Three Idiot's
Main Cast: Kang Jiyoung, Kim Jongin, Oh Sehun
Support Cast: Park Chanyeol, Choi Sulli, Han Seungyun,
Jung Ilhoon, Jung Krystal, Lee Jieun
Pairing: Kai/Jiyoung, Sehun/Jiyoung, Chanyeol/Jiyoung
Genre: romance, comedy, friendship.
Lenght: Chapter
Author: yrp
Summary: Ketiga sahabat tak terpisahkan memulai
kehidupan baru dengan tinggal satu atap. Membuat mereka bisa makin merasakan
kedekatan mereka. Tapi bagaimana jika persahabatan mereka ternodai oleh cinta?
“Tadi aku
melihat Chanyeol hyung mengantar Jiyoung ke kelas. Sebenarnya apa hubungan
mereka?” Sehun bertanya pelan lebih pada dirinya sendiri, tapi Jieun yang duduk
di sebelahnya bisa mendengarnya dengan jelas.
“Tenang
saja, Chanyeol orang yang baik.” Kata Jieun.
“Tapi noona,
bagaimana Jiyoung bisa dekat dengan Chanyeol. Aku rasa Chanyeol hyung diam-diam
mendekatinya selama ini.” Sehun mulai tidak tertarik dengan karya ilmiahnya.
“Apa
Chanyeol harus melapor dulu padamu untuk bisa mendekati Jiyoung? Aku rasa
mereka memang cukup dekat.” Jieun menatap Sehun heran, “Kenapa kau terdengar
seperti Jiyoung yang tidak membolehkanmu dekat dengan gadis lain?”
“Hah?” Sehun
tersentak mendengar kalimat terakhir Jieun.
***
Sehun masuk
kamar Jiyoung ketika Jiyoung asik berbincang dengan seseorang lewat telepon.
Dengan santai Sehun duduk di meja belajar Jiyoung, menyalakan lampu belajarnya
dan membuka buku mencoba menyelesaikan tugasnya.
“Aku belajar
disini, lampu belajarku mati.” Kata Sehun sambil memandang Jiyoung curiga.
“Ya ya,
silahkan saja.” Jiyoung menjawabnya santai dan kembali sibuk dengan lawan
bicaranya di telepon. Beberapa menit kemudian Kai ikut bergabung melihat dua
temannya itu ada di kamar Jiyoung. Kai tidur di sebelah Jiyoung seraya
menatapnya, keningnya berkerut.
“Siapa?”
tanya Kai ingin tau dengan siapa Jiyoung berbincang tapi Jiyoung meletakkan
jari telunjukknya di bibir menyuruh Kai diam.
“Hun,
siapa?” Kai bertanya pada Sehun, Sehun menjawab tanpa suara.
“Park Chanyeol.” Kemudian kembali pada
bukunya. Kai menyeringai pada Jiyoung.
“Oppa, sudah
dulu ya. Aku harus belajar.” Jiyoung segera menutup teleponnya dan bangkit
berdiri di samping Sehun.
“Belajar
apa?” tanya Jiyoung meletakkan tangannya di pundak Sehun.
“Belajar
bagaimana cara mendapatkan hatimu.” Jawab Sehun seenaknya dan Jiyoung langsung
terbahak.
“Sudah
selesai teleponnya dengan oppamu itu?” tanya Kai yang sekarang terlihat bermain
dengan boneka Jiyoung.
“Bukan
urusanmu!” jawab Jiyoung ketus seperti biasa.
“Sayangnya
itu menjadi urusan kami.” Sehun ikut bergabung tidur di ranjang Jiyoung. Kai
dan Sehun menunggu Jiyoung bersuara. Jiyoung hanya tersenyum miring.
“Kembali ke
kamar kalian, aku ingin tidur!” Jiyoung tidur di antara keduanya, memukul Kai
dan Sehun secara bergantian menyuruh mereka untuk pergi.
“Aku ngantuk
dan tidak kuat untuk berjalan ke kamar. Aku tidur disini!” Kai menutup dirinya
dengan selimut.
“Aku juga!”
Sehun menutup matanya. Jiyoung mendengus, merebut selimut dari Kai dan menutupi
seluruh tubuhnya dengan selimut.
“Hei, kau
bisa mati tidur seperti itu!” Kai menarik selimut agar wajah Jiyoung terlihat.
Mereka sudah terlalu lelah untuk melanjutkan pertengkaran dan memilih untuk
segera tidur. Beberapa kali Jiyoung terbangun karena tingkah tidur Kai.
Untungnya tidak menyebabkan bibirnya berdarah seperti dulu.
“Sehun-ah,
tukar tempat. Kai benar-benar parah!” kata Jiyoung, Sehun membuka matanya
dengan berat.
“Kau bisa
jatuh tidur di pinggir.” Kata Sehun pelan, Jiyoung pikir benar juga. Dia tidak
mau jatuh konyol.
“Hees!”
Jiyoung mendengus kesal.
“Sini!”
Sehun memberikan lengannya untuk bantal Jiyoung, Jiyoung tidur dengan
memunggungi Kai dan menghadap pada Sehun.
***
Jiyoung,
Sulli dan Krystal tak berhenti berteriak melihat pertandingan basket. Kai,
Sehun, Yun dan Ilhoon juga ikut bermain. Dan mereka melawan murid kelas 2, Park
Chanyeol ada di tim lawan.
“Siapa yang
kau dukung. Dua pacarmu itu atau Chanyeol oppa?” tanya Sulli menggoda Jiyoung.
Pertandingan
berlangsung seru, dan mereka bisa melihat Sehun jatuh ketika mencoba berlari
dengan mendriblle bola. Semua berteriak melihatnya. Kai membantu Sehun untuk
bangun.
“HUN
BERHENTI BERMAIN!” teriak Jiyoung dari bangku penonton. Seseorang menggantikan
Sehun dan Sehun berjalan ke tempat Jiyoung dan yang lainnya. Jiyoung memberikan
botol air minum yang langsung di teguk habis oleh Sehun. Jiyoung juga
membersihkan keringat yang ada di kening Sehun dengan saputangannya.
“Luka
tidak?’ tanya Jiyoung dan Sehun hanya menggeleng dan konsentrasi pada
pertandingan.
Beberapa
kali Chanyeol dengan terang-terangan melihat ke arah Jiyoung lalu tersenyum.
Jiyoung membalasnya dan mendapat pandangan dingin dari Sehun yang ada di
sebelahnya. Tapi Jiyoung tidak mau pikir panjang.
“YYEE!! KITA
MENANG!” Sulli berteriak ketika pertandingan berakhir. Jiyoung segera mengambil
botol air minum dan berdiri di tepi lapangan menunggu Kai menghampirinya.
“Jing!” Kai
berlari ke arah Jiyoung dan memeluknya sekilas. Jiyoung memberi Kai air minum,
kemudian mengeluarkan parfum kecil dari sakunya dan menyemprot parfum pada Kai
banyak-banyak.
“Selamat tuan
Kim.” Kata Jiyoung setelah Kai sudah selesai dengan minumnya. Rambut Kai basah
karena keringat, Kai mengacak rambutnya.
“Kau tidak
bawa saputangan?” tanya Kai.
“Bawa, tapi
sudah di pakai Sehun.” Jawab Jiyoung dan Kai mengangguk mengerti.
“Kai! Ini
untukmu!” seorang gadis yang Jiyoung tau bernama Son Naeun itu menghampiri
mereka dan memberi Kai sebuah saputangan. Jiyoung menyeringai pada gadis itu.
“Oh
terimakasih, aku membutuhkan ini.” Kai tersenyum padanya, Jiyoung melotot pada
Kai. Kai yang mengetahui Jiyoung kesal makin memberi Naeun senyumnya dan
memberi pandangan meledek pada Jiyoung. Jiyoung berjalan menjauh, kesal.
“Jiyoung!”
seseorang memanggilnya dan mendapati Chanyeol memanggil namanya.
“Oppa! Kau
terlihat sangat lelah.” Kata Jiyoung tersenyum.
“Sudah lama
aku tidak olahraga.” Kata Chanyeol seraya menggaruk bagian belakang kepalanya
yang tidak gatal. “Kau tidak ingin ke kantin?”
“Boleh, kau
juga ingin kesana?”
“Ya, lebih
baik jika kita kesana bersama.” Chanyeol terlihat senang, tapi kemudian...
“Jing, aku
sangat gerah. Tunggu aku selesai mandi ya, lalu kita makan bersama.” Kai dengan
sombongnya menarik Jiyoung seakan tidak melihat Chanyeol ada disana.
“Ya Kim
Jongin, apa yang kau...” Jiyoung meronta.
“Oh hyung,
maaf tapi Jiyoung akan bersamaku.” Kai
menoleh sekilas pada Chanyeol. Jiyoung memberi pandangan minta maaf pada
Chanyeol dan mengimbangi langkah Kai yang begitu cepat.
“Ya, apa
maumu!” Jiyoung berteriak tanpa melepas rangkulan Kai.
“Tunggu
disini, aku tidak akan lama mandinya.” Kai menyerahkan tasnya pada Jiyoung dan
masuk dalam kamar mandi. Jiyoung berdiri mematung di depan toilet pria,
meskipun kesal tapi Jiyoung tidak ada pikiran untuk meninggalkan Kai.
“Jing?
Kenapa tidak masuk?” Sehun yang sudah mengganti kaosnya dengan seragam keluar
dan mendapati Jiyoung ada di depan pintu.
“Kau bodoh
atau apa?” tanya Jiyoung kesal, Sehun hanya tersenyum dan menemani Jiyoung
menunggu Kai. Tak lama kemudian Kai keluar dengan rambut basah. Jiyoung melihat
rambut Kai dan Sehun sama basah dan berantakan. Jiyoung mengeluarkan sisir
kecil dari kantong roknya dan menyisir rambut keduanya.
“Apa lagi
yang ada di kantongmu itu?” tanya Kai ketika Jiyoung dengan jinjit menyisir
rambutnya.
“Jangan-jangan
kau membawa semua kosmetikmu dalam sakumu.” Tuduh Sehun dan ketiganya terkikik.
Jiyoung hendak menyisir rambut Sehun ketika Sehun menghindar.
“Sini!
Rambutmu berantakan!” kata Jiyoung.
“Tidak,
biarkan seperti ini.” Sehun menghindari Jiyoung.
“Tidak bisa,
kalian terlalu keren dengan rambut basah dan berantakan seperti itu!” kata
Jiyoung membuat keduanya kembali mendapat asupan percaya diri.
“Benarkah?
Kalau begitu aku harus membuatnya berantakan lagi.” Kai mengacak rambutnya dan
mendapat pandangan marah dari Jiyoung. Sehun dan Kai segera berlari sebelum
Jiyoung kembali menyisir rambut mereka. Jiyoung mengejar dua mahkluk tampan dan
menyebalkan itu.
Kai dan
Sehun berlari dengan cool, membuat beberapa siswi pingsan melihat dua orang itu
berlari melewati mereka. Berhubung itu waktu istirahat, koridor penuh dan
membuat mereka harus hati-hati agar tidak menabrak orang.
Jiyoung
berhenti begitu melihat gerombolan siswa sedang berkumpul dan mengobrol di
koridor. Lagi-lagi Jiyoung merasa takut tanpa alasan. Kai yang menyadari itu
berhenti berlari dan memerhatikan Jiyoung yang terpaku. Kai segera
menghampirinya dan memastikan apa Jiyoung baik-baik saja.
“Kenapa
Jing?” Kai berdiri di depan Jiyoung.
“Kai..”
Jiyoung menggenggam tangan Kai, Kai melihat keanehan itu. Kai melingkarkan
lengannya di pundak Jiyoung, Kai merasa Jiyoung mengeratkan pegangannya pada
seragam Kai ketika melewati gerombolan siswa tadi. Sehun yang sedari tadi
memerhatikan itu mencoba mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Jiyoung.
***
“Sepertinya
Jiyoung mengalami trauma. Kalian ingat kan kejadian malam itu. Jiyoung selalu
takut melihat gerombolan anak laki-laki.” Jelas Sulli pada yang lain seraya
sesekali melirik punggung Jiyoung yang sekarang
Jiyoung sedang asik membaca komik bersama Ilhoon.
“Siapapun
pasti takut jika mengalami hal seperti itu.” Krystal berkata seraya melihat ke
arah Sehun dan Kai. “Kalian tidak bisa diandalkan.”
“Apa
maksudmu, itu kecelakaan. Aku kan juga tidak tau akan menabarak Son Naeun dan
harus mengantarnya pulang ke rumahnya yang sangat jauh itu.” bela Kai karena
waktu itu jadwal Kai untuk menjemput Jiyoung.
“Parahnya
lagi kau tidak menjawab telepon Jiyoung kan?” Sulli menuduh Sehun, “Untung saja
Chanyeol oppa bergerak dengan cepat.”
“Untung juga
ada aku, jadi aku bisa memaksa Yun untuk mencari tuan Kim itu.” Krystal
menunjuk Kai dengan dagunya.
“Sulli-ah
Krystal-ah, kalian tidak ingin ikut aku mengembalikan buku?” tanya Jiyoung yang
sudah berada disana.
“Eh, tapi
kami berdua belum menyelesaikan tugas kami Jing.” Jawab Sulli. Jiyoung hanya
mengangguk dan memilih untuk ke perpustakaan seorang diri dan menolak tawaran
baik Sehun dan Kai.
Jiyoung
segera kembali ke kelas ketika ada seorang gadis menghentikan langkahnya.
Jiyoung memandang gadis itu dingin, dan mata gadis itu juga tak kalah dingin
melihat Jiyoung. Meskipun wajahnya sangat lembut, Jiyoung bisa melihat
kebencian di mata gadis itu.
“Son Naeun?”
“Kau tau
namaku Kang Jiyoung.” Naeun tersenyum, manis sekali. “Aku hanya ingin bicara
baik-baik denganmu.”
“Sebaiknya
kau cepat karena aku tidak punya banyak waktu.” Jiyoung berkata dengan
penekanan disetiap katanya dan lagi-lagi Naeun tersenyum.
“Aku tidak
bisa mengerti kenapa Kai dan Sehun betah bersamamu padahal sifatmu begitu
kekanakan. Bukan hanya itu, semuanya mengakui jika kau gadis yang menyebalkan.”
Naeun berkata dengan halus membuat Jiyoung menahan diri sekuat tanaga agar
tidak menjambak rambut panjang gadis di depannya.
“Banyak
siswi di sekolah ini yang takut padamu. Sifat kekanakan dan kesombonganmu itu
membuat mereka takut, cuih, tapi aku tidak seperti mereka.” Naeun maju
selangkah mendekat pada Jiyoung.
“Apa kau
tidak sadar kau begitu merepotkan? Lihat saja, cepat atau lambat pasti para
sahabatmu itu akan meninggalkanmu karena tidak tahan dengan sifatmu. Kau hanya
tinggal menunggu.”
“Mungkin
untuk saat ini mereka masih tidak tega meniggalkan gadis kecil sepertimu. Aku
berani bertaruh, ketika Kai dan Sehun sudah menemukan seseorang yang dia cintai
maka mereka akan meninggalkanmu yang sama sekali tidak bisa baik pada gadis
mereka. Pasti mereka memilih gadisnya dan melindunginya agar tidak sakit hati
karenamu.” Naeun berkata dengan begitu jelas, Jiyoung bisa menerima setiap
kalimatnya dan mencernanya baik-baik.
“Kau berkata
seperti ini karena Kai kan?” suara Jiyoung sedikit bergetar, Naeun berhasil
membuat Jiyoung kalut.
“Tidak, aku
hanya kasihan padamu. Kai dan Sehun bertahan bersamamu hanya karena kasihan.”
“Kami sudah
saling mengenal sejak kecil!” Jiyoung sedikit berteriak, dia kesal, sangat
kesal.
“Aku tidak
peduli, yang pasti aku yakin mereka terganggu karenamu!” Naeun membelai rambut
Jiyoung sekilas seraya senyum dengan begitu lembutnya. “Bye Jiyoung...” Naeun
meninggalkannya yang mematung.
***
Jiyoung
sengaja ikut Sehun menyelesaikan karya ilmiahnya bersama Jieun di sekolah. Dan
untuk pertama kalinya Jiyoung membalas senyum
Jieun dan menjawab setiap pertanyaan Jieun dengan baik. Meskipun kesan
cuek itu tidak bisa sepenuhnya dihilangkan. Sehun bertanya apakah Jiyoung
baik-baik saja? Apa Jiyoung lapar, apa Jiyoung sedang sakit dan lain-lain
karena tingkah aneh Jiyoung.
“Bukankah
bagus kalau Jiyoung tidak secuek dulu.” Kata Jieun lirih melihat kekhawatiran
Sehun. Sehun hanya mengangguk tak percaya.
Jiyoung menunggu
Sehun dengan berbincang lewat telepon dengan Kai. Kai sudah mengeluh kenapa dia
dan Sehun belum juga pulang. Berkali-kali Jiyoung menyuruh agar Kai tidur lebih
dulu dan tidak usah menunggunya.
“Sehun-ah,
aku ke toilet.” Jiyoung berpamitan tanpa mematikan ponselnya.
“Kau bisa
pakai kamar mandi dalam Jiyoung-ah, jadi kau tidak perlu ke luar.” Jieun
menunjuk pintu yang ada di ruangan itu. Jiyoung mengangguk.
Jiyoung
bercermin dan mendapati wajahnya begitu kusam dan terlihat lelah. Jiyoung
mencuci mukanya membiarkan Kai berteriak dalam teleponnya karena Jiyoung tak
juga menjawabnya. Jiyoung mendengarkan Kai yang sekarang sedang bernyanyi tak
jelas dan membuka pintu dengan perlahan.
Jiyoung bisa
melihat posisi Sehun dan Jieun sangat dekat sekarang. Jiyoung sengaja
memperlambat geraknya dan memerhatikan keduanya.
“Aku minta
maaf, tapi sepertinya setelah ini selesai sebaiknya kita tidak berhubungan
lagi.” Jieun berkata pelan dan dalam.
“Apa
maksudmu noona?” Sehun tidak mengerti kemana arah pembicaraan Jieun.
“Aku
menganggapmu seperti adikku sendiri dan berjanji pada diriku agar tidak jatuh
cinta padamu.” Jieun tersenyum, “Tapi aku gagal.”
“Aku juga
menganggapmu seperti noonaku...” Sehun benar-benar tidak tau harus berkata apa.
“Maafkan aku
karena membiarkan rasa sukaku semakin kuat padamu. Aku berharap mungkin kita
bisa bersama, tapi aku tau ada seseorang yang sudah mengisi hatimu.” Jieun
menjelaskan, meskipun ada rasa sakit dalam nadanya tetapi Jieun tersenyum.
“....” Sehun
hanya diam, tidak ingin mengucapkan apapun takut itu akan menyakiti Jieun.
“Hubungan
kita tak lebih dari sunbae dan hobae. Aku ingin sebaiknya kita tidak terlalu
dekat setelah ini.” Jieun mendekatkan bibirnya pada bibir Sehun dan
mengecupnya. Sehun dibuat kaget olehnya. “Aku tau Kang Jiyoung sangat berarti
untukmu, jangan sia-siakan dia. Dia gadis baik dan dia membutuhkanmu.”
BRAK!
Jiyoung
menjatuhkan ponselnya. Sehun menoleh dan mendapati Jiyoung menangis, memungut
ponselnya dan mengambil tasnya kemudian keluar dengan cepat. Ya, Jiyoung
melihat semuanya.
“Jing!!!”
panggil Sehun. Jieun menyerahkan tas Sehun dan segera diambil oleh Sehun.
“Maafkan
aku, kejar dia. Dia hanya melihat dan tidak mendengar kita, dia salah paham.”
Jieun berkata pada Sehun. Sehun menunduk pada Jieun dan segera mengejar
Jiyoung.
Sehun bisa
menemukan Jiyoung yang berjalan dengan cepat, Sehun juga bisa mendengar isakan
Jiyoung. Sehun segera mengejarnya dan memeluknya dari belakang.
“Kenapa kau
disini!” Jiyoung berkata disela tangisnya, Sehun memeluknya erat. “Aku
baik-baik saja, aku tidak apa-apa. Kau boleh melakukan apapun yang kau mau.”
Jiyoung masih menangis sambil tetap bicara.
“Semuanya
tidak seperti yang kau lihat Jing.” Sehun berkata pelan.
“Tidak
apa-apa, kau boleh bersama Jieun eonni. Aku tau aku tidak berhak apapun
terhadapmu.” Jiyoung menghapus airmatanya, sepertinya semua yang dikatakan
Naeun benar-benar dicerna oleh Jiyoung. Jiyoung tidak ingin Sehun dan Kai
meninggalkannya, mungkin lebih baik Jiyoung berubah.
“Aku tidak
ada hubungan dengan Jieun noona. Dan setelah ini Jieun noona meminta agar kami
tidak dekat lagi.” Sehun menatap Jiyoung yang menunduk. “Dan dia memintaku
untuk menjagamu.” Sehun memeluk Jiyoung dan membiarkannya menangis dalam
pelukannya.
Disisi lain Chanyeol
melihat dengan jelas Jiyoung menagis dalam pelukan Sehun. Perasaannya makin tak
menentu. Dia tidak yakin Jiyoung bisa membalas perasaannya. Chanyeol menelan
sendiri rasa sakitnya. Entah sampai kapan dia bertahan menyukai gadis itu...
Jiyoung
mendapati Kai tidur di kamarnya ketika dia pulang. Jiyoung rebah di sebelahnya
dan memerhatikan Kai yang terlelap dengan ponsel di tangannya. Jiyoung berpikir
bagaimana jika Kai sudah menemukan seseorang yang dia sukai? Apa dia lebih
memilihnya daripada Jiyoung? Bagaimana dengan Sehun, benarkah Sehun tidak ada
hubungan apapun dengan Jieun? Meskipun berkali-kali Sehun memberitahunya sejak
tadi, tapi Jiyoung merasa sakit yang tak bisa dijelaskan. Dia tau Jieun lebih
baik darinya dan itu membuatnya sakit.
***
“Kau kenapa
murung Jing?” tanya Kai mendapati Jiyoung hanya diam sedari tadi. Berbeda
dengan Sulli dan Krystal yang sedang asik membahas majalah fasion terbaru.
Biasanya Jiyoung sudah ikut bergabung dengan mereka. Tapi hari ini dia hanya
memilih diam dan bersandar pada Kai.
“Aku hanya
lelah.” Jawabnya singkat. Mereka sedang asik duduk di taman belakang sekolah,
hanya Sehun yang tidak ada karena harus mempresentasikan hasil karya ilmiahnya.
“Kenapa Son
Naeun itu tersenyum ke arah kita?” Krystal melihat Naeun berjalan.
“Sepertinya
dia sedang menuju kemari.” Sahut Ilhoon, dan benar saja Naeun berhenti di depan
mereka.
“Kai, apa
kau punya waktu? Aku ingin berbincang denganmu sebentar.” Kata Naeun mendapat
pandangan penuh ancaman dari mereka semua kecuali Jiyoung.
“Kau tidak
lihat aku sedang bersama Jiyoung?” Kai melirik pada Jiyoung yang bersandar
padanya.
“Aku rasa
dia tidak keberatan jika kau pergi sebentar.” Kata Naeun penuh percaya diri.
Ilhoon tertawa seraya membatin gadis ini
belum tau siapa Jiyoung.
“Maaf, aku
rasa....”
“Pergilah!”
kata Jiyoung singkat memotong kalimat Kai dan membuat yang lain kaget setengah
mati.
“Jing?!?!?!”
Sulli, Krystal, Ilhoon dan Yun berseru bersamaan, ini bukan Jiyoung.
“Pergilah,
aku rasa aku juga harus pergi ke suatu tempat.” Jiyoung bangkit dari duduknya
dan berjalan menjauhi mereka semua yang masih terlalu kaget dengan perubahan
Jiyoung. Naeun tersenyum puas dan segera menarik tangan Kai agar mengikutinya.
Jiyoung
memilih untuk ke atap, membiarkan dirinya sendirian. Tapi dia salah, ada
Chanyeol disana yang terlihat asik dengan gitarnya. Belum sempat Jiyoung
kembali untuk menghindar tapi Chanyeol sudah memanggilnya.
“Jiyoung-ah!”
Jiyoung tersenyum dan memilih untuk duduk bersama Chanyeol. Chanyeol menyadari
suasana hati Jiyoung sedang tidak baik memilih untuk menyanyikan beberapa lagu
dan menceritakan hal seru pada Jiyoung. Jiyoung tertawa seadanya mendengar
lelucon Chanyeol. Jiyoung merasa dia buruk selama ini, dia tidak memikirkan
perasaan Kai dan Sehun yang selama ini tersiksa karenanya. Dan dia juga tidak
memikirkan perasaan orang yang sedang bersamanya sekarang ini.
“Aku tau kau
hanya menganggapku sebagai sunbaemu. Meskipun aku berharap lebih, tapi aku
tidak bisa memaksamu. Aku selalu menunggumu, datanglah padaku jika kau
membutuhkanku.” Kalimat panjang Chanyeol berhasil membuat Jiyoung terpaku.
Untungnya Jiyoung diselamatkan bel yang berbunyi menandakan dia harus kembali
ke kelas. Jiyoung tidak berkata apapun, menunduk untuk berpamitan pada Chanyeol
yang hanya menatapnya diam.
Entah apa
yang membuat Jiyoung diam hari itu, alasannya tidak bisa Kai mengerti dengan
jelas. Sehun juga terlihat lebih diam dari biasanya, Kai merasa ada yang
disembunyikan Sehun dan Jiyoung darinya.
Kai
memerhatikan Jiyoung yang tengah belajar di kamarnya mengingat ujian kenaikan
kelas sudah dekat, Kai bersandar pada boneka beruang besar Jiyoung dan sesekali
memainkan ponselnya. Kai tidak berani mengganggu Jiyoung yang terlihat serius.
Kemudian Kai memilih untuk membeli beberapa makanan ringan di mini market dekat
apartemen untuk Jiyoung.
“Jing aku ke
mini market. Akan aku belikan makanan kesukaanmu.” Kata Kai segera keluar.
Jiyoung tidak menjawab, meskipun terlihat belajar sebenarnya bukan buku di
depannya mengisi otaknya, melainkan Sehun dan Jieun.
Jiyoung bisa
ingat dengan jelas ketika Sehun dan Jieun berciuman, dan dengan sadar merasakan
sakit hatinya, dan Jiyoung mendengar Sehun menjelaskan tidak ada hubungan
spesial. Sehun memintanya untuk terus bersama Sehun, apakah itu sebuah
pernyataan Sehun?
“Kau tau
dimana Kai?” tiba-tiba Sehun berada di belakangnya dan membuyarkan lamunan
Jiyoung.
“Mini
market.” Jawab Jiyoung lebih cepat dari seharusnya, Sehun mengerutkan kening
dan mendekatinya.
“Ada apa
denganmu hari ini?” Sehun duduk di ranjang Jiyoung dan memerhatikan Jiyoung
dalam. Jiyoung hanya menggeleng.
“Jangan
bohong, aku tau kau menyembunyikam sesuatu.” Jiyoung tidak berani menatap
Sehun.
“Aku hanya
tidak mengerti dengan apa yang terjadi.” Akhirnya Jiyoung bicara, Sehun mengangkat
dagu Jiyoung agar pandangan mereka bertemu.
“Jika ini
menyangkut kejadian malam itu....”
“Ya ini
menyangkut kejadian malam itu.” Potong Jiyoung kasar dan menatap Sehun. “Aku
tau ini bodoh, tapi aku benar-benar...”
Jiyoung
tidak meneruskan kalimatnya karena Sehun memeluknya. Jiyoung hanya diam tak
membalas pelukannya. Perlahan Sehun melepas pelukannya dan menatap Jiyoung
dalam.
“Aku juga
tau ini bodoh, tapi aku merasakannya Jing. Aku rasa aku menyukaimu...” kalimat
terakhir Sehun membuat mata Jiyoung membesar tak percaya. Sehun mendekatkan
wajahnya, Jiyoung diam tak bergerak, dia takut jika dia bergerak akan
menyebabkan keadaan fatal untuknya. Sehun menciumnya, ya bibir mereka bertemu.
Jiyoung ingin melepasnya tapi ada perasaan yang mengatakan untuk membiarkannya
tetap seperti ini.
Praanngg!!!
Jiyoung
segera mendorong Sehun, menoleh ke arah pintu dan mendapati Kai berdiri disana
dengan menatap Sehun tajam.
“Aku sengaja
menjatuhkannya supaya kalian sadar ada aku disini!” kata Kai dingin, pecahan
gelas masih disana. Sehun hendak bicara sesuatu tapi Kai seakan tidak mau lagi mendengar
Sehun bicara. “Tidak ada yang perlu kau jelaskan.” Kai melempar makanan yang
tadi dia beli untuk Jiyoung dan segera berlari.
“KAAIII!!”
Jiyoung berteriak dan mengejar Kai. menginjak pecahan gelas yang ada di
kamarnya sehingga telapak kakinya terluka. “Ouuch, Kai..!!!” teriaknya seraya
menahan rasa sakit. Jiyoung bisa mendengar Kai membanting pintu dengan keras,
Jiyoung berlari dengan terpincang-pincang.
“Kai!!!”
teriaknya lagi, dan tidak ada tanda-tanda Kai akan kembali untuk memenuhi
panggilan Jiyoung. Jiyoung merasa sepertinya tidak akan ada lagi senyum renyah
dari Kai, Jiyoung merasa lagi-lagi dia bodoh karena menyimpan semua perasaan
gila itu.
“Jing..”
Sehun berdiri di belakang Jiyoung hendak membantu mengobati lukanya.
“Sehun-ah,
cepat kejar Kai sebelum jauh. Kau tau kan Kai seperti apa, cepat bujuk dia dan
suruh dia kembali. Bilang padanya aku akan membuatkan makan untuknya jika dia
lapar. Bilang juga padanya dia boleh tidur di kamarku. Cepat bawa Kai kembali.”
Kata Jiyoung dengan senyum palsu yang dia tunjukkan pada Sehun.
“Biar aku
obati dulu lukamu...”
“Aku
baik-baik saja, cepatlah. Kai pasti belum jauh...” suaranya bergetar karena
tangisnya pecah, “Cepatlah, kakiku terlalu perih untuk berlari mengejarnya...”
Jiyoung berkata dalam tangisnya. Sehun segera memeluknya, Jiyoung menangis
dalam pelukannya. Sehun menggendong Jiyoung dan membawanya duduk di sofa.
Mengangkat kakinya dan mulai mengobatinya, Jiyoung hanya menangis seraya
memeluk bantalnya. Berulang kali menghubungi ponsel Kai yang jelas tidak di
jawab oleh Kai.
“Tidurlah,
aku akan mencarinya.” Sehun menuntun Jiyoung ke kamarnya, menunggu Jiyoung
sampai benar-benar tertidur dan segera keluar untuk mencari Kai. Sehun tidak
yakin dimana Kai sekarang, tapi ada beberapa tempat yang Sehun prediksi akan
didatangi Kai.
Sehun merapatkan
jaketnya dan mulai mencari Kai, Sehun merasa rumah Yun akan menjadi kunjungan
pertama Kai. Jelas, Kai pasti pergi ke rumah Yun. Meskipun sudah cukup larut,
Sehun tetap memencet bel rumah Yun dan mendapati si pemilik membukanya.
“Tadi dia
memang kesini dan berniat menginap disini. Tapi sekarang keluarga besarku
sedang berkumpul sehingga tidak ada tempat untuk Kai tidur. Aku menyarankan
agar dia ke rumah Ilhoon.” Jelas Yun melihat kekhawatiran Sehun, “Sebenarnya
ada apa dengan kalian?” tanya Yun yang hanya dibalas senyum oleh Sehun. Sehun segera
pamit dan pergi ke rumah Ilhoon.
Sehun memencet
bel apartemen rumah Ilhoon dan mendapati ibu Ilhoon yang membuka. “Kau teman
Ilhoon juga? Sayangnya Ilhoon sedang menginap di rumah temannya malam ini. Baru
saja temannya juga mencarinya, dia bernama Kai. Jika kau ingin menemui Ilhoon
ini alamatnya.” Jelas Ibu Ilhoon dengan sabar.
Sehun kembali
berpikir, Ilhoon tidak mungkin menginap di rumah temannya. Mungkin sekarang
Ilhoon sedang berkelahi? Balapan? Atau mengikuti kompetisi street dance yang
pasti akan berakhir ricuh. Dan benar saja, Sehun menemukan Ilhoon sedang asik
menyoraki temannya yang melakukan dance di suatu gudang kosong dekat stasiun.
“Ilhoon-ah!”
panggil Sehun dan berhasil membuat Ilhoon kaget karena menemukan Sehun disana. Sehun
segera menjelaskan apa yang terjadi dan dia bertanya dimana Kai sekarang.
“Dia hanya
menelponku tadi, dan aku bilang aku mungkin pulang sangat larut dan akan
menginap di rumah temanku. Lalu dia langsung menutup teleponnya.” Jelas Ilhoon.
“Tenanglah, Kai pasti baik-baik saja. Kemampuannya membela diri sangat baik,
dia tidak akan mati dibunuh preman.” Sehun memukul kepala Ilhoon ketika Ilhoon
selesai bicara.
Sehun sudah
berkeliling kota entah berapa kali dan tidak bisa menemukan Kai. Ponsel Kai
sudah mati sekarang. Sehun berusaha berpikir postif dan segera pulang ke rumah.
Mereka akan bertemu di sekolah besok.
***
Sehun bisa
melihat dengan jelas mata Jiyoung sembab karena terlalu banyak menangis. Sehun sudah
menceritakan tentang pencariannya semalam. Ada yang kurang pagi itu, tidak ada
Kai dengan lelucon dan senyum renyahnya.
“KANG
JIYOUNG!!!” Sulli berteriak ketika Jiyoung masuk kelas, Krystal, Yun dan Ilhoon
sudah berkumpul di bangku Jiyoung dan semuanya menatap Jiyoung dan Sehun dalam.
“Ada apa
ini?” tanya Jiyoung mencoba seceria mungkin.
“Kau
baik-baik saja?” Krystal memeluk Jiyoung sekilas. Semua sudah duduk saling
berhadapan sekarang, Sehun menatap mereka semua curiga.
“Aku sudah
mengira hal seperti ini akan terjadi.” Yun mengawalinya, “Aku tau pasti salah
satu dari kalian akan mempunyai perasaan lebih dari seorang sahabat.” Jiyoung
menunduk mencoba tidak menangis.
“Apa kalian
sudah tau dimana Kai?” tanya Sehun, dan Sulli mengangguk penuh semangat.
“Semalam dia
kerumahku, dia terlihat sangat buruk.” Sulli mengambil napas dalam dan
melanjutkan. “Dia ingin menginap di rumahku, tapi tentu saja itu tidak mungkin.
Jadi aku menyuruhnya untuk menginap di rumah Chanyeol oppa.”
“Chanyeol
hyung? Kau bercanda?” Ilhoon menatap Sulli tak percaya.
“Awalnya Kai
tidak mau, tapi aku memaksanya dan...” Sulli tidak melanjutkan kalimatnya
karena orang yang sedang mereka bicarakan sedang masuk kelas sekarang. Semua
melihat Kai yang terlihat sedikit malas dan lebih cool dari biasanya berjalan
melewati mereka dan langsung tidur di bangkunya. Jiyoung segera bangkit dan
menghampirinya.
“Kai? Kenapa
kau tidak pulang? Apa kau sudah sarapan pagi ini? Kau tidur di rumah Chanyeol
oppa semalam?” Jiyoung bicara pada Kai yang tetap menutup matanya. Jiyoung
mengguncang tubuh Kai pelan, tapi tetap tidak membuatnya bangun dan menjawab
pertanyaan Jiyoung.
“Kai
bangunlah, maaf.” Jiyoung tidak tau kenapa dia meminta maaf, Jiyoung merasa
dihantui pandangan Kai semalam. Jiyoung hanya ingin menjelaskan bahwa Kai salah
paham.
“Kai...”
Jiyoung terus memanggilnya. Bel berbunyi, Kai bangkit dari posisi tidurnya,
melihat Jiyoung seadanya kemudian berkata, “Kau tidak dengar bel? Sebentar lagi
songsaenim datang!” kata Kai dingin. Untuk pertama kalinya Kai berkata segitu
dingin pada Jiyoung. Sulli menarik Jiyoung agar kembali di bangkunya. Selama pelajaran
berlangsung Jiyoung menagis tanpa seorangpun menyadarinya, kecuali Sulli dan
Krystal yang duduk di sebelah kanan kirinya pagi itu.
Ketika bel
istirahat berbunyi, Kai menjadi orang pertama yang keluar kelas. Tidak bodoh,
Sehun segera melesat untuk mengejarnya. Jiyoung ditemani Sulli dan Krystal juga
segera mengejarnya.
“Kai!”
panggil Sehun, Kai masih berjalan dengan cepat. “Jongin-ah!” seru Sehun, Kai
menoleh sekilas.
“Kai!”
Jiyoung berlari mengejar mereka. Kai berhenti di salah satu pintu kelas,
menoleh ke arah Jiyoung dan Sehun kemudian kembali menatap seseorang yang
kelihatannya keluar dari kelas tersebut.
“Kai! Kau
sudah menunggu?” Naeun dengan manisnya keluar seraya mengaitkan tangannya di
lengan Kai. Naeun tersenyum dengan ceria dan Kai membalasnya seadanya. Jiyoung bisa
melihat Naeun tersenyum licik ke arahnya. “Ayo kita ke kantin, aku sudah lapar.”
Kata Naeun seraya bergelayut manja di lengan Kai.
“Kai...”
panggil Jiyoung lirih, airmatanya siap tumpah kapan saja.
“Kang Jiyoung!”
kata Naeun seakan baru sadar ada Jiyoung disana, “Kau ingin makan bersama? Tapi
kelihatannya Kai tidak ingin diganggu.” Jelas Naeun bangga, Kai melangkah tanpa
benar-benar memahami keadaan itu sekarang. Naeun segera mengikuti Kai yang
berjalan cepat ke kantin.
“Jing...”
kata Krystal dan Sulli khawatir, Sehun segera memeluk Jiyoung, meminjamkan
dadanya untuk Jiyoung menangis disana.
Jiyoung melihat
Naeun dengan bangga menjadi sorotan seluruh penghuni sekolah karena makan siang
bersama Kai. Jiyoung tidak memakan makan siangnya, membuat semua temannya
khawatir.
“Ayo Jing
makanlah!” pinta Yun namun Jiyoung hanya menggeleng dengan mata berkaca-kaca.
“Jangan
lihat mereka...” kata Sulli pelan, Jiyoung mengangguk.
“Kau sangat
kuat Jing. Ayolah, kembali pada Jiyoung yang dulu. Pergi dan marahi Son Naeun
itu sekarang juga.” Ilhoon berkata dengan penuh semangat berharap Jiyoung bisa
kembali, tapi Jiyoung hanya menggeleng dan membuat airmatanya jatuh.
Sehun
bangkit dari duduknya dan menghampiri meja Kai. Naeun langsung diam ketika
melihat Sehun berdiri di depan mereka, sedang Kai mendongak setelah Sehun ada
di depannya.
“Jangan
seperti anak kecil, kita perlu bicara.” Kata Sehun, Kai tidak benar-benar
melihatnya. Kai berdiri, mengacak rambutnya yang sebelumnya sudah berantakan,
menatap Sehun dingin.
“Berhentilah
bersikap seperti ini!” kata Sehun, Kai memukul meja dengan keras membuat gelas
tinggi minuman terguling dan menjadi perhatian seluruh kantin.
“Sampai
kapan kau seperti ini?” Sehun menendang kaki meja membuat semua yang diatasnya
berantakan, Naeun menatap mereka takut. Sehun dan Kai masih saling tatap, Kai
membuat gerakan kecil ketika dengan segera Jiyoung menghampiri mereka.
“Kenapa
kalian seperti ini..” Kai dengan jelas melihat mata Jiyoung sembab dan merah. “Kai...”
panggilnya dan Kai segera mengalihkan pandangannya. Jiyoung manatap Kai penuh
harap, dan Jiyoung baru sadar Kai memakai seragam dengan nama Park Chanyeol
didadanya.
“Kai
sebaiknya kita pergi.” Naeun menarik tangan Kai dan mengajaknya pergi dari
sana. Kai tidak menolaknya dan segera berjalan meninggalkan Sehun dan Jiyoung
yang masih menatapnya.
“Aku akan
mencoba bicara padanya.” Yun melesat mengejar Kai dan Naeun. Jiyoung membuang
napas berat, Sulli dan Krystal mengajaknya untuk pergi darisana.
“Apa yang
kalian lihat?!?!” Teriak Ilhoon pada semua siswa di kantin.
***
“Aku pikir kau menyukai Chanyeol oppa.”
Sulli berkata ceria padanya ketika mereka melihat pertandingan basket terakhir
kali.
“Bukankah kau menyukai Kai? Yah, mengingat
bagaimana sikapmu padaku ketika kau salah paham tentang hubunganku dan Kai.”
Krystal menyenggol pundak Jiyoung ketika mereka sedang istirahat sewaktu
latihan teater.
“Kau menyukai Sehun kan? Karena itu kau sangat jahat pada
Jieun noona, satu-satunya orang yang dekat dengan Sehun selain sahabatnya.” Goda
Ilhoon ketika jam kosong di sekolah.
Jiyoung mengingat
semua pendapat sahabatnya. Mungkin benar jika Jiyoung memiliki perasaan pada
ketiganya. Tapi Jiyoung tidak benar-benar yakin siapa yang paling dia sukai. Chanyeol
sudah jelas mneyatakan bahwa dia menyerah tapi akan selalu menunggunya. Sehun yang
sudah menyatakan perasaannya. Dan Kai yang saat ini membuatnya sangat bingung.
“Kau tidak
segelisah ini ketika melihatku dengan Jieun noona.” Kalimat Sehun membuyarkan
lamunan Jiyoung.
Author's Note: Yehet! Ini Chapter 4 udah mulai kelihatankah bagaimana ruwetnya dan abu-abunya perasaan mereka? kkk
Maaf buat fans Naeun karena disini karakternya nyebelin maksimal, maaf bener ya. Tunggu chapter selanjutnya ya, terimakasih masih setia dan mau meluangkna waktu buat baca fic ini. Jangan lupa comment ya!
Poor Kai. Gue akan selalu jadi team Kai untuk mendapatkan hati Jiyoung. Ugh, itu Jieun ngapain udah nyerah ke Sehun tapi masih main cium aja bikin anak orang salah paham. Galau deh tuh si Jing, 3 cowok bro. Ya udahlah sama Kai aja, kasian parah sama dia disini. Sakit banget pasti pas liat Sehun Jing ciuman di kamar. Mudah2an dia dapet happy ending. Chapter ini full konflik yah. Apalagi konflik batinnya Jiyoung eeeaaaaa. Naeun brrrhhh, kenapa dia selalu antagonis. Makin sebel aja. Ditunggu nextnya, semoga Jiyoung gak galau lagi hahaha. Dan jangan sampe si Kai masuk jeratan Naeun!!!
BalasHapusSepertinya udah mulai terkuak pada siapa cinta Jjing akan berlabuh #sok tau.
BalasHapusSebenernya aku selalu dukung kalo Jjing bakas sama Hun, tp kalo ga Hun sama Sulli jg gpp, kan jarang" tuh mereka di pairingin :-D
Dan itu si Naeun liciknya kebangetan dibalik muka manisnya itu, berharap si naeun di kerjain abis"an sama Jjing cs.
Ya ampuuuuuun chap ini menguras emosi banget,,,
BalasHapussuka si ama adegan2 jinghun,mengobati kangen..
galau banget pasti jd jiyoung,yg naksir 3 cowok ganteng sekaligus,
kaaaaai kasiannya diirimu,yg sabar yah,,,,,janga sampe terhasut amasi pesek naeun,,,,
Next chap saeng,di tunggu sangat,,,
Aaaaaa bete bgt,kenapa slalu ngerasa sedikit gini chapternya. Huaaaaaaaa pusing,aku jd ikutan ngerasain kek jiyoung,dan yaampun,kai ga seharusnya kaya gini...naeun tuh yaaaaah demi apapun nyebelin!!kesel bgt suer...sehun sm sulli gpp deh tp gmn chanyeol?Apa dia bakal ama jieun?aaaaaaa complicated.jiyoung sama kai atau jiyoung sama sehun aku pasrh deh.tp lbh baik ama kai dehh hihihihi lbh cepet yaaah next chapnya dan lebih panjang
BalasHapusNaeun yang pertama kali bikin jiyoung jd gitu, udah kai sm naeun dulu abis itu campakin naeun. Wkwkwk. Oke itu jahat. Aduh makin ruwet, ah kai pasti sebenernya suka ituuu. Jiyoung beruntung bgt disukain sm tiga cowok ganteng gitu /g. Update soon! Cepetan thooooor<3
BalasHapusDuuuhhh, makin ribet aja nii konflik three idiot.
BalasHapusGinii niih kl cinta segitiga sesama sahabat.
Pasti nguras tenaga sama perasaan banget.
Cuma berharap ketiganya bahagia semua di ending.
Kecualii sii Son Naeun, jgn sampai dy bahagia. Hahahaaaa,,, evil bgt nii permintaannya.
Keren thoor alur ceritanyaa, sampe sampe g trima kok pas baca tiba tiba udh habis aja nii.
Updatee soon yaaa thoor!!!
Semangaaaaatttt!!!! ^^9
aku lupa komen nih ya.. hehe, maaf author. jadi ini sebenernya si jiyoung sama siapa ya? sama sehun aja deh.. #lhoh?? tapi kai jangan sama naeun. hahahaha. update soon author. pairingnya sama siapa aja aku terima kok. haha, statement di atas hanya keinginan belaka. hehe. semangatt! ^^
BalasHapusrasanya semuanya rumit disini... disini makin bikin aku benci naeun -.-
BalasHapushuwaaaaa kasihan Sehunnyaaa... ntar Seun dibikin suka sama Eunji aja..
terus Chanyeolnya sama Sulli.. dan Jing sama Kai.. pasti seru... haha