Langsung ke konten utama

[FANFIC] First Love - Chapter 2



Tittle: First Love
Cast: Kim Jongin, Kang Jiyoung, Oh Sehun, Jung Krystal, Choi Sulli, other
Genre: romance, comedy, fluff
Pairing: Kai/Jing
Lenght: series
Summary: "Cinta pertama itu ketika kau rela menghabiskan waktumu untuk memikirkannya dan kau menjaga hatimu untuk tetap menjadi miliknya dalam kurun waktu yang lama."
.
.
.



Dihari pertama masuk ke sekolah tidak ada tanda-tanda dari cinta pertamanya. Jiyoung mulai berpikir jangan-jangan cinta pertamanya itu tidak pernah mengingat janjinya dan sudah melupakannya sejak dua belas tahun lalu. Jangan-jangan penantian Jiyoung selama ini hanya sia-sia,  cintanya bertepuk sebelah tangan. Jiyoung melihat surat dari cinta pertamanya, meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia juga tengah mencarinya di sekolah.
Tugas sudah selesai, Jiyoung begadang semalaman untuk mengerjakan artikel social yang menjadi salah satu tugasnya. Jiyoung kembali memeriksa barangnya dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Sekilas Jiyoung melihat seutas tali yang menjadi ikat rambutnya sehari penuh kemarin, tidak ada niatan untuk membuangnya. Jiyoung malah menyimpannya hati-hati di kotak accesorisnya. Terdengar suara ibunya mengingatkan dan Jiyoung segera keluar untuk sarapan.

Pagi itu terasa lebih dingin dari kemarin, Jiyoung berjalan cepat menuju sekolahnya. Berbeda dengan kemarin, jika kemarin ada Cha Hagyeon yang dengan ramah berteriak pada para hobae sekarang LP team berteriak sambil menatap galak pada hobae yang lewat.
“CEPAT! Lima menit lagi sudah waktunya berkumpul di aula besar.” Tao berteriak pada setiap hobae yang lewat di depannya.
“HEI KAU, PAKAI DASIMU DENGAN BAIK!” Baekhyun berteriak pada seorang anak laki-laki di belakang Jiyoung, membuat Jiyoung bergidik mendengarnya. Jiyoung makin mempercepat langkahnya dan segera menuju aula besar, dia bisa melihat Minseok sedang melambai padanya.
“Aku berharap kau datang lebih pagi dari ini Jiyoung.” Seru Minseok seraya tersenyum pada Jiyoung.
“Maaf, sunbaenim!” jawabnya lirih, kemudian segera berdiri di samping Sulli yang menyambutnya dengan riang.
“Hei dimana Jongin? Kau tidak melihatnya?” Oh Sehun yang tiba-tiba muncul menatap Jiyoung dengan selidik.
“Eh? Bagaimana aku tau? Kau kan temannya, kenapa kau tanya padaku?” Jiyoung balik tanya Sehun yang sekarang terlihat khawatir.
“Padahal aku sudah bilang jangan berangkat dengan Taemin hari ini.” Sehun berkata lebih pada dirinya sendiri tapi Jiyoung masih bisa mendengarnya.
“Hei sinting! Kembali ke barisanmu!” Krystal berteriak horror pada Sehun yang menurutinya dengan diam.

Para hobae sudah berkumpul di aula besar, suasana kantuk, tegang dan penasaran bercampur menjadi satu. Koordinator berdiri di bersama kelas mereka masing-masing, ketua dan wakil kelas berdiri bersebelahan di barisan paling depan. Tapi ada yang berbeda dengan kelas B, karena hanya wakil yang berdiri disana. Jiyoung yang terlihat tegang, sesering mungkin melihat kea rah pintu aula besar, berharap menemukan Jongin yang sedang berlari dan menghampirinya. Tapi sampai Ketua Murid bicara di depan, Jongin tidak juga muncul batang hidungnya.
“Jiyoung, apa Jongin tidak bilang apa-apa padamu?” Minseok terlihat khawatir dan hampir sama tegangnya dengan Jiyoung. Jiyoung menggeleng cepat.
Jiyoung tidak mendengarkan apa yang dikatakan Lee Jinki si ketua murid. Pikirannya hanya ada pada Jongin, mungkinkah dia sakit dan tidak masuk ke sekolah? Tapi seharusnya Sehun tau jika Jongin memang sakit, kenapa tadi Sehun malah bertanya padanya?
Lamunan Jiyoung buyar ketika bukan lagi Jinki yang bicara di depan, melainkan Byun Baekhyun dengan sorotan mata pedangnya. Dilihat dari ekspresinya, sepertinya ini bukan pertanda baik.
“Para hobae, aku sudah bilang sebelumnya bahwa tidak ada yang boleh terlambat. Dan hari ini ada sebanyak lima orang terlambat dan salah satunya sangat fatal!” katanya tegas seraya membunuh para hobae dengan matanya.
“Kim Jongin maju kesini!” Baekhyun memanggil Jongin yang terlihat sudah mandi keringat meskipun ini masih pagi. Chanyeol berjalan di belakangnya seakan takut Jongin akan kabur dari mereka.
“Terlambat karena tidak mendapat tumpangan dari EC Team Lee Taemin.” Chanyeol berkata, Jiyoung sekilas melihat Jongin menyeringai. “Untuk kalian semua, tidak ada yang bisa menumpang pada SUNBAE kalian!”
“Kami sudah menghukum kelima anak yang terlambat, dan khusus untuk Kim Jongin! Dia mendapat tambahan untuk bertemu dengan P Team.” Jelas Minah dengan suaranya yang sedikit serak ketika dia berkata dengan keras. Terdengar bisikan dan gidikan ngeri dari lautan hobae, bahkan Jiyoung merasa takut untuk Jongin.
Chanyeol mengajak Jongin pergi dari aula besar, yang mereka prediksikan bertemu dengan P Team. Sedang para hobae yang ada di aula besar kini mendapat materi dari Jung Eunji tentang kegiatan di luar sekolah. Meskipun suasana tidak setegang selama LP Team masuk tadi, tapi Jiyoung tetap khawatir dan memikirkan Jongin.

***

Hari itu para hobae makan siang bersama di aula besar, dan Sehun lagi-lagi memilih bergabung dengan Jiyoung dan Sulli yang terlihat seru membicarakan sesuatu.
“Kenapa Jongin belum kembali?” katanya seraya duduk di sebelah Jiyoung.
“Seperti apa hukuman yang diterima Jongin ya? Aku merasa tidak enak untuknya.” Sahut Sulli seakan dia sudah lama mengenal Sehun.
“Tapi tidak usah khawatir, aku tau dia akan baik-baik saja meskipun dia dilempar dari atap gedung.” Sehun berkata sambil melahap makanannya.
“Kenapa kau selalu makan di kelas B?” Krystal, yang kini duduk di sebelah Sehun mengerutkan keningnya sambil menatap Sehun curiga.
“Dan kenapa kau mengikutiku? Kau selalu ingin tau apa yang aku lakukan, kau tidak sedang jatuh cinta padaku kan?” Sehun balas bertanya, membuat ketiga gadis lainnya memekik pelan. Jiyoung benar-benar tidak tau bagaimana bisa Sehun bicara semudah itu padahal mereka baru saja kenal.
“Tentu saja tidak!” elak Krystal cemberut, “Aku hanya ingin mengenal mereka! Hai, aku Jung Krystal!” Krystal menjabat tangan Sulli dan Jiyoung. Sehun hanya menyeringai jahil dan melanjutkan makannya. Menit berikutnya mereka berempat sibuk membicarakan Jongin yang tak juga kembali. Sampai akhirnya Lee Jieun masuk aula besar diikuti oleh Jongin.
“Selamat makan Kim Jongin, aku harap kau tidak terlambat lagi besok.” Kata Jieun dan membiarkan Jongin bergabung dengan Sehun dan yang lain. Jongin memilih duduk diantara Sehun dan Jiyoung, membuka kotak makannya dengan brutal dan memakan ayam goreng dengan sekali kunyah.
“Kau baik-baik saja kan?” Sulli bertanya ngeri membuat Jongin tersedak, Jiyoung segera memberikan minumnya untuk Jongin.
“Aku disuruh menangani sebuah kasus, kau tau aku tidak mengerti hukum. Jadi mereka membentakku setiap aku menjawab dengan asal.” Kata Jongin pada semuanya.
“Oh itu tidak buruk. Aku pikir mereka akan membuatmu membersihkan seluruh gedung.” Sahut Jiyoung terlihat lega.
“Tidak buruk? Aku lebih memilih lari lapangan seratus kali ditambah bersih-bersih daripada menangani kasus aneh yang mereka buat!” sergah Jongin sambil melirik Jiyoung.
“Jangan keras begitu sama Jiyoung. Dia berbaik hati mengkhawatirkanmu daritadi!” celetuk Sehun dan kini membuat Jiyoung tersedak. Kali ini Jongin yang memberi botol minuman padanya. Sekilas Jiyoung dan Jongin saling bertatapan, Jongin hanya menyeringai kemudian kembali sibuk dengan makan siangnya.
“Jangan terlambat lagi besok.” Kata Jiyoung mengingatkan.
“Heemm..” jawab Jongin mengiyakan.

***

Jiyoung, Sulli dan Krystal berdiri di depan gerbang sekolah dengan tatapan kosong. Hiruk pikuk para hobae yang mencari jemputannya tak membuat tiga gadis itu bergeming sampai seseorang menyiram air dari botol yang terisi penuh pada ketiganya.
“Heeiiisshh!” protes Krystal paling keras, Sehun tersenyum padanya tanpa rasa bersalah.
“Jangan melamun, lebih baik kalian memberi kami tumpangan untuk pulang.” Sehun memberikan sebuah handuk kecil pada Jiyoung untuk mengeringkan rambutnya yang sedikit basah.
“Sinting! Ada cara yang lebih baik untuk meminta tumpangan dan – kenapa kau hanya memberi handuk pada Jiyoung?” Krystal melirik iri pada Jiyoung.
“Ehm coba aku pikir, mungkin karena aku tertarik padanya.” Sehun mendorong Jongin yang berdiri di samping Jiyoung, menjadi pemisah antara mereka berdua.
“Oh Sehun, kau baru saja mengungkapkan perasaanmu? Bukankah ini terlalu cepat?” Sulli berseru tak percaya, Krystal terlihat sedikit terganggu dengan situasi itu.
“Aku sudah dijemput, aku duluan!” kata Krystal dan segera pergi dari sana. Keempat teman lainnya hanya diam melihat perubahan Krystal.
“Hei ada apa dengannya?” tanya Jongin sambil menyeringai.
“Mungkin dia lelah. Hari ini benar-benar melelahkan.” Komentar Jiyoung, “Aku juga sudah di jemput.”
“Jiyoung! Rumahmu ke arah sana kan?” teriak Sulli setelah Jiyoung agak jauh, Jiyoung mengangguk. “Bisakah kau membawa dua orang ini? Rumah kalian searah!” untuk beberapa detik Jiyoung tertegun, namun pada akhirnya Jiyoung mengangguk dan membiarkan Sehun dan Jongin berlari mengikutinya.
“Bukan hanya cantik, kau juga sangat baik Jiyoung.” Puji Sehun yang hanya dibalas oleh senyum.
Jiyoung yakin jika tidak ada Sehun, pasti Jiyoung sudah pura-pura tidur sekarang. Jongin yang satu kelas dengannya, tapi Jiyoung merasa lebih akrab dengan Sehun. Mungkin karena kejahilan Sehun dan pandainya dia mencari topic. Jiyoung sesekali melihat ke arah Jongin yang mendengarkan dengan seksama lelucon Sehun. Kenapa Jiyoung ingin tau lebih jauh tentangnya?
Sehun memberi tau sopir Jiyoung untuk berhenti di depan sebuah rumah tua yang terlihat kokoh. Jiyoung suka rumah itu, dia bisa melihat berjuta kenangan di rumah itu. Rumah tua dengan gaya penjajah Belanda, halaman yang luas dan ada pagar besi kawat rendah di depannya.
“Kami tinggal disini Jiyoung, ini rumah kakak perempuan Jongin yang sudah menikah. Lain kali kau harus mampir.” Kata Sehun sambil menjabat Jiyoung.
“Terima kasih!” kata itu yang keluar dari Jongin, Jiyoung tersenyum.
“Sebenarnya rumahku tak jauh dari sini. Jika kalian mau, besok pagi aku bisa menjemput kalian.” Jiyoung menawarkan kebaikannya, cepat-cepat Jongin menggeleng.
“Oh tidak, jangan. Itu merepotkan….”
“Dengan senang hati Jiyoung.” Sehun memotong kalimat Jongin, Jongin menatap Sehun seakan menemukan daging segar. Setelah mengucap perpisahan, Jongin menendang kaki panjang Sehun.
“Memalukan!” kata Jongin dingin.
“Kenapa sih dengan kau ini? Lagipula kita tidak bisa nebeng Taemin lagi. Dan aku tidak mau naik bus seperti tadi pagi.” Sehun meringis sambil memukul kepala Jongin keras dan segera masuk rumah.
***

Hari berikutnya berjalan dengan baik, Jongin tidak terlambat lagi karena Jiyoung dengan baik hati memberikan tumpangan pada Jongin dan Sehun. Para LP Team tidak punya alasan untuk terus memarahi Jongin karena memang dia tidak melakukan kesalahan.
Semua hobae dibuat  sibuk dengan banyaknya tugas, Sulli terus mengeluh karena merasa tidurnya kurang. Bahkan Sulli merengek pada Minseok sampai pada suatu kesempatan, saat Suho memberi sebuah materi di aula besar Sulli malah tidur dengan nyenyak di pundak Minseok.
“Hanya untuk kali ini saja!” kata Minseok, untung saja tidak ada LP team yang melihat.


“Aku tidak bisa mengerjakan tugas ini sendiri, Jiyoung ijinkan aku tidur di rumahmu malam ini dan kita akan menyelesaikannya bersama.” Sulli memohon pada Jiyoung.
“Jika kau tidak keberatan ijinkan aku juga!” sahut Krystal, tentu saja Jiyoung tidak bisa menolak.
“Aku tunggu kedatangan kalian kalau begitu.” Jiyoung tersenyum, kegiatan perkenalan ini tinggal dua hari lagi dan tugas semakin banyak, tidak ada salahnya mereka mengerjakan bersama.
“Jam berapa kalian akan ke rumah Jiyoung?” Sehun yang sedari tadi mendengar akhirnya bertanya, Krystal menatapnya tajam.
“Kami tidak ingin kau datang!” kata Krystal.
“Jam 5 sore, kau Jongin juga harus ikut.” Sahut Sulli seakan tidak mendengar Krystal.
“Aku rasa Sulli tidak keberatan, dan aku yakin Jiyoung tidak akan menolak. Sampai ketemu di rumah Jiyoung, Jung Soojung!” Sehun menepuk pundak Krystal pelan sambil member senyum kemenangannya. Krystal melempar buku panduan super tebal miliknya asal membuat seseorang mengumpat karena itu.
“Oh! Sunbaenim, maaf aku tidak sengaja!” Krystal mengambil bukunya dan terus meminta maaf pada Myungsoo, dan Myungsoo terus berkata bahwa dia baik-baik saja. Jiyoung dan Sulli menahan tawa melihatnya, bukankah menyenangkan mendapat kesempata melempar Myungsoo dengan buku tebal? Demi Tuhan, ketampanan Myungsoo sangat diperhitungkan di sekolah ini.


Jiyoung menunggu kedatangan teman-temannya sambil menonton TV, kebetulan orang tuanya ada acara dan mereka sudah memberitahu Jiyoung akan pulang malam. Sebelumnya Jiyoung sudah pergi ke mini market dekat rumahnya untuk membeli beberapa makanan ringan dan minuman. Jiyoung bertemu dengan Chanyeol disana, tanpa wajah sok sangarnya. Jiyoung terus mengutuk Chanyeol, jika dia tidak bersikap sok sangar di sekolah mungkin Jiyoung sudah tertarik padanya.
Krystal dan Sulli datang bersamaan, mereka membawa tas sekolah dan tas lain yang jelas lebih besar. Jiyoung mengajak mereka untuk menaruhnya di kamar Jiyoung. Jiyoung terus-terus bertanya pada Sulli dan Krystal, memastikan dia mereka tidak menginap selama seminggu di rumahnya.
Ketiga gadis itu mulai mengeluarkan tugas mereka sambil menonton TV, tapi bukan gadis namanya jika tugas mereka akhirnya tidak tersentuh. Mereka asyik mengobrol dan bercerita ini itu, sampai pembantu Jiyoung memberitahu mereka bahwa ada dua anak laki-laki tampan di depan rumah.
“Kenapa sinting itu tidak masuk saja?” omel Krystal, ketika Jiyoung berjalan keluar rumah. Dan benar saja, Jongin dan Sehun ada di depan. Mereka memakai kaos dengan celana selutut, masih berasa di atas sepeda mereka masing-masing.
“Masuklah!” Jiyoung membuka pagar rumahnya, Sehun dan Jongin segera mengayuh sepeda mereka masuk ke halaman rumah Jiyoung yang tidak begitu luas.  
“Rumahmu tidak sejauh yang aku bayangkan Jiyoung.” Kata Sehun, menaruh sepedanya di garasi rumah Jiyoung. Jiyoung sudah memberitahu Sehun alamat rumahnya ketika di sekolah tadi, beruntung mereka bisa menemukan rumah Jiyoung.
“Kita memang berada di perumahan yang berbeda, tapi hanya dipisahkan dua blok dan satu jalan pertokoan.” Kata Jongin member pendapat, “Boleh kita masuk?” Jiyoung mempersilahkan mereka masuk dan bergabung di ruang TV.
“Wah sedang pesta ya?” Sehun merebut snack yang sedang dimakan Krystal, membuat Krystal menendang Sehun agar jauh-jauh darinya.
“Jadi kalian belum mengerjakan apa-apa dari tadi? Dasar cewek!” komentar Jongin melihat tugas mereka masih bersih.
“Hehe, oke kita kerjakan sekarang.” Sulli menarik bukunya dan mencoba membuat artikel tentang pemanasan global.
“Jiyoung, sebaiknya kita matikan TVnya.” Kata Krystal mencoba mencari remote TV yang ternyata ada di tangan Jongin. Jongin menekan tombol merah pada remote.
“Tapi aku ingin nonton TV!” protes Sehun, Jongin menendangnya pelan. Sehun mencoba menatap Jiyoung untuk meminta ijin, tapi tatapan Krystal mengurungkan niatnya.
Mereka semua sibuk dengan tugas artikel pemanasan global, kecuali Sehun yang sedang asyik memainkan game dari ponsel Jiyoung. Artikel pemanasan global sudah selesai tapi Sehun masih belum ingin melepas ponsel Jiyoung dari tangannya.
“Sinting! Kau tidak mengerjakan tugasmu?” bentak Krystal yang tidak terdengar di telinga Sehun. “WOI!” Krystal merebut ponsel Jiyoung dari Sehun. Sehun sudah siap membuka mulut untuk marah ketika Jiyoung mengingatkannya.
“Sehun-ah, kerjakan tugasmu dulu!” kalimat dari Jiyoung langsung membuat Sehun mengambil bukunya. Tanpa bicara lagi Sehun mulai menuliskan sesuatu di bukunya. Krystal mendengus kesal, meneguk soda miliknya dan kembali berkonsentrasi dengan tugas yang lainnya.
Meskipun Sehun mengerjakan tugasnya paling akhir, tapi dia bisa mengejar ketertinggalannya dari yang lain. Sekarang malah sebaliknya, Sehun satu langkah lebih cepat dari yang lain. Sehun pula yang membantu jika ada yang menemukan kesulitan. Sehun dengan sabar membantu Sulli untuk mengerjakan esaynya. Memancing Sulli agar bisa berpikir lebih dalam dan dia masih bisa menjawab pertanyaan yang diajukan Jongin, Jiyoung dan Krystal.
Langit sudah gelap di luar sana, tapi tugas masih belum selesai. Tugas menggambar peta sekolah mereka yang tersisa dan yang menghabiskan banyak waktu. Mereka mulai membuka buku gambar A3 mereka, mulai menggambar dengan sangat tipis. Tapi tidak bisa dipungkiri mereka sudah diserang rasa lapar.
“Demi Tuhan aku lapar!” keluh Sehun sambil melempar pensilnya. Sehun benar-benar tidak punya urat malu!
“Jaga sikapmu!” sentak Krystal.
“Kita makan dulu kalau begitu, aku juga sangat lapar.” Jiyoung menyerah dengan petanya dan mengajak mereka untuk ke ruang makan.
Jongin menjadi orang yang paling bungkam malam itu, dia duduk tepat di depan Jiyoung tapi tidak sekalipun mengangkat wajahnya. Pembantu Jiyoung sudah menyiapkan makan malam yang cukup banyak malam itu, tapi selera makan Jiyoung sedikit berkurang melihat Jongin hanya diam sedari tadi.
Setelah makan malam, mereka mencoba kembali menggambar peta. Kali ini mereka sedikit santai, menggambar sambil membicarakan topik yang begitu menarik bagi Jiyoung.
“Kalian tidak akan percaya, aku pernah ditolak gadis yang aku sukai karena aku terlalu pandai!” Sehun berkata sambil terus menggoreskan pensilnya.
“Biar aku tebak, pasti gadis itu juga pandai.” Tebak Jiyoung membuat Sehun mengerutkan keningnya.
“Seratus untukmu Jiyoung, dia tidak ingin nilainya lebih jelek dariku. Sekarang masalahnya, meskipun aku mengerjakan tugas dengan mata tertutup nilainya pasti tetap baik!” Jongin melempar bantal pada Sehun sambil terbahak.
“Gila!” pekik Jongin sambil tertawa. “Aku pernah ditolak karena wajahku terlalu tampan. Masalahnya aku akan terlihat tampan meskipun dilihat dari ujung menara!”
“Oh ya, kau tau Son Naeun? Banyak yang bilang dia naksir kau!” kata Sulli serius.
“Siapa, aku atau Jongin?” tanya Sehun minta penjelasan.
“Jongin! Beberapa temannya mendekatiku untuk dapat info tentangmu Jongin.” Sulli begitu antusias, menatap Jongin yang terlihat tidak tertarik.
“Seulgi juga! Dia tidak berhenti bertanya tentangmu!” Krystal ikut menambahkan, Jongin hanya menyeringai.
“Percaya padaku Jongin itu gay!” celetuk Sehun santai, tapi Jongin sudah melempar pensil tepat mengenai kepalanya.
“Benarkah?” ada nada kecewa dari suara Jiyoung.
“Tentu saja tidak!” bentak Jongin pada Jiyoung membuat Jiyoung menyesal sudah bertanya.
“Sudah kubilang jangan kasar begitu pada Jiyoung. Aku bilang begitu karena Jongin tidak pernah pacaran!” Sehun memberi penjelasan.
“Kau berani bersumpah? Kau tidak pernah pacaran?” Krystal menarik kaos Jongin tak percaya.
“Iya iya! Kenapa semua orang selalu berlebihan sih!” Jongin melepas cengkraman Krystal.
“DAEBAK!” Sulli berseru, “Mungkin karena kau pernah mengalami cinta bertepuk sebelah tangan atau…”
“Tidak bisa melupakan cinta pertama.” Sambung Krystal.
“Yah, sampai sekarang aku tidak bisa melupakan cinta pertamanku.” Keluh Sulli sambil mengambil pensil warna di dekat Jongin.
“Cinta pertama tidak pernah mati. Sampai sekarang aku masih ingat dengan jelas wajahnya, orang pertama yang aku cintai…” Krystal memejamkan matanya, membayangkan sosok yang dia rindukan.
“Cinta pertama bukan berarti pacar pertama. Aku merasakan cinta pertamaku setelah dua kali pacaran.” Sahut Sehun mulai serius dengan topic cinta pertama.
“Aku kasihan pada pacar pertamamu kalau begitu.” Sulli memandang Sehun ngeri, tanpa mereka sadari Jiyoung dan Jongin hanya diam mendengar mereka.
“Bagaimana denganmu Jiyoung? Ceritakan tentang cinta pertamamu…” Krystal terlihat penasaran. Jiyoung mengambil napas dalam, tidak pernah Jiyoung merasakan seperti ini. Kegelisahan karena cinta pertamanya.
"Cinta pertama itu ketika kau rela menghabiskan waktumu untuk memikirkannya dan kau menjaga hatimu untuk tetap menjadi miliknya dalam kurun waktu yang lama." Kata Jiyoung akhirnya.
“Itu bodoh namanya!” tanpa ada yang tau Jongin sudah membuka mulut. “Aku tidak percaya.”
“Tapi  itu bisa terjadi.”
“Hanya orang bodoh yang melakukannya.” Krystal berkata lirih.
“Ada kalanya kalian merasa benar-benar menginginkan seseorang dan kalian akan melakukan apa saja untuk bisa bersamanya.” Jiyoung berkata lagi, sedikit kecewa dengan tanggapan teman-temannya. Jiyoung jadi mengurungkan niatnya untuk menceritakan kisah cinta pertamanya, bagaimana Jiyoung berusaha masuk ke Dreamland hanya untuk cinta pertamanya, bagaimana dia setia menunggu selama dua belas tahun.
“Kau tidak sedang menceritakan kisahmu kan, Jiyoung?” tanya Sehun dengan tatapan curiga.
“Oh tentu saja tidak!” jawab Jiyoung cepat, “Jongin, bisa kau gambarkan bagian ini untukku, gambaranmu sangat bagus.” Jiyoung menyodorkan buku gambarnya pada Jongin. Jongin menatapnya untuk sesaat, sampai Jiyoung mengipaskan buku besar itu dan Jongin menerimanya.
“Lalu bagaimana dengan cinta pertamamu Jongin?” Sulli bertanya, berhasil membuat Jongin membeku.
“Sudah kubilang dia gay!” Sehun membuat lelucon yang sudah tidak lucu lagi.
“Bagaimana cinta pertamamu Jongin? Aku ingin mendengarnya.” Jiyoung menatap Jongin dengan penasaran, Jongin masih menatap peta Jiyoung. Kemudian Jongin mengangkat kepalanya, melirik Jiyoung sekilas dan….

TBC

Author's Note: Sorry for late post. Baru pulang dari liburan, pas balik ke rumah juga gak langsung dapet mood nulis. Ini bakal jadi cerita yang panjang, semoga kalian gak bosen ya. Silahkan tebak deh siapa cinta pertama Jiyoung, kkk. Jangan lupa komen ya!

Komentar

  1. Berarti 22'a ga bsa move on dr cinta pertama mereka,
    Setuju sih cinta pertama memang ga bsa d lupain walaupun udh bertahun2...

    Jongin bakal cerita ga ya, knp jiyoung juga ga cerita aja, knp ngasih pepatah gto.

    Next chapt jgn lama2 ya saeng

    BalasHapus
  2. Hai kak, aku komen chapter 2 dulu nih. disini Sehun mulai perhatian gitu ya ke Jiyoung tapi kok ya aku ngerasa emang Jongin itu cinta pertamanya Jiyoung *mengesampingkan poster* soalnya dari awal dia perhatian gitu sama Jiyoung terus yg skrg aku ngerasa dia diem-diem itu karena gugup sama Jiyoung. Lol. Btw aroma-aroma percintaannya SeStal juga ada, Krystal admires Sehun, perhaps? Aku suka banget Sehun disini, baru pertama kali baca FF si Sehunnya malah tengil dan kakak sukses banget bikin aku senyum nggak percaya sama tingkahnya Sehun disini wkwkwk. well update soon kak! :))

    BalasHapus
  3. demen banget sama karakter Sehun disini, pinter and tengil heheheh...

    BalasHapus
  4. Gue perhatiin chapter ini jauuuh lebih rapi dari chapter dan fanfic2 kamu sebelumnya. Penggambarannya lebih jelas. Which is good, selalu ada perkembangan bagus.
    Idk ini ceritanya tebak2an siapa cinta pertama Jing? Boleh tebak kalo itu Jongin? Gara2 poster juga sih :P Tapi who knows, taunya bukan Jongin cipernya. Suka karakter Sehun disini, mirip aslinya. And I smell Sestal hahaha <<< shipper!!!
    Waiting for Jjong's first love story. Apa sama kaya Jing??? Hihihi.

    BalasHapus
  5. First of all, aku mau minta maaf nih karena baru bisa komen sekarang. Sampe udah keluar chap 3 coba.. ah so bad..
    Penasaran sama first lovenya kai.. keliatan banget ya kalau jing itu udah ada rasa sama bang kai. Dan krystal udah ada rasa sama sehun.. walaupun sehunnya songong banget deh di sini.. khekhekhe. Author berhasil bikin image sehun jadi gokil abis. :p daebak..
    Penasaran sama chap 3 nya. Apa yang bakal terjadi antara kaijing. Dan suka banget sama karakter kai yang kuat di sini. Dia bener2 gak ada takutnya sama senior. Yah mungkin karena aku bukan orang yang mendukung adanya dominasi kesenioran, haha except respectful dari juniornya. Nice chap author. Aku suka ide ceritanya.. keep writing ya. #Bow

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah