Langsung ke konten utama

[FANFIC] Destiny - Chapter 1



Destiny
Cast: Kang Jiyoung, Kim Jongin, Jung Krystal, Oh Sehun, EXO member, Choi Sulli, Bae Suzy, Jung Eunji.
Pairing: Kai/Jiyoung, Kai/Krystal, Sehun/Jiyoung, Chanyeol/Jiyoung
Genre: romance, hurt, sad
Lenght: series
Author: YRP



            Dua orang lelaki itu saling pandang untuk beberapa saat, mencoba memberi kepercayaan satu sama lain. Kembali membaca membaca surat yang ada di tangan mereka, terlihat keduanya seakan meyakinkan diri sendiri. Sore yang dingin itu, di sebuah cafe Tuan Kim dan Tuan Kang bertemu untuk sesuatu di masa depan.
                “Aku sudah berpikir ini matang-matang, kau bisa mempercayaiku.” Kata Tuan Kim memecah keheningan di antara keduanya dan terlihat senyum diwajah Tuan Kang.
                “Aku pastikan kau juga bisa mempercayaiku.” Tuan Kang terlihat menandatangi kertas itu, Tuan Kim mengikutinya. Keduanya tertawa kecil.
                “Aku punya sesuatu untuk mengikat mereka, simpan ini dan berikan pada putrimu ketika dia lahir.” Tuan Kim memberikan sebuah cincin berukuran besar. Tuan Kang menerimanya dan menyimpannya pada saku mantel. “Ini akan kuberikan pada putraku.” Sambung tuan Kim.
                “Aku rasa ini hanya sebagai simbol, kau tau ada asas sus servanda yang mengikat kita. Perjanjian mengikat orang yang terlibat di dalamnya.” Kata Tuan Kang.
                “Baiklah, kita sudah menandatanganinya. Perjanjian berlaku ketika putrimu lahir.”
                “Aku tau, sebaiknya kita segera pulang dan selamat atas kelahiran putramu.” Tuan kang terlihat bergegas.
                “Terimakasih, sampaikan salamku untuk istrimu agar melahirkan putri yang cantik untuk putraku.” Keduanya tertawa mendengar itu. Dua pria itu segera pergi dari cafe, membiarkan hujan sedikit membasahi mereka ketika mereka berlari menuju mobil mereka masing-masing.
***
18 years later...
“Oppa, aku akan segera pindah ke sekolahmu.” Jiyoung bicara dengan begitu ceria pada Chanyeol yang terlihat sangat kaget mendengarnya.
“Benarkah? Memang ada apa dengan sekolah lamamu?” Chanyeol bertanya, Jiyoung sedikit mengerutkan keningnya mendengar reaksi Chanyeol.
“Entahlah, appa yang menyuruhku untuk pindah kesana. Harusnya kau senang kan aku satu sekolah denganmu?” Jiyoung memasang wajah kesalnya membuat Chanyeol tersenyum dan mencubit pipinya.
“Tentu saja, kau sudah memberitahu Sulli?”
“Stt, jangan katakan ini pada Sulli. Aku hanya ingin memberinya sedikit kejutan.” Kata Jiyoung manja dalam rangkulan Chanyeol.

Jiyoung melihat pantulan dirinya dicermin. Berkali-kali dia berputar untuk melihat penampilannya. Hari ini dia akan bersekolah di tempat yang sama dengan kekasihnya, Park Chanyeol dan juga sahabatnya Sulli. Jiyoung tidak akan bergegas keluar kamar jika ibunya tidak memanggilnya mengingatkan agar dia tidak terlambat di sekolah barunya.
Pagi itu Jiyoung diantar oleh sopirnya, Jiyoung sudah tahun kedua di SMA dan sekolah barunya ini sedikit membuatnya nerveous. Jika saja dia tidak merencanakan kejutan konyol untuk Sulli mungikin gadis itu bisa menenangkannya sekarang.
Setelah sampai Jiyoung segera melangkah masuk sekolah barunya, beberapa mata melihatnya. Jiyoung hanya tersenyum canggung seraya menunduk. Jiyoung tidak tahu dimana letak kelasnya, Chanyeol sudah berjanji akan menemaninya hari ini, tapi mana? Park Chanyeol tidak muncul juga, bahkan ponselnya tidak bisa dihubungi.
“Jiyoung-ah!” dengan jelas Jiyoung bisa mendengar Chanyeol memanggilnya. Jiyoung segera menghampirinya yang terlihat berkumpul bersama teman-temannya.
“Jadi ini hyung?”
“Kau tidak pernah mengenalkannya pada kami.”
“Jiyoung-ah kesini!” Chanyeol menarik tangan Jiyoung agar lebih dekat dengannya, tidak menghiraukan perkataan temannya.
“Hai Kang Jiyoung, selamat datang di sekolah kami!” Baekhyun berkata dengan ceria padanya. Diantara yang lain, Jiyoung memang hanya mengenal Baekhyun yang dia tahu adalah teman terdekat Chanyeol. Jiyoung juga beberapa kali bertemu dengannya.
“Gak usah sok kenal hyung!” sahut seseorang yang berkulit paling gelap diantara mereka semua. Jiyoung membelalakkan matanya melihat bocah itu, iya dia!
“Kim Jongin!” Jiyoung berteriak, Jongin melihat ke arahnya dan tersenyum sekilas.
“Hai!” balasnya singkat.
“Aku tidak tau kau kenal Kai.” Chanyeol menatap curiga keduanya.
“Tidak...”
“Lupakan, tidak penting.” Chanyeol memotong kalimat Jiyoung. “Ini teman-temanku, dia Baekhyun-kau sudah kenal- yang pendek itu Kyungsoo, terus dia Jongdae, dan yang tinggi putih itu Sehun, dan ini yang kau sapa tadi, Kai.” semua teman Chanyeol tersenyum ramah padanya. Jiyoung merasa semua begitu menghormati Jiyoung sebagai pacar dari teman mereka.
“Salam kenal.” Jiyoung menunduk pada mereka semua, “Ayo antar aku ke kelas.” Bisik Jiyoung pada Chanyeol.
“Baiklah, eh, kelasmu A kan? Nanti kau satu kelas sama Kai dan Sehun. Eh kalian berdua, baik-baik sama Jiyoung ya!” Sehun menahan dirinya untuk tidak muntah saat itu juga. “Baiklah, aku antar Jiyoung dulu.”
Dalam perjalanan menuju kelas Jiyoung, Chanyeol menjaga Jiyoung dalam rangkulannya. Beberapa pasang mata melihat mereka dengan pandangan tak percaya dan membuat Jiyoung sedikit risih.
“Sulli-ah!” Chanyeol berteriak ketika melihat Sulli tak jauh dari mereka. Sulli melihat kearah mereka tak percaya.
“Jing! Ngapain kau kesini sama orang ini?” tanya Sulli.
“Aku memakai seragam yang sama denganmu, aku sudah menjadi siswi di sekolah ini sekarang.” Jioyung memeluknya membuat Sulli makin bingung.
“Jadi..”
“Iya, akhirnya kita satu sekolah lagi.” Kata Jiyoung dengan wajah yang begitu ceria.
“Sulli, kau kelas apa? Kelas A juga? Berarti Jiyoung satu kelas denganmu.” Tanya Chanyeol.
“Bukan, aku kelas B. Tapi tidak apa-apa, kelas kita sebelahan. Nanti aku akan mengajakmu keliling. Aigoo, aku tidak bisa percaya ini.” kata Sulli kemudian menarik Jiyoung masuk dalam kelasnya.
“Oppa, terimakasih, ketemu isitirahat nanti ya!” Jiyoung melambai pada Chanyeol yang tersenyum padanya.
“Segitu senengnya ya satu sekolah sama pacar?” tanya Sulli. Memang, dalam hubungan Jiyoung dan Chanyeol, Sulli adalah satu-satunya orang yang menantang hubungan itu. Meskipun tidak menyebutkan alasannya, tapi Jiyoung bisa menerima pendapat Sulli. Sulli hanya bilang Jiyoung akan tahu sendiri nanti.
“Sudahlah.” Jiyoung memohon, “Eh, dimana sebaiknya aku duduk?” Jiyoung terlihat bingung memilih tempat. Tepat ketika itu Sehun dan Jongin masuk, keduanya langsung menempati bangkunya yang ada di belakang.
“Disini saja, sebelah Bae Suzy. Dia anak yang baik, lihatlah itu anaknya.” Sulli menunjuk Suzy yang berjalan ke arah mereka.
“Kau anak baru itu ya? Hai, aku Bae Suzy.” Gadis itu tersenyum dan menjabat tangan Jiyoung.
“Baiklah, Suzy titip Jiyoung ya. Bye Jiyoung, aku kembali ke kelas!” Sulli melambai padanya.
***
Sulli dan Suzy memerhatikan Jiyoung yang terlihat gelisah dan tidak memedulikan makanannya. Sulli bisa menebak pasti Jiyoung sedang mencari pacarnya itu.
“Kalau istirahat pacarmu itu jarang ke kantin.” Kata Sulli langsung membuat Jiyoung terkesiap dan meringis.
“Dimana biasanya?” tanya Jiyoung.
“Siapa yang kalian bicarakan?” tanya Suzy tidak mengerti.
“Park Chanyeol sunbaenim, orang tinggi itu.” Suzy mengangguk tanda mengerti, Jiyoung hanya tersenyum.
“Sebenarnya aku tidak lapar. Habiskan makanan kalian selagi aku mencari Chanyeol oppa.” Jiyoung bangkit dari tempat duduknya.
“Kau tau dimana dia?” teriak Sulli ketika Jioyung belum jauh.
“Itu ada Baekhyun oppa, aku akan tanya padanya.” Jiyoung melambai, Sulli hanya membuang nafas berat. Suzy melihat Sulli seakan mengerti apa yang ada dipikiran Sulli.
“Kau tidak pernah memberitahunya bagaimana pacarnya itu?” tanya Suzy hati-hati.
“Dia tidak akan percaya. Biar dia tahu sendiri saja.” Jawab Sulli lirih.

Jiyoung berjalan mendekati Baekhyun yang terlihat bergurau dengan beberapa anak yang tidak dia kenal. Jiyoung memanggilnya dan membuat Baekhyun sangat kaget.
“Oh kau? Ada apa?” tanya Baekhyun ramah seperti biasanya.
“Dimana Chanyeol oppa? Kau tidak bersamanya?”
“Eh, Chanyeol? Hmm, dimana dia? Sebentar biar aku menelponnya.” Baekhyun buru-buru mengambil ponsel disakunya dan menelpon Chanyeol. Jiyoung bisa menangkap ada sesuatu yang aneh disana, tapi Jiyoung mencoba berpikir positif.
“Kau dimana? Ah, ya. Aku akan kesana bersama Jiyoung lima menit lagi.” Baekhyun menutup teleponnya dan tersenyum paksa pada Jiyoung. Jiyoung hanya mengerutkan kening tanda tak mengerti.
“Kenapa? Dimana oppa?” tanya Jiyoung lagi, Baekhyun menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
“Ayo ikut aku.” Baekhyun berjalan, Jiyoung merasa seakan Baekhyun salah tingkah dan sedikit merasa bersalah. Tapi Jiyoung tidak memikirkan itu.
Baekhyun membawanya jauh masuk dalam gedung-gedung sekolah mereka yang luas. Mereka masuk area gedung-gedung lama di bagian belakang, tapi meskipun seperti itu disana tetap ramai. Jiyoung bisa melihat banyak anak berkumpul hanya untuk saling menertawakan atau cerita hal seru.
“Disana tempat kami.” Baekhyun menunjuk salah satu ruangan di sudut, Baekhyun mengajaknya masuk. Jiyoung agak ragu, tapi kemudian dia lega mendengar Chanyeol memanggil namanya.
“Jiyoung-ah, disini!” Chanyeol terlihat memainkan gitarnya di salah satu sofa. Jiyoung menurut dan duduk di sebelahnya, sekarang Jiyoung sadar bahwa orang-orang disana adalah teman Chanyeol yang dikenalkan padanya tadi pagi. Tapi ada beberapa anak yang Jiyoung belum tahu. Seperti gadis itu, gadis yang duduk di sebelah Jongin. Kepalanya bersandar di pundak Jongin dengan manisnya, sedangkan Jongin bermain kartu dengan Sehun dan Kyungsoo.
“Oh jadi ini Kang Jiyoung. Hai, aku Kim Junmyeon tapi kau bisa memanggilku Suho.” Seseorang menjabat tangan Jiyoung dan tersenyum ramah. Selalu seperti itu, Jiyoung merasa semua teman Chanyeol begitu menghormatinya. Jiyoung tersenyum membalasnya.
“Itu Suho hyung. Dan yang lain, kelamaan kau akan mengenal mereka, mereka juga ada yang sudah kuliah. Kau tau kan sekolah kita ini terusan Universitas. Dan gadis itu Krystal, kau harus mengenalnya.” Chanyeol memberi penjelasan pada Jiyoung. “Ya! Jung, kenalkan ini Jiyoung!”
Bukan hanya gadis itu yang menoleh, tapi juga tiga orang yang asyik sedang bermain kartu. Jiyoung tersenyum pada gadis itu, siapa sangka gadis berwajah sombong itu memberikan senyuman tulusnya untuk Jiyoung.
“Hai Jiyoung, Jung Krystal imnida.” Katanya dengan senyum, Jiyoung tidak pernah berpikir gadis itu bisa mempunyai senyum tulus. Jongin melirik Kystal yang masih bersandar dibahunya dengan tersenyum bangga.
“Dia putri dari teman appaku.” Kata Jongin kemudian melihat Jiyoung sekilas. Krystal membuat mulutnya membentuk huruf o.
“Dia pacar Kai, akan lebih baik jika kau akrab dengannya.” Kata Chanyeol membuat Jiyoung hanya tersenyum dan memilih untuk tetap di samping kekasihnya itu.
***
Sudah satu bulan Jiyoung menempati sekolah barunya, Jiyoung masih merasa semua baik-baik saja dan menyenangkan. Jiyoung banyak menghabiskan waktu bersama Chanyeol di tempatnya dan teman-temannya. Tapi Jiyoung merasa ada yang aneh, Jiyoung menangkap ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari Jiyoung.
“Kang Jiyoung disini!”
“Jiyoung-ah, kau ingin makan atau minum sesuatu?”
“Sudah berhenti mengganggu Jiyoung!”
Jiyoung suka dengan semua keramahan mereka, tapi entah mengapa Jiyoung selalu merasa kebaikan mereka berlebihan dan satu lagi, mereka begitu menghormati Jiyoung.
“Jiyoung-ah, kau tidak ingin pergi menemui Chanyeol?” Kyungsoo bertanya ketika Jiyoung sedang sibuk mengerjakan tugasnya bersama Sulli dan Suzy.
“Oppa, bisa kau sampaikan pada Chanyeol oppa aku tidak bisa kesana sekarang? Aku ada tugas.” Kata Jiyoung cepat.
“Akan aku sampaikan.” Sulli melihat ekspresi wajah Kyungsoo yang berubah ketika Kyungsoo meninggalkan mereka.
“Aku heran bagaimana bisa kau bertahan lama dengan Chanyeol itu!” kata Sulli, Suzy menatap Jiyoung takut.
“Sulli-ah, aku tau kau begitu perhatian padaku, dan aku masih ingat semua yang kau katakan dulu. Percayalah Chanyeol oppa tidak seburuk yang kau bayangkan.” Jelas Jiyoung, Sulli hanya mengangguk lemah. Ketiganya kembali ke tugas mereka ketika Krystal masuk ke kelas mereka. Jiyoung mengangkat kepalanya untuk melihat kemana Krystal, dan sudah dipastikan dia menemui pacarnya yang sedang sibuk itu.
“Sudah biasa, mereka pasangan paling romantis versi mereka sendiri.” Sahut Suzy membuat Sulli terbahak.
“Kenapa?” tanya Jiyoung tak mengerti.
“Semua orang disekolah ini tahu, geng pacarmu itu adalah golongan cowok-cowok tampan dan kaya. Dan asal kau tau, hampir semua siswa disini menyukai Krystal. Mereka pasangan paling tidak adil di dunia ini.” jelas Sulli panjang lebar.
“Tapi mereka baik, kau saja tidak mengenal mereka Sulli-ah.” Rengek Jiyoung.
“Ya beberapa dari dua belas cowok itu memang baik, tapi meskipun banyak yang brengsek.” Kata Suzy, Sulli kembali terkikik dan keduanya melakukan high five. Jiyoung hanya menggeleng melihat kelakuan dua sahabatnya itu.
***
Chanyeol sudah menunggu di depan kelas Jiyoung, karena mereka akan keluar bersama hari ini. Rencananya Chanyeol akan menemani Jiyoung belanja untuk kebutuhannya. Jiyoung memasukkan semua bukunya dengan cepat, Suzy melihatnya aneh.
“Kenapa buru-buru?”
“Chanyeol oppa udah nunggu. Sampaikan salamku pada Sulli ya!” Jiyoung melesat dengan cepat kelaur kelas dan menyambut pacarnya yang terlihat tampan dengan topinya.
“Oppa!” panggil Jiyoung membuat Chanyeol segera melingkarkan lengannya di pundak Jiyoung. Seperti biasa, begitu banyak mata yang melihat mereka. Sepopuler apa kekasihnya itu hingga Jiyoung masih saja mendapat tatapan padahal sudah satu bulan dia sekolah disini.
Chanyeol mengantar Jiyoung untuk membeli segala kebutuhannya. Dengan sabar mengikuti langkah gadis itu kesana kemari mencari apa yang dia perlukan. Chanyeol sesekali mengacak rambut Jiyoung, entah mengapa melihat gadis itu bisa membuatnya senang. Setelah selesai, mereka segera keluar dar super market.
“Sudah? Tidak ada yang kau perlukan lagi?” tanya Chanyeol seraya membawa semua belanjaan Jiyoung.
“Aku rasa cukup, kau tak ingin makan? Ini sudah sore.” Tawar Jiyoung, tapi Chanyeol segera mengerutkan keningnya.
“Maaf Chagi, tapi oppa harus segera pulang sekarang. Kita makan lain kali saja ya. Biar aku mengantarmu pulang sekarang juga.” Chanyeol menggiring Jiyoung agar segera masuk dalam mobil. Jiyoung sedikit kecewa dengan penolakan Chanyeol, tapi memang sejak di sekolah yang sama dia banyak menghabiskan waktu di sekolah. Jadi itu sedikit membuat Jiyoung mengerti.
Chanyeol menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Jiyoung. Memandang wajah gadis yang terlihat sedikit kesal itu.
“Aku hutang makan siang padamu.” kata Chanyeol seraya menatap Jiyoung lekat.
“Bagus kau sadar.” Jiyoung memperlihatkan giginya yang putih. “Hati-hati di perjalanan pulang. Segera hubungi aku jika sudah sampai rumah.” Jiyoung mengambil semua belanjaannya di belakang. Jiyoung hendak membuka pintu mobil ketika Chanyeol dengan cepat menahannya, menatap Jiyoung lekat kemudian tersenyum dan mempertemukan bibir mereka.
“Kau boleh keluar!” Chanyeol menjauhkan wajahnya dan melihat wajah merah Jiyoung. Jiyoung melambai dan segera keluar. Menunggu mobil Chanyeol hilang di kelokan dan dia segera masuk.
***
“Bukankah ini sudah waktunya kita memberitahu mereka?” tanya tuan Kim pada sahabatnya yang menyeruput kopi panas.
“Yah, aku rasa mereka sudah harus tahu. Meskipun aku berpikir mereka masih anak-anak.” Jawabnya.
“Mereka sudah 18 tahun, sesuai perjanjian. Kita hanya akan memberitahu mereka, pernikahan bisa dilakukan kapan saja selagi kita masih ada.” Tuan Kim tersenyum sendiri membayangkan putranya bersanding dengan putri sahabatnya.
“Aku ingin segera memberitahunya, karena aku merasa kesehatanku tidak begitu baik akhir-akhir ini....”
***
“Suzy, Jiyoung! Kalian mau mengantarku mengembalikan buku inikan? Aku terlambat mengembalikannya, kalian harus menemaniku menemui iblis itu.” Sulli sudah berada di kelas mereka dengan membawa dua buku paket tebal milik perpustakaan.
“Aku harus mengumpulkan tugas ini.” jawab Suzy dan Jiyoung bersamaan.
“Jiyoung, kau sahabatku yang paling baik. Kau mengumpulkan sendiri tidak masalah kan? Biar Suzy menemaniku.” Sulli memohon dan Jiyoung hanya mengangguk menjawabnya. Sulli langusng menarik tangan Suzy untuk berlari bersamanya. Jiyoung mengambil buku Suzy dan segera berjalan ke ruang guru.
“Kang Jiyoung, kau tidak menemui Chanyeol?” Baekhyun menyapanya, ada Kyungsoo dan Jongdae di belakang mereka.
“Aku harus ke ruang guru, sepertinya aku tidak kesana hari ini.” jawab Jiyoung tak kalah ramah. Ketiga teman Chanyeol itu tersenyum penuh arti.
“Kang Jiyoung, boleh aku titip ini? Kau ke ruang guru kan?” Sehun menyerahkan buku tugasnya dan Kai. Jiyoung tersenyum dan segera mengambilnya. “Terimakasih.” Kata Sehun kemudian berlari mengikuti Baekhyun, Kyungsso dan Jongdae.
Setelah selesai mengumpulkan tugas, Jiyoung sengaja menunggu Sulli dan Suzy di kantin. Jiyoung hanya memesan minuman sembari menunggu dua sahabatnya itu, memerhatikan setiap orang yang ada disana. Sampai matanya menatap sosok Jongin yang terlihat begitu malas, tapi mata Jongin dengan cepat berubah penuh semangat ketika Krystal menghampirinya. Jiyoung tersenyum, meskipun tidak bisa dibilang dekat dengan Jongin, tapi Jiyoung tau Jongin sejak dia kecil. Hanya saja Jiyoung dan Jongin tidak banyak bicara satu sama lain.
“Tapi aku merasa kasihan pada anak baru itu, sejak kapan dia pacaran dengan Chanyeol?” Jiyoung mendengar seseorang bicara. Jiyoung segera menajamkan telinganya karena itu sesuatu yang berhubungan dengannya.
“Aku juga begitu, dia begitu cantik dan baik. Sayang sekali dia tidak tahu apa-apa tentang..”
“Stt, dia ada disini.” Jiyoung pura-pura sibuk dengan minumannya, tiga orang gadis yang Jiyoung yakin sunbaenya itu terlihat takut. Tapi Jiyoung pura-pura tidak mendengar apapun. Karena merasa Sulli dan Suzy tak segera datang, Jiyoung sudah mulai tidak suka dengan suasana disana. Jiyoung memilih pergi untuk menemui Chanyeol.
“Jiyoung! Kau disini!” Sehun terlihat kaget dengan kedatangan Jiyoung, semuanya ikut memerhatikan Jiyoung yang sedang tersenyum pada mereka semua.
“Aku mencari Chanyeol oppa, dia disini?” Jiyoung menengok ke dalam.
“Dia tidak disini sejak tadi, aku juga tidak melihatnya.” Sahut Jongdae, “Kalian tau dimana dia?” semuanya menggeleng. Jiyoung menelan ludah kecewa.
“Oh, baiklah. Sebaiknya aku kembali ke kelas saja.” Jiyoung menunduk pada mereka semua. Jiyoung jadi curiga, kenapa mereka semua terlihat begitu merasa bersalah pada Jiyoung. padahal Jiyoung tidak mempermasalahkan Chanyeol yang sedang tidak dengan mereka.
***
“Sampai kapan kau akan terus seperti ini hyung?” tanya Sehun tegas ketika Chanyeol muncul dari kamar yang ada di ruangan itu dengan rambut yang berantakan.
“Apa maksudmu?” kening Chanyeol berkerut, Sehun membuang muka.
“Kau harus menghentikan semua ini. Kami tidak bisa seterusnya membantumu, sekarang Jiyoung sudah ada di sekolah ini dan itu semakin sulit.” Luhan memberi pendapatnya, Chanyeol membuang nafas berat.
“Aku tau, tapi aku benar-benar tidak bisa melepas Jiyoung.”
“Kalau begitu tinggalkan Eunji!” kali ini Kai yang bicara dengan keras.
“Aku juga tidak bisa melepasnya. Dia bisa mengerti aku dengan baik.”
“Apa Jiyoung tidak mengerti dirimu dengan baik? Dia bahkan lebih mengerti dirimu daripada kau mengerti dirimu sendiri hyung!” tidak ada yang menyangka Kai bisa semarah itu, Kyungsoo menyuruh Kai agar tidak dekat-dekat dengan Chanyeol. Suho mencoba melerai mereka agar tidak sampai terjadi perkelahian.
“Sudah, sebaiknya kau pikirkan ini. Ingat, kami tidak bisa terus membantumu. Aku tidak tega pada Jiyoung.” Suho mendorong Chanyeol agar mau duduk di sofa.
Chanyeol mencoba mengingat bagaimana semua ini bisa terjadi dan sangat rumit. Dia lebih dulu mengenal Eunji, gadis yang begitu berbeda dengan Jiyoung. Eunji tidak sefeminin dan kelakuannya tidak semanis Jiyoung, tapi justru itu yang membuat Chanyeol menyukainya. Sedangkan Jiyoung, dia mengenal Jiyoung ketika Jiyoung rajin menjemput Sulli pulang sekolah dulu. Chanyeol benar-benar menunggu kesempatan agar bisa berkenalan dengan Jiyoung, dan siapa sangka dia bisa menjadi pacarnya.
Jiyoung benar-benar membuat hari Chanyeol berwarna, gadis itu selalu punya cara untuk membuatnya tertawa. Dari keceriaannya, kelembutannya, semuanya Chanyeol suka. Tapi sampai pada situasi serumit ini, Chanyeol tidak pernah membayangkannya.
***
“Bagaimana dengan sekolah baru? Kau sudah bertemu Jongin, sayang?”appanya bertanya ketika keluarga Jiyoung makan malam. Jiyoung segera menelan makanannya dan menjawab.
“Baik, sekolah yang bagus. Aku juga senang karena bisa satu sekolah dengan Sulli lagi. Ehm, Jongin, yah kami satu kelas.” Jelas Jiyoung, kedua orangtuanya tersenyum.
“Apa kalian dekat?” pertanyaan Ibunya membuat Jiyoung mengerutkan kening dan berhasil ditertawakan oleh kedua kakaknya.
“Tidak, aku hanya beberapa kali mengobrol dengannya. Dari awal kami memang tidak begitu akrab.” Jawab Jiyoung seraya menggelengkan kepalanya.
Dan pada makan malam keluarga lain juga terjadi hal serupa.
“Jongin, aku dengar Jiyoung pindah ke sekolahmu?” tanya ayahnya, Jongin mengangguk sambil terus melahap makanannya.
“Baik-baik dengan Jiyoung. Bantu dia jika perlu bantuan.” Ibunya menambahi.
“Jongin tidak akan berani berdekatan dnegan Jiyoung, nanti Krystal bisa marah.” Goda kakak perempuannya membuat Jongin seketika memukul lengannya. “Ouch!”
“Noona!” kata Jongin penuh peringatan.
“Kau sudah punya pacar?” tanya Ayahnya khawatir. Jongin hanya meringis.
“Ya, Jongin baru saja—aduh!” lagi-lagi kakaknya mendapat pukulan dari Jongin.
“Noona, berhentilah mengurusi semua urusanku!” Jongin berkata kesal, kakaknya tertawa seraya menahan sakit akibat pukulan adiknya.
***
“Jongin, akhir pekan ini kita akan berkunjung ke keluarga Kang, dan kau harus ikut!” Ibunya berkata pada Jongin yang sedang asik menonton film dengan kakaknya.
“Omma, aku harus kerja kelompok. Sepertinya aku tidak bisa ikut...” rengek Jongin.
“Alasan, kau tidak mau membatalkan acara jalan-jalanmu dengan Krystal kan?” tuduh kakaknya. Jongin hanya menatapnya dingin.
“Omma tidak mau tau, kau harus ikut. Semuanya harus ikut!” Jongin membuang nafas berat membuat kedua kakak perempuannya terbahak.

“Jiyoung apa yang kau lakukan di dalam? Cepat turun paman Kim sudah datang.” Jiyoung segera bergegas turun mengikuti kakaknya. Dia bisa melihat Jongin ada disana, mencoba memberi senyum yang sangat terlihat terpaksa. Jiyoung baru sadar, sudah lama Jongin tidak berkunjung ke rumahnya.
Jiyoung memberi salam pada keluarga Kim, paman Kim merupakan sahabat ayahnya. Acara seperti ini sudah sering terjadi sejak dulu, hanya saja Jiyoung jarang ikut dengan  berbagai alasan, entah itu mengantar Sulli, kerja kelompok, banyak tugas dan lainnya.
Para ayah mengobrol di teras belakang rumah Jiyoung, para Ibu terlihat asik memasak dan membuat sesuatu di dapur. Kakak pertamanya dan kakak pertama Jongin dengan senang hati membantu ibu mereka. Sedang kakak kedua Jiyoung dan Jongin sudah berada di dalam kamar dengan semua kebisingan yang mereka buat, selamah itukah mereka tidak bertemu? Lalu Jiyoung? Jiyoung sedang menatap lurus pada benda persegi bernama TV, Jongin yang duduk tak jauh darinya melakukan hal yang sama. Tidak ada perbincangan diantara mereka, selalu seperti itu.
Mungkin dulu ketika mereka sama-sama masih sangat kecil, keduanya bisa asyik bermain. Tapi berbeda sejak mereka sudah beranjak besar, mereka tidak punya topik seru yang bisa dibicarakan bersama. Bahkan sekarang ketika mereka sudah menuntut ilmu di sekolah yang sama, dan bahkan kelas yang sama, keduanya memilih untuk diam.
Jiyoung yang merasa bosan beranjak dan naik tangga hendak menuju kamarnya, ketika kakak keduanya berteriak.
“Jiyoung, kok ninggalin tamu sih? Ajak Jongin ke atas juga!” gertaknya, kakaknya membawa dua gelas minuman dingin kemudian kembali ke kamarnya. Jiyoung menoleh untuk melihat Jongin yang ikut salah tingkah.
“Ikut saja, daripada aku kena marah lagi.” Jiyoung mulai menaiki tangga, dia tidak yakin Jongin akan mengikutinya. Tapi, Jongin berjalan di belakangnya.
Jiyoung membuka kamarnya, awalnya Jiyoung ragu untuk mengajak Jongin masuk kamar. Jiyoung membuka pintu balkon supaya Jongin bisa bersantai disana, tapi Jiyoung tidak bisa menemukan Jongin.
“Eh? Jongin-ah, kau dimana?” Jiyoung berteriak dan menemukan Jongin masih berdiri di depan pintu kamarnya. “Masuk saja!”
“Maaf.” Jongin melangkah masuk dan mulai memperhatikan isi kamar Jiyoung. “Sangat berbeda dari aku terakhir kali masuk kesini.”
“Kau berbicara seperti seakan kau pernah masuk kamarku.” Jiyoung tersenyum.
“Memang begitu kan?” Jongin tanya balik dan memilih membuka laptop Jiyoung dan menghidupkannya tanpa minta ijin pemiliknya.
“Hei hei...” Jiyoung hendak merebut laptop yang ada di meja belajarnya ketika layarnya menunjukkan fotonya bersama Chanyeol.
“Hmm...” Jongin tidak ambil pusing, dia segera membuka game.
“Aku yakin Krystal pasti juga menyimpan banyak foto kalian berdua.” Kata Jiyoung, entah mengapa dia cukup malu dengan foto tadi.
“Memang, dan aku benar-benar tidak mengerti kenapa semua gadis begitu.” Katanya tanpa melepas pandang dari gamenya.
Jongin terlihat asyik bermain, sedang Jiyoung sibuk dengan ponselnya. Sudah beberapa kali Jiyoung menghubungi Chanyeol tapi tidak ada jawaban. Kai melirik ke arah Jiyoung sesekali, wajah Jiyoung terlihat muram saat ini.
“Oppa!.... Ah? Begitu, baiklah... Hubungi aku jika waktumu sudah luang.” Jiyoung segera memutus teleponnya, Kai yang memerhatikan seakan mengerti apa yang terjadi.
“Kenapa Chanyeol hyung?” tanyanya, Jiyoung hanya membuang napas berat.
“Bukan apa-apa.”
“HEI ADIK!” tiba-tiba kakak kedua dari mereka sudah masuk kamar Jiyoung.
“Kami punya kabar untuk kalian, sepertinya kalian akan dijodohkan.” Kata kakak Jiyoung.
“Akan sangat menyenangkan punya adik seperti Jiyoung.” kakak Kai memeluk Jiyoung sekilas.
“Apa yang kau bicarakan.” Kai berkata malas, Kai heran kenapa kakaknya yang satu itu tidak berhenti berulah.
“Tapi masalahnya Jing sudah punya pacar.” Kakak Kai membulatkan matanya, “Itu, coba lihat fotonya.” Kedua kakak itu memerhatikan foto Jiyoung ketika bersama Chanyeol.
“Hmm, tampan. Tapi sebenarnya Jongin juga punya pacar. Intinya mereka berdua sudah punya pacar masing-masing, ya aku doakan kalian segera putus.” Kata kakak Kai santai.
“Noona!!!”
“Eonni!!!” Kai dan Jiyoung berteriak, membuat kakak mereka terkikik.
“Aku tau kau hanya bercanda, tapi jangan mendoakan yang tidak-tidak. Kau cemburu kan noona, gara-gara aku lebih sering mengantar Krystal daripada mengantarmu!” tuduh Kai dan kakaknya masih tertawa.
“Terserah kalian saja, aku juga tidak yakin dengan apa yang aku dengar tadi.” Kakak Jiyoung menarik tangan kakak Kai agar segera pergi dari sana. Jiyoung dan Kai saling tatap sesaat, kemudian tersenyum pahit.
“Kenapa anak kedua dari keluarga kita sama-sama bodohnya.” Kata Jiyoung seraya kembali fokus pada ponselnya.
***
“Oppa kau dimana?”
“Jiyoung, oppa masih di lab. Kau stirahat dengan Sulli dan Suzy saja ya!” Jiyoung membuang napas ketika sambungan teleponnya terputus.
“Jiyoung, kau ikut kami ke kantin atau tidak?” tanya Sulli.
“Aku akan menyusul kalian nanti.” Jawabnya, Sulli melambai dan segera menghilang bersama Suzy. Jiyoung merasa hubungannya dengan Chanyeol semakin jauh sekarang. padahal dia tau mereka satu sekolah sekarang.
Jiyoung memutuskan untuk berkeliling sekolah sendirian. Dia berbelok ke sebuah koridor sepi, untung saja Jiyoung membekap mulutnya sehingga suaranya tidak terdengar. Dia melihat Kai dan Krystal sedang berciuman. Jiyoung segera pergi dari sana sebelum pasangan itu menyadari keberadaannya dan membuat mereka terganggu.

“Kang Jiyoung, apa yang membuatmu berlari seperti itu?” tanya Baekhyun ketika mereka berpapasan.
“Eh, tidak. Hanya aku melihat sesuatu yang tidak biasa. hehe”
“Hantu?”
“Bukaaan...” seraya menggeleng.
“Lalu?”
“Sudahlah, aku terlalu malu untuk mengatakannya. Oppa, jadi kelas 3 sudah selesai dari lab?”
“Lab? Kami tidak ada jadwal lab hari ini.” jawab Baekhyun santai tanpa memikirkan apapun, seketika kening Jiyoung berkerut.
“Kau tidak bohong kan?”
“Untuk apa aku bohong, tidak ada untungnya juga kan... huup!” Baekhyun membekap mulutnya dengan cepat. Dia ingat ini pasti berhubungan dengan Chanyeol, bagaimana bisa dia lupa tentang sesuatu yang harus dia jaga.
“Baiklah...” Jiyoung menangkap ada yang salah dari wajah Baekhyun, Jiyoung segera ke tempat biasa Chanyeol bersama teman-temannya. Baekhyun mengikutinya dari belakang mencoba membujuknya agar tidak kesana, tapi entah iblis mana yang sudah merasuki Jiyoung sehingga dia tidak menggubrisnya.
Jiyoung langsung masuk dan membuat seisi ruangan kaget sekaligus panik. Jiyoung segera masuk ke sebuah kamar disana, dalam perjalanan menuju sana entah berapa suara yang melarangnya.
“Kang Jiyoung, kenapa kau disini tanpa memberitahu kami?”
“Jiyoung disana tidak ada apa-apa!”
“Jiyoung, sebaiknya kau tidak kesana!”
Braaaak!!!
Pintu menjeblak terbuka dan memperlihatkan dua orang sedang berciuman dengan panasnya. Jiyoung membekap mulutnya , tak percaya dengan apa yang dia lihat. Airmatanya langsung jatuh melihat kekasihnya sedang memeluk dan mencium gadis lain.
“Jiyoung!” Chanyeol segera melepas Eunji dan menghampiri Jiyoung. Semua yang ada disana hanya bisa diam, bahkan untuk bernafaspun mereka takut.
“Jadi seperti ini pelajaran labmu?” tanya Jiyoung disela tangisnya.
“Bukan seperti itu, aku bisa jelaskan....”
“Aku pergi.” Chanyeol dengan cepat menangkap tangan Jiyoung, Eunji hanya bisa diam seraya melihat Jiyoung yang menangis hebat.
“Tolong lepaskan.” Kata Jiyoung penuh penekanan.
“Dengarkan dulu....”
“Lepaskan dia hyung!” Kai muncul, menarik Jiyoung dari genggamannya. Kemudian dengan cepat Krystal menarik Jiyoung dan mengajaknya keluar dari sana. Jiyoung bisa melihat Chanyeol hendak mengikutinya ketika Krystal mengajaknya keluar dan menjauh dari sana.
Krystal mengajak Jiyoung ke tempat dimana dia berciuman dengan Kai tadi. Jiyoung hanya menangis dan terus menangis. Dia benar-benar tak percaya dengan apa yang dia alami saat ini.
“Apa kau sudah tau tentang ini sebelumnya?” tanya Jiyoung di sela tangisnya, Krystal hanya mengangguk seraya menepuk pundak Jiyoung pelan.
“Kenapa bisa seperti ini?” Jiyoung mengeluh, dia benar-benar merasa hatinya sedang hancur sekarang. dia tidak habis pikir Chanyeol akan melakukan itu padanya.
“Semuanya sudah terjadi sebelum kau pindah ke sekolah ini. Maaf aku tidak memberitahumu tentang semua ini, yang kau tau kau sangat menyukainya dan aku yakin kau tidak akan percaya dengan apa yang aku ceritakan.” Jelas Krystal.
“Sulli sudah mencoba memberitahuku sebelumnya, tapi aku tidak pernah mendengarnya.” Jiyoung kembali larut dalam tangisnya, Krystal hanya diam dan memeluk Jiyoung.
***
Selama di kelas Jiyoung hanya diam, berapa kalipun Suzy bertanya apa yang sedang terjadi, Jiyoung hanya menggeleng dan bilang dia akan menceritakannya nanti. Sedang Kai dan Sehun memerhatikan Jiyoung dari belakang. Bagaimanapun mereka merasa bersalah pada Jiyoung. gadis ceria dan baik itu, secara tidak langsung mereka juga menyakitinya karena membantu Chanyeol selama ini.
Ketika bel pulang sekolah berbunyi, Sulli dengan cepat masuk ke kelas Jiyoung dan segera memeluknya. Suzy makin dibuat bingung sebenarnya apa yang sedang terjadi.
“Aku sudah tau semuanya. Kau harus kuat, aku tidak ingin melihatmu menangis karena si bodoh itu!” kata Sulli dan lagi-lagi membuat airmata Jiyoung jatuh. Perlahan Suzy mengerti ini pasti ada hubungannya dengan Chanyeol. Perlahan Suzy juga ikut menyemangati Jiyoung.
“Jiyoung!” mereka bisa mendengar suara serak Chanyeol memanggil Jiyoung, tak lama kemudian mereka bisa melihat sosok itu masuk ke dlaam kelas dan menghampiri Jiyoung. semua mata tertuju pada mereka.
“Jiyoung, kau harus mendengar penjelasanku. Aku mohon dengarkan aku dulu.” Chanyeol berlutut seraya menggenggam tangan Jiyoung yang masih menangis. Sulli mendorong Chanyeol agar menjauh dari Jiyoung.
“Sudah jangan mengganggunya lagi! Belum puas kau membuatnya menangis?” kata Sulli kasar penuh kebencian.
“Maaf aku salah, tapi biarkan aku menjelaskan semuanya dulu.” Chanyeol masih bersikeras untuk mendapatkan Jiyoung yang sekarang dipeluk Suzy.
“Sudahlah sunbae, biarkan Jiyoung memiliki waktu sendiri.” Kata Suzy, Sulli segera menarik Jiyoung agar keluar dari kelas dan diikuti oleh Suzy. Jiyoung bahkan tidak mengeluarkan sepatah katapun, dia benar-benar kacau saat ini. Chanyeol menyerah, dia membiarkan Jiyoung pergi, untuk kali ini saja.
Sulli tidak berhenti mengucap sumpah serapah untuk Chanyeol, sedang Suzy lebih memperhatikan Jiyoung yang menangis dalam diam.
“Kang Jiyoung!” seseorang memanggilnya. Oh Sehun, dengan tas ransel yang hanya menggantung malas di satu lengannya seakan sudah menunggu kedatangan mereka.
“Apa lagi ini, kau tidak berniat membantu Park Chanyeol itu kan?” tanya Suzy ketus.
“Kenapa kau jadi menuduhku seperti itu, aku hanya menawarkan tumpangan pada Jiyoung. Kang Jiyoung, jika kau mau biar aku mengantarmu pulang. Aku tau tentang Chanyeol hyung, dan aku sangat menyesal dengan itu.” jelas Sehun, Sulli dan Suzy menatapnya tak percaya.
“Kau mau pulang dengan orang ini?” tanya Sulli pada Jiyoung.
“Terserah saja.” Jawab Jiyoung lemah, tidak benar-benar memikirkan apa yang sedang terjadi disana.
“Aku akan mengantarnya dengan selamat sampai rumahnya. Kalian berdua tidak perlu khawatir. Ayo Kang Jiyoung!” Sehun menarik pergelangan tangan Jiyoung. Sulli dan Suzy mengikuti mereka sampai tempat parkir dan berpisah disana. Sulli dan Suzy pulang naik bus siang itu, rumah mereka memang tidak searah dengan Jiyoung jadi mereka bersyukur Jiyoung ada mengantar siang itu.
“Pakai jaketku biar tidak kepanasan, sayang kan kulitnya nanti jadi item.” Kata Sehun seraya menyerahkan jaketnya pada Jiyoung. Jiyoung mulai berpikir, apa orang ini tidak memiliki otak? Bagaimana bisa Sehun mengeluarkan candaan murahannya disaat suasana hatinya seperti ini? Terlebih lagi Sehun tau semuanya. Dalam diam Jiyoung menerima dan segera memakainya. Sehun juga menyerahkan helm pada Jiyoung.
“Sudah siap? Pegangan yang erat ya!” kata Sehun dan segera melajukan motornya...

To be continued...

Ini fanfic memang sedih-sedihan. Dari awal chapter udah sad hurt juga. Semoga readers suka ya. Dan mohon di tunggu chapter selanjutnya. Sebelumnya ff ini bisa di post beberapa hari lalu, tapi masalahnya auhtor lagi sakit, jadi molor sampe searang baaru bisa post. Hope you like it guys!

Komentar

  1. ii destinnya keluar hehehe seneng tp ini udh ketebak dari awal jiyoung sama jongin,harusnya biar penasaran hehehe... tp daebak awalnya aja udh sama chanyeol sad hurt gitu,hihihi apink lg yg berulah makin sebel deh ahahaha btw next chap aku tunggu ~~

    BalasHapus
  2. annyeong^^

    ff destinynya sukaaaa. jadi ceritanya jiyoung dijodohin sama kai tapi jiyoung sama kai udah punya pasangan masing masing ya. dikira perannya krystal di part 1 bakal jutek ke jiyoung tapi eh ternyata enggak ya hehe. aduh chanyeol kenapa tega banget sih sama jiyoung sampe ngeduain dia segala. eunjinya juga mau aja jadi pacarnya chanyeol-_- suka sama part pas kai sama jiyoung lagi di kamar terus kakak mereka pada ngeledekin gitu wkwk.
    kaijing, sejing atau chanjing/? wkwk
    masih penasaran sama cerita selanjutnya. di tunggu yaaa^^ fighting

    BalasHapus
  3. Yehet!!....yei!akhirnya ada ff baru..author bru sembuh ya smoga tetep sehat dan bisa nulis lagi...
    oke..pertama blum dijelasin gmana perasaan antara kai sma jiyoung truz sehun selalu jdi pihak ketiga antara kaijing..poor sehun!..chanyeol knapa selingkuh?jiyoung jauh lebih baik dari prendnya si na...itu tauk..next chap mungkin bakal kebuka tentang perasaan masing2..di tunggu ya semangat!!

    BalasHapus
  4. lhoh chanyeol sama eunji? duh jiyoung, lupain aja tuh si chanyeol. btw nanti kalau jiyoung sama kai,krystal sama siape ya ? nganggur gitu dong. dan sehun> it seems that he likes jiyoung. is it right author? hehe masih clueless sih, dan hanya dipenuhi hipotesis. hehehe.. next chap update soon author. i'll wait.. nice story. Fighting! :D :)

    BalasHapus
  5. perasaan kemarin udah komen, tapi kok belum muncul ya.. yaudah deh komen lagi.. hehe
    jing udah lupain si chanyeol dan beralihlah pada yang lain. it seems that sehun likes you.. hihi. tapi kai gimana nih? akhirnya kai sama siapa sih ya? masih clueless juga, dan hanya dipenuhi hipotesis. hihi. sehun so sweet banget sih.. gak nyangka , dia biasanya jadi cowok dingin yang hemat bicara kan ya.. haha. update soon author.. semangats! :D

    BalasHapus
  6. Kece banget thor. Karakter kai nya aku suka banget, dingi tp manis hahahaha. Jing nya juga polos gt aku harap sih mereka jadi yaaa. Lanjutkan. Ditunggu next chapter ya

    BalasHapus
  7. Kayaknya ini bakalan seru. Singkat cerita sih jadi Kaijing itu dijodohin tapi mereka berdua udah ada pasangan masing-masing. I definitely supporting Kaijing no matter what happen. Gue suka karakter Kai disini, dingin-dingin manis gimana gitu. And boo to Chanyeol! Diliat-liat bakal ada Sejing juga yah, its okay if you end this up with Kaijing hahaha. Nice one!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah