Langsung ke konten utama

[FANFIC] Three Idiot's - Chapter 1







Three Idiot's
Main Cast: Kang Jiyoung, Kim Jongin, Oh Sehun
Support Cast: Park Chanyeol, Choi Sulli, Han Seungyun, Jung Ilhoon, Jung Krystal, Lee Jieun 
Pairing: Kai/Jiyoung, Sehun/Jiyoung, Chanyeol/Jiyoung
Genre: romance, comedy, friendship.
Lenght: Chapter
Author: yrp
Summary: Ketiga sahabat tak terpisahkan memulai kehidupan baru dengan tinggal satu atap. Membuat mereka bisa makin merasakan kedekatan mereka. Tapi bagaimana jika persahabatan mereka ternodai oleh cinta?

.


Jongin, Jiyoung, Sehun. Ketiga anak itu lahir ditahun yang sama, orangtua ketiganya bersahabat ketika mereka masih duduk di bangku sekolah. Persahabatan orangtua mereka pun berlanjut pada ketiga anak itu. Sejak kecil tinggal dan selalu berada di sekolah yang sama, ya, mereka sudah seperti keluarga.
            Dan sekarang Jongin, Jiyoung, Sehun melanjutkan sekolah mereka pada salah satu sekolah menengah atas terbaik di negara mereka. Berhubung mereka tidak tinggal di ibu kota, mereka harus menyewa sebuah rumah untuk tinggal sementara mereka belajar di sekolah.
            “Jing, kau harus rajin membersihkan kamarmu sendiri. Kau harus mandiri.” Omma Jiyoung menerangkan seraya membantu menata barang di kamar baru Jiyoung.
            “Sehun, kau harus tetap belajar meskipun tidak ada appa dan omma disini. Jiyoung, kau harus mengingatkan Sehun untuk tetap belajar!” teriak omma Sehun dari luar kamar Jiyoung.
            “Ne omma Hun!” teriak Jiyoung menjawab omma Sehun.
            “Jongin, kau yang tertua disini! Kau harus bisa menjaga Jiyoung dan Sehun.” Jelas appa Kai pada Kai yang sedang sibuk memasang game di ruang TV.
            “Kalian berdua, sebagai laki-laki di rumah ini harus menjaga Jiyoung.” lanjut appa Sehun pada keduanya. Hari itu begitu hiruk pikuk di apartemen baru Kai, Jiyoung dan Sehun. Berbagai peringatan terus dilontarkan siang itu. Mengingat mereka akan tinggal bertiga pada apartemen yang cukup besar itu.
            Setelah sudah selesai menata semua orang berkumpul di ruang TV yang besar. Sehun hanya mendengar ommanya sambil lalu, Kai bersandar pada ommanya yang terlihat menjelaskan untuk pengeluaran Kai selama disana dan Jiyoung yang sedang asyik memainkan rubik yang baru dia beli.
            “Jadi, kalian sudah siap kan untuk tinggal sendiri. Appa dan omma tidak mau mendengar salah satu dari kalian ingin pulang!” appa Kai berkata membuat semua perhatian beralih padanya.
            “Kalian harus saling menjaga satu sama lain. Terutama Jiyoung, Jongin dan Sehun tidak boleh absen mengantar Jiyoung kemanapun!” lanjut appa Sehun yang disambut senyum penuh kemenangan oleh Jiyoung.
            “Jiyoung juga jangan lupa untuk membuat sarapan untuk Jongin dan Sehun.” Kata appa Jiyoung dan kini Sehun dan Jongin yang meledek ke arahnya.
            “Baiklah, sekarang sudah waktunya kami pulang. Belaajr dengan baik dan segera memberitahu kami jika terjadi sesuatu.” Omma Sehun mengakhiri. Setelah saling mengucapkan selamat tinggal, apartemen mereka hening untuk sesaat.
            “Sehun-ah, apa yang kau rasakan sekarang?” tanya Kai pada Sehun yang tiduran di sofa.
            “Aku rasa aku ingin berteriak!”
            “AAARRRRRGGGHHHH!!!” tepat ketika Sehun mengakhiri kalimatnya ketiga anak itu spontan berteriak.
            “Kita tinggal bertiga disini!!!” teriak Jiyoung.
            “Tuhan, bantu kami semoga tidak terjadi apa-apa!” kata Sehun.
            “AAAH, besok sudah masuk sekolah!!!”
***
            “Kai bangun!!! Ayo berangkat ke sekolah!” Kai mengucek matanya menyadari Jiyoung sudah ada di atas tempat tidurnya dengan memakai seragamnya.
            “Kau sudah buat sarapan?” tanya Kai masih belum bangkun dari tidurnya.
            “Sudah, kau cepat mandi! Bahkan Sehun sudah sarapan.” Jiyoung memukul kepala Kai keras, Kai segera bangkit dan menuju kamar mandi.
            Kai memakai seragamnya secepat kilat, ketika dia tiba di meja makan ada roti bakar untuknya. Jiyoung duduk dengan malas, terlihat Jiyoung masih belum memakan rotinya karena menunggu Kai untuk makan bersama.
            “Sehun mana?”
            “Dikamar, ayo cepat sarapan!”

            “Kau bonceng siapa Jing?” tanya Sehun melihat Jiyoung berjalan ke arahnya.
            “Denganmu tentu saja, apa kau ingin aku mati bersama Kai?” Jiyoung duduk di belakang Sehun. Kai sudah melajukan motornya dan Sehun mengikutinya di belakang.
            Sehun dan Kai memarkir motor mereka bersebelahan dan berjalan ke kelas bersama mengingat mereka satu kelas. Seperti prediksi Jiyoung, pasti akan banyak gadis yang ribut sendiri melihat Kai dan Sehun. Semua teman perempuan Jiyoung selalu meminta bantuan Jiyoung untuk dekat dengan Kai atau Sehun. Dan tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Jiyoung. Sampai saat ini Jiyoung masih belum bisa menangkap apa sebenarnya yang membuat Kai dan Sehun itu menarik. Baginya, dua makhluk itu sangat menyebalkan pada waktu tertentu.
            “Kau lihat gadis itu Jing, dia hampir tersedak waktu aku melihatnya.” Bisik Kai pada Jiyoung seraya menunjuk seorang gadis.
            “Mungkin dia heran bagaimana bisa ada orang sejelek dirimu Kai.” jawab Jiyoung enteng. Kai hanya tertawa mendengar jawaban jutek Jiyoung.
            “Taruhan untuk hari ini, yang paling sedikit diminta nomor ponselnya harus mentraktir nonton film.” Tawar Sehun dengan tatapan licik. Jiyoung dan Kai tersenyum penuh arti.
            “Aku tidak takut, aku pasti menang.” Kata Kai sombong.
            “Kau juga ikut taruhan ya Jing.” Sahut Sehun dan Jiyoung langsung melotot.
            “Tidak! Apa gunanya aku ikut taruhan konyol itu.”
            “Kau selalu curang Jing. Membiarkanku dan Sehun taruhan, tapi kau selalu menikmati hasilnya juga. Aku tidak mau tau taruhan kali ini kau harus ikut.” Kai merangkulkan lengannya dipundak Jiyoung. Jiyoung hanya diam dengan menggerutu.

            Ketiganya memilih bangku bersebelahan di kelas, atas perintah Jiyoung tentu saja. Jiyoung memerhatikan teman sekelasnya, hmm kita lihat saja siapa yang akan mengajak salah satu dari mereka berkenalan dan meminta nomor ponsel.
            Jiyoung melihat seorang gadis menghampiri Sehun yang sibuk dengan rubik Jiyoung, mereka terlihat mengobrol sejenak kemudian si gadis mengeluarkan ponsel dan mengetik nomor ponsel Sehun. Sehun menoleh ke arah Jiyoung dan Kai dengan senyum penuh kemenangan.
            “Ini masih pagi!” kata Sehun ketika guru mereka masuk dalam kelas.
***
            “Hei, namaku Choi Sulli!” seorang gadis menghampiri Jiyoung ketika jam istirahat.
            “Kang Jiyoung, senang bertemu denganmu.” Jawab Jiyoung ceria.
            “Kau sendiri? Dimana dua temanmu itu?” Sulli melihat bangku Kai dan Sehun kosong. Jiyoung mengangguk mengerti.
            “Ah mereka ke kantin, mereka selalu lapar setiap waktu.”
            “Kelihatannya kalian sangat dekat, kalian dulu di sekolah yang sama?”
            “Kebetulan kami tetangga dan selalu bersekolah di tempat yang sama.” Jiyoung mulai berpikir jangan-jangan gadis ini mendekatinya hanya untuk mencari informasi tentang Kai atau Sehun.
            “Ah seperti itu, hmm, kau tidak ingin keluar dan berkeliling. Kebetulan aku juga belum tau sekolah kita ini seperti apa.” Ajak Sulli dan diiyakan oleh Jiyoung.
            Jiyoung dan Sulli berkeliling sekolah seraya sesekali berhenti di mading sekolah. Jiyoung berubah pikiran, Sulli ini gadis yang baik. Dia juga ramah dan ceria, sepertinya Jiyoung akan bisa berteman baik dengannya. Ketika mereka sampai di taman sekolah, Jiyoung dengan jelas bisa melihat Kai dan Sehun bersama dua orang yang tidak Jiyoung kenal terlihat menjadi perhatian gadis-gadis padahal mereka berempat hanya duduk di bangku batu dan tertawa seperti orang gila.
            “Itu temanmu..” kata Sulli menunjuk tempat Kai dan Sehun dengan dagunya, “Apa yang dilakukan para gadis itu, mereka norak sekali.” Kata Sulli melihat banyak gerombolan gadis terlihat ragu untuk mendekati keempat remaja laki-laki gila itu.
            “Kau ingin melihat bagaimana kekecewaan para gadis itu?” Jiyoung berkata dengan senyum jahil.
            “Apa maksudmu.... Hei Kang Jiyoung..!” belum selesai Sulli bicara Jiyoung sudah berlari ke tempat Kai Sehun dan temannya sedang tertawa seraya menikmati minuman mereka.
            “KAI SEHUN!!!” Jiyoung duduk diantara Kai dan Sehun yang tau maksud licik Jiyoung.
            “Hyaah Jing datang...” Sehun membuang nafas panjang.
            “Dan merusak segalanya.” Sambung Kai. Jiyoung hanya tersenyum puas seraya merebut minuman yang ada di tangan Kai dan Sehun, meminumnya secara bergantian. Dua anak laki-laki yang lain hanya melihat Jiyoung dengan heran, berani sekali gadis ini.
            “Dia teman kami, kalian harus mengenalnya juga.” Kata Kai menjawab pandangan penuh tanya kedua temannya.
            “Jing, perkenalkan dirimu. Kita semua satu kelas.” Sehun menyenggol Jiyoung.
            “Hai, Kang Jiyoung.” kata Jiyoung cepat.
            “Hai, Han Seungyun.”
            “Hai, Jung Ilhoon.”
            “Sulli-ah kemarilah.” Jiyoung memanggil Sulli yang kini duduk di sebelah Yun.
            “Kau lihat bagaimana gerombolan gadis itu?” Jiyoung tertawa puas.
            “Kau benar-benar gila Kang Jiyoung.”
***
            Sudah dapat dipastikan Jiyoung kalah taruhan hari itu, dan akhir pekan Jiyoung harus mentraktir Kai dan Sehun untuk nonton film. Dan berita yang lain, semua gadis akan berbisik dan melihat Jiyoung kemanapun Jiyoung pergi. Sebenarnya Jiyoung sudah biasa seperti itu karena fans Kai dan Sehun yang iri padanya.
            Jiyoung menyandarkan kepalanya pada pundak Sehun ketika menunggu makanan mereka datang di kantin sekolah. Tidak tau berapa kutukan yang dilontarkan para fans Sehun untuk Jiyoung, Jiyoung tetap asyik bersandar seraya sesekali memukul Sehun.
            “Kau benar-benar tidak ingin aku punya pacar Jing?” tanya Sehun menyadari banyak gadis urung untuk mendekatinya karena Jiyoung.
            “Kalau mereka baik padaku, aku akan baik pada pacarmu.” Jawab Jiyoung enteng. Ilhoon dan Sulli hanya mengerutkan kening melihat Jiyoung.
            “Masalahnya kau yang duluan mengibarkan bendera perang pada siapa saja yang dekat denganku.” Jiyoung hanya tertawa mendengar Sehun.
            “Sebenarnya kemana Kai dan Yun itu?” Ilhoon bertanya ketika makanan sudah datang.
            “Itu mereka.”Sulli berseru melihat Kai dan Yun. Hmm, mereka tidak berdua tapi ada seorang gadis yang berjalan di belakang mereka.
            “Wah kalian sudah pesan makanan.” Kata Kai duduk di sebelah Jiyoung, “Kau mau makan apa?” tanya Kai pada gadis yang duduk dihadapannya itu.
            “Terserah kau saja.” Jawabnya lembut, dan demi apa Jiyoung ingin menghancurkan apapun yang bisa ia hancurkan.
            “Kenalkan, dia Jung Krystal.” kata Yun melihat ekspresi aneh Jiyoung, seketika Kai melihat Jiyoung kemudian tersenyum tolol.
            “Kenapa Jing, cantik kan?” Kai tersenyum penuh arti, entah kenapa Jiyoung ingin memukul Kai saat itu juga.
            “Hei, makan buburmu!” Sehun menyadarkan Jiyoung dengan menyuapinya sesendok bubur yang dia pesan tadi.
***
            Jiyoung bersama Sehun mengerjakan tugas mereka malam itu, berbeda dengan Kai yang asyik nonton TV. Jiyoung mengerjakan tugas dengan sedikit bantuan Sehun, bagaimanapun Jiyoung tau IQ Sehun di atas rata-rata. Itu sebabnya Jiyoung selalu bersyukur memiliki sahabat seperti Sehun. Kai? Sebenarnya otaknya juga cerdas, hanya saja otaknya tidak pernah digunakan untuk berpikir sehingga menjadi sedikit tidak berfungsi untuk pelajaran sekolah. Jika komik, komputer, game? Jangan ditanya Kai jagonya.
            “Kai, kerjakan tugasmu!” Jiyoung berteriak dari dalam kamar.
            “Aku salin punyamu!”
            “Tidak boleh!”
            “Kalau begitu punya Sehun.” Jawab Kai enteng.
            “Buku Sehun aku bawa, dan kau tidak boleh menyalinnya. Ayo cepat kerjakan sekarang biar aku bisa membantumu!” kata Jiyoung. Jiyoung bisa mendengar Kai mematikan TV dan masuk dalam kamar.
            “He? Ada apa dengannya?” tanya Sehun pada Jiyoung yang juga merasa heran.
            “Cepat bawa bukumu kesini!” teriak Jiyoung lagi. Sehun kembali menjelaskan rumus rumit pada Jiyoung, tanpa mereka sadari Kai tidak juga menunjukkan batang hidungnya.
            “Kau yakin kkamjong masih hidup?” Sehun bertanya seraya menajamkan telinganya. Jiyoung langsung keluar dari kamar dan masuk ke kamar Kai yang tepat berada di sebelahnya. Dan benar saja, Kai sudah tidur dengan tenang di ranjangnya.
            “Bodoh!” Jiyoung memukul kepala Kai, Kai hanya menggeliat. Karena tidak tega melihat Kai yang terlihat pulas itu, Jiyoung hanya menutup tubuh Kai dengan selimut dan membiarkannya tidur.
***
            “Sehun-ah, pinjam bukumu. Aku belum mengerjakan tugas!” kata Kai pagi itu di kelas.
            “Bukuku ada di Jiyoung.” Sehun menunjuk Jiyoung yang sedang menonton sesuatu di laptop Yun bersama Sulli dan Ilhoon.
            “Jing, pinjam buku ya!” teriak Kai dan langsung membuka tas Jiyoung mencari apa yang dia butuhkan. Dan sayang sekali dia tidak menemukannya.
            “Jing, dimana bukunya?”tanya Kai menghampiri Jiyoung yang ternyata membawa bukunya dan Sehun dalam pelukan. “Jing, pinjam!”
            “Kenapa semalam kau tidak mendengarkanku Kim Jongin?”
            “Kai, kau belum mengerjakan tugasmu?” tiba-tiba suara Krystal mengalihkan pandangan Kai.
            “Eh, ya seperti itulah.” Jawab Kai santai.
            “Aku bisa membantumu.” kata Krystal dan Kai langsung menghampirinya. Kai tersenyum meledek pada Jiyoung. Lihatlah, aku bisa mengerjakannya. Haha. Begitulah arti senyum Kai. Jiyoung melempar bukunya dan buku Sehun asal dan segera keluar kelas.
            “Kenapa dia?” tanya Ilhoon pada Sulli dan Yun yang tidak memerhatikan.

            Jiyoung bolos pelajaran pertama pagi itu, moodnya sudah rusak karena Kai. Mungkin memang kekanakan, tapi seperti itulah Jiyoung. Jiyoung memainkan rubiknya, dia memilih untuk berdiam di atap gedung.
            Sssrrkkk...
            Jiyoung menoleh ke sumber suara, ada orang lain disana. Guru?
            Jiyoung bersembunyi pada salah satu sudut, gawat jika guru memergokinya bolos pelajaran. Tapi yang muncul adalah sosok berbadan tinggi dan mengenakan seragam yang sama sepertinya. Hanya saja seragam itu terlihat lama, tidak baru seperti milik Jiyoung.
            “Eh? Orang bolos juga?” bisik Jiyoung lega. Seseorang itu bisa mendengar suara Jiyoung.
            “Ada orang?” tanyanya, Jiyoung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. “Aku tau kau disana, keluarlah!” dengan ragu Jiyoung keluar, oh semoga saja dia tidak melaporkannya pada guru.
            “Maaf sunbaenim.” Kata Jiyoung, dilihat dari seragamnya dia memang sunbae.
            “Kau anak kelas satu?” tanyanya lagi, Jiyoung yang sedari tadi takut merasa sedikit lega karena sunbaenya itu terdengar sangat ramah dan... tampan?
            “Iya, maaf sunbaenim. Jangan laporkan aku pada guru.” Jiyoung berlutut dihadapan anak laki-laki bertubuh tinggi itu.
            “Aku tidak ada pikiran seperti itu. Berdirilah!” sunbaenya mengulurkan tangan untuk membantu Jiyoung berdiri. Jiyoung kendalikan dirimu!
            “Sebaiknya aku kembali ke kelas sekarang.” Jiyoung hendak menuju pintu ketika dia menahannya.
            “Bertahan sampai jam istirahat atau kau akan tertangkap guru yang sedang jaga. Duduklah!”
            “...” Jiyoung hanya diam dan duduk di bangku kayu yang ada disana.
            “Aku Park Chanyeol, siapa namamu?” Chanyeol mengulurkan tanganya mengajak Jiyoung bersalaman.
            “Kang Jiyoung.”
            “Oh jadi kau Kang Jiyoung yang banyak dibicarakan itu.”
            “Apa maksudmu sunbae?”
            “Kau cukup terkenal dikalangan sunbaemu.” Chanyeol menjawabnya dengan tawa renyah. Jiyoung hanya tersenyum dan mereka melanjutkan perbincangan hangat dan menyenangkan itu sampai bel istirahat berbunyi.

            Jiyoung dan Chanyeol berpisah ketika mereka di kantin, Jiyoung melambai ceria pada Chanyeol. Jiyoung yang sudah menemukan tempat teman-temannya segera bergabung dan mendapat pandangan paling mematikan dari Sehun dan Kai.
            “Apa maksudmu bolos dua mata pelajaran?” tanya Kai tajam ketika Jiyoung duduk di depan Yun.
            “Bukan urusanmu!” jawab Jiyoung ketus. Sebenarnya apa yang membuat Jiyoung marah sangat tidak jelas.
            “Bagaimana bukan urusan kami. Kesini kau!” Sehun memberi isyarat agar Jiyoung duduk diantaranya dan Kai. Jiyoung malah mengajak Yun mengobrol dan tidak memerhatikannya.
            “KANG JIYOUNG!” teriak Sehun dan Kai bersama.
            “Tadi itu yang pertama dan terakhir.” Jawab Jiyoung, “Sulli-ah, ayo ikut aku!” Jiyoung menarik Sulli untuk pergi darisana.
***
            Jiyoung sudah siap untuk berangkat ke bioskop, berhubung dia kalah dalam taruhan. Jiyoung keluar kamar dan mendapati Kai dan Sehun ternyata sudah menunggunya.
            “Bonceng siapa?” tanya Kai ketika mereka keluar.
            “Berangkat dengan Kai, pulang dengan Hun.” Jiyoung mengaitkan tangannya pada lengan Kai.
            “Berangkat dengan Hun pulang dengan Kai ya?” kata Kai dengan senyum jahil, “Berangkat harus bonceng Krystal soalnya. Hehe”
            “Kenapa kau mengajaknya, ini kan acara kita!” protes Jiyoung kesal.
            “Banyak yang harus aku bicarakan dengan Krystal.” jawab Kai. Jiyoung mengerucutkan bibirnya, Sehun langsung menariknya dalam rangkulannya.
            Jiyoung paling anti dengan film horror, tapi mengingat Jiyoung kalah taruhan Sehun dan Kai sengaja meminta mereka untuk menonton film horror terbaru. Meskipun sempat protes dan marah akhirnya mereka menonton film horror dan tak lupa dengan Krystal yang sudah dijemput Kai.
            “Aku duduk diantara kalian seperti biasa.” kata Jiyoung ketus ketika melihat Kai menenangkan Krystal.
            “Baik tuan putri.” Jawab Kai.
            Selama film diputar sudah tidak terhitung berapa kali Jiyoung berteriak, menyimpan wajahnya pada pundak Sehun dan Kai secara bergantian. Tangannya juga tidak lepas dari tangan Sehun dan Kai.
            “Jing, jangan terlalu kencang menggenggamnya, sakit.” Keluh Sehun tapi tidak dihiraukan oleh Jiyoung.
            “Aku tidak bisa tidur tenang malam ini!” kata Jiyoung.
            “Kalau begitu tidur denganku ya!” goda Kai dan langsung mendapat pukulan keras dari Jiyoung. Tapi Jiyoung senang setidaknya Krystal mendengar lelucon Kai yang terdengar intim itu.
            “Kau takut? Tutup saja matamu!” Jiyoung mendengar Kai berkata pada Krystal. Saat itu juga Jiyoung ingin membakar gedung bioskop itu.
            “Takut? Sini!” Kai melihat Jiyoung yang hampir menangis karena takut kemudian menariknya dalam pelukan.
            “Kau lebih menakutkan!”Jiyoung melepaskan diri dari pelukan Kai dan memilih memeluk Sehun yang dengan santai menikmati film di sebelahnya.
            Film sudah berakhir dan itu merupakan siksaan bagi Jiyoung. Rambut Jiyoung berantakan, Jiyoung terlihat linglung. Sehun hanya menertawakan sahabatnya itu.
            “Itu tadi bukan apa-apa Jing.” Sehun merapikan rambut Jiyoung.
            “Ayo pulang.” Rengek Jiyoung. Kai lebih dulu menuju tempat parkir. Jiyoung melihat Kai menunggu mereka berdua.
            “Ayo Jing, aku bonceng.” Jiyoung hanya menurut dan duduk di belakang Kai.
            “Dimana Krystal?” tanya Jiyoung.
            “Karena urusanku sudah selesai, jadi dia pulang sendiri. Aku bukan pacarnya yang harus mengantarnya sampai rumah.” Jelas Kai.
            Selama perjalan pulang menuju apartemen, Jiyoung merasa matanya begitu berat karena mengantuk. Sehun yang menyadari itu berteriak pada Kai mencoba mengalahkan suara ramai jalanan.
            “Kai, Jiyoung ngantuk. Hati-hati!” teriak Sehun. Kai yang menyadari Jiyoung menyandar di punggungnya mulai was-was.
            “Jing? Jing jangan tidur disini! Kau bisa jatuh!” tangan kiri Kai ke belakang mencoba memegang tubuh Jiyoung yang mulai lemah.
            “Aku sangat ngantuk.” Jawab Jiyoung lemah tidak bisa mengatasi rasa kantuknya.
            “Ya! Pegangan yang erat. Demi Tuhan Jing, kau ini selalu saja berulah!”
            Untungnya mereka sampai apartemen dengan selamat. Dan yang membuat Kai kesal lagi Jiyoung kehilangan rasa kantuknya ketika sudah sampai gedung apartemen mereka. Sehun tidak bisa menahan tawa mengingat Jiyoung yang sesekali hampir terjatuh tadi dan sekarang Jiyoung kembali ceria dan cerewet seperti biasanya.
            “Kenapa ada gadis sepertimu? Merepotkan, gampang marah, cerewet, untung saja kau cantik jadi aku bisa menerima itu!” Kai berkata pada Jiyoung disambut ledak tawa Sehun.
            “Aku juga heran padamu, bagaimana bisa banyak gadis menyukaimu padahal kau sangat menyebalkan!” balas Jiyoung, Jiyoung melihat Sehun menertawakan Kai.
            “Kau juga! Jangan karna IQ mu luar biasa dan kau tampan kau jadi jual mahal seperti itu. Aku tau kau selalu bersikap manis pada noona-noona mu di sekolah!” sembur Jiyoung.
            “Oh jadi Jiyoung cemburu pada noona-noona Sehun?” goda Kai.
            “Kalau kau jadi pacarku aku tidak akan bersikap manis pada noona-noona di sekolah.” Jawab Sehun berhasil membuat wajah Jiyoung memerah.
            “AKU MAU TIDUR!” Jiyoung masuk kamarnya dengan membanting pintu. Sedangkan Sehun dan Kai tetap diruang TV, memilih bermain game hingga larut malam.
            Jiyoung tidak bisa tidur. Apartemen sudah sepi, sudah tidak ada suara Sehun dan Kai yang bermain game dari ruang TV. Jiyoung melirik jam yang menunjukkan jam 1 pagi. Jiyoung teringat adegan-adegan film yang tadi dia tonton. Bagaimana jika ada hantu di bawah ranjangnya? Bagaimana jika ada hantu muncul sementara Jiyoung belum tertidur?
            Tanpa berpikir lama Jiyoung bangkit dan menarik selimutnya, segera masuk ke kamar Sehun. Jiyoung membuka pintu dan mendapati kamar Sehun gelap.
            Klik!
            Sehun terlihat sudah tertidur pulas. Jiyoung menghampirinya dan mengguncang bada Sehun pelan.
            “Sehun-ah, aku takut. Geser sedikit!” Jiyoung mendorong tubuh Sehun hingga kepalanya membentur tembok.
            “Apa lagi Jing?” Sehun bertanya dalam tidurnya.
            “Aku takut.” Sehun bergeser dan memberi Jiyoung tempat untuk tidur di sebelahnya. Sehun menghadap tembok, Jiyoung masih tidak bisa tidur, Jiyoung mulai berimajinasi lagi. Jiyoung masih takut meskipun ada Sehun di sampingnya. Dia butuh Kai, ya! Jika mereka bersama, Jiyoung tidak akan takut lagi.
            “Sehun-ah! Ayo pindah!” Jiyoung membangunkan Sehun.
            “...” Sehun tidak bergerak.
            “Oh Sehun! Ayo pindah ke kamar Kai!” Jiyoung menarik selimut Sehun.
            “Tidur disini saja, tidak ada apa-apa.” Sehun tidak bisa membuka matanya.
            “Ayolah Hun!” Jiyoung menarik Sehun. Sehun bangkit dengan malas, berjalan dengan mata sedikit terbuka. Sehun berjalan duluan, Jiyoung berjalan di belakang dengan membawa selimutnya dan selimut Sehun.
            “Hati-hati, kau hampir menabrak.” Kata Jiyoung. Sehun membuka pintu kamar Kai dengan kasar. Tanpa pikir panjang langsung rebah di ranjang Kai dan terlelap. Jiyoung berdiri melihat Sehun dan Kai yang hanya memakai kaos tanpa lengan tidur dengan pulasnya dan tidak memikirkannya yang ketakutan disana.
            Kai dan Sehun yang tidur dengan seenaknya itu membuat Jiyoung tidak mendapat tempat untuk tidur. Kai tidur sedikit ke tengah dan Sehun yang berada di pinggir bisa kapan saja jatuh. Ada ruang sedikit di sebelah tembok. Setelah menyelimuti Sehun, Jiyoung secara hati-hati tidur di sebelah Kai dekat tembok. Yah berhasil, Jiyoung terjepit tembok dan Kai yang tidur tanpa memakai aturan.
            Jiyoung masih tidak bisa tidur, tapi rasa takutnya sedikit berkurang karena ada Sehun dan Kai bersamanya.  Mata jiyoung mulai berat ketika lengan Kai dengan baik mendarat dimukanya. Menghantam bibirnya yang langsung berdarah terkena giginya sendiri. Jiyoung meringis kesakitan dan mendorong Kai dengan sekuat tenaga.
            Bruk!
            Sehun jatuh dengan sukses di lantai. Kai terbangun dan kaget melihat Jiyoung ada di kamarnya.
            “Ya! Apa yang kau lakukan?” tanya Kai kaget.
            “Kau tidur di bawah bersama Sehun. SEKARANG!!” Kai segera turun ke lantai sebelum Jiyoung menendangnya dengan keras.
            “Aku korbanmu disini Jing!” teriak Sehun dari lantai. Tapi menit berikutnya Sehun dan Kai tidak bersuara. Jiyoung sangat tau mereka seperti orang mati ketika tidur!
***
            “Badanku sakit karena tidur di lantai..” keluh Kai ketika Jiyoung sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.
            “Sebaiknya cepat mandi dan antar aku ke super market.” Jiyoung melempar handuk pada Kai.kemudian Sehun keluar dari kamar Jiyoung dengan rambut basah.
            “Sehun-ah, kau mandi di kamar mandi Jiyoung?” tanya Kai bergairah, Sehun hanya mengangguk takut kalau Jiyoung tau. Kemudian Kai segera melesat masuk dalam kamar mandi yang ada di kamar Jiyoung.
            Apartemen itu mempunyai dua kamar mandi, salah satunya ada di kamar Jiyoung. Jiyoung sudah bilang tidak ada yang boleh mandi di kamarnya karena itu khusus miliknya. Tapi bukan Sehun dan Kai namanya kalau mereka tidak melanggar aturan. Jiyoung mempunyai alat mandi yang beragam dan berbagai sabun atau entah apa itu khas gadis remaja. Kai tau betul Sehun mandi di kamar mandi Jiyoung pasti memakai shampoo dan conditoner Jiyoung. Atau mungkin Sehun juga memakai lulur Jiyoung.
            “Kau sudah mandi?” Jiyoung memerhatika Sehun yang mengambil minum di dapur.
            “Ehm, badanku sakit gara-gara tidur di lantai.” Sehun mengatakan hal yang sama seperti Kai. Sehun berjalan melewati Jiyoung yang sibuk dengan roti bakar. Kemudian keningnya berkerut, hidungnya sangat sensitif untuk yang satu itu.
            “Sehun-ah, kau mandi di kamarku kan?” tuduh Jiyoung langsung.
            Glek!
            “Eh?” Sehun menelan ludah, menaruh gelas di meja makan dengan hati-hati. Sehun hanya bisa diam ketika Jiyoung menghampirinya dan kemudian jinjit untuk mencium rambut Sehun.
            “BENAR! KAU MENGGUNAKAN SHAMPOO CONDITIONERKU!!!” sergah Jiyoung memukul lengan Sehun dengan keras.
            “Pelit sekali, tidak akan habis hanya dengan aku memakainya hari ini.” bela Sehun. Kemudian Jiyoung menajamkan suaranya, Jiyoung mendnegar seseorang di dalam kamarnya.
            “KIM JONGIN!!!” Jiyoung berlari ke kamarnya dan menggedor pintu kamar mandi dengan kasar. Sehun hanya tertawa melihat itu.
            “KENAPA JING?” teriak Kai dari dalam.
            “Kenapa mandi disini?!?!?! Jangan memakai sabun terlalu banyak!! Jangan memakai shampooku!!”
            “MAAF JING, SUDAH TERLANJUR!” teriak Kai lagi, Jiyoung hanya mendengus kesal. Pasalnya Sehun dan Kai tidak menggunakan peralatan Jiyoung dengan baik. Pernah suatu kali ketika Jiyoung baru saja membeli lulur mandi untuknya sendiri, dan lulur itu habis sekali pakai oleh Sehun dan Kai padahal dia sendiri belum pernah memakainya.
            Sehun dan Jiyoung memakan roti bakarnya seraya menunggu Kai yang tak juga keluar dari kamar mandi. Dan beanr saja, ketika Kai keluar hanya dengan handuk dan meringis tolol pada Jiyoung terciumlah bau wangi dari Kai.
            “Pasti dia pakai lulurmu.” Kata Sehun pada Jiyoung yang hanya menatap Kai tajam.
            “Aku tidak mau tau kalian harus mengantarku ke super market dan salon sekarang juga!!”
***
            Ketiganya berbelanja keperluan mereka di super market, meskipun tidak jarang mereka saling ribut untuk menentukan mana yang lebih mereka butuhkan. Kai dan Sehun bersikeras agar mereka membeli lebih banyak snack, tapi Jiyoung mengingatkan yang mereka butuhkan adalah makanan berat.
            Setelah selesai dengan belanja bulanan, Jiyoung meminta Kai dan Sehun untuk mengantarnya ke salon. Awalnya Kai dan Sehun mengira akan membutuhkan waktu lama untuk menunggu Jiyoung di salon, tapi ternyata tidak. Jiyoung ke salon hanya untuk membeli shampoo, conditioner, lulur, scrab dan masih banyak lagi. Jiyoung yakin lulurnya pasti sudah hampir habis karena Kai sudah memakainya tadi.
            “Hanya ini nona? Semuanya lima ratus ribu.” Kata sang pelayan ketika Jiyoung hendak membayar.
            “Baik, sebentar ya.” Jiyoung menoleh pada Kai dan Sehun yang ada di belakangnya. “UANG!” Kai dan Sehun saling pandang.
            “Kenapa kami yang bayar?” tanya Sehun kesal.
            “Karena kalian menggunakan semua barangku tanpa ijin.” Kata Jiyoung ketus.
            “Aku hanya memakainya sekali Jing.” Kai mengacak rambutnya dan membuatnya makin terlihat keren.
            “Aku tidak peduli, UANG!” kata Jiyoung dengan pandangan mematikan. Kai dan Sehun dnegan terpaksa membuka dompetnya dan memberi Jiyoung beberapa lembar uang.
           
            “Kita mampir ke toko buku ya.” ajak Sehun pada dua sahabatnya.
            “Ide bagus, aku harus mencari komik.” Kata Kai cepat, Jiyoung hanya mengikuti tanpa berkomentar.
            Sehun memisahkan diri ketika masuk dalam toko buku, menuju deretan buku pelajaran. Kai sudah bisa dipastikan berlari ke rak komik, dan Jiyoung yakin di lanjutkan dengan mencari majalah. Jiyoung yang memang tidak mempunyai tujuan di toko buku memilih melihat-lihat buku tentang kecantikan dan kesehatan. Cukup lama Jiyoung tenggelam membaca salah satu buku kecantikan yang terbuka, kemudian Jiyoung mulai mencari Sehun.



“Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini noona.” Jiyong bisa mendengar keramahan Sehun. Jiyoung mendongak untuk melihat siapa lawan bicara Sehun, hmm, seorang gadis bertubuh mungil, cantik dengan intelegensi yang tinggi.



Siapa gadis itu? Lagi-lagi Jiyoung merasa kesal karena gadis lain mengenal sahabatnya...

TBC

Author's Note: Yehet, datang dengan fic baru lagi. Udah hampir satu bulan ga ngepost, dan balik dengan fic ini deh. Judulnya mendadak banget, entah gak punya ide judul yg kece. Genrenya masih sama kaya yang kemarin-kemarin, tunggu aja author mau bikin fic yg agak serius dikit setelah ini kelar. Untuk Brother Angelnya sambil jalan ya. hehe. Semoga suka dengan fic ini. ^^



     .

Komentar

  1. Lucu ceritanya,,tapi ada hubungan apa antara kaistal?
    Disini lebih keliatan jing sukka ama kai,,,

    udah ketebak pasti noona itu si jieun,,,

    oiya yun itu siapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayo apa. Masa sih Jing lebih ke Kai?

      Lupa di support cast udah ditulis nama Jieun, dan dia satu2nya noona. kkk. gagal bikin penasaran.

      Yun itu member Lunafly eonn. Kembar sama Jongin, lahirnya bareng. Suka sama Yun.. ^^

      Hapus
  2. FF nya sukses buat pengantar tidur :) Lumayan buat bayang" di mimpi aja entar ^^

    BalasHapus
  3. KYAAAAAA ADEEKKKK
    akhir nya setelah beberapa minggu ini ngiterin dunia ff nyari FF kaijinghun ada juga yang posting..huhuhu


    Sukaaaaaaaaaaaaaaaaaa banget sama FF ini
    feel sobat kental nya dapet bgt, malah feel sodaraan nya juga dpt
    itu orangtua nya jing ga cemas n was was apa ya, anak perawan nya satu rumah sama 2 penyamun...lol
    biar kata temen deket dan temen kecil, tetep aja nama nya juga laki laki... kkkkk


    jing nya di sini manja abissssss dan agak2 ngeselin bagi yang belum kenal dia
    bener kata jongin udah cerewet, manja , cepet marah pula.. untung cantik :|

    itu jongin sama krystal jangan jangan krys nya minta tolong sama jongin buat pedekate sama sehun. /nebak/


    suka banget pas sehun jongin nya marahin jing pas dikantin habis bolos itu..
    feel kekakak-an n "pemimpin" nya dapet..
    sebenar nya awalnya pas jongin sama krys itu ngira nya jongin suka sama krys, tp pas d bioskop jongin bilang ke krys "kalo takut tutup mata" doank, sementara ke jing malah dia nya meluk jing. jadi bingung lagi ini jongin nya suka sama siapa.tp karena baru chapter 1....bingung nya d tunda dulu....XD

    jing disini belum terlalu ketebak suka sama siapa.
    soal nya sehun deket2 sama noona dia nya kesel, jongin deket sama cewek juga kesel.... bingung dia nya suka sama siapa.

    trussss satu lagi nih yang paling bikin ngakak, pas jing-hun tidur d kamar jongin , trus sehun jatoh, jongin nya kebangun.... kirain jongin nya yang marah yang nyuruh mereka tidur dilantai, eh malah jiyoung nya yg marah LOLOLOL
    wewek ini agak sadis sekaligus konyol dan ga tahu diri.... lol


    okee segitu aja dulu, walau sebenar nya mau komen lebih panjang. soal nya setiap scene d FF ini minta bgt d komentarin.. habis nya sukaaaaaa bgt sihhh..huhuhu

    update soon yah dekkk.. ditungguuuuu XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. typo...wewek, maksud nya cewek

      oh iya lupa bilang poster yang bawah sukaaaaaaaaaaa bgttt
      manisss bangetttttttt huhuhuhuhu.
      "bersih" banget editan nya . sukak! :3

      Hapus
  4. Aaaaaaaakkkkkkkk,,,, >.<
    Enak bangeet yaa jd Jiyoung.
    Bs tinggal bareng Kai n Sehun.
    Mau brngkat bonceng Kai ato Sehun tinggal pilih.
    Ketakutan di bioskop mau peluk siapa tinggal pilih.
    Duuuhhh,, kurang apa jal itu enaknya jd Jiyoung.
    Tp kok ak g tega yaa kl Jiyoung pilih salah satu dr mereka.
    Berharap mereka bs sahabatan smpe ceritanya berakhir.
    Siapa tau Jiyoung bs sama ehhmm,,, ehhmmm si sunbae nya Park Chanyeol ntu.
    Hahahahahaaaaaa,,,,
    Tp semuanya terserah authorniim ajaa deh.
    Dilanjuut thoor cerita selanjutnya.
    Jgn lama" yaaa updatenya.
    SEMANGAAAATTTT!!!

    BalasHapus
  5. Suka parah! Apalagi ini cinta segitiga gitu. Lucu dan romantisnya dapet banget.
    Itu enak banget yah jadi Jiyoung tinggal barengan gitu sama cowok-cowok kece!
    Krystal ngapain nih? Apa bakal ada Kaistal-nya? Perasaan Jiyoung gak jelas, dia ini emang beneran jealous atau cuma kesel biasa doang gara-gara temen-temennya main sama yang lain. Kelakuan Kai ke Jiyoung agak-agak mencurigakan gitu deh, ehem.
    PS: Banyakin scene bobok bareng dong WKWKWK.
    Anyway, good job!!!

    BalasHapus
  6. Suka suka...apalagi kalo ada scenenya kaijing..salam aku reader baru jangan lupa mampir di blogku ya
    http://destinyinmylifekj.blogspot.com

    BalasHapus
  7. Sahabat. Jiyoung pasti suka kai dan sehun karna terlalu sering bersama jiyoung merasa sahabat nya itu hanya dia yang punya. Atau bisa jd jiyoung hanya ingin menyeleksi pasangan2 yang cocok untuk sahabatanya aaaaa pasti menyenangkan memiliki sahabat serumah seperti mereka itu wanita itu siapa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah