Three Idiot's
Main Cast: Kang Jiyoung, Kim Jongin, Oh Sehun
Support Cast: Park Chanyeol, Choi Sulli, Han Seungyun,
Jung Ilhoon, Jung Krystal, Lee Jieun
Pairing: Kai/Jiyoung, Sehun/Jiyoung, Chanyeol/Jiyoung
Genre: romance, comedy, friendship.
Lenght: Chapter
Author: yrp
Summary: Ketiga sahabat tak terpisahkan memulai
kehidupan baru dengan tinggal satu atap. Membuat mereka bisa makin merasakan
kedekatan mereka. Tapi bagaimana jika persahabatan mereka ternodai oleh cinta?
“Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini noona.” Jiyong
bisa mendengar keramahan Sehun. Jiyoung mendongak untuk melihat siapa lawan
bicara Sehun, hmm, seorang gadis bertubuh mungil, cantik dengan intelegensi
yang tinggi.
“Aku juga
tidak menyangka. Sepertinya kau sedang mencari buku tambahan.” Kata gadis itu,
Sehun dengan ramahnya tersenyum. Sial, senyum itu terlalu tampan untuk diberi
ke gadis lain. Senyum tampan Sehun hanya untuk Jiyoung, begitu pikir Jiyoung.
“Sepertinya
aku membutuhkan bantuanmu noona, aku tidak tau mana yang harus ku pilih...”
“Sehun-ah,
kau sudah selesai?” Jiyoung memotong perkataan Sehun dan dengan cepat
mengaitkan tanganya di lengan Sehun. Mata Jiyoung menyusuri gadis itu, yang
anehnya hanya tersenyum.
“Eh, Jieun
noona perkenalkan ini Kang Jiyoung. Jiyoung-ah, ini Jieun noona dia kakak kelas
kita.” Jelas Sehun.
“Oh,
annyeong sunbae.” Kata Jiyoung seadanya. Jieun tersenyum simpul.
“Senang bisa
bertemu denganmu Kang Jiyoung-ssi.”
“Sehun-ah
ayo pulang!” rengek Jiyoung.
“Ah Jing
mulai lagi.” Kai sudah ada di belakang mereka, “Ayo, berikan privasi untuk
Sehun.” Kai menarik tangan Jiyoung yang masih terkait sempurna di lengan Sehun.
“Ayo
Sehun-ah, Kai juga sudah ingin pulang. Sebaiknya kau beli buku yang ini saja,
maaf sunbae tapi Sehun harus pulang.” Jiyoung mengambil salah satu buku yang
ada di tangan Sehun, menunduk pada Jieun dan menyeret Sehun agar segera
berjalan.
“Sampai
jumpa noona...” kata Sehun sebelum menghilang dari pandangan Jieun. Bukan untuk
pertama kalinya Jiyoung seperti itu pada Sehun. Pada Kai juga seperti itu,
siapapun yang berencana mendekati dua sahabatnya itu harus siap mendapat sapaan
ketus dari Jiyoung.
Setelah
sampai rumah, penderitaan Kai dan Sehun belum berakhir. Mereka harus membantu
Jiyoung unutk membersihkan rumah. Khusus untuk Kai, Jiyoung menyuruhnya untuk
membersihkan kamarnya sendiri yang seperti kapal pecah.
“Sehun-ah,
kau antar baju kotor ke laundry ya! Kai, keluarkan baju kotormu!” teriak
Jiyoung. Dengan gerakan cepat Sehun mengambil baju kotor mereka dan keluar untuk
mengantarnya ke laundry.
Melelahkan
membersihkan apartemen besar seperti itu, tapi semua itu terbalas karena Jiyoung
memasak sup rumput laut untuk makan mereka. Meskipun terkesan coba-coba, tapi
masakan Jiyoung layak makan.
“Harus aku
akui, untuk urusan memasak kau tidak terlalu buruk.” Komentar Kai ketika mereka
makan bersama.
“Jing, aku
merasa tidak enak badan, kau punya vitamin kan?” tanya Sehun setelah selesai
makan.
“Ambil di
lemari obat.” Kata Jiyoung singkat.
“Aku juga,
pasti karena kita tidur di lantai semalam. Dan hari ini kita kerja rodi satu
hari. Oh, badanku sakit semua. Sepertinya aku juga akan sakit.” Keluh Kai,
Jiyoung hanya mengacak rambut Kai.
“Kalau
begitu cepat minum vitamin agar kau tidak sakit.” Kata Jiyoung seraya
membersihkan meja makan.
***
Jiyoung
membuka matanya pagi itu, bangkit dan meneguk segelas air putih. Seperti biasa,
kakinya secara otomatis membawanya ke kamar Kai untuk membangunkan Kai. Dengan
langkah berat Jiyoung masuk kamar Kai, duduk di ranjangnya dan mengguncang
tubuh Kai.
“Bangun
sudah pagi, kau tidak ingin terlambat kan?” kata Jiyoung. Kai tidak bergerak,
Jiyoung membuka selimut Kai, menyentuh lengan Kai yang tidak terbungkus kain
apapun.
Panas!
Jiyoung menyentuh kening Kai, dan panas yang dirasakan tangannya. Gawat, Kai demam? Sepertinya Kai tidak bercanda
mengeluh tidak enak badan kemarin.
“Kai?”
Jiyoung membangunkan Kai dengan lembut.
“Hmm...”
jawab Kai lemah.
“Kau
pusing?”
“Ehm...” Kai
menarik selimutnya, ah Kai benar-benar demam. Jiyoung segera berlari ke kamar
Sehun, seharusnya Sehun sudah bangun sekarang.
“Sehun-ah!”
Jiyoung melihat tubuh Sehun masih tertutup selimut. “Kenapa belum bangun?”
Jiyoung
menarik selimut Sehun.
“Sehun-ah
bangunlah, Kai demam.” Jiyoung menyentuh kulit Sehun dan parahnya, panas!
“Ah jangan bilang kau demam juga!” Jiyoung menyentuh kening Sehun dan
sama yang dia rasakan seperti menyentuh kening Kai sebelumnya.
“Kenapa
kalian sakit di waktu yang sama. Bahkan kalian bukan anak kembar.” Keluh
Jiyoung. Jiyoung memilih untuk mandi dulu, membiarkan Kai dan Sehun tidur.
Setelah siap dengan seragam lengkapnya, Jiyoung membuat dua cangkir teh panas
untuk Kai dan Sehun.
“Kai,
bangunlah dan minum ini.” Jiyoung membantu Kai untuk duduk dan membantunya
minum obat. “Aku sudah pesan bubur, kau cukup kuat kan untuk makan sendiri? Aku
berangkat sekolah dulu.”
“Kau
berangkat dengan siapa?” tanya Kai sebelum Jiyoung keluar dari kamarnya.
“Aku bisa
naik bus. Istirahatlah.” Jiyoung menutup pintu dan beralih ke kamar Sehun.
“Minum ini,
aku sudah memesan bubur. Nanti kau makan sendiri ya.” Jiyoung juga membantu Sehun
untuk minum obat.
“Hati-hati,
kau naik taxi saja.” Perintah Sehun, Jiyoung menyelimuti Sehun sebelum dia
berangkat sekolah.
Jiyoung
berdiri sendiri di halte, ini pertama kalinya dia naik bus. Semoga saja Jiyoung
tidak salah naik bus dan akhirnya tersesat di kota Seoul yang belum begitu Jiyoung
hafal. Tapi siapa sangka tiba-tiba Yun sudah berada di depan matanya dan
menyuruhnya untuk naik pada motornya.
“Yun!! Kau
menyelamatkanku.” Teriak Jiyoung segera memakai helm dan duduk di belakang Yun.
“Kenapa kau
tidak menghubungiku sendiri? Kai yang memberitahuku untuk menjemputmu!”
“Benarkah?
Meskipun menyebalkan Kai memang sangat perhatian.” Kata Jiyoung ceria.
Sepi rasanya
di sekolah tanpa Sehun dan Kai. Jiyoung juga bosan menjawab pertanyaan banyak
gadis yang menanyakan keberadaan Sehun dan Kai pada Jiyoung.
“Kenapa
kalian sangat ingin tau?” teriak Jiyoung kesal ketika dia di kantin. Jiyoung,
Sulli, Yun dan Ilhoon duduk di tempat biasa. Dan anehnya, meskipun tidak ada
Kai, Krystal tetap bergabung dengan mereka. Lagi-lagi Jiyoung dibuat kesal
karenanya.
“Akan sangat
merepotkan mengurus dua orang yang sakit sendiri.” Sulli berpendapat ketika
Jiyoung bercerita keadaan Kai dan Sehun.
“Telepon aku
jika terjadi apa-apa Jing.” Tawar Ilhoon dan Jiyoung berjanji akan
menghubunginya sesering mungkin dan membuat Ilhoon repot.
“Kalau
mereka terlalu manja, tinggal saja mereka tidur. Kau juga perlu istirahat,
jangan sampai kau sakit karena menjaga dua bayi besar itu.” kata Yun dan
berhasil membuat semua tertawa.
“Nanti aku
akan berkunjung untuk menjenguk Kai dan Sehun.” Kata Krystal pada Jiyoung.
Jiyoung membuang muka tapi Krystal tidak melakukan perlawanan. Jiyoung heran
hati Krystal terbuat dari apa, bagaimana mungkin Krystal betah berada di dekat
Jiyoung jika sikap Jiyoung sangat tidak baik padanya.
“Yun-ah! Kau
mengantarku kan?” Jiyoung berlari ke arah Yun ketika bel pulang sekolah.
“Eh, maaf
Jing. Tapi aku harus latihan hari ini.” Jiyoung bisa melihat Yun membawa gitar,
“Kau minta antar Ilhoon saja.”
“Tidak bisa,
Ilhoon harus menjemput ommanya entah kemana.” Kata Jiyoung lemah.
“Sulli, kau
tidak memintanya?”
“Sulli sudah
bilang dia harus pulang cepat hari ini.”
“Kalau
begitu Krystal saja, dia...”
“TIDAK
MAU!!!” kata Jiyoung tegas. Yun menelan ludah.
“Lalu...”
“Aku naik
bus saja!”
“Han Seungyun!!!”
suara yang begitu tak asing tertangkap telinga Jiyoung.
“Ah hyung,
kita latihan hari ini kan?” Yun menjawab orang itu, Jiyoung menoleh untuk
melihatnya.
“Ya,
sebaiknya kau cepat berkumpul di studio. Anak kelas satu harus latihan lebih
dulu. Oh, Kang Jiyoung!” sapa Chanyeol melihat Jiyoung yang berdiri bersama
Yun.
“Sebenarnya
aku harus mengantar Jiyoung dulu hyung, bisakah...” Yun tidak meneruskan
kalimatnya.
“Kau harus
cepat latihan. Hmm, biar aku yang mengantar Jiyoung. Kau tidak keberatan kan?”
tawar Chanyeol, Jiyoung membeku di tempatnya. Sunbaenya itu punya daya tarik
tersendiri.
“Jing? Kau
mau kan diantar Chanyeol hyung?” Yun
melambai di depan muka Jiyoung.
“Ya, bukan
masalah.” Jawab Jiyoung cepat.
“Baiklah,
kalau begitu. Ayo!” Chanyeol memberi isyarat agar Jiyoung mengikutinya, Jiyoung
melambai pada Yun. Chanyeol seseorang yang ramah dan hangat bagi Jiyoung.
Selama dalam perjalanan menuju apartemennya, Chanyeol selalu punya topik
menarik untuk dibicarakan.
“Sunbae? Kau
tidak ingin mampir?” tawar Jiyoung ketika turun dari mobil Chanyeol.
“Aku rasa
tidak untuk kali ini, seperti yang kau tau, aku harus latihan.”
“Gomawo
sunbae, hati-hati di jalan. Sampaikan salamku untuk Yun!” Jiyoung melambai,
setelah yakin mobil Chanyeol sudah menjadi titik kecil Jiyoung segera masuk
apartemennya.
Jiyoung
menemukan dua porsi bubur ada di depan pintu, Jiyoung mengambilnya dan
mendapati bubur itu sudah dingin. Ah, dua namja sakit itu tidak memakan bubur
mereka. Bagaimana mereka bisa sembuh jika tidak makan.
“Aku
pulang!” Jiyoung berkata, menengok Sehun dan Kai yang sedang tertidur di dalam
kamar mereka. Tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu Jiyoung segera menuju
dapur dan membuat bubur untuk Kai dan Sehun.
“Jing!”
Sehun memanggilnya dari dalam kamar, Jiyoung menghampirinya ketika dia juga
mendengar Kai berteriak dari kamarnya, “Jing, bisa kau kesini?”
Jiyoung
terpaku, siapa dulu yang harus dia
hampiri. Secara teori memang Sehun dulu yang memanggilnya, tapi bagaimana jika
Kai yang lebih membutuhkannya.
“Jing!”
panggil Sehun lagi.
“Kang
Jiyoung!” teriak Kai lebih keras. Jiyoung mengacak rambutnya.
“Tunggu
sebentar aku akan menghampiri kalian.” Teriaknya. Jiyoung membawa dua bantal
besar dan menaruhnya di sofa ruang TV. Jiyoung menghampiri Sehun.
“Bangun,
ayo!” Jiyoung membantu Sehun untuk berjalan.
“Mau kemana?
Aku tidak ingin ke kamar mandi.” Kata Sehun heran. Jiyoung tidak menjawab, tapi
Sehun mengerti ketika melihat sofa di ruang TV menjadi begitu nyaman dengan dua
bantal besar disana. Sofa lipat itu menjadi tempat yang nyaman untuk tidur,
Jiyoung sudah menjadikan sofa itu lebih lebar dan bisa dibuat untuk tiduran.
Setelah
memastikan Sehun selamat sampai sofa, Jiyoung segera menghampiri Kai dan
membantunya berjalan. Kai duduk di sebelah Sehun dengan kaki yang dia luruskan.
Jiyoung menyelimuti keduanya.
“Sehun
jangan tidur, duduk seperti Kai.” perintah Jiyoung. Sehun menurut meskipun
kepalanya serasa mau pecah.
“Kenapa
kalian tidak makan bubur yang aku pesan tadi pagi?” Jiyoung datang dengan
mangkuk besar di tangannya, ada dua sendok disana. “Untung saja aku bisa
membuat bubur. Buka mulut!” perintah Jiyoung pada Sehun, suapan pertama untuk
Sehun.
“Cepatlah
sembuh supaya aku tidak repot lagi.” Kata Jiyoung seraya menyuapi Kai sesendok
penuh.
Setelah
makan dan minum obat, Jiyoung membiarkan Kai dan Sehun tidur. Tetap tidur di
sofa karena Kai bilang terlalu lelah untuk pindah ke kamar. Jiyoung menghubungi
orangtuanya dan orang tua Kai Sehun. Memberitahu anak-anak tampan mereka sedang
sakit sekarang.
“Biarkan
mereka istirahat dan minum obat, pasti mereka cepat sembuh.” Kata omma Kai
ketika menelpon Jiyoung.
“Kau harus
menjaga kesehatanmu juga Jing, jangan sampai kau ikut sakit setelah ini.” yang
ini kata omma Sehun.
“Bawa mereka
ke dokter jika panasnya tidak turun juga.” Yang terakhir dari omma Jiyoung
sendiri.
Selama tiga
hari penuh Jiyoung harus merawat Kai dan Sehun yang sakit. Tapi untungnya
Sulli, Yun dan Ilhoon secara bergantian mau membantunya dengan menginap disana.
Pernah suatu sore Yun berkunjung dengan Krystal dan itu membuat Yun tidak
disapa selama sehari penuh oleh Jiyoung.
Kai dan
Sehun juga sembuh diwaktu yang bersamaan. Berita ini membuat Jiyoung lega,
akhirnya dia bisa santai dan yang paling penting Jiyoung bisa marah dan seenaknya
lagi pada Sehun dan Kai. Rasanya sudah sangat lama Jiyoung tidak bermanja-manja
pada sahabatnya itu.
Dan benar
saja, saling serang terjadi ketika Kai dan Sehun sembuh. Jiyoung kembali
meminta ini itu pada keduanya, dan Sehun maupun Kai juga mulai membuat Jiyoung
mengomel karena ulah mereka.
“Nanti aku
latihan teater, kalian jemput aku sekitar jam 7 malam. Oke!” kata Jiyoung pagi
itu yang hanya dijawab anggukan oleh Kai dan Sehun.
Sialnya Kai
maupun Sehun lupa jika mereka harus menjemput Jiyoung malam itu. Dan secara
kebetulan juga Jiyoung membuat baterai ponselnya habis hingga tidak bisa
menghubungi Kai dan Sehun untuk minta jemput.
Kai dan
Sehun sampai rumah sekitar jam setengah delapan malam, dengan santai mereka
masuk dan tidak menyadari Jiyoung sedang menunggu salah satu dari mereka di
sekolah.
“Kemana
Jiyoung, kemana dia belum pulang?” tanya Sehun melihat jam yang menunjukkan
hampir jam delapan malam.
“Jangan-jangan
main lagi.” Kata Kai dan segera menghubungi Jiyoung dengan ponselnya. “Ponselnya
mati.” Sambung Kai.
“Kau
darimana pulang malam?” tanya Sehun.
“Melaksanakan
tugas bersama Ilhoon, Yun dan Krystal.” jawabnya, “Kau sendiri? Pasti belajar
bareng sama Jieun noona.”
“Kau sudah
tau jawabannya. Jieun noona sangat pintar, asal kau tau. Aku harus belajar
banyak darinya.” Kata Sehun meminum susu kalengnya hingga habis. “Jiyoung masih
tidak tau apa-apa dan terus kesal pada Krystal.”
“Jadi anak
itu masih ketus pada Krystal?” tanya Kai dijawab anggukan oleh Sehun.
“Jiyoung
uring-uringan ketika tau Krystal juga gabung teater.” Kata Sehun santai,
sebentar, ada sesuatu di balik kata teater.
“Teater?”
Kai mengulanginya, sepertinya dia harus memecahkan sesuatu di balik kata itu.
“Iya teater,
Jiyoung gabung teater... TEATER!!!” Sehun sadar akan kebodohannya.
“Jangan
bilang kita lupa harus menjemput Jiyoung yang latihan teater!” Kai tidak berani
melihat jam. Keduanya dengan cepat berganti pakaian dan memakai baju hangat
mereka, Kai dengan cepat mengambil jaket Jiyoung dari lemari Jiyoung yang super
rapi.
“Sekarang
sudah hampir jam 9. Di luar hujan deras pula!” runtuk Sehun melihat arlojinya.
Ketika mereka hendak membuka pintu, pintu sudah terbuka bahkan mereka belum
sempat menyentuhnya.
“JING!”
teriak Kai dan Sehun bersamaan melihat Jiyoung di depan mereka dengan baju yang
setengah basah.
“Kau
kehujanan? Oh, maaf kau pasti sangat kedinginan.” Kai menariknya agar segera
masuk. Jiyoung memasang wajah murung, tapi kali ini tidak membuat Kai dan Sehun
menggodanya lebih jauh.
“Eh, siapa
kau?” tanya Sehun menyadari ada seseorang lain di belakang Jiyoung.
“Oppa
masuklah, kau harus mengganti pakaian basahmu sebelum kau pulang.” Kata Jiyoung
dingin, Sehun yang menghalangi Chanyeol masuk langsung tak berkutik mendengar
perkataan Jiyoung.
“Ah maaf permisi,
kami sedikit kehujanan tadi.” Kata Chanyeol ramah yang mendapat pandangan
menantang dari Kai dan Sehun. Jiyoung mengambil handuk untuknya dan Chanyeol.
“Aku sudah
menyiapkan air panasmu Jing.” Kata Sehun dan Jiyoung segera bangkit menuju
kamar mandi. “Kai, pinjamkan bajumu pada Chanyeol oppa.”
“Ha? Kenapa
harus aku...”
“CEPATLAH!!!”
potong Jiyoung tegas dan dingin. Kai segera mengambil baju dari lemarinya,
kalau bukan karena dia yang mengantar Jiyoung pasti Kai tidak akan mau
meminjaminya baju.
Jiyoung
keluar kamar dengan baju terhangatnya, dia bisa melihat Chanyeol sedang duduk
canggung di sofa ruang TV. Jiyoung sedang mencari dua makhluk yang paling ingin
dia bunuh sekarang ketika...
“Hachim!”Jiyoung
bersin dan langsung mengundang perhatian Chanyeol.
“Ah, kau
pasti demam karena kehujanan barusan Jiyoung-ah.” Chanyeol menghampirinya dan
memeriksa kening Jiyoung tangannya. “Badanmu panas.”
“Ya Kang
Jiyoung!” Sehun menarik Jiyoung dengan kasar “Bagaimana bisa kau kehujanan
seperti ini?”
“Lihat, kau
jadi demam sekarang.” Kai mendorong Chanyeol agar menjauh dari Jiyoung.
“Bodoh! Jika
bukan karena kalian aku tidak akan kehujanan.” Kata Jiyoung pelan dan dalam.
Kai dan Sehun hendak berkata lagi ketika Jiyoung dengan kasar mendorong Sehun.
“Oppa, maaf aku sudah merepotkanmu.” Kata Jiyoung pada Chanyeol.
“Bukan
masalah, sekarang kau yang harus di khawatirkan.” Jawab Chanyeol ramah.
“Sepertinya aku harus membuatkanmu teh madu, boleh aku ke dapur?”
“Kau tidak
perlu repot-repot sunbae!” kata Kai tegas penuh peringatan.
“Kami bisa
melakukannya. Sebaiknya kau pulang sekarang.” sambung Sehun, Jiyoung melihat
dua anak itu dengan tajam.
“Oppa,
sebaiknya kau pulang. Terimakasih, sebaiknya kita mengobrol besok saja di
sekolah.” Jiyoung mendorong Chanyeol, mengantarnya sampai pintu. Berulang kali
berterimakasih, sampai akhirnya Chanyeol pergi dan Jiyoung mendapati Kai dan
Sehun menunggunya.
“Siapa itu
tadi? Pacar?” tuduh Sehun curiga.
“Aku pernah
melihatnya bersama Yun. Apa hubunganmu dengannya?” Kai bertanya penuh selidik.
“Aku
mengenalnya, sudah itu saja.” Kata Jiyoung, “Aku pusing, biarkan aku tidur.”
Jiyoung menuju kamarnya, tubuhnya sudah lelah dan kepalanya sangat pusing. Kai
dan Sehun menatapnya khawatir sekaligus merasa bersalah karena lupa untuk
menjemputnya.
Sehun
membuatkan Jiyoung teh hangat, tetapi sayangnya Jiyoung sudah terlelap. Sehun
duduk di ranjang Jiyoung dan menyelimutinya, badan Jiyoung sangat panas.
Beberapa saat kemudian Kai datang dengan saputangan handuk dan air es.
“Kita harus
mengompresnya, dia sangat panas.” Kai meletakkan saputangan di kening Jiyoung.
Malam itu Kai dan Sehun memilih tidur di kamar Jiyoung, mengingat Jiyoung bisa
membutuhkan mereka kapan saja.
***
Jiyoung
membuka matanya dan mendapati hari sudah pagi. Ada bubur di meja dekat
ranjangnya dengan surat disana. Jiyoung berusaha untuk menjangkau dan membaca
surat itu.
Jiyoung-ah maafkan kami. Kami tau kami
salah, tolong jangan marah pada kami. Kami juga minta maaf karena kau sekarang
jatuh sakit. Lekaslah sembuh Jing, Oh Sehun sudah membuatkan bubur untukmu.
Makanlah! Kang Jiyoung saranghae!
Kim Jongin-Oh Sehun
Jiyoung
tersenyum melihatnya, kemudian Jiyoung memakan bubur buatan Sehun. Sesendok
dan....
Asin!
Jiyoung
segera meneguk air banyak-banyak untuk menghilangkan rasa asin di lidahnya.
Meskipun Jiyoung masih kesal, tapi bagaimanapun dia bersyukur memiliki sahabat
seperti itu.
Jiyoung
tidak meneruskan makannya, tubuhnya masih lemas dan panas. Kepalanya juga masih
pusing, Jiyoung memilih untuk memejamkan matanya. Tanpa terasa setetes air mata
jatuh, panasnya tidak main-main. Jiyoung berharap dia ada di rumah sekarang. Jika
di rumah pasti ommanya akan merawatnya dan menemaninya. Jiyoung ingin Kai dan
Sehun segera pulang, Jiyoung kedinginan, kepalanya pusing, badannya panas, tanpa
terasa Jiyoung terjatuh dalam tidurnya.
Jiyoung sedang berjalan, entah dimana itu. Kemudian
telinganya mendengar suara yang sangat bising, seakan ada ribuan orang
berbicara padanya dan membuat kepalanya ingin pecah. Kemudian Jiyoung merasa
punggungnya tiba-tiba seperti di beri beban berkilo-kilo, Jiyoung tidak bisa
menahannya. Suara bising itu makin membuatnya pusing, beban di punggungnya juga
makin bertambah.
Jiyoung
merasa pipinya hangat, setetes air mata kembali jatuh di pipinya. Jiyoung
mencoba membuka matanya yang terasa begitu berat, kemudian Jiyoung mendegar
suara di kamarnya.
“Kau sudah
bangun?” Chanyeol yang ternyata duduk di ranjangnya melihatnya dengan senyum. “Kau
mimpi buruk ya?”
“....”
Jiyoung tidak menjawab dan hanya mengangguk.
“Itu karena
panasmu sangat tinggi.” Chanyeol mengompres Jiyoung. Jiyoung melihat ke
sekeliling berharap menemukan Kai atau Sehun. “Mereka belum pulang, aku juga
tidak tau mereka kemana.” Kata Chanyeol seakan tau apa yang Jiyoung cari.
“Oppa...”
kata Jiyoung lirih, Jiyoung tidak bisa meneruskan kalimatnya karena tiba-tiba
saja dia menangis. Kepalanya sangat pusing dan dia begitu kedinginan.
“Kau pusing
ya? Hmm, sebaiknya kau makan dulu supaya kau bisa minum obat.” kata Chanyeol
sabar, keluar kamar dan kembali dengan mangkuk berisi bubur. Chanyeol menyuapi
Jiyoung dengan sabar, belum sampai separuh bubur itu habis tapi Jiyoung sudah
tidak mau memakannya lagi.
“Sekarang
kau minum obat.” Chanyeol membantu Jiyoung untuk minum obat, Jiyoung hanya
menurut dan bersyukur ada peduli padanya disaat seperti ini. Dimana Kai dan
Sehun? Apa mereka lupa ketika sakit Jiyounglah yang merawat mereka.
“Sehun
pulang!” Sehun berkata dan segera masuk kamar Jiyoung. Sumpah serapah hampir
keluar ketika melihat Chanyeol sedang mengompres Jiyoung. “YA!”
“Kemana saja
kalian? Jiyoung mencari kalian dari tadi, panasnya juga masih tinggi.” Kata
Chanyeol pada Sehun, tanpa tanda-tanda ingin berperang.
“Aku ada
urusan.” Jawab Sehun ketus.
“Dimana
Jiyoung?” Chanyeol bisa melihat Jieun muncul dari belakang Sehun. “Chanyeol?”
“Kai
pulang!” kali ini suara Kai berhasil membuat Jiyoung terbangun dan mendapati
ada Sehun dan Jieun yang berdiri di pintu kamarnya.
“JING!” Kai
menyeruak masuk dengan kotak kue di tangannya, Kai membeku melihat orang-orang
yang ada di dalam kamar Jiyoung.
“Kai,
separah apa Jiyoung?” Krystal ikut bergabung membuat suasana seratus kali lebih
canggung. “Eh, maaf. Jiyoung-ah, kau sudah baikan?” tanya Krystal kikuk.
Jiyoung merasa sedikit kesal melihat Sehun membawa Jieun dan Kai membawa
Krystal masuk dalam kamarnya.
“Panasmu
masih tinggi ya? Kau ingin makan apa?” Sehun menghampiri Jiyoung, menyentuh
kulit Jiyoung yang panas.
“Aku sudah
makan, Chanyeol oppa membelikanku bubur.” Kata Jiyoung lemah.
“Aku membelikan
kue kesukaanmu, makan ya? Aku suapi.” Kai berkata dengan semangat penuh pada
Jiyoung, tapi Jiyoung hanya menggeleng.
“Aku ingin
tidur, aku pusing.” Jiyoung menutup matanya, Chanyeol menyelimutinya sampai
leher. Kai dan Sehun hanya terdiam, semarah itukah Jiyoung pada mereka?
Jiyoung
hendak turun dari ranjangnya sendiri ketika Chanyeol melihatnya, “Jiyoung, kau
mau kemana?” tanya Chanyeol membantu Jiyoung turun.
“Aku ingin
ke kamar mandi oppa.” Kata Jiyoung lemah, wajahnya masih pucat.
“APA JING?”
teriak Sehun.
“KE KAMAR
MANDI?” sahut Kai.
“Biar aku
saja.” Tiba-tiba Sehun sudah masuk dalam kamar dan mengambil alih Jiyoung, Kai
juga tak mau kalah turut memegangi Jiyoung berjalan. Chanyeol hanya diam
melihat tingkah Kai dan Sehun.
“Kalau mau
ke kamar mandi kau panggil aku saja.” Kata Kai dengan sabar. Meskipun jarak
ranjang dan kamar mandi tak lebih dari dua meter, Kai dan Sehun berjanji akan
selalu membantu Jiyoung. Dan mereka juga bersumpah Chanyeol tidak boleh
membantu Jiyoung ke kamar mandi.
“KELUAR!”
teriak Jiyoung dengan suara seraknya ketika Kai dan Sehun tak kunjung keluar dari
dalam kamar mandi. “Tidak mungkin aku melakukannya dengan kalian beruda.”
“Eh, baik
Jing.” Kata Kai dan Sehun kompak. Menutup pintu kamar mandi, mengawasi Chanyeol
agar tidak menyelinap masuk meskipun itu tidak akan pernah terjadi.
Jiyoung
membuka pintu, Kai yang tidak tahan melihat Jiyoung jalan dengan begitu
lambatnya langsung menggendong Jiyoung dan menidurkannya di ranjang. Sehun
segera menyelimutinya, keduanya tidak memberi kesempatan Chanyeol untuk
membantu Jiyoung. Jiyoung hanya diam dan kembali menutup matanya. Jieun dan
Krystal sudah pulang sejam lalu, tapi Kai dan Sehun kesal kenapa Chanyeol tidak
segera pulang padahal dia masih menggunakan seragam.
***
Sama seperti
ketika Kai dan Sehun sakit, Sulli, Yun dan Ilhoon juga menjenguk Jiyoung setiap
hari. Hanya bedanya juga ada Chanyeol yang tak pernah absen untuk ikut membantu
merawat Jiyoung. Jieun dan Krystal juga beberapa kali datang untuk membawa
makanan dan setelah itu pulang.
Khusus untuk
sakit Jiyoung, Jiyoung sudah mengancam Kai dan Sehun agar tidak memberitahu
orangtua mereka. Omma Jiyoung akan sangat berlebihan jika mengetahui putrinya
sakit dan Jiyoung tidak mau itu terjadi.
Kai dan
Sehun dibuat kaget ketika tengah malam Jiyoung keluar kamar dan duduk di sofa
ruang TV bergabung bersama Kai dan Sehun.
“Sudah
baikan?” tanya Sehun, Jiyoung mengangguk.
“Coba aku
periksa panasmu.” Kai memberi isyarat agar Jiyoung mendekat, Kai mengangguk
ketika mendapati suhu tubuh Jiyoung sudah cukup normal. “Baik, tapi kau masih
perlu istirahat.” Sambungnya. Dengan santai Jiyoung rebah di sofa, kepalanya
tidur dipangkuan Kai dan kakinya dia taruh di pangkuan Sehun.
“Aku ingin
tidur seperti ini sampai besok pagi.” Kata Jiyoung.
“Gadis ini!”
keluh Kai dan Sehun meskipun pada akhirnya mereka menuruti permintaan Jiyoung.
***
Paginya
hiruk pikuk bisa terdengar seperti biasa, hanya Jiyoung yang masih belum
mendapatkan tenaganya kembali hanya mengomel seadanya. Kai dan Sehun memakai
sepatu mereka secepat mereka bisa, selagi Jiyoung menali sepatunya Kai masuk ke
kamar Jiyoung.
“Ya! Kim
Jongin bodoh, lepas sepatumu jika masuk kamar.” Jiyoung memarahi Kai, detik
berikutnya Kai keluar dengan jaket pink Jiyoung ditangannya.
“Kau harus
pakai jaket dulu, kau belum sepenuhnya sembuh kan.” Kata Kai seraya membantu
Jiyoung memakai jaketnya.
“Ayo cepat,
kita bisa terlambat.” Sehun memperingatkan keduanya. Pagi itu Jiyoung bonceng
Sehun, angin pagi yang dingin menerpa wajahnya dan semakin membuatnya yakin
jika dia memang belum sepenuhnya sembuh.
Sulli
terlihat senang ketika Jiyoung masuk kelas, Yun dan Ilhoon menggodanya,
mengatakan bahwa Kai dan Sehun selalu tebar pesona ketika Jiyoung tidak ada.
Krystal yang sedari tadi memerhatikannya tersenyum ketika Jiyoung menatap ke
arahnya.
“Cih!”
Jiyoung membuang muka, entah kenapa rasanya dia sangat membenci Krystal.
Padahal menurut sejarah, Jiyoung tidak seharusnya membenci Krystal.
“Jiyoung,
kau tau. Kemarin ada anak kelas sebelah mengajak Sehun makan berdua di kantin.”
Kata Ilhoon yang duduk tepat di depan Jiyoung.
“Lalu
bagaimana reaksi Sehun?” tanya Jiyoung seraya melirik ke arah Sehun yang
terlihat asik membaca bukunya, meskipun Jiyoung yakin Sehun bisa mendengar
obrolannya.
“Dia menerimanya
dengan senang hati. Sehun memisahkan diri dari kita semua dan memilih makan
bersama Bae Suzy.” Jelas Yun, Sehun menatap Yun penuh ancaman.
“Yang mana
Bae Suzy itu? Aku ingin tau, apa dia cantik?” Jiyoung mengeraskan suaranya.
“Nanti aku
akan memberitahumu, dia sangat cantik.” Sahut Ilhoon, Jiyoung bertaruh kalau
Bae Suzy itu tidak akan berani mendekati Sehun jika Jiyoung bersamanya.
“Jangan
dengarkan gosip dari mereka berdua!” Kai duduk di sebelah Jiyoung, menyandarkan
kepalanya pada pundak Jiyoung. Meskipun berat, tapi Jiyoung tidak menolaknya.
“Dia juga
Jing, kemarin Kai.....” Sulli tidak meneruskan kalimatnya karena mendapat
tatapan penuh ancaman dari Kai, Yun dan Ilhoon.
“Kenapa Kai
kemarin?” Jiyoung meminta Sulli melanjutkannya tapi Sulli hanya menggeleng.
Tepat setelah itu songsaenim datang dan membuat mereka kembali pada bangku
mereka masing-masing.
Jiyoung
memainkan makanannya, sama sekali tidak tertarik untuk memakannya dan lebih
sibuk melihat Sehun dan Jieun yang terlihat membahas sesuatu di depannya. Sehun
gabung dalam klub karya ilmiah remaja, dimana ada Jieun disana. Keduanya
membahas sesuatu yang Jiyoung sendiri tidak mengerti.
“Kenapa
tidak di makan?” tegur Kai yang duduk di sebelahnya, Kai melihat Jiyoung tidak
melepas pandangannya dari Sehun dan kemudian mengerti.
“Kalau tidak
mau biar aku makan.” Kai hendak mengambil mangkuk Jiyoung tapi Jiyoung
menahannya. Jiyoung memakan mienya dengan brutal tanpa melepas pandangannya
pada Jieun yang terlihat menerangkan sesuatu pada Sehun.
“Pelan-pelan,
nanti bisa tersedak.” Kai menahan Jiyoung, Jiyoung mengerucutkan bibirnya. Kai
mengambil sumpit yang ada di tangan Jiyoung dan mulai menyuapi Jiyoung. Ilhoon,
Yun dan Krystal pergi untuk menemui guru, entah ada urusan apa mereka sedangkan
Sulli bertemu dengan kakak kelas yang katanya sudah lama menyukai Sulli.
Berakhirlah Kai dan Jiyoung makan satu meja dengan dua orang dengan IQ tinggi.
“Tapi noona,
aku rasa kita harus melakukan praktek selama tiga kali agar maksimal.” Jiyoung
mendengar Sehun berkata.
“Sehun-ah,
aku dan Kai mau pergi.” Kata Jiyoung.
“Iya,
hati-hati.” Kata Sehun singkat, Jiyoung kaget mendengar jawaban Sehun.
“Kami mau ke
taman, kau tidak ikut?” tanya Jiyoung, berharap Sehun akan meninggalkan
urusannya dengan Jieun.
“Nanti aku
akan menyusulmu. Aku harus selesaikan ini dulu.” Kata Sehun tanpa benar-benar
melihat Jiyoung. Jiyoung langusng berjalan cepat menginggalkan tempat, Kai
hanya mendengus dan mengejar Jiyoung.
“Jangan
marah, Sehun sedang mengerjakan karya ilmiahnya.” Kai mencoba meredakan
Jiyoung. Jiyoung berhenti dan duduk sembarangan di rumput, Kai mengikutinya.
“Sebenarnya
aku tidak tau kenapa aku marah.” Kata Jiyoung lirih, Kai menatapnya lembut.
“Aku selalu kesal setiap ada orang lain yang dekat dengan kalian, kecuali Sulli
karena aku tau Sulli tidak menyukai kalian.”
“Kau
cemburu? Siapa yang paling membuatmu cemburu? Aku atau Sehun?”
“Semuanya.
Aku tau ini tidak baik, tapi mau bagaimana lagi. Aku merasa kalian milikku.”
Jiyoung memainkan rumput yang ada di bawahnya, Kai memandang Jiyoung penuh
harap. Entah bagaimana caranya mengartikan semua perasaannya. Ini benar-benar
rumit.
TBC...
Author's Note: Yehet! Entahlah, ini bakal jadi fanfic yang panjang jadi jangan bosen nunggu fic ini. Jujur aja gak tau Jing sama siapa di ending. Kai? Sehun? Atau Chanyeol? Bener-bener gak bisa milih. Sayang sama semuanya... Apalagi KaiJing Sejing. Reader adakah saran Jing bakal berakhir dengan siapa nanti? Sebenernya author udah ada rencana sih, tapi ya gitu, rasanya susah banget untuk mengambil keputusan.
Jangan lupa untuk comment ya! Terimakasih udah mau mampir, baca dan comment. TERIMA KASIH! ^^
Bikin soal aku ris ... ff mu bagus
BalasHapusSeruuuuu..... :D
BalasHapusSama kai aja...kaijing shipper forever soalnya,lanjut ya...
BalasHapusAq pun bacanya kesel sendiri klo si sekai deket2 ma yg lain,,,,,
BalasHapusbelum keetauan siapa si krystal disini,,,
klo saran aq sih yah dari pada bingung nentuin jing ama siapa mending jing sama dua2na aja,kan jjarang2 ada ff yg endingnya jadian ama 2 oang sekaligus,,buar unik jga,,
next chap jangan lama2 yaaaah,,,puhhlliiiiiis
waduh adek...kog malah jadi sebel sama jing ya.. lol
BalasHapusga terlalu suka karakter cewek cemburuan soal nya.. XDD
cemburu sih boleh, tp kalo cemburu nya buka2an aka sebel/jutek/judes sama yg dicemburuin bikin errrggggghhhh kesel sendiri liat nya... kkkk
ini pada sakit-sakit-an semua..
untung cuma fisik yah yang sakit belom hati nya.. #eh
pas kai-hun nya sakit itu pada rebut2an manggil jing
ga tau kenapa rasanya ada yang cemburu /coughjongincough/
trus scene terakhir kyk nya jongin nya juga suka jing ya.
jangan2 jongin ny uda suka lamaaaaaaaaaaaaa sama jing yahhhhhh XDDD
kl sehun masih abu2.
masih ga kebaca....
kl d suru milih antara kaijing sama jinghun juga bingung mau milih yang mana.
mereka punya "warna" dan "rasa" yang beda
bingung :(
terserah author dehhhh sama siapa
asal ending nya ga gantung :P
di tunggu update-an nyaaaa..
di tunggu bangettt, mudah2an ga kebawa mimpi lagi... lol
ini FF: MENGHIBUR sumpah! XD
BalasHapusendingnya, biarkan sehun bersama jieun dan jing berakhir dengan kai XDXD
Demi apapun akhirnya ketemu juga ff ini lagi hiks huhuhuhu jgn lama-lama update terbarunya yah eon hehehehehe.....kalo dibilang sih wajar bgt diposisinya jiyoung skrg..suka cemburuan.soalnya aku juga kaya gt ehehhehehehe......kalo dibilang cocokan siapa yah mending ama kai sih,cuman gamau juga sehun ama jieun/kalo ama sehun yaaah gamau kai ama krystal. Tapi aku juga gamau chanyeol yang bakal jd endingnya. Kalo diliat2 nih,jiyoung tuh lbh ke sehun keliatannya,cuman kai naro hati ama jiyoung..tapi sehun itu lho abuabu bgt:( susah dipahamin. Tapi pokoknya next chapt gaboleh lama yaaak XD wkwkwk abis suka gaada bahan bacaan lain selain diblog ini ataupun blog ka miki ehehehe ditunggu yah author-nim :))
BalasHapusmungkin sama sehun aja kali ya? atau sama kai? #lhoh
BalasHapusmungkin aku lebih milih sama sehun author, tapi kai juga oke kok.. so, akhirnya kaya apa dan sama siapa, aku menerima dengan senang hati dan lapang dada. hehe, semangat! cepet update ya.. :D
Hohohohooooo,, mkin rumit aja nii hubungan kaijinghun.
BalasHapusKl ak boleh saran yaa thor, mending Jiyoung sm Chanyeol aja.
Soalnya kaijinghun itu kan bersahabat udh lama, kl persahabatan mereka rusak gara" ada yg jadian kan jadinya sayang thor.
Lagian sii Chanyeol kan org luar, yaa semoga aja kai sm sehun jg bs mnerimanya.
Tp yaaaaaa,,,, semua balik authornyaa sendiri.
Hahahahaaaaaa,,,, nice fic thooorrr.
Kereeen dah jalan ceritanya!!!! *thumbs up
Ditunggu update selanjutnyaaa yaa thor.
Plis thor jgn lama-lama... ^^v
Semangaaaaaatttttt!!!!!!
LANJUT THOOORRR. Aku senyamsenyum bacanya ahahahah. Terserah deh sm siapa aja, ya walaupun biasku chanyeol tp kayaknya lebih ngefeel kalo sm kai/sehun. Kalo perlu pacaran bertiga aja ahaha
BalasHapusAduh maaf banget baru komen, padahal janjinya kemarin malam. Si internet baru bisa konek sekarang. Maaf maaf banget.
BalasHapusOk, back to comment. Hahaha, mereka lucu yah. Sakit bisa barengan en gantian gitu. Soul mate banget nih. Senyam-senyum parah bacanya. Jiyoung kayak ngurusin 2 anaknya lagi sakit. Hem, tapi agak gak suka nih sama sifat Jiyoung yg egois. Gak jelas itu emang cemburu atau egois doang.
Sebenarnya sih pengennya ini Kaijing hohoho. Tapi terserah authornya sih. Abis Kaijing agak gimana gitu kalo dibanding Sejing-nya hehe.
huwoooo risa huwooo..
BalasHapusffnya layak baca deh.. lucu dan menghibur..
duh mau lanjut baca lagi wes.. haha :D
Ff nya seru banget authot>,<
BalasHapus