Langsung ke konten utama

[FANFIC] Three Idiot's - Chapter 3



Three Idiot's
Main Cast: Kang Jiyoung, Kim Jongin, Oh Sehun
Support Cast: Park Chanyeol, Choi Sulli, Han Seungyun, Jung Ilhoon, Jung Krystal, Lee Jieun 
Pairing: Kai/Jiyoung, Sehun/Jiyoung, Chanyeol/Jiyoung
Genre: romance, comedy, friendship.
Lenght: Chapter
Author: yrp
Summary: Ketiga sahabat tak terpisahkan memulai kehidupan baru dengan tinggal satu atap. Membuat mereka bisa makin merasakan kedekatan mereka. Tapi bagaimana jika persahabatan mereka ternodai oleh cinta?
 





Jiyoung terlihat asyik mengobrol dengan Sulli dan Ilhoon, tertawa mendengar ocehan Ilhoon yang bagi Jiyoung dan Sulli sangat lucu. Yun menatap mereka dengan malas, memilih mendengarkan sambil lalu seraya memainkan gitarnya. Sehun menyibukkan diri dengan karya ilmiahnya dan tidak menghiraukan beberapa gadis yang terlihat mengambil gambarnya dengan camera ponsel. Kai? Sudah bisa dipastikan dia tidur dengan lelap di bangkunya.
Hari itu tidak ada pelajaran di seluruh sekolah karna guru mengadakan rapat. Moment itu dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh penghuni sekolah. Saling berkunjung ke kelas lainnya, bermain bola di lapangan, menonton film dan banyak hal lainnya.
Jiyoung bisa melihat beberapa siswa dari lain kelas bermain ke kelasnya, mungkin mereka hanya ingin melihat Sehun atau Kai. Tapi tidak bisa dipungkiri Ilhoon juga menarik perhatian beberapa gadis disana, Yun? Banyak kabar beredar Yun sudah memiliki pacar, membuat mereka enggan mendekati namja pendiam itu.
Beberapa kakak kelas laki-laki juga menyempatkan diri mampir ke kelas Jiyoung, beberapa dengan terang-terangan mencoba mendekati Jiyoung tapi di tolak mentah-mentah oleh Jiyoung. Ilhoon tak berhenti menggodanya agar segera memiliki pacar karena Ilhoon merasa kasihan pada Kai dan Sehun.
“Kau sangat terkenal dikalangan sunbae, pilih salah satu dari mereka.” goda Ilhoon, “Jadi kau tidak terus menerus merepotkan Kai dan Sehun.”
“Tidak ada yang menarik.” Jawab Jiyoung kesal. Kemudian Jiyoung merasa kelasnya sedikit tidak gaduh, Jiyoung melihat Chanyeol berjalan santai dengan memainkan gitarnya berjalan ke arahnya. Teman sekelasnya yang menjadi fans Chanyeol memekik karena pangeran mereka masuk ke kelas, siapa yang Chanyeol cari?
“Jiyoung-ah!” sapa Chanyeol dengan senyum ramah, berdiri di depan Jiyoung, Sulli menatap Jiyoung penuh arti serta menahan untuk tersenyum.
“Oppa, kau disini? Kau mencariku?” tanya Jiyoung gugup, beberapa pasang mata melihat ke arah mereka berdua tak kecuali Sehun yang konsentrasinya terganggu.
“Sebenarnya, yah aku hanya memastikan kau sudah benar-benar sehat.” Chanyeol menarik satu kursi dan duduk di sebelah Ilhoon. “Yun, sudah sampai mana latihanmu?”
Yun menjawab dengan memainkan instrument gitarnya, Chanyeol mendengarkan kemudian mengikuti permainkan gitar akustik Yun. Jiyoung berhasil dibuat terpesona olehnya.
“Kalian bisa bernyanyi kan, bernyanyilah!” Chanyeol meminta Jiyoung, Sulli dan Ilhoon untuk bernyanyi. Jiyoung mengeluarkan suaranya, melihat Chanyeol dan Yun secara bergantian, Jiyoung sadar Yun sangat terlihat cool dengan gitarnya. Berbeda dengan Chanyeol, meskipun bermain gitar seperti itu keramahannya tetap terlihat.
“Jing, antar aku ke kantin. Aku lapar!” tiba-tiba Kai sudah bangun dari tidurnya dan menarik tangan Jiyoung dengan kasar. Jiyoung yang tidak siap dengan itu hampir terjungkal dari duduknya.
“Kau sudah makan istirahat tadi!” Jiyoung terlihat kesal karena Kai mengganggu waktunya.
“Cerewet, ayo!” Kai menarik Jiyoung yang sudah menurutinya, memandang Chanyeol dengan tajam kemudian berlalu. Sulli menatap Chanyeol seakan meminta maaf atas kelakuan temannya itu, Ilhoon tertawa melihat tingkah Kai. Chanyeol hanya tersenyum kecut.
“Lihatlah, Kai terlihat seperti Jiyoung.” bisik Ilhoon pada Sulli sambil terkikik.
“Sehun-ah, kau mau kemana?” Yun bertanya ketika Sehun berajak dari bangkunya.
“Menyusul mereka.” katanya singkat. Chanyeol sudah kehilangan mood untuk memainkan gitarnya.
“Apa salah satu dari mereka pacar Jiyoung?” tanya Chanyeol pada ketiga orang yang bersamanya.
“Aku pribadi menganggap mereka pacaran.” Jawab Ilhoon enteng, Sulli memukul pundaknya.
“Tidak oppa, mereka sudah seperti keluarga.” Sulli menjelaskan pada Chanyeol yang hanya di jawab senyum.

***

Jiyoung menunggu Kai atau Sehun menjemputnya, ini sudah jam 7 dan semoga saja mereka tidak lupa lagi untuk menjemputnya yang habis latihan teater. Jiyoung bisa melihat Yun berjalan ke arahnya dan duduk di sampingnya.
“Kau menjemputku? Dimana dua idiot itu?” tanya Jiyoung bersiap-siap untuk pulang.
“Eh, Kai tidak menyuruhku untuk menjemputmu.” Jawab Yun heran.
“Lalu untuk apa kau kesini jika tidak menjemputku?”
“Yun, kau sudah disini?” Krystal muncul dan berhasil membuat Jiyoung membuang muka.
“Kau sudah siap pulang kan?” tanya Yun, Jiyoung menatap Yun tidak percaya.
“Ehm!” Krystal mengangguk, “Tapi sepertinya Jiyoung belum di jemput.”
“Kalian pulang saja, sebentar lagi Sehun atau Kai datang.” Jawabnya masih cuek.
“Tapi aku dengar tadi Sehun harus mengerjakan karya ilmiahnya, dan Kai, kau bilang Kai dimana Yun-ah?” Krystal bertanya pada Yun yang kelabakan.
“Hmm, aku melihatnya mengantar Son Naeun tadi. Kai menabraknya dengan motor tadi.” Yun tidak menatap Jiyoung. Siapa lagi Son Naeun?
“Kau mau kami menemanimu disini?” tanya Krystal ramah, tapi Jiyoung masih bersikeras tidak mau berdekatan dengan Krystal.
“Aku pulang sendiri, naik taxi.” Jiyoung berlari meninggalkan Yun dan Krystal.

Jiyoung menunggu di depan gerbang sekolah, kesal! Baru saja dia menelpon Sehun dan menjawab malah Jieun. Sedangkan Kai tidak bisa dihubungi. Seharusnya tadi dia menerima tawaran Krystal untuk menunggunya sampai di jemput. Jiyoung bodoh!
Jiyoung bisa melihat segerombolan anak yang terlihat mabuk berjalan ke arahnya. Jiyoung mulai ketakutan dan memilih untuk pergi dari sana. Sialnya sepertinya gerombolan itu menyadari keberadaan Jiyoung dan sekarang mengikutinya.
Jiyoung menelpon Sulli, beberapa kali dan tidak ada jawaban. Begitu juga dengan Ilhoon. Kemudian Jiyoung mencoba menghubungi Yun.
“Ada apa Jiyoung-ah?” suara Krystal terdengar menjawab dari seberang. Sial, sebenarnya apa hubungan Yun dengan Krystal?
“Yun mana?” tanya Jiyoung cepat.
“Yun ke toilet, kami sedang makan. Kau sudah di jemput?”
“Sudah.” Jiyoung bohong, “Tapi sampaikan pada Yun agar segera menelponku setelah ini. Atau minta dia mencari Kai, dan sampaikan bahwa aku mencarinya.” Kata Jiyoung cepat dan menutup teleponnya. Jiyoung menoleh dan mendapati gerombolan itu memang mengikutinya.
Jiyoung kembali mencoba menelpon Kai dengan hasil yang sama, ponselnya mati. Jiyoung menelpon Sehun, parahnya Sehun menolak panggilannya. Tapi kemudian ada pesan masuk di ponselnya.
Aku dalam perjalanan menjemputmu, tunggu didalam sekolah saja. Jangan kemana-mana!
Jiyoung ingin menangis membaca pesan Sehun, dia sudah jauh dari sekolah sekarang. Jiyoung ada di jalanan sepi, gerombolan itu semakin dekat dengannya.
“Nona jangan lari, aku hanya ingin bersenang-senang!” teriak salah satu dari pemabuk itu. Jiyoung makin berlari.
“Ah, dia ingin bermain-main. Hahahaha!!!” gerombolan pemabuk itu mengejar Jiyoung. Jiyoung menelpon seseorang di ponselnya dan dengan cepat orang itu menjawabnya.
“Ne Jiyoung-ah?”
“Oppa! Kau dimana?” Jiyoung setengah berteriak pada ponselnya.
“Studio sekolah, ada apa Jiyoung-ah?” Chanyeol bertanya curiga.
“Oppa! Aku di.. aahhkk!!!” ponsel Jiyoung terjatuh, pemabuk itu sudah berhasil menangkapnya.
“Kau mau kemana cantik?”
“Lihat dia sangat cantik kan? Kita beruntung malam ini!”
“Oppa, tidak terlalu jauh dari sekolah...aaerytavbsfgs” Chanyeol tidak bisa mendengar suara Jiyoung dengan jelas tapi yang pasti dia tau Jiyoung dalam bahaya. Chanyeol langsung keluar, mengambil mobilnya dan mencoba menebak dimana Jiyoung sekarang.
Seseorang dengan wajah penuh bekas luka memegang tangan Jiyoung dengan keras. Jiyoung sudah menangis sekarang, kenapa jalanan itu sangat sepi.
“Tolooongg!” Jiyoung berteriak dan berikutnya mulutnya sudah ditutup dengan salah satu tangan pemabuk itu. Airmatanya makin tumpah. Jiyoung berharap Chanyeol bisa menemukannya, dia berharap Sehun ada disini, Jiyoung berharap Kai datang dan menghajar semua pemabuk ini.
Jiyoung bisa mendengar ponselnya berdering tak jauh dari kakinya, Yun menelponnya. Yun! Kau sudah memberitahu Kai bahwa aku mencarinya kan? Yun, beritahu Kai aku dalam bahaya. Yun! Bisakah kau kesini?
Jiyoung terjatuh karena seseorang mendorongnya, roknya sedikit tersingkap dan Jiyoung tidak bisa membenarkannya karena tangannya masih dipegang di belakang. Jiyoung menendang kaki orang yang ada di depannya.
“Ouch! Kau berani juga! Cepat buka jasnya!” jas seragamnya di lepas dengan paksa, Jiyoung meronta tapi hasilnya satu pukulan mendarat di wajahnya. Dasinya ditarik dengan paksa.
“Jangan berani melawan! Maka kami akan melakukannya dengan baik.” Orang yang tadi kakinya ditendang mendekatkan wajahnya pada wajah Jiyoung. Jiyoung bisa memprediksi pemabuk ini usianya tidak jauh darinya. Orang itu membuka kancing seragam Jiyoung.
Satu kancing
Dua kancing
Jiyoung meronta dan menendang kakinya ke pemabuk itu, yang lainnya hanya tertawa licik melihat Jiyoung.
“Jangan menangis cantik, kami belum memulainya. Hahahaha!” tangis Jiyoung makin pecah.
Srrreeeet!
Jiyoung memekik kesakitan, seseorang merobak belakang seragamnya dengan benda tajam hingga membuat punggungnya perih karena goresan benda tajam itu. Jiyoung bisa merasakan punggungnya basah dan dia yakin dia berdarah sekarang.
“KANG JIYOUNG!” Jiyoung mendengar Chanyeol memanggil namanya.
“Opadfgjk!” mulutnya dibungkam, Jiyoung meronta dan berusaha agar Chanyeol menyadari keberadaannya. “Disnjdnavii!”
“Siapa? Pacarmu datang? Kalau begitu biar saja pacarmu tau bahwa gadisnya bersenang-senang dengan kami disini!” pemabuk itu mempertemukan bibir mereka, Jiyoung meronta dan menoleh melepaskan ciuman sepihak itu.
Kai Sehun, dimana kalian?
“JIYOUNG!” Chanyeol melihat dengan jelas seseorang mencoba mencium Jiyoung dengan paksa. Chanyeol segera menarik orang itu dan menghajarnya. Belum sempat berlama-lama, gerombolan itu justru menarik Chanyeol dan memukulinya secara bergantian. Orang yang terlihat sangat murka, yang tadi sempat menyentuh bibir Jiyoung meskipun sekilas menarik kerah Chanyeol dan menodongkan pisau kecil di leher Chanyeol. Jiyoung menangis melihat itu.
“Gadismu itu terlalu cantik untuk tidak di sentuh!” katanya bengis tepat di depan mata Chanyeol. Kedua tangan Chanyeol ditahan dengan dua orang sekaligus. “Lihat permainanku!” kata pemabuk itu dan kembali menyentuh Jiyoung. Jiyoung mencoba melawan meskipun akhirnya dia kembali di pukul.
“HENTIKAN KAU KEPARAT!” Chanyeol berteriak melihat Jiyoung diperlakukan seperti itu. “JANGAN MENYENTUHNYA! DASAR KOTOR! JAUHI DIA!” Chanyeol kembali mendapat pukulan, empat lawan satu. Jelas tidak seimbang.
Si pemimpin merobek seragam Jiyoung, membiarkan kulitnya terlihat dengan jelas. Jiyoung hanya mengenakan tanktopnya sekarang. Pemabuk itu memegang kedua sisi wajah Jiyoung dan mencoba kembali menciumnya.
“BRENGSEK!” Chanyeol terus berusaha meskipun dia sedang dipukuli habis-habisan. Hatinya sakit melihat Jiyoung diperlakukan seperti itu.
“Jangan menangis cantik, pacarmu itu akan baik-baik saja..”
BUK!
Seseorang memukul si pemimpin dengan pukulan keras, hidungnya berdarah. Jiyoung belum melihat situasi itu tapi seseorang sudah menariknya ke belakang, membawanya minggir dari Kai yang sibuk menghajar pemabuk yang sudah menyentuh Jiyoung tadi.
“Kai...” kata Jiyoung lirih.
“BAJINGAN! BERANI SEKALI KALIAN MENYENTUH TEMANKU!” Jiyoung juga bisa melhat Yun berteriak. Ilhoon juga berada disana yang terlihat membawa teman-teman berandalnya untuk ikut dalam perkelahian. Jiyoung bisa melihat Chanyeol sudah bangkit dan bergabung dalam pertarungan lagi meskipun keadaannya sudah buruk. Semuanya berjalan begitu cepat.
“Maaf!” seseorang yang memeluknya sedari tadi akhirnya bersuara dan Jiyoung menoleh mendapati Sehun disana.
“SEHUN-AH!” Jiyoung menghambur dalam pelukan Sehun, membiarkan tangisnya pecah dalam pelukan hangat Sehun. “Aku takut, kau kemana saja?” Sehun mengeratkan pelukannya.
“Maaf Jing!” Sehun melepas pelukannya, melepas jas sekolahnya dan memakaikannya pada Jiyoung yang hanya memakai tanktop. Sehun bisa melihat wajah Jiyoung sedikit memar dan ujung bibirnya berdarah. Jiyoung bisa melihat Sehun sangat marah. “Kau diam disini.” Katanya dan Sehun bergabung dalam pertarungan.
“BRENGSEK! KAU BERANI MENYENTUH JIYOUNG! KAU MENDAPAT MASALAH BESAR. DASAR KOTOR!” Kai kesetanan menendangi si pemimpin yang hanya meringkuk di tanah. Sehun yang dari tadi mencari orang yang sudah berani berlaku kasar pada Jiyoung, mendapati Kai sedang asik menendanginya. Sehun mendorong Kai agar menjauh, Sehun menarik kerah si pemimpin dan membuatnya berdiri dengan paksa.
“JANGAN DIAM SAJA AYO LAWAN!” Sehun memukul wajahnya dan si pemimpin langsung ambruk ke tanah. Jiyoung terus menangis, dia benar-benar takut.
“Jiyoung!” Jiyoung menoleh dan mendapati Krystal di sebelahnya, “Ya Tuhan, kau baik-baik saja kan? Aku tau sudah ada yang tidak beres ketika kau menelpon Yun tadi. Aku memaksa Yun untuk segera mencari Kai.” Krystal memeluk Jiyoung.
“Terimakasih..” kata Jiyoung lirih, “Krystal, maafkan aku..”
“Sudahlah aku bisa mengerti itu. Aku tidak ada hubungan dengan Kai. Alasanku dekat dengan Kai karena Yun.” Jelas Krystal cepat. “Yun, aigoo. Tidakkah sebaiknya mereka berhenti sekarang. Aku tidak ingin pihak sekolah tau ini.” keluh Krystal.
            Jiyoung bisa melihat teman-temannya masih menyerang, padahal para pemabuk itu sekarang hanya meringkuk di tanah. Jiyoung mulai bisa merasakan sakit di daerah sekitar wajahnya, dia juga masih bisa merasakan punggungnya yang perih.
            “Yun-ah! Aigoo!” Krystal berusaha memanggil Yun, “Tidakkah kalian merasa ini cukup?” Krystal berteriak ke teman-temannya.
            “Cukup katamu? Ini belum apa-apa!” sahut Kai kasar, tegas dan saat ini Kai terlihat begitu bengis.
            “Kai cukup, Jiyoung juga terluka. Sebaiknya kita pulang dan mengobatinya, Chanyeol oppa juga terlihat sangat buruk.” Teriaknya lagi, Kai melihat Jiyoung sekilas yang menunduk di belakang Krystal. Kai segera menghampiri Jiyoung dan memeluknya.
            “Ouch!” Jiyoung meringis kesakitan ketika Kai menyentuh luka dipunggungnya.
            “Kenapa?” tanya Kai heran, Jiyoung tidak menjawab dan hanya menangis. Kai menyentuh luka dipunggungnya lagi dan Jiyoung tetap merintih. Dengan pelan Kai membuka jas seragam Sehun dan melihat tanktop Jiyoung robek lurus kebawah, Kai bisa melihat punggung Jiyoung berdarah.
            “Jongin...” panggil Jiyoung disela tangisnya, Kai kembali memeluknya dan menghindari untuk menyentuh luka Jiyoung. Hatinya hancur melihat Jiyoung seperti ini. Kai membenarkan jas yang dipakai Jiyoung, memastikan Jiyoung aman didekapannya.
            “Sudah, tinggalkan mereka disini!” kata Kai pada yang lain. Krystal segera menghampiri Yun dan memastikan Yun baik-baik saja. Ilhoon menghampiri Jiyoung dan menatapnya penuh rasa bersalah.
            “Maafkan aku Jing.” Kata Ilhoon, Jiyoung hanya mengangguk. “Kai, akan aku pastikan ini tidak diketahui pihak sekolah. Sebaiknya kau pulang dulu dengan yang lainnya, nanti aku menyusul.”
            Chanyeol berjalan menuju Jiyoung, meskipun keadaannya paling buruk diantara mereka Chanyeol tetap memberi Jiyoung senyum ramahnya. Jiyoung merasa bersalah melihat keadaan Chanyeol seperti itu. Bibirnya berdarah, memar dan lebam dimana-mana, dan Jiyoung sadar Chanyeol sedikit kesulitan dengan jalannya.
            “Kau baik-baik saja kan?” Chanyeol menyentuh ujung kepala Jiyoung dengan senyumnya, Jiyoung hanya mengangguk sambil menangis.
            “Sebaiknya kita cepat ke apartemen kalian. Biar aku obati kalian semua.” Krystal mengingatkan mereka semua. Chanyeol bersikeras akan mengantar Jiyoung dengan mobilnya, meskipun awalnya Kai menolak tawaran baik itu, akhirnya dia mengalah setelah Sehun mengingatkannya akan lebih baik untuk Jiyoung jika dia naik mobil. Krystal dan Jiyoung naik mobil bersama Chanyeol sedang yang lain naik motor mereka.

            “Akhirnya kalian pulang, Jing kau baik-baik saja?” Sulli sudah ada di depan pintu apartemen ketika mereka datang. Sulli memeluk Jiyoung sekilas, dan membantunya untuk ke kamar. Sehun, Kai, Chanyeol dan Yun duduk di sofa ruang TV, terdiam. Tidak ada yang memulai percakapan dan membiarkan diri mereka tenggelam dengan pikiran masing-masing. Krystal dan Sulli mengobati Jiyoung di kamarnya.
            “Yun-ah, kau tidak terluka kan?” Krystal muncul dengan kotak obat. Duduk di sebelah Yun dan mengobati beberapa luka kecil di wajah Yun. Sulli ikut keluar dan melihat Sehun dan Kai yang sepertinya tidak luka sama sekali. Paling tangan mereka memar karena sibuk memukuli orang itu tadi. Dan ketika melihat Chanyeol, Sulli dan Krystal bingung harus memulai darimana.
            “Oppa, terimakasih kau sudah datang ketika Jiyoung menelpon.” Kata Sulli berterimakasih.
            “Bagaimana bisa kau tersenyum padahal kau seperti ini.” kata Krystal dan mencoba membersihkan wajah Chanyeol dari darah. Tapi Yun kemudian menahan tangannya dan menyuruh Krystal duduk disampingnya.
            “Sulli-ah, kau bersedia mengobatinya sendiri kan?” pinta Yun, Sulli tersenyum sekilas penuh arti dan mulai mengobatinya.
            Kai masuk ke kamar Jiyoung dan mendapati Jiyoung sedang tiduran. Kai mendekatinya pelan takut Jiyoung sudah tidur, tapi Kai bisa mendengar isakan. Kai duduk di ranjangnya.
            “Sudah, jangan menangis lagi.” Kata Kai lembut. Jiyoung bangkit dari tidurnya dan menatap Kai. Tatapan itu penuh luka.
            “Kau tadi dimana? Aku menelponmu tadi.”
            “Maaf Jing, aku tau aku salah. Lain kali ini tidak akan terulang lagi.” Kai memohon.
            “Aku takut, tapi kau dan Sehun tidak muncul juga...” tidak ada nada marah dari ucapannya, Jiyoung jangan membuatku semakin merasa bersalah!
            “Maaf Jing.”
            “Jangan ceritakan ini pada omma.” Pinta Jiyoung dan Kai hanya mengangguk.
            Chanyeol, Krystal, Sulli dan Yun berpamitan untuk pulang. Sebenarnya Jiyoung ingin mengobrol dan memiliki waktu berdua dengan Chanyeol, tapi sepertinya itu tidak bisa ia dapatkan malam ini. Jiyoung bisa melihat Chanyeol tersenyum padanya sebelum dia menghilang dari balik pintu.
            “Tidurlah! Kau besok sekolah atau tidak?” Sehun membenarkan selimut Jiyoung seraya menatapnya dalam.
            “Sekolah.” Jawabnya singkat.
            “Kalau begitu cepatlah tidur. Jalja!” Sehun mengacak poni Jiyoung hendak keluar ketika Jiyoung menahannya.
            “Bisakah kau tidur disini? Ajak Kai juga.” Pinta Jiyoung.
            “Kau takut?” Jiyoung mengangguk. Dan malam itu Kai dan Sehun tidur di lantai beralaskan kasur gulung yang sudah Jiyoung beli beberapa hari lalu.

***

            Jiyoung sengaja tidak akan bangun sebelum Kai atau Sehun membangungkannya. Hasilnya pagi itu mereka sangat ribut karena bangun terlalu siang.
            “Jing ayo bangun! Kau jangan pura-pura tidur seperti itu!” Kai menarik tangan Jiyoung agar dia terbangun.
            “Kau sekolah atau tidak Jing? Kalau kau masih belum merasa baik, sebaiknya kau istirahat di rumah saja.”teriak Sehun dari luar. Jiyoung segera masuk kamar mandi dan mandi lebih cepat dari biasanya.
            Kai dan Sehun sudah siap dan menunggu Jiyoung yang mengganti seragam. Untungnya Jiyoung punya dua seragam, jadi meskipun seragamnya sudah robek, Jiyoung masih memiliki penggantinya.
            “Ah, bagaimana ini!” mereka mendengar Jiyoung merengek dari dalam.
            “Kenapa lagi Jing?” tanya Sehun dari balik pintu.
            “Aku tidak bisa mengganti perban di punggungku.”
            “Biar kami membantumu!”
            “TIDAK MAU!” jawab Jiyoung tegas.
            “Kita bisa terlambat Jing.” Keluh Kai.
            “Baiklah, tapi tutup matamu Oh Sehun.” Sehun menunggu pintu kamar Jiyoung terbuka, Sehun hendak melangkah masuk ketika Jiyoung berteriak, “TUTUP MATA DARI SEKARANG!”
            “Aiiissh, merepotkan!” Sehun menutup matanya, Jiyoung meletakkan perban di tangan Sehun.
            “Kau tinggal memasangnya.” Perintah Jiyoung. Berkali-kali Jiyoung berteriak karena Sehun salah memasangnya dan Sehun membela diri karena dia melakukan dengan mata tertutup.
            “Berani kau membuka mata, aku hajar kau.” Ancam Jiyoung, meskipun terdengar sedikit lemah tapi Jiyoung yakin dalam pengucapannya. Tapi kemudian seseorang masuk kamarnya, merebut perban dari tangan Sehun dan memasangnya dengan hati-hati. Ya, Kim Jongin tanpa merasa bersalah memasang perban di punggung Jiyoung.
            “Selesai kan!” kata Kai bangga.
            Plak!
            Jiyoung memukul kepala Kai keras dan menyuruh keduanya untuk keluar kamar. Sudah tidak bisa dibayangkan betapa malunya Jiyoung saat ini. Jiyoung keluar tanpa melihat Kai.
            “Oh Sehun, aku tidak bisa memakai sepatuku!” kata Jiyoung jutek, Sehun yang sudah mengetahui maksud Jiyoung segera mengambil sepatu Jiyoung dari rak dan memakaikannya di kaki Jiyoung yang duduk di sofa.
            “Kau belum menyisir rambutmu Jing?” tanya Sehun yang menyadari rambut Jiyoung berantakkan, Jiyoung mengangguk. Dan Kai masuk ke kamar Jiyoung untuk mengambil sisir dan menyisir rambut Jiyoung.
            “Pelan-pelan!” keluh Jiyoung pada Kai. Kai mengucapkan sesuatu tanpa suara untuk meledek Jiyoung, Sehun hanya tertawa melihatnya.
            “Sudah, apa lagi sekarang?” Kai bertanya pada Jiyoung yang bahkan tidak melihatnya.
            “Apa? Aku bahkan tidak meminta bantuan darimu!” jawabnya ketus. “Ayo Hun kita berangkat, kita tidak akan terlambat kalau ngebut.”
            “Bye bye Kim Jongin!” ledek Sehun pada Kai yang mengumpat.

            “Kenapa bisa bocor?” Jiyoung mengeluh ketika sadar Sehun baru saja memberitahunya ban motornya bocor.
            “Waktunya tidak akan cukup jika kita naik bus. Kai, ban motorku bocor. Kita berangkat bersama ya!” pinta Sehun, Kai hanya tersenyum melihat Jiyoung kebingungan.
            “Motornya hanya satu, bagaimana bisa kita berangkat bersama?” Jiyoung melihat Sehun sudah duduk di belakang Kai.
            “Cukup, naiklah di belakang Sehun!” perintah Kai dengan senyum tolol.
            “Tidak, aku naik bus saja!” Jiyoung berlari menuju halte. Kai mengikutinya.
            “Kau akan terlambat Jing, pelajaran pertama matematika. Kau mau di bunuh songsaenim?” Sehun membujuk Jiyoung agar dia mau segera naik.
            “Tidak mau.” Jiyoung menggeleng mantap.
            “Tidak ada pilihan lagi, cepat naik! Terlambat atau kita tinggal kau sendirian disini.” Pilihan dari Kai sama-sama tidak menguntungkan Jiyoung. Sejak kejadian semalam, Jiyoung berjanji tidak akan pernah keluar sendiri.
            “Sudah cepat tidak apa-apa, cukup kok!” Sehun memberi Jiyoung tempat. Dengan ragu Jiyoung mendekat kemudian duduk disana. Kai dan Sehun menahan tawa, Jiyoung menyembunyikan wajahnya di punggung Sehun.
            “CEPAT APA YANG KAU TUNGGU! AKU MALU!” Jiyoung berteriak. Sehun dan Kai tertawa sekencang-kencangnya.
            “Aku akan ngebut, pegangan semuanya.” Kata Kai, Jiyoung melingkarkan lengannya di pinggang Sehun agar dia tidak jatuh. Sehun memegang tangan Jiyoung memastikan gadis itu masih dibelakangnya dan agar pelukan Jiyoung tidak lepas. Beberapa pasang mata melihat 3 siswa tolol itu. Tas Kai dan Sehun di letakkan di kaki Kai yang notabene mempunyai ruang lebih.
            “Kai awas! Kau hampir menabrak bocah tadi.”
            “Oh benarkah?”
            Demi apapun Jiyoung tidak tau harus menaruh wajahnya dimana. Dia sangat malu sekarang. Ketika sampa di gerbang, Jiyoung meminta Kai berhenti untuk membiarkannya turun, malu jika teman-teman melihatnya. Dan yang paling penting, mereka tidak bisa menemukan polisi sejak tadi. Jika saja ada polisi, bisa dipastikan mereka kena tilang.
            Ketiganya berjalan dengan cepat karena tidak ingin telat pelajaran pertama. Dengan seenaknya Jiyoung menyuruh Kai untuk membawa tasnya kemudian menarik tangan Sehun untuk berjalan lebih cepat dengannya.
            “Jing, kau marah padaku gara-gara tadi?” protes tanya Kai yang tidak di jawab oleh Jiyoung. Sudah sampai di kelas dan untungnya Han Songsaenim belum datang.
            Han songsaenim tidak bisa mengisi kelas dengan penuh karena harus menghadiri rapat di sekolah lain. Semuanya bersorak dalam diam, tapi Han songsaenim tidak bodoh dan memberi tugas begitu banyak. Sehun dan Jiyoung mengerjakan tugas matematika di meja Jiyoung. Sesekali Sehun harus menjelaskan rumus tertentu untuk Jiyoung. Kai dan Ilhoon malah asyik bermain game di laptop Yun yang pemiliknya mencoba mengerjakan tugas itu dengan bantuan pacar barunya. Sulli terlihat asik melihat Kai dan Ilhoon bermain game.
            “Orang itu tidak mengerjakan tugasnya?” Jiyoung bertanya seraya menatap punggung Kai.
            “Kai, kerjakan tugasmu!” kata Sehun.
            “Kau sudah selesai? Baiklah!” Kai menghampiri mereka, merebut buku Sehun dan menyalin jawabannya. Jiyoung sama sekali tidak melihat Kai.
            “Jing, aku salin punyamu ya!” Ilhoon menarik buku Jiyoung dan menyalinnya bersama Sulli. Jiyoung melihat temannya sibuk menyalin jawaban, dia melirik Sehun yang duduk di sebelahnya sedang bermain game di ponsel Ilhoon.

            “Kau sudah baikan kan Jing?” Krystal bertanya ketika mereka makan bersama di kantin.
            Jiyoung tersenyum dan mengangguk, “Aku baik-baik saja.”
            “Ya! Dia sudah baik pada Krystal?” tanya Ilhoon heran pada yang lainnya.
            “Apa maksudmu?” tanya Jiyoung seakan tidak pernah terjadi apa-apa.
            “Selama ini kau bahkan tidak pernah benar-benar melihat Krystal. Jadi kau tau sekarang kalau Yun dengan Krystal?” tanya Ilhoon penuh selidik.
            “Sebenarnya aku tidak tau sejak kapan kalian pacaran?” Jiyoung menatap Yun dan Krystal penuh selidik.
            “Baru beberapa hari yang lalu.” Jawab Yun.
            “Aku sudah merasa bersalah karena Jiyoung salah paham padaku. Kai yang tidak mengijinkanku memberitahumu bahwa dia hanya membantuku.” Jelas Krystal hati-hati.
            “Lihat kan bagaimana dia cemburu padaku.” Jawab Kai penuh percaya diri, Jiyoung melongos. “Benar kan? Kau cemburu..” Kai melagukannya.
            “Lalu bagaimana Son Naeun itu?” Ilhoon berhasil membuat Kai diam.
            “Siapa lagi itu?” tanya Jiyoung.
            “Dia gadis kelas sebelah yang tergila-gila padaku.” Kai berkata seakan kalimat itu indah.
            “Lihat saja bagaimana sikap Jiyoung padanya. Dia sedikit menyebalkan.” Sahut Sulli dan Krystal mengangguk mantap.
            “Jieun noona apa kabar?” goda Yun pada Sehun yang konsentrasi dengan makanannya.
            “Jangan bawa-bawa aku, hubungan kami tidak lebih dari sunbae dan hoobae.” Sehun berkata lebih menjelaskan pada Jiyoung.
            “Jiyoung juga jahat sekali pada Jieun noona. Kau tau, kapan hari Jieun noona menyapanya dan Jiyoung bahkan tidak melihatnya.” Ilhoon tertawa melihat tingkah sadis Jiyoung.
            “Tapi sebenarnya bukan masalah kan kalau mereka punya pacar Jing?”tanya Yun penasaran, Jiyoung menggelengkan kepalanya.
            “Tidak, kalau mereka baik padaku baru boleh.” Jawabnya cuek.
            “Jieun noona baik padamu!” tuduh Ilhoon, Jiyoung mengerucutkan bibirnya. “Jieun noona yang terbaik daripada fans mereka yang bertebaran di seulurh kelas.”
            “Atau jangan-jangan kau yang menyukai Jieun eonni?” Sulli menuduh Ilhoon, Ilhoon hanya tertawa mendengarnya.
            “Tenang Jing, aku dan Jieun noona tidak ada hubungan spesial.” Sehun menarik Jiyoung dalam rangkulannya membuat yang lain tertawa. Jiyoung memperlihatkan ekspresi ingin muntah, dia tidak benar-benar tau untuk alasan apa dia harus melarang kedua sahabatnya itu pacaran. Faktanya, Jiyoung bukan pacar Sehun atau Kai yang bisa melarang mereka dekat dengan seseorang.

***

            Jiyoung berlari menuju perpustakaan, dia lupa membawa buku bahasa yang akan digunakan untuk pelajaran siang itu. Pasalnya jika tidak membawa buku, murid dilarang mengikuti pelajaran bahasa dengan Jun songsaenim. Guru killer tampan lainnya yang mengajar di sekolahnya. Jiyoung sempat memarahi Kai dan Sehun yang tidak salah apa-apa, tapi bukan Jiyoung namanya jika tidak seenaknya. Jiyoung kesal karena Kai dan Sehun tidak mengingatkannya untuk membawa buku paket tebal itu.
            Cukup mudah menemukan buku tebal itu, dengan gerakan cepat Jiyoung mengeluarkan kartu perpustakaannya dan menunggu penjaga perpus untuk mencatatnya. Jiyoung kembali berlari menuju kelas. Namun langkah Jiyoung terhenti ketika melihat gerombolan laki-laki yang berjalan berlawanan arah dengannya. Mereka terlihat menertawakan lelucon temannya, Jiyoung tau itu sunbaenya.
            Tiba-tiba Jiyoung merasa kakinya lemas, dadanya sesak karena jantungnya berdetak cepat. Koridor sepi karena murid sedang belajar di dalam kelas. Entah apa yang membuat Jiyoung padahal gerombolan sunbaenya itu tidak terlihat akan menyakitinya. Jiyoung terpaku, Jiyoung ketakutan. Mereka semakin dekat. Jiyoung ingin berlari tapi kakinya tidak bisa bergerak.
            Gerombolan itu makin dekat...
            Deg...
            Deg...
            “HAHAHHAHA!! TOLOL SEKALI!” gelak tawa salah satu dari mereka...
            Deg...
            Mereka berhenti melihat Jiyoung mematung disana, memerhatikan Jiyoung dengan aneh.
            DEP!
            Seseorang memeluk Jiyoung dari belakang, Jiyoung menoleh untuk melihat orang itu dan segera bersembunyi di dada bidangnya.
            “Eh! Dia pacarmu? Dia baik-baik saja kan?” tanya seorang dari gerombolan.
            “Cepatlah kembali ke lab dan mengambil nilai. Han songsaenim sudah menunggu.” Jelas Chanyeol terang dan tegas. Gerombolan itu melewati mereka dengan santai.
            “....” Chanyeol mencoba melepas Jiyoung untuk melihat wajahnya lebih jelas. “Kau kenapa?”
            “....” Jiyoung tidak menjawab melainkan hanya menunduk.
            “Kau baik-baik saja kan? Kenapa tidak di kelas?” tanya Chanyeol sabar.
            “Maukah kau mengantarku ke kelas?” tanya Jiyoung, tanpa pikir panjang Chanyeol segera merebut buku tebal di tangan Jiyoung dan mengajaknya berjalan.
            Jiyoung melirik Chanyeol yang berjalan dengan santai di sebelahnya, di masih bisa melihat dengan jelas luka yang ada di wajah Chanyeol. Jiyoung lupa, bahkan dia belum mengucapkan terimakasih pada sunbaenya itu.
            “Oppa, gomawo.” Kata Jiyoung akhirnya, Chanyeol menoleh ke arahnya dan tersenyum. Ramah dan hangat sepertin biasanya.
            “Bukan masalah, jika Sehun atau Kai tidak bisa menjemputmu kau minta aku untuk mengantarmu. Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lagi.” Jelasnya membuat Jiyoung tersenyum.
            Mereka sudah sampai di kelas Jiyoung, “Jun songsaenim, kau yakin dia membiarkanmu masuk?” tanya Chanyeol.
            “Doakan saja oppa.” Jiyoung melambai dan segera masuk kelasnya, semua mata menatap Jiyoung tak terkecuali mata Jun songsaenim yang mematikan. “Songsaenim...”
            “Kang Jiyoung, cepat jelaskan arti dari kalimat yang ada di papan tulis!” Jiyoung menelan ludah, dia berdiri di depan papan dan membaca sebuah kalimat pepatah. Pepatah? Benarkan itu pepatah? Oh, bahkan Jiyoung tidak tau maksud dari kalimat itu. Jiyoung berharap Sehun bisa membantunya sekarang.
            “Kenapa diam nona Kang? Cepat jelaskan!”
            “Songsaenim...”
            “Tidak bisa? Kalau begitu cepat keluar, tidak membawa buku. Minta ijin pergi ke perpustakaan, tetapi kau terlambat! Perpustakaan tidak jauh dari kelas ini!” bentak Jun songsaenim. Jiyoung berjalan dengan lambat, Sulli dan Krystal memekik, tidak tega melihat sahabatnya dimarahi seperti itu. Sehun tidak berani melihat Jiyoung, Yun dan Ilhoon pura-pura sibuk dengan bukunya sedangkan Kai menahan tawa melihat Jiyoung dimarahi.

Author's Note: Iya tau, itu dari malem Jing diganggu pemabuk rada tegang sedih gimana eh paginya tiba-tiba kembali ceria. Ngerasa sih jomplangnya. Entahlah, udah ngalirnya gitu mau di ganti gak ada ide. Tapi di akhir udah nyelipin akibat malam Jing diganggu pemabuk itu. hehe.
Next chapter udah bergalau-galau. Tunggu aja ya..
Terima kasih udah baca dan setia sama 3 Idiot's...
Jangan lupa comment, I hate silent reader. =D 

Komentar

  1. yeah\m/ samakin kesini semakin ribet ya itu antara jiyoung dengan para lelaki di sekitarnya. mau menyetir pemikiran pembaca kemana hayo??
    sudahlah jiyoung itu untuk kai, sehun untuk authornya saja XD

    BalasHapus
  2. Ya ampuuuuuuun,,,,chap ini jiyoungnya kasian,,mending itu yg pada mabok cowok2 ganteng gitu,,,
    Jadi kesel ama si sekai yg gak muncul2,
    tappiiiiii mereka kereeeenn pas gak terima si jiyoung di lecehin,,,

    Dah tau dah siapa krystal disini ternyata pacarnya yun,,,
    berharap endingnya mereka pacaran bertiga,,,,kan seru
    si chanyeol ama si jieun aja kan sama2 sunbae,,biar sulli ama illhun,jadi pas,,

    next part kasihh yg romance dong saeng,,,
    di tunggu yah,bila perlu posting mlm ini juga, *plaak

    BalasHapus
  3. Haduch2 kenapa Chanyeol disini sweet sekali....perhatian banget sma Jiyoung..tpi aku berharap tetep berakhir kaijing...d tunggu chapter selanjutnya ya....fighting!!

    BalasHapus
  4. Omo!!!unnieyaaaaaaaa aish,kenapa disini partnya sedikit yaps:((entahlah,apa aku napsu bgt bacanya yaak?wkwk suer gatega banget ngeliat jiyoung diperlakukan seperti itu,tegang parah bacanya.chanyeol partnya sosweet bgt suer demi,dia ganteng terus sering senyum yatuhan dia emg happy virus!sempet kesel sih grgr SEKAI datengnya lama,cmn bisa ngebayangin deh mukanya kai pas ngehajar,weits pasti bad boy gmn gituuuu>< wkwkwk aku punya feeling nih,sulli bakal dipasangin ama chanyeol wkwk kai bakal ama jiyoung dan sehun bakal sendiri aja tapi entahlah disini dapet bgt feelnya kalo sehun mulai nunjukkin dia ada rasa ama jiyoung wakakakak...pokoknya next chapter harus cepet yaaak,dan lebih panjang yg pasti wakakakak

    BalasHapus
  5. Aduuhhduuuhhh...
    Itu knapa jiyoung pake dikroyok sgala.
    Bacanya mpe dagdigdug thoor.
    Rasanya ikut jengkel sndiri KaiHun g dteng" nylametin sii jiyoung.
    Dan ternyata ohhh ternyata si Krystal pacarnya Yun toh??
    udh mikir yg enggk" sndiri nii.
    Hahahaaaaa....
    Sooo far makin rumit aja nii hubungan mereka.
    Terserah authornya lah mau sama siapa akhirnya si jiyoung ntar.
    Yg penting next chap jgn lama" yaa thor updatenya.
    Semangaaaaaattt!!!!! ^^v

    BalasHapus
  6. makin abu abu ya disini jiyoung bakalan sama siapa.. --" hehe
    jadi kebawa ketegangan di cerita ini deh ya, tapi ikut seneng juga akhirnya jiyoung bisa baikan sama krystal.. hihi, seneng aja bisa liat mereka akur. haha, next chap ya author, semangats!! jangan bikin terlalu galau.. hehe :D

    BalasHapus
  7. Dag dig dug serrrrrrr~ pas baca adegan Jing mau di ****** sama berandalan. Sebel juga pas SEKAI gadateng", kebawa semosi men -_-
    Terharu juga pas selese ngeroyokin berandalan kai langsung ke Jing. Rada bingung pas adegan "Tiba-tiba Jiyoung merasa kakinya lemas, dadanya sesak karena jantungnya berdetak cepat. Koridor sepi karena murid sedang belajar di dalam kelas. Entah apa yang membuat Jiyoung padahal gerombolan sunbaenya itu tidak terlihat akan menyakitinya. Jiyoung terpaku, Jiyoung ketakutan. Mereka semakin dekat. Jiyoung ingin berlari tapi kakinya tidak bisa bergerak.
    Gerombolan itu makin dekat...
    Deg...
    Deg...
    “HAHAHHAHA!! TOLOL SEKALI!” gelak tawa salah satu dari mereka...
    Deg...
    Mereka berhenti melihat Jiyoung mematung disana, memerhatikan Jiyoung dengan aneh.
    DEP!
    Seseorang memeluk Jiyoung dari belakang, Jiyoung menoleh untuk melihat orang itu dan segera bersembunyi di dada bidangnya.
    “Eh! Dia pacarmu? Dia baik-baik saja kan?” tanya seorang dari gerombolan."

    sama adegan ini???

    Tapi keren beuttdhh buat authornya :')

    NEXT ditunggu secepatnya yakkk unnie ^^

    BalasHapus
  8. Chapter ini keren parah apalagi adegan actionnya. Semuanya nolongin Jing yeeeeaaah! Bisa banget ngebayanginnya Kai ngamuk-ngamuk gara2 Jing digituin. Kyaaaa. Jago berantemnya wkwkwk. Ok, I'm Kaijing team here. Kebukti kan Kaistal gak ada apa-apa. Aku seneng Krystal gak jadi antagonis disini. Tapi eits apa itu gue lihat nama Son Naeun. Dia selalu mencurigakan nih. Gegara dia nih ah Kai gak jadi jemput Jing. Btw si Jing jadi trauma gitu ada Chanyeol sih. Tapi si Chanyeol mencurigakan.

    BalasHapus
  9. huwaaaaa di part ini aku merasa Jing sama Kai ajaaaa.. huaaaaa gegara pengroyokan itu rasanya mereka cocok deh huaaa..
    terus Chanyeolnya sama Sulli aja deh.. :D
    lanjut baca lagiii :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah