Langsung ke konten utama

[FANFIC] Sweet Love


Sweet Love
Cast: Kang Jiyoung, Oh Sehun
Suport cast: Jung Krystal, Choi Sulli, Kim Jongin, Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Do Kyungsoo
Pairing: Sehun/Jiyoung
Genre: comedy, romance
Lenght: Oneshot
Author: YRP
Summary: Jiyoung sadar pacarnya agak sedikit gila, tapi justru itu yang makin membuat Jiyoung jatuh pada sosok Sehun yang berhasil membuat jantungnya meloncat kesana kemari.


Happy reading....



                “Jadi bagaimana? Kenapa kau malah diam saja? Apa kau tidak malu menjadi tontonan seperti ini?” tanya Sehun tidak sabar pada Jiyoung. Hei? Bukankah yang membuatnya menjadi tontonan seperti ini Sehun?
                “Sehun-ah, cepat cium saja Jiyoung kalau dia tidak bersuara juga!” teriak Baekhyun dan di ikuti tawa yang lainnya. Jiyoung makin gelisah, situasi seperti apa ini? Dia baru keluar kelas dan berencana langsung pulang ke rumah sebelum Sehun tiba-tiba menarik tangannya dan mengajaknya ke taman belakang sekolah. Di hadapan teman-temannya Sehun berteriak jika dia ingin menjadi pacarnya, dan hasilnya Jiyoung hanya bisa diam dan menatap Sehun yang berdiri terlalu dekat di depannya.
                “Kau sangat cerewet biasanya, kenapa sekarang kau diam?” tanya Sehun lagi, kesal. Jiyoung menarik nafas panjang, orang bodoh manapun tau kalau Jiyoung sangat terkejut sekarang.
                “Sebenarnya apa maksudmu?” Jiyoung akhirnya bersuara, semua temannya diam untuk mendengar percakapan mereka.
                “Apa? Daritadi aku bicara panjang lebar dan kau masih tidak mengerti?” Sehun mengacak rambutnya asal dan sialnya makin membuatnya terlihat, keren!
                “Kau sangat aneh.” Kata Jiyoung lirih.
                “KANG JIYOUNG APA KAU MAU MENJADI PACARKU? CEPAT JAWAB KARENA AKU SUDAH TIDAK TAHAN MENJADI TONTONAN SEPERTI INI!” Sehun berteriak dan teman-temannya tertawa, sangat berisik.
                “Apa kau yakin?”
                “Kalau aku tidak yakin aku tidak akan mempermalukan diri seperti ini, CHAGI!” Sehun kesal, Jiyoung hanya menatapnya datar. Meskipun jantungnya saat ini berdetak beratus-ratus kali lebih cepat, Jiyoung bisa menyembunyikannya.
                “Aku tidak bisa menjawabnya sekarang. Maaf aku harus pulang! Annyeong Sehun-ah!” Sehun hampir pingsan melihat Jiyoung yang tiba-tiba berlari. Teman-temannya tertawa seakan melihat sesuatu yang pantas untuk ditertawakan. Sulli dan Krystal tertawa seraya mencoba mengejar Jiyoung. Sehun hanya menarik nafas panjang.
***
                Jiyoung berangkat lebih siang dari biasanya, dan penyebabnya jelas Oh Sehun. Jiyoung terlalu nerveous untuk berangkat ke sekolah hari itu. Dia juga tidak bisa tidur nyenyak semalam karena memikirkan Sehun. Sebenarnya mudah saja menjawab “Iya” untuk pertanyaan Sehun kemarin, tapi.... Ah Jiyoung benar-benar malu untuk mengakuinya.
                Jiyoung bisa melihat Sehun dan teman-temannya berkumpul di depan kelas. Apa mereka sengaja menunggu Jiyoung? Sengaja memblok pintu kelas agar Jiyoung tidak bisa masuk? Dan Jiyoung mengumpat ketika menyadari Sulli dan Krystal juga bergabung disana. Tuhan, tolong!
                “Jiyoung-ah, akhirnya kau datang juga.” Kata Sehun.
                “Kang Jiyoung, apa kau tidur dengan nyenyak semalam?” Chanyeol bertanya dengan suara dibuat-buat, Sehun memukul kepalanya pelan.
                “Jing, daritadi orang ini terus menayakannmu.” Sulli menyenggol Sehun dan membuat muka Sehun memerah.
                “Haruskah sekarang?” tanya Jiyoung. Semuanya menahan tawa kecuali Sehun yang menatapnya tenang.
                “Aku akan menunggumu sampai kau benar-benar ingin menjawabnya.” Sehun menarik Jiyoung untuk berjalan dan menuju bangkunya. Jiyoung sadar sekarang, dia bisa menjadi diam jika di sebelah Sehun. Dan dia rasa dia butuh oksigen karena dadanya pasti sesak setiap Sehun berdekatan dengannya.
               
                Sepanjang pelajaran Jiyoung tidak bisa membiarkan pandangannya lurus ke papan tulis dan berhenti menoleh ke belakang hanya untuk melihat apa yang Sehun lakukan. Setiap kali mata mereka bertemu Sehun akan memberikan senyumnya dan langsung terdengar temannya terkikik karena itu.
                “Tenang saja Hun, sepertinya Jiyoung hanya ingin mempermainkanmu. Aku yakin dia pasti mau menjadi pacarmu.” Kata Kyungsoo membuat Jiyoung memukul kepalanya sendiri ketika mendengar itu. Sulli dan Krystal tak henti-hentinya menggoda Jiyoung. Mereka juga menanyakan kemana Jiyoung yang super cerewet itu.

                Jiyoung, Krystal dan Sulli mengobrol di bawah pohon rindang ketika istirahat. Dan jelas saja, rombongan Sehun datang untuk bergabung. Seperti yang sudah bisa di prediksi, Sehun akan duduk di samping Jiyoung dan itu terlalu detat. Jiyoung takut Sehun akan mendengar detak jantungnya.
                “Jing, kau tidak berniat membuat Sehun mati penasaran kan?” tanya Krystal dan disambut antusias yang lainnya.
                “Sebenarnya aku sudah mempunyai jawaban.” Kata Jiyoung, Sehun langsung menatap Jiyoung yang ada di sampingnya.
                “Katakan kalau begitu.” Perintah Sehun, Jiyoung terlihat bingung dan mulai salah tingkah.
                “Sehun-ah, boleh aku hanya bicara berdua denganmu?” tanya Jiyoung penuh harap.
                “Oh, bukan masalah...”
                “TIDAK BISA!” semua temannya memotong perkataan Sehun.
                “Kau harus memberi jawabannya di depan kami!” kata Kai tegas, Jiyoung membuang nafas panjang.
                “Haruskah?” tanya Jiyoung lagi.
                “Sudah, anggap saja mereka semua kucing.” Jawab Sehun asal, Baekhyun memukul kepala Sehun cukup keras. Dan terlihat Sehun sangat kesakitan akan itu. Jiyoung memejamkan matanya, mengumpulkan semua keberaniaannya. Sehun tak kalah takut untuk mendengar jawaban Jiyoung.
                “Bagaimana Jiyoung-ah, kau mau jadi pacarku?” Sehun mengulangi pertanyaannya dan itu membuat Jiyoung bersyukur karena Jiyoung hanya tinggal mengangguk dan terdengar sorakan. Jiyoung masih menutup matanya terlalu malu untuk membalas tatapan temannya dan Sehun. Sehun meninju udara dan tanpa meminta ijin memeluk Jiyoung yang sekarang hampir pingsan karena sesak nafas.
                “Aku tau kau akan menjawab iya.” Kata Sehun percaya diri.
***
                Setelah menjawab pertanyaan Sehun dan resmi menjadi pacar Sehun, Jiyoung kembali seperti semula. Jiyoung kembali cerewet seperti biasanya, kegugupannya sudah sedikit hilang, meskipun masih terus muncul jika Sehun mendekatinya.
                Jiyoung sudah tidak memedulikan ejekan teman-teman Sehun, sampai kapanpun mereka tidak akan pernah bosan menggoda Jiyoung. Jiyoung dan Sehun hampir tidak punya waktu berdua di sekolah karena teman-temannya itu akan senantiasa mengganggu mereka. Waktu yang paling ditunggu-tunggu Jiyoung adalah akhir pekan, karena Sehun akan mengajaknya jalan-jalan dan mereka terbebas dari pengganggu itu.
                Jiyoung sudah siap ketika Sehun datang untuk menjemputnya, Jiyoung mengenakan celana jeans pendek dan kaos motif garis-garis ditambah dengan rompi jeans hari itu. Jiyoung segera keluar kamar dan mendapati Sehun sedang duduk di ruang tamu, menunggunya. Seketika Jiyoung tersenyum ketika pandangan mereka bertemu. Hari itu Sehun memakai celana pendek selutut, memakai kaos berwarna putih sebagai dalaman dan kemeja kotak-kotak yang tidak di kancing. Demi apapun Jiyoung tidak akan pernah bosan melihat pacarnya itu.
                “Sekarang?” tanya Jiyoung, Sehun hanya mengangguk. Setelah Sehun meminta ijin pada omma Jiyoung untuk mengajaknya jalan-jalan mereka langsung berangkat.
                Jiyoung mengajak naik bus untuk ke pusat kosa, meninggalkan mobil Sehun yang terparkir di halaman rumahnya. Jiyoung pikir, akan lebih menyenangkan berlama-lama menunggu bus dengan Sehun. Sepanjang perjalanan Sehun tidak melepas genggaman tangan mereka dan Jiyoung tak berhenti bercerita.
                Mereka memilih pusat game di kota untuk kunjungan pertama mereka, dengan antusias mereka memainkan berbagai permainan. Dan tentu saja Jiyoung selalu kalah dalam semua permainan dan Sehun tidak mau repot-repot mengalah unutk pacarnya itu.
                “Ayolah Hun, sekali saja biarkan aku menang!” Jiyoung mengeluh ketika mereka berlomba memasukkan bola basket ke dalam ring.
                “Cium dulu baru aku mau mengalah!” kata Sehun jahil dan segera mendapat pukulan dari Jiyoung. Sehun hanya terbahak dan Jiyoung tak henti memukulnya.
                Setelah lelah dengan semua permainan dan Jiyoung yang kesal karena Sehun tak henti menggodanya, terang-terangan Jiyoung meminta Sehun untuk membelikan es krim.
                “Coklat Hun, ingat hanya coklat tanpa campuran lainnya!” teriak Jiyoung ketika Sehun menjauh untuk membelikannya. Jiyoung tersenyum melihat punggung Sehun yang menjauh dan gabung dalam antrian es krim.
                “Murni coklat tanpa campuran lainnya.” Sehun kembali dan menyerahkan es krim Jiyoung, Sehun duduk di sebelahnya dan menikmati es krimnya. Jiyoung memerhatikan Sehun, ya Tuhan terimakasih telah mengirim Oh Sehun!!!
                “Ayo kita jalan lagi, aku ingin melihat pernak-pernik sekarang.” Jiyoung menarik tangan Sehun, Sehun mengikutinya. Mengingat itu hari sabtu, jalanan sangat ramai penuh pejalan kaki. Sehun melingkarkan lengannya di leher Jiyoung, memastikan Jiyoung terus berada di sampinya dan tidak terpisah terbawa gelombang manusia yang ramai.
                “Disana Hun, ayo masuk!” Jiyoung menunjuk salah satu toko accesoris. Sehun lega karena di dalam toko banyak ruang untuknya dan Jiyoung, kemudian Sehun sadar dia satu-satunya laki-laki yang ada di toko itu.
                “Eh, Jing apa yang ingin kau cari?” tanya Sehun, beberapa gadis secara terang-terangan melihat ke arah Sehun dan tak jarang yang menahan tawanya.
                “Karet rambut, pita rambut, jepit hiasan, bandana... Hmm, apa lagi yang aku butuhkan ya?” Jiyoung sedang asik memilik jepitan kecil di depannya.
                “Kau sudah sebesar ini dan masih mau memakai jepit hiasan?” Sehun melihat jepitan yang ada di depannya, “Kau beli ini saja, ikat rambutmu ke atas biar terlihat sexy!” Sehun mengambil sebuah jepitan besar dan langsung saja mendapat tatapan kesal dari Jiyoung.
                “Jing Jing, ini lucu!” Sehun mengambil sebuah karet rambut dengan hiasan kelinci, Jiyoung membuang muka.
                “Itu untuk anak 5 tahun, aku mencari yang lebih sederhana.” Sehun mengangguk mendengar perkataan Jiyoung dan memisahkan diri dari Jiyoung untuk memulai pencarian lagi. Gadis-gadis yang tadi menertawakan Sehun kini terlihat iri dengan pasangan itu.
                “Sehun-ah aku sudah selesai. Apa itu?” Jiyoung sudah berdiri di belakang Sehun yang terlihat memilih bandana.
                “Pakai ini di sekolah ya! Aku akan belikan untukmu!” Sehun mengangkat sebuah bandana berwarna biru seraya tersenyum dan segera menuju kasir untuk membayarnya. Jiyoung tak pernah berhenti tersenyum sejak Sehun resmi jadi pacarnya. Ada saja yang selalu membuat Jiyoung tidak bisa tidur karena ulah Sehun.
               
                Tidak terasa hari sudah sore dan banyak tas belanjaan yang Sehun dan Jiyoung bawa. Mereka berjalan-jalan, berhenti di toko satu ke toko lainnya, membeli sesuatu untuk mereka berdua mulai dari yang penting sampai yang mereka tidak tau alasan mereka membeli barang itu. Sehun memutuskan untuk mengajak Jiyoung makan, mengingat mereka telah melewatkan makan siang mereka.
                Di restoran pun Sehun tak hentinya menggoda Jiyoung dan Jiyoung juga tak henti mengomel. Jiyoung sampai berpikir kapan Sehun berhenti menggodanya dan membiarkan Jiyoung sedikit tenang. Tapi apapun yang Sehun lakukan, tetap saja Jiyoung tidak pernah bosan untuk mengomeli pacarnya itu.
                “Sebentar lagi mau kemana?” tanya Jiyoung melihat Sehun sudah menghabiskan makanannya.
                “Terserah kau saja, aku akan mengantarmu.” Jawab Sehun seadanya. Jiyoung melanjutkan makannya dan Sehun sibuk memerhatikan Jiyoung makan.
                “Kau cantik sekali Jing, bahkan ketika kau belum mandi seperti ini kau tetap cantik!” kata Sehun dan berhasil membuat Jiyoung tersedak.
                “Uhuk! HUHukk!” Sehun segera memberi Jiyoung minum, setelah Jiyoung selesai mengatasi batuknya Sehun berulah lagi.
                “Dipuji begitu saja reaksimu berlebihan seperti itu Jing.” Katanya dengan senyum konyol.
                “Bodoh! Kau mau aku mati tersedak!” Jiyoung menjambak rambut Sehun sekenanya. Sehun mengumpat seraya mengelus kepalanya.
                “Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada preman sepertimu!” ledek Sehun.
                “Aigoo Sehun-ah!!!!” rengek Jiyoung dan Sehun tersenyum penuh kemenangan.

                Jiyoung tidak berhenti mengomeli Sehun sejak dari restoran, yang diomeli malah terlihat bangga. Jiyoung terus saja mengomel dalam rangkulan Sehun, tidak menghiraukan tawa Sehun yang mendengar omelannya.
                “Aku sebenarnya tidak mengerti sebenarnya kau itu bodoh atau apa. Apa karena kau banyak bergaul dengan teman-temanmu itu kau jadi ikutan tidak waras. Atau sebenarnya kau memang tidak waras dari dulu.”
                “Tapi tetap saja kau menyukaiku.” Sehun berkata penuh percaya diri.
                “Demi Tuhan sepertinya aku sudah gila menyukaimu.” Goda Jiyoung tapi memberi reaksi berbeda pada Sehun. Sehun menghentikan langkahnya dan menatap Jiyoung tajam.
                “Apa kau bilang?” tidak ada tatapan jahil sekarang, yang ada tatapan berapi-api dari Sehun dan itu membuat Jiyoung takut.
                “Aku hanya bercanda, kenapa kau serius sekali?” elak Jiyoung kemudian mengajak Sehun untuk berjalan ke tempat yang lebih sepi dan mengistirahatkan kaki mereka.
                “Sehun-ah aku hanya bercanda, apa kau marah?” Jiyoung mencoba menatap Sehun yang terus Sehun hindari.
                “Sehun-ah, kenapa kau seperti ini? Ayolah aku hanya bercanda.” Sehun malah duduk di salah satu bangku taman kota, sibuk memerhatikan beberapa anak muda yang melakukan street dance.
                “Sehun-ah kau mendengarku kan?” Jiyoung menaruh semua belanjaannya, memegang wajah Sehun dengan kedua tangannya dan membuat wajah itu menghadap padanya.
                “Apa? Minta cium?” tanya Sehun tanpa rasa bersalah dan seketika terbahak melihat wajah Jiyoung memerah. Jiyoung menyesal sudah merasa bersalah menggoda Sehun, nyatanya Sehun yang selalu menggodanya dan sepertinya Jiyoung tidak bisa menyaingi kemampuan Sehun yang satu itu.
                “Tuhan! Kenapa aku bisa ada disini bersama laki-laki gila seperti Oh Sehun!!!” Jiyoung berteriak dan mengacak rambutnya, Sehun memeluknya sambil terus tertawa.
                “Mianhae KangJi!” bisik Sehun dan membuat jantung Jiyoung melompat kesana kemari.
                “Sampai kapan kau seperti itu? Tolonglah Hun berhenti menggodaku, aku hampir mati ketika kau...hhmmmpppp..” Mulut Jiyoung terkunci, Jiyoung merasa kakinya sangat lemas. Untungnya dia duduk sekarang, kalau saja dia berdiri pasti dia sudah jatuh sekarang.
                Jiyoung tidak tahu sejak kapan Sehun berdiri di depannya, membungkukkan tubuhnya untuk mencium Jiyoung. Jiyoung tercengang karena nyawanya sebagian terbang entah kemana, Sehun melepas ciumannya untuk membiarkan Jiyoung mengisi paru-parunya dengan oksigen. Jiyoung membalas tatapan Sehun, dan
                “Cerewet, kau menikmatinya??” Sehun berkata tanpa tawa di wajahnya, spontan Jiyoung memukulnya dan mengejar Sehun yang berlari untuk menghindari pukulan Jiyoung.
                “OH SEHUN!!!” Jiyoung mengejar Sehun dan memukulinya tanpa ampun setelah menangkapnya.
                “Lagi-lagi kau membuat kita jadi tontonan.” Kata Sehun mengingatkan Jiyoung ada beberapa mata yang melihat mereka. Jiyoung makin malu dibuatnya, Jiyoung menutup mukanya dengan kedua tangannya.
                “Sehun-ah, aku ingin pulang!” kata Jiyoung membuat Sehun tersenyum.
                “Saranghae Kang Jiyoung.” perlahan Sehun mengangkat dagu Jiyoung, menatap kedua mata itu dengan tatapan penuh sayang. Sehun mencium Jiyoung untuk kedua kalinya, namun kali ini Jiyoung membalasnya dan membiarkan Sehun terus menciumnya entah sampai kapanpun. Jiyoung makin yakin, dia mencintai orang gila yang sibuk mencium bibirnya saat ini.

 END

Author's Note: Yehet! Fanfic ini ringan banget gak ada masalah, isinya seneng-seneng mulu. Gak tau bagaimana tanggapan reader. ^^ semoga kalian semua suka. Jangan lupa comment. Di tunggu fanfic yang lainnya ya... Ohorat!


Komentar

  1. ohorat.. mereka unyu unyu banget di fanfic ini.. sehun jahil banget, tapi bener2 keliatan manly-nya pas liat cara dia ngungkapin perasaannya ke jiyoung. hahaha, keren! ditunggu fanfic berikutnya ya author, semangat semangat! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. yehet terimakasih ya... hehhehe
      tunggu ya fanfic berikutnya~~

      Hapus
  2. This is super duper cute. Lucu banget pas Sehun nembak Jiyoung-nya dan temen-temennya itu ngeselin yah, kepo banget XD Sehun-nya karakternya unik juga disini, jahil banget. Plotnya fluff banget, suka sama fic yang kayak gini. Thanks for writing :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kak Miki...
      Lama gak mampir kesini ini kak Miki. :D

      Hapus
  3. Aaaaaaa aku bacanya gemesssss wkwkek seru,keren,ringan dibacanya unsur komedi sama romancenya dpt bgt. Aaaaaaa aku ampe senyum2 sendiri bacanya hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe yehet terimakasih...
      tunggu yang lainnya ya...

      Hapus
  4. Ahhhhhhh,,,,, sooooo sweeeet bgt siih mereka berdua.
    Jadiii ngiriii deh, pngen punya pacar ky Sehun gt.
    Beruntung bgt sii Jiyoung ini.
    Ditunggu update ff selanjutnya yaa thooorrr,,,, ^^v
    SEMANGAAAAATTTT!!! ^^9

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih ya, jangan lupa baca ff lainnya. hehe ^^

      Hapus
  5. ealah thor ceritanya rada ordinary yaw.. so sweet harus dibuat sekuel nih thor tapi ayaknya lebih seru kalo sad ending kakakakakkakk..

    BalasHapus
    Balasan
    1. harusnya mereka pulang terus kecelakaan gitu ya. Terus mati. Aduh, jangan deh... haha

      Hapus
  6. Omo! So sweet!!! It is a nice change that you write a light story. Haih, you can write anything, author-nim!
    Thanks for writing this!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank's bibi... I post the newest ff, hope you comment there.. hehe

      Hapus
  7. Ringan banget ceritanya, tp beneran deh cute couple bgt mereka di sini, jd senyum2 sendiri ngebayanginnya.. Yakin deh, ntar lama2 Jjing bisa ketularan gilanya Sehun, hhe.. Temen2 Sehun keliatan bgt pada jomblo semua, gak ada kerjaan selain gangguin mereka.. Nice story!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trims... Iya, kayanya mereka pada jomblo semua. kkk
      Mampir ke ff lainnya ya...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah