saja.” Jiyoung menyuruhnya, Baekhyun dengan cepat menghisap racun di tubuh Kai. Kai berteriak ketika taring Baekhyun menusuk kulitnya, tapi setidaknya racun itu bisa keluar dari tubuh manusia seperti Kai. Baekhyun melepas gigitannya setelah merasakan darah pada mulutnya, berarti racun itu sudah hilang. Racun itu tak berpengaruh apa-apa pada Baekhyun, mengingat Baekhyun seorang vampire.
                “Darimana kau tau itu semua Jing?” tanya Luhan.
                “Ya aku tau, seseorang sudah memberitahuku sebelumnya.” Jiyoung berkata tanpa benar-benar tau siapa yang memberitahunya. “Sekarang kau sangat membeci Sehun Jing, kau harus ingat, Sehun bukan orang yang baik untukmu.”
                “Dan yang kau rasakan pada Kai itu memang cinta. Kau tak bisa mengelaknya, kau sudah menerima kehangatan hati Kai selama ini. Dan kau tidak pernah sadar sudah membalas perasaan Kai.”
                “Voodoo Sehun ada di tanganmu, kau harus memusnahkan Sehun, Jing.”
                Jiyoung menatap Kai yang terlihat begitu lemah, Kai membalas tatapannya dengan tatapan hangat seperti biasanya. Tatapan yang selalu Jiyoung rindukan dan tak pernah dia dapat dari Sehun. Tatapan hangat yang selalu membuat Jiyoung tenang. Jiyoung sadar, selama ini dia memang dekat dengan Kai.
                “Dimana voodoo Sehun?” tanya Jiyoung, Sulli menyerahkannya. Semua mata menatap Jiyoung saat ini, Jiyoung menusuk jantung boneka itu dengan tusuk besi. Ketika besi itu tertancap dengan sempurna, Jiyoung merasakan sakit di tempat yang sama.
                “Aaaarrrrggghhhh!!!” Jiyoung berteriak, memegang jantungnya yang sakit. Jieun terbelalak melihat itu.
                “Jiyoung terlalu dekat dengan voodoo Sehun, Jiyoung juga merasakan sakitnya.” Sulli berkata. Dan benar saja, detak jantung Jiyoung sudah berhenti. Nafasnya sudah tidak berhembus saat itu. Kai bangkit dan memeluk Jiyoung, berharap Jiyoung segera membuka matanya, tidak peduli bagaimana lemah tubuhnya sendiri.
                “Tidak mungkin! Jieun Baekhyun, lakukan sesuatu!” teriak Luhan, tapi Jieun dan Baekhyun juga tidak bisa bebuat apa-apa. Sulli mulai menangis.
                “Aku sudah memperingatkannya untuk tidak terlalu dekat dengan voodoo di kamarnya itu. Dan terbukti, ini benar-benar tidak baik!” Sulli menagis melihat wajah Jiyoung yang tanpa ekspresi. “Jing! Jawab aku!” teriak Sulli.
                “Ini salahku, aku meninggalkannya di kamarku. Dan Jiyoung menemukannya ketika dia tinggal di rumahku.” Kata Jieun. Baekhyun tau Jieun merasa bersalah, tapi apa lagi yang bisa mereka perbuat. Jiyoung sudah pergi....
                “Jing! Jing!” Kai masih memeluk Jiyoung sambil meneriakkan namanya. “Jing jawab aku! Aku sudah memanggilmu Jing kan? Aku sudah tidak memanggilmu Kang Jiyoung lagi! Aku mohon bangunlah!” Kai memeluk tubuhnya erat, airmatanya sudah mengalir. Jieun menghambur dalam pelukan Baekhyun, tak sanggup melihat Kai. Sedangkan Luhan masih percaya Jiyoung belum pergi.
                “Tidak, apa yang kalian semua pikirkan. Jiyoung hanya tidur! Sebentar lagi dia akan membuaka matanya, iyakan Jing!” Luhan menggenggam tangan adiknya.
                “Jing aku mohon jangan pergi!” teriak Kai pada Jiyoung yang masih tidak menjawab panggilannya itu.

***
                Jiyoung berjalan pada sebuah tempat, dia tidak pernah tau tempat apa itu. Sejauh matanya memandang hanya warna putih yang dia dapat. Jiyoung merasa sangat tenang di tempat itu, ya, Jiyoung senang berada disana. Sangat tenang dan damai.
                “Kau harus mengingat apa saja yang sudah aku ceritakan padamu ketika kau tertidur tadi.”
                Sebuah kalimat tiba-tiba muncul di kepalanya. Tidak, Jiyoung mendengarnya, dengan jelas mendengarnya. Jiyoung yakin pernah mendengar kalimat itu sebelumnya, tapi dimana? Siapa?
                Jiyoung mendengar ada suara bisikan, Jiyoung mencari sumber suara itu. Jiyoung bisa melihat seorang gadis yang tidur di pundak seorang lelaki dengan lelapnya. Lelaki itu mulai bercerita, tidak peduli gadisnya itu tertidur dengan lelap. Jiyoung mendekatinya, berharap tidak menimbulkan suara.
                Braak!
                Jiyoung menjatuhkan buku di sebuah meja, tapi dua orang itu tidak menyadarinya. Lelaki yang sedang bercerita itu, tidak menyadari keberadaan Jiyoung. Jiyoung makin dekat, dan dia sadar dia mengenal dua orang itu. Gadis yang terlelap di pundak lelaki itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri. Dan lelaki itu adalah Oh Sehun.
                “Ini terlalu rumit untuk aku jalani Jing. Kau harus mendengarnya dengan baik ya!  Kau tau aku sangat mencintaimu, dan aku mengabaikan peringatan Suho dan Kris hyung untuk tidak menggunakan hatiku. Suho selalu bilang aku akan menyesal jika aku menggunakan hatiku dan benar-benar mencintaimu.”
                “Mereka selalu bilang, kekuatan yang bisa menyelamatkanku. Tapi semua berubah ketika aku sadar, aku benar-benar mencintaimu dan aku tak sanggup untuk menyerangmu.”
                “Apa kau tau, aku bahkan tak sanggup menyerang Kai. Kai yang akan mengganti posisiku di hatimu. Aku tak sanggup menyerangnya, meskipun aku sadar aku kesal padanya karena sudah mencuri perhatianmu. Aku tau kau mencintainya Jing.”
                “Sebagai seorang vampire aku mempunyai kelebihan membaca pikiran orang dan melihat masa depan. Tapi aku selalu punya keyakinan aku bisa mengubah masa depan jika aku mau berusaha. Dan ini adalah usahaku Jing.”
                “Aku minta maaf karena tidak bisa menyelamatkan Krystal, sahabatmu. Aku minta maaf Jing, aku turut menyesal. Maafkan aku...”
                “Aku tidak sanggup menyerangmu Jing, aku mencintaimu. Dan Kai, aku akan menyerangnya tapi itu bukan benar-benar serangan yang berarti. Ingat kalimat ini:  Sehun tidak benar-benar menggigit Kai. Kai tidak akan menjadi vampire atau mati karena gigitan itu. itu hanya racun Jing, minta Baekhyun untuk membersihkan racun itu. Maka Kai akan baik-baik saja.”
                “Nanti Lee Jieun akan menawarkan diri untuk membersihkan racun di tubuh Kai, dan kau harus ingat kalimat ini: Jangan pernah biarkan Lee Jieun yang membersihkan racun di tubuh Kai. Jieun tidak cukup kuat untuk melakukan itu. Yang ada Kai akan kehabisan darah karena Jieun tak bisa mengontrolnya. Hanya Baekhyun Jing, Baekhyun yang bisa melakukannya.”
                Kau bisa tenang sekarang, Kai akan baik-baik saja setelah Baekhyun menghisap racunnya. Dan ini kalimat yang harus kau ingat ketika Kai sudah selamat.
“Sekarang kau sangat membeci Sehun Jing, kau harus ingat, Sehun bukan orang yang baik untukmu.”
                “Dan yang kau rasakan pada Kai itu memang cinta. Kau tak bisa mengelaknya, kau sudah menerima kehangatan hati Kai selama ini. Dan kau tidak pernah sadar sudah membalas perasaan Kai.”
                “Voodoo Sehun ada di tanganmu, kau harus memusnahkan Sehun, Jing.”
                “Kau bisa mengingatnya kan? Maaf telah membuatmu ada pada situasi serumit ini Jing. Dan setelah kau memusnakan aku dengan voodoo itu, akan banyak orang yang mencarimu, kehilanganmu dan memanggil namamu. Kau tidak akan mendengarnya di awal, tapi kau harus berjanji akan membuka matamu ketika orang-orang yang kau sayangi tak berhenti memanggilmu dan mencarimu. Kau harus berjanji, kembalilah pada mereka yang menyayangimu. Mereka tau yang terbaik buatmu Jing.”
                “Satu hal yang harus kau tau, aku berterimakasih padamu. terimakasih karena memberi cinta yang tulus padaku, dan terimakasih sudah membiarkanku mati di tanganmu. Aku mencintaimu Kang Jiyoung. Ingat semua yang aku ucapkan ketika kau tertidur.”
                Jiyoung bisa melihat Sehun memeluknya, kemudian mengecup bibir Jiyoung singkat. Tanpa terasa airmata jatuh di pelupuk mata Jiyoung. Jiyoung ingin memeluk Sehun saat itu juga, tapi Sehun tidak bisa melihatnya.
                Jiyoung melihat Sehun membiarkan tubuhnya berbaring di sofa dan menyelimutinya. Sehun beranjak dan berdiri pada sebuah jendela. Jiyoung mengikuti Sehun, di balik jendela itu ada sebuah cermin. Cermin yang begitu berbeda dari cermin pada umumnya, cermin itu memancarkan rona warna dan beberapa angka yang Jiyoung tak mengerti apa artinya.
                “Jangan terlalu lama tertidur Jing, kau harus ingat apa yang aku ceritakan. Aku tak akan bosan berkata ini. Semuanya sudah menunggumu Jing!”
                Jiyoung tersentak Sehun berkata seperti itu, karena detik berikutnya Jiyoung bisa mendengar suara berisik. Dan Jiyoung mendengar seseorang memanggil namanya, suara itu, Kai...
                Jiyoung ingin melihat Sehun lebih lama, ketika kemudian..
                “Aku mencintaimu Jing!”
                Jiyoung tersenyum dalam tangisnya, dengan sangat jelas dia mendengar suara hangat Kai.
                “Jing! Kau dimana? Kau bisa mendengarku?”
                Jiyoung membuka matanya, terakhir dia terbangun karena kalimat itu, dia berada di kamar Sehun. Tapi kali ini berbeda, dia terbangun dalam pelukan hangat seseorang yang dicintainya, dan di kelilingi orang-orang yang menyayanginya. Tangis itu sudah berubah menjadi senyum. Jiyoung mengingat semua yang dikatakan Sehun dalam tidurnya. Ternyata Sehun sudah merencanakan ini, karena Sehun tau semuanya dan mencoba merubah masa depan Jiyoung.
                “Jing!” Kai menatapnya, matanya basah tapi senyum itu mengembang ketika melihat Jiyoung membuka matanya. Kai memeluknya, memberi kehangatan tubuh Kai yang tidak dia dapat dari Sehun.
                Terimakasih Oh Sehun, aku juga mencintaimu...
                Terimakasih sudah mengijinkanku hidup...
                Maaf, karena aku sadar aku mencintai Kai...
                Maaf aku sudah menyakiti hatimu...


                Author's Note: Akhirnya!!!! Kelar disini! Entahlah padahal sebelumnya bilang kungkin 2 chapter lagi, tapi akhirnya selesai disini. Ya begitulah akhir kisah fic ini. Sebenernya pengen Jiyoung mati aja, tapi konyol aja kalo mati di tangan sendiri. haha! Terus jadi kan gak enak, masa Kai terus yang berkorban. Jadi Sehun lah pahlawan tak terduga disini. clap clap.
Mungkin tarungnya agak kurang berdarah-darah, soalnya hati lagi melo ini. kkk.
 
Terimakasih udah mau baca dan setia sama fic ini. Semoga kalian suka. Jangan lupa komen ya! 
Bow~
               

Komentar

  1. keren.. kebawa banget sama ceritanya. pahlawan sehun bikin terharu. haha,
    semangat ya author, ditunggu ff selanjutnya. annyeong.. :D

    BalasHapus
  2. hahaha bayangin Kris tertawa iblis susah bgt gegara efek nonton showtime tiap minggu yang nunjukkin kekonyolan krisXD

    dan yang aku banyangin waktu Jieun ngomong "Baekhyun! Sekarang waktunya!" itu adalah wajah para tim pembasmi monster di ultraman pas mereka lagi mau bantuin ultraman yang lampu di dadanya udah 'ting nung ting nung' XDXD

    ini ide cerita bagus sumpah, tp entah knapa ngerasa endingnya agak berbelit dan terkesan agak molorXD tp bgs kok^^

    dan my forever-favorite-couple saya teteeeep BaekIU!!! XD tp sumpah suka sama kemampuannya sehun dan rencana2 sehun di sini. image sehun disini kece sekaliXD membuat saya sejenak lupa sehun yang sebenarnya kayak apa, si magnae gagal ituXD

    dan jika ini dibuat film, saya bakal sangat mau mainin peran Sulli(tp tanpa MinhoXD). Sulli mantap abis di sini! teman yang membantu. dan ngomong2 di sini perannya luhan bener-bener cuma pemeran pembantu bgt ya?XD

    Aigoo BaekIU!!! saya suka jieun dg karakter macam ini.

    daebaklah pokoknya. jjang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi... XD XD
      harusnya ini 2 chapter lagi, tapi berhubung saya suntuk jadi di persingkat saja disini. Sebenernya banyak yang harus di jelaskan, mungkin saya akan jelaskan behind the story untuk penjelasan tentang dunia itu.

      Disini IU baek pembasmi kaumnya sendiri. XD XD...

      Sebenarnya Luhan itu bakal jadi target Kris, tapi saya udah mentok, kalo Luhan tetep jadi target Kris, mau berapa chapter??? Gak sanggup saya.... haha LOL

      Oke oke, trims trims author sunbae.. haxhax.. :D XD

      Hapus
  3. Finally! Akhirnya selesai >< ahh aku gak tau harus ngomong apa fantasynya bener bener oke>< aku suka. Aku merasa sehun bener bener jadi tulus banget mencintai jiyoung nya. Wow pokonya athour!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih ya udah setia sama fic ini! ^^

      Hapus
  4. Maaf sebelumnya kalo baru komen, sebenarnya aku baca Vampire Detected ini selama pas aku KKN. Dan karena selama sebulan itu sama sekali gak megang laptop dan susaaah banget komen dari hape, jadi kutunda dulu komennya. Dan kalo boleh jujur awalnya aku ragu mau baca judul ini, soalnya EXO!straight, hahaha... ini pertama kalinya aku baca Suho dan Baekhyun jadi straight lho, selama ini baca yaoi mulu sih :P But then I decided to read it, soalnya plot kamu keren-keren. And I'm right! Kamu bisa banget bikin kita nebak-nebak siapa yang siapa vampirnya, dibikin banyak twist sana-sini. Aku sempet mikir Sehun vampir... eh Kai vampir... balik lagi Sehun vampir. Sebenarnya plotnya sederhana, tapi kamu pinter masukin tebak-tebakannya disini. Great job! Btw, aku kasian sama Krystal di akhir harus mati dan Sehun juga... padahal dia tulus mencintai Jiyoung. Kata-kata dia pas Jiyoung tidur itu jleb banget. Okay, fic ini keren banget! Aku gak nyesel bacanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata kak Miki ngikuti fic ini. Oke oke.
      Kalo aku malah ga begitu suka baca yaoi kak.
      Sebenernya ini masih panjang, tapi aku persingkat aja disini. Pusing, ribet sama pikiranku sendiri.
      Trims ya kak... ^^

      Hapus
  5. Wahh Daebak! Baru ngebaca ini Ampe selesai. Tadinya ngebaca dibagian awal ceritanya agak rumit. Tapi setelah baca Ampe terakhir wah ternyata ngga terduga. Bener bener keren! Salut buat authornyaπŸ‘✌😁😍. Dan apa cuman aku yak yang baru ngebaca sekarang? Wah kayanya iya nih, telat ternyata wkw. #gaje.πŸ˜‚πŸ˜‚✌

    BalasHapus
  6. Wahh Daebak! Baru sempet liat postingan ini, dan baru baca. Awalnya agak ngga tertarik, rumit. Tapi bikin penasaran akhirnya aku lanjut baca Ampe akhir . Ngga nyangka, dan ngga terduga. Bener bener keren. Bikin tegang juga bacanya wkw. (Lebay yak,hehe). Salut buat authornya.πŸ‘✌πŸ˜πŸ˜›. Great! I like' this fanfic hehe. Dan ngga nyangka juga karakter sehun nya ternyata ngga sejahat yg aku kiraπŸ˜‚πŸ˜.. dan kayanya cuman aku yang baru banget baca. Hhha #maapgaje✌

    BalasHapus
  7. Wahh Daebak! Baru sempet liat postingan ini, dan baru baca. Awalnya agak ngga tertarik, rumit. Tapi bikin penasaran akhirnya aku lanjut baca Ampe akhir . Ngga nyangka, dan ngga terduga. Bener bener keren. Bikin tegang juga bacanya wkw. (Lebay yak,hehe). Salut buat authornya.πŸ‘✌πŸ˜πŸ˜›. Great! I like' this fanfic hehe. Dan ngga nyangka juga karakter sehun nya ternyata ngga sejahat yg aku kiraπŸ˜‚πŸ˜.. dan kayanya cuman aku yang baru banget baca. Hhha #maapgaje✌

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah