Langsung ke konten utama

[FANFIC] First Love - Chapter 3



Tittle: First Love
Cast: Kim Jongin, Kang Jiyoung, Oh Sehun, Jung Krystal, Choi Sulli, other
Genre: romance, comedy, fluff
Pairing: Kai/Jing
Lenght: series
Summary: "Cinta pertama itu ketika kau rela menghabiskan waktumu untuk memikirkannya dan kau menjaga hatimu untuk tetap menjadi miliknya dalam kurun waktu yang lama."
.
.
.




“Bagaimana cinta pertamamu Jongin? Aku ingin mendengarnya.” Jiyoung menatap Jongin dengan penasaran, Jongin masih menatap peta Jiyoung. Kemudian Jongin mengangkat kepalanya, melirik Jiyoung sekilas dan….
“Hehe..” Jongin terkekeh pelan, mengundang rasa penasaran dari empat temannya, “Bagaimana jika aku benar-benar gay?”
“Kau lebih menakutkan dari LP team kalau begitu.” Sulli tercengang, memandang wajah tak berdosa Jongin, “Apa kau perlu bantuan kami untuk menyembuhkannya?”
“Bodoh! Jangan percaya padanya!” sentak Krystal seraya melempar penghapus karet pada Jongin membuatnya terkekeh. Sehun sudah tidak memerhatikannya dan sibuk dengan peta, Sulli masih dipenuhi tanda tanya dengan kalimat Jongin. Dan Jiyoung, memerhatikan Jongin mencoba mencari kebohongan dari kalimatnya, Jiyoung tersenyum ketika melihat kebohongan di matanya.

***

Pagi itu lebih ramai dari biasanya, bagaimana tidak karena pertengkaran selalu dimulai setiap kali Sehun dan Krystal bertemu. Sulli yang duduk antara mereka terus mengeluh karena ulah mereka sedang Jongin membantu Sehun untuk membuat Krystal makin marah.
Setelah turun dari mobil, Sehun dan Jongin berjalan cepat sampai mereka jauh di depan Jiyoung, Sulli dan Krystal. Hari ini mereka menginap di sekolah, dan ini membuat Jiyoung mengerti kenapa Sulli dan Krystal membawa banyak barang ke rumahnya.
Aula besar sudah penuh ketika mereka datang, Jiyoung bisa melihat Jongin berdiri di paling depan di kelas B. Mungkin sudah menjadi kebiasaan Jongin memberi tempat untuk Jiyoung tepat di sebelahnya.
“Minseok oppa! Apa agenda hari ini?” tanya Sulli akrab, Minseok mendekatinya seraya memberi sebuah kertas pada Jiyoung.
“Ini agendanya!” Minseok memberi kode pada Sulli dan Sulli segera mendekat ke Jiyoung untuk membacanya. “Jiyoung, kau bawa daftar nama kelas B kan? Bisa kau berikan padaku sekarang?”
Jiyoung mengaduk tasnya untuk mencari, bahkan baju tidur, alat mandi dan beberapa barang lainnya sudah di keluarkan dan Jiyoung tidak menemukannya. Jongin yang memerhatikannya sedari tadi mendapat firasat buruk. Jiyoung menatap Minseok seperti kucing yang berharap di beri makan pada majikannya.
“Kau tidak membawanya kan?”  tuduh Jongin, Jiyoung mengangguk.
“Tapi aku sudah membawanya tadi pagi, Sulli kau melihatnya kan?” Jiyoung menatap SUlli yang terkesan tidak mau ikut campur, tapi Sulli mencoba mengingat.
“Sepertinya tadi aku melihat Krystal memberikannya padamu sebelum kita naik ke mobil. Coba cari lagi, mungin terselip!” Sulli mencoba membantu Jiyoung.
“Kau coba cari dulu Jiyoung-ah, aku coba memberitahu EC Team sebelum LP Team yang menemukan kalian.” Minseok berjalan menuju Eunji yang tengah memberi instruksi untuk Kyungsoo dan Luhan. Jiyoung ingin menangis sekarang, tasnya sudah kosong dan sepertinya dia benar-benar tidak membawanya.
LP Team sudah masuk aula dengan teriakan mereka, Jiyoung sudah kebal untuk yang satu ini. Sulli dan Jongin membantu memasukkan barang Jiyoung dengan asal ke dalam tasnya.
“Sudah jangan menangis, sekolah ini pasti punya daftar nama kelas kita yang sudah dicopy beberapa lembar.” Jongin mencoba menenangkan Jiyoung yang matanya memerah menahan tangis. “Nanti aku minta tolong Taemin agar mengambilnya ke rumahmu!”
“Tapi….”
“Sudah kau diam saja!” potong Jongin dingin, Jiyoung hanya menunduk.
“Untuk kegiatan hari ini, pertama aku minta kalian untuk mengumpulkan daftar nama yang sudah diberikan oleh EC Team.” Minah berkata dan sontak membuat Jiyoung makin ingin menangis. Sehun, Ilhoon, Sungjae dan Hyuk yang masing-masing merupakan ketua kelas maju dan mengumpulkan daftar nama mereka pada Luna.
“Kelas B?” Baekhyun mengerutkan kening, mencoba mencari jawaban kenapa Jongin tidak maju.
“Aku lupa tidak membawanya.” Jawab Jongin santai, Jiyoung meringis mendengarnya.  Krystal menatap Jiyoung dan Jongin galak.
“Aku sudah memberinya pada Jiyoung tadi pagi.” Bisik Krystal pada Sehun.
Minseok mendekati Luna mencoba menjelaskan sesuatu, tapi Luna hanya menggeleng pada Minseok seakan penjelasan Minseok tidak akan berguna.
“Daftar nama yang kalian bawa itu penuh catatan! Bagaimana bisa kau tidak membawanya?!” Tao berteriak tapi Jongin tidak mau pura-pura takut untuk ini.
“Sebenarnya aku yang salah, aku yang lupa tidak membawanya!” Jiyoung membuka mulut membuat Sulli mendelik padanya dan Jongin membuang nafas berat.
“Mereka tidak sedang main drama kan?” bisik Sehun pada Krystal.
“Baiklah, matahari pagi baik untuk kesehatan kalian. Chanyeol, kau antar dua anak ini untuk menjalani hukumannya.” Baekhyun menatap Jiyoung dan Jongin horror, Jongin segera berjalan keluar aula mengikuti Chanyeol. Dengan langkah berat Jiyoung mengikuti mereka.
Jiyoung merasa bersalah atas kecerobohannya, setiap kali Jiyoung berbisik untuk meminta maaf pada Jongin, Jongin hanya menggeleng dengan kening berkerut. Saat itu juga Jongin ingin menjahit mulut Jiyoung agar gadis itu diam.
“Kalian hanya perlu berdiri disana, jangan pindah tempat dan pastikan kalian dalam posisi tegap.” Chanyeol menyuruh Jongin dan Jiyoung berdiri di lapangan dekat aula besar, tidak ada pepohonan di dekat mereka membuat sinar matahari dengan asyik menyengat kulit mereka. Panas.
“Aku tidak bisa menjaga kalian disini, tapi ada beberapa senior disana dan jangan sekali-kali melanggar aturan!” Chanyeol menunjuk dua orang senior yang sedang duduk di bawah pohon rindang yang memerhatikan mereka. “Baiklah, aku pergi dulu.” Chanyeol berkata dengan suara rendah, baru beberapa langkah Jongin sudah memanggilnya.
“Sampai kapan?” teriaknya, “Berapa lama kita harus disini?”
“Jika dirasa cukup, akan ada LP Team yang menjemput kalian!” jawab Chanyeol tanpa senyum dan langsung melengos berjalan cepat menuju aula besar.

“Oppa! Tadi aku sudah memberi daftar nama itu pada Jiyoug, bagaimana bisa ketinggalan?” Krystal berbisik pada Jongdae.
“Mungkin dia meninggalkannya setelah kau beri.” Jawab Jongdae enteng seraya memeriksa catatannya.
“Tidak mungkin, aku memberinya ketika kita mau naik mobil. Aneh sekali!” keluh Krystal, bagaimanapun dia merasa bersalah. Dialah yang tadi menyerahkan daftar nama Jiyoung, tapi sekarang Jiyoung dihukum karena tidak membawa daftar nama.
“Jatuh mungkin!” celetuk Sehun, Krystal memukul pundak Sehun berkali-kali, “APA?”
“Iya, mungkin saja jatuh. Kau memang pintar.” Krystal tersenyum.
“Kalau begitu makin parah, jika hilang bagaimana? Setidaknya jika ketinggalan daftar nama itu masih bisa diambli.” Jelas Jongdae membuat senyum Krystal menghilang.
“Semoga saja ada yang menemukannya, dan dia mau mengembalikannya.” Pinta Krystal sedih.

“Taemin, adakah seseorang yang bisa mengambil daftar nama di rumah Kang Jiyoung?” Minseok masuk ruang panitia yang tidak banyak orang.
“Eh? Biar aku tanya siapa yang tidak memiliki tugas sekarang.” Jawab Taemin seraya bertanya pada rekan panitianya disana.
“Sepertinya Sungjong tidak ada kerjaan yang penting, dia bagian kesehatan kan?” Minseok juga mencoba ikut berpikir.
“Ya, lagipula kesehatan mempunyai anggota tim yang paling banyak. Sungjong-ah!” Taemin berteriak, yang dipanggil mendekat dengan wajah penasaran.
“Bisa kan kau mengambil daftar nama di rumah… eh rumah siapa hyung?” Taemin tidak benar-benar mendengar ucapan Minseok tadi.
“Kang Jiyoung, ini alamatnya. Tidak terlalu jauh kok!” Minseok memberi kertas kecil berisi alamat rumah Jiyoung, tapi bukan Sungjong yang mengambil dari tangannya melainkan Taemin yang merebutnya dengan kasar.
“Kang Jiyoung, yang cantik itu? Di kelas B itu? Anak asuhmu kan hyung?” Taemin menyerang Minseok dengan pertanyaan.
“Sudah berikan padaku, lebih cepat lebih baik!” Sungjong hendak merebut kertas itu tapi Taemin menghalanginya.
“Biar aku saja yang pergi. Bye!” Taemin segera memakai jaketnya dan melompat, keluar ruangan dengan senyum mengembang.
“Woi Taemin, kau itu EC Team. Tugasmu banyak!” tapi sepertinya teriakan Minseok tidak dihiraukan Taemin yang terus berlari. “Dasar!”

 “Bagaimana Jieun? Pembagian kelompok untuk malam nanti sudah selesai?” Kyungsoo mendekati Jieun yang membawa setumpuk kertas, Kyungsoo mengambil setengah darinya.
“P dan LP Team masih belum selesai membaginya. Kau tau kan kelas Minseok oppa tidak membawa daftar namanya, kita tunggu sampai seseorang yang mengambil datang.” Jelas Jieun, keduanya berjalan dengan cepat menuju aula.
“Dan apa ini?” tanya Kyungsoo seraya meneliti kertas yang dia pegang, “Untuk apa not angka ini?”
“Sebenarnya ini untuk besok, tapi EC Team meminta kita membaginya sekarang. Mereka harus membacanya, oh ini akan melelahkan!” keluh Jieun yang hanya dijawab Kyungsoo dengan senyum.
.
Mungkin sudah satu jam Jiyoung dan Jongin bermandikan matahari, keringat mulai mengalir di pelipis masing-masing. Poni Jiyoung dan Jongin juga sudah basah karena keringat, tapi tidak ada tanda-tanda seseorang akan menjemput mereka untuk kembali ke aula besar. Jongin menoleh ke arah dua sunbae yang duduk di bawah pohon rindang, keduanya tampak sibuk dengan catatan masing-masing, entah apa yang mereka lakukan.
“Panas…” keluh Jiyoung.
“Iya tau.” Jawab Jongin sekenanya, tanpa diberitahu Jiyoung pun Jongin sudah merasakannya. Jongin mengibas poninya beberapa kali, membuat bulir-bulir keringat menyiprat di sekitarnya, tak terkecuali Jiyoung.
Hening kemudian, keduanya sama-sama tidak ingin membuang sisa tenaga mereka dengan bicara. Bagi Jongin berlari lebih baik dari pada berdiri diam seperti ini, setidaknya dengan berdiri semua anggota tubuhnya bisa bergerak bebas dan angin akan menerpa wajahnya. Tapi hukuman ini, ini benar-benar membuat pusing, apalagi sinar matahari yang semakin terasa menyengat.
“Hosh!!!” Jongin mengendurkan dasinya, mengibaskan bagian depan kemejanya, membujuk angin agar mau masuk kesana.
“Aku rasa ini sudah satu jam lebih.” Kata Jiyoung begitu lirih, membuat Jongin tau Jiyoung sedang berusaha sekuat tenaga untuk tetap berdiri.
“Ya, sudah satu jam lebih. Aku sudah kering.” Balas Jongin seraya melirik Jiyoung yang berdiri dengan kepala tertunduk di sebelahnya. Poni Jiyoung basah, beberapa keringat terlihat mengalir di pelipisnya, sejenak membuat Jongin tersenyum melihatnya.
“Tidak bisakah kita kembali?” tanya Jiyoung tanpa mengangkat kepalanya, kedua tangannya terlihat mengepal di kedua sisi roknya.
“Kita harus tunggu LP Team. Kau kenapa? Sakit? Aku panggilkan sunbae yang duduk disana ya?” Jongin menunduk seraya menolehkan wajahnya untuk melihat Jiyoung. Pucat.
Jongin segera menoleh pada sunbae yang duduk cukup jauh dari tempatnya berdiri. Jongin membuang nafas lega ketika melihat Chanyeol sedang berjalan menuju lapangan.
“Chanyeol sudah datang, sebentar lagi kita kembali ke aula.” Jongin memegang pundak Jiyoung seraya mengguncangnya pelan.
“Jongin, ayo cari tempat yang teduh….” Jiyoung memegang lengan Jongin, tapi detik berikutnya cengkraman Jiyoung melemah dan tubuhnya melemas memaksanya untuk jatuh. Untung  Jongin cepat  menangkap Jiyoung dan mendekapnya. Dengan sisa tenaganya Jongin menggendong Jiyoung.
“Sunbae!” teriak Jongin memberitahu Chanyeol yang segera berlari ke arahnya.
“Kesehatan, kesehatan! PANGGIL KESEHATAN!” teriak Chanyeol pada dua panitia yang sedari tadi duduk di bawah pohon.
Sinar matahari masih menyengat kulit Jongin dengan sangat. Jongin melangkan kakinya dengan berat, seharusnya Jongin kuat menggendong Jiyoung jika saja keadaannya tidak seburuk ini. Tubuhnya juga tarasa lemas karena hukuman ini, tapi Jongin tidak menyerah dan terus berusaha melangkankan kakinya yang semakin berat.
Dug…
Jongin merasa lututnya membentur lantai lapangan, Jongin masih berusaha untuk bangkit lagi ketika Chanyeol merebut Jiyoung dari pelukannya. Jongin merasakan bebannya menghilang, tapi Jongin benci itu, bukankah itu berarti Jiyoung tidak ada di pelukannya lagi?
“Kau masih bisa berjalan kan?” tanya seorang sunbae yang sudah memegang lengan Jongin dengan kuat, Jongin bisa melihat nametagnya, Lee Sungyeol.
“Ya..” jawabnya singkat, Jongin melihat ke depan untuk melihat Jiyoung. Beberapa sunbae sudah membawa Jiyoung dengan tandu, Jongin meringis seraya terus berjalan.

***
Sehun dan Krystal mengendap-endap mendekati pintu bertulisan “Perfect Team”. Keduanya menajamkan pendengaran mereka, berniat mencuri dengar apa yang sedang dibicarakan para sunbae di dalam.
“Orang gila seperti apa kau? Membiarkan dua anak itu berjemur hampir dua jam?” terdengar suara Nicole, Krystal dan Sehun mengangguk, merasa tempat mereka sempurna untuk mencuri dengar.
“Mungkin ini bodoh, tapi aku lupa noona.” Suara Chanyeol yang sekarang terdengar.
“EC Team sudah memperingatkan kami, terutama kau! Jangan sampai ini terjadi lagi, kami tidak mau membantu.” Tidak ada suara lagi setelah itu, Sehun dan Krystal mengerutkan kening. Kemudian mereka sadar, bukankah itu artinya pintu akan segera terbuka dan mereka akan melihat Sehun dan Krystal yang sedang asyik menguping?
“Apa yang kalian lakukan disini?” tanya Luhan yang berdiri di belakang mereka, “Bukankah kalian sedang dihukum?”
“Ssttt oppa jangan keras-keras!” Krystal mendorong Luhan menjauh dari ruang P Team, Sehun mengikutinya.
“Kalian tidak sedang menguping kan?” Luhan memandang keduanya dengan curiga, Krystal buru-buru menggeleng sedang Sehun hanya memandang Luhan dengan santai.
“Kita dihukum untuk membersihkan gedung ini, jadi wajar kita disini.” Kata Krystal.
“Aku tidak melihat sapu, lap atau pel di tangan kalian…” jawab Luhan sambil tersenyum.
“Oh ayolah hyung! Aku tau kau tidak akan melaporkan pada siapa-siapa.” Sehun mengeluh, tapi tatapan Luhan membuat Sehun dan Krystal mengerut, “Baiklah hukuman kami memang bukan membersihkan gedung ini dan kami akan kembali bekerja!”
“Aku percaya kau tidak akan bilang pada siapa-siapa oppa!”Krystal mengedikkan sebelah matanya, Luhan hanya menggeleng pada dua pembuat onar itu. Memang Luhan tidak akan memberitahu siapapun jika Sehun dan Krystal baru saja menguping di ruang P Team, kecuali Jongdae.
***
Jongin memerhatikan seseorang yang sedang membantu Jiyoung untuk minum obat, Jiyoung sudah sadar beberapa menit yang lalu tapi wajahnya masih jelas terlihat pucat. Jiyoung tersenyum samar ketika pandangan mereka bertemu, Jongin membalasnya dengan anggukan kemudian menarik selimutnya sampai leher.
“Sakitmu tidak perlu dikhawatirkan, hanya perlu istirahat.” Kata Yura, sunbae mereka yang merupakan tim kesehatan. “Selamat istirahat, kau juga Kim Jongin!” lanjutnya seraya tersenyum pada Jongin yang cepat-cepat menutup mata pura-pura tertidur.
Tak banyak orang di ruang kesehatan hari itu, hanya Jongin dan Jiyoung yang sedang beristirahat dan dua sunbae yang bernama Sungyeol dan Yura. Tapi semua itu tidak membuat Jongin tertidur karena matanya tidak mau dipejamkan dan memaksanya untuk melihat Jiyoung sesering mungkin. Jiyoung terlihat sudah tertidur, Jongin bisa mendengar nafas Jiyoung berhembus dengan teratur. Jongin tidak berniat untuk menghitungnya, tapi hembusan nafas Jiyoung berhasil menjadi penghantar tidur untuknya.

“Sudah jangan menangis, tidak ada apa-apa…” Jongin mendengar suara Yura sedang menenangkan seseorang yang tengah menangis. Jongin mencoba membuka matanya dan mendapati Yura duduk di ranjang Jiyoung sedangkan Sungyeol berdiri di samping ranjang.
“Tadi ada orang disini, aku tidak sedang bermimpi…” Jiyoung berkata dalam tangisnya.
“Mungkin Jongin, dia tidur disini juga kan…” Sungyeol mencoba menenangkan Jiyoung.
“Jongin masih tidur, lagipula aku melihat seorang perempuan…” elak Jiyoung. Kemudian tirai di sekitar ranjang Jiyoung terbuka. Taemin masuk dengan tampang khawatir.
“Kenapa? Ada apa? Kenapa Kang Jiyoung menangis?” Taemin menghampiri Jiyoung, Sungyeol memberinya pandangan penuh arti, selang beberapa waktu Taemin mengangguk tanda mengerti.
“Aku rasa dia bermimpi buruk.” Yura memberi Jiyoung minum.
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kau bisa istirahat sampai kau benar-benar merasa baik Kang Jiyoung.” Jelas Taemin. Jongin yang kini sudah bangun menatap penasaran ke arah Jiyoung. “Sudah bangun?” Taemin memandang Jongin.
“Hem..” jawabnya tanpa menatap Taemin, “Kenapa?” Jongin menunjuk Jiyoung dengan dagu.
“Kang Jiyoung baik-baik saja?” belum sempat Taemin menjawab Jongin, Chanyeol sudah muncul disana.
“Kenapa kau kesini? Gara-gara kau hyung dua anak ini jadi begini. Kau pikir mereka ikan di jemur segala.” Sahut Taemin dengan penuh penekanan, Jongin tersenyum mendengar Taemin bicara seperti itu pada Chanyeol.
“Aku hanya memastikan mereka baik-baik saja.” Jawab Chanyeol dingin.
“Permisi sunbaenim, kami minta ijin untuk membersihkan ruangan ini. Setelah selesai, kami mohon pada kalian untuk tandatangan disini.” Kata Krystal nyaring yang tiba-tiba masuk bersama dengan Sehun dan lap di tangan masing-masing. Semua orang menatap ke arah dua orang yang datang tanpa diundang itu. Awalnya Krystal dan Sehun member senyum dan hormat mereka, tetapi ketika mereka mendapati Jiyoung sedang ada disana, berbaring di ranjang dengan mata merah, dengan cepat lap terlempar dari tangan mereka. Sehun dan Krystal segera menyeruak mendekat ke Jiyoung.
“Minggir-minggir!” kata Sehun ketika Taemin, Chanyeol dan Sungyeol menghalangi jalannya.
“Kau kenapa Jiyoung-ah? Aku pikir kau sudah kembali ke aula setelah mendapat hukumanmu tadi.” Krystal memeluk Jiyoung sekilas dan memeriksa apa ada yang kurang dari Jiyoung.
“Kau kenapa? Sakit?” Sehun ikut panik, dua orang itu benar-benar berlebihan.
“Dia hanya pingsan tadi, dan sepertinya baru saja mendapat mimpi buruk.” Jelas Yura yang hampir terjungkal karena Sehun menariknya agar menjauh dari Jiyoung.
“Pingsan, hukuman apa yang diberi Chanyeol itu? Lihat saja akan aku balas perbuatannya untukmu.” Celoteh Krystal tanpa pernah menyadari Chanyeol ada disana. Semuanya terkikik mendengar Krystal.
“Aku baik-baik saja, Krystal-ah.” Jawab Jiyoung. 
“Kasihan sekali Jongin, temannya tidak ada yang peduli padanya.” Celetuk Taemin membuat Sehun dan Krystal menoleh dan menatap orang yang sedang berbaring diranjang tepat di sebelah Jiyoung. Jongin mendengus sambil tersenyum miring.
“Jongin-ah, kau juga pingsan?” Krystal pindah ke ranjang Jongin sedang Sehun hanya menatapnya.
“Tidak, hanya perlu waktu tidur.” Jawab Jongin sambil tersenyum.
“Acting!” kata Sehun yang kemudian mendapat tatapan tajam dari Jongin.
“Maaf semuanya tapi Jiyoung perlu istirahat, aku mau kalian keluar dari sini sekarang.” Yura mengusir semua orang yang sudah mengganggu Jiyoung dan Jongin, “Tapi jika kau sudah merasa baikan, kau boleh kembali ke aula besar.” Yura kini menatap Jongin. Jongin pura-pura memegang kepalanya dan meringis kesakitan.
“Baiklah kau bisa tinggal.” sambung Yura. Kemudian dia menatap Taemin, Chanyeol, Krystal dan Sehun. “Aku yakin tugas kalian masih banyak!”
Chanyeol adalah orang pertama yang keluar dan berhasil membuat Krystal menjambak rambutnya sendiri karena baru sadar akan keberadaan Chanyeol. “Mati!” pekiknya.
“Baiklah, cepat sembuh Kang Jiyoung!” kata Taemin kemudian pergi, tak lupa tersenyum pada Jiyoung.
“Dan kalian berdua!” kali ini Sungyeol yang menatap Sehun dan Krystal tajam.
“Ijinkan kami membersihkan ruangan ini. Ini hukuman yang diberi LP Team pada kami.” Krystal memohon, Sungyeol terlihat menimbang tapi kemudian dia mengangguk.
“Jangan ganggu dua temanmu ini!” Sungyeol memperingatkan dan duduk di sebuah kursi tak jauh dari mereka, membuka buku catatannya dan menulis disana. Yura duduk di balik meja sudut ruangan, menyiapkan obat dan vitamin untuk Jiyoung dan Jongin nanti.

Sudah hampir satu jam Jongin tiduran di ranjangnya tanpa benar-benar ingin jatuh tertidur, begitu juga yang dilakukan Jiyoung. Jongin yang penasaran kenapa Jiyoung terlihat gelisah dan waspada akhirnya memilih untuk bertanya.
“Ada apa sih?” tanya Jongin terdengar cuek.
“Ehm…” Jiyoung menggigit bibir bawahnya dan melihat tepat di sebelah ranjang Jongin, Jongin yang sangsi juga ikut melihat ke arah sisi ranjangnya. “Tadi disitu ada orang, perempuan, rambutnya panjang…”
“Disini?” tana Jongin seraya menunjuk sisi ranjangnya, Jongin menoleh dan hanya mendapati tirai yang sedikit bergoyang, “Hantu maksudmu?” Jongin bisa melihat Jiyoung mengangguk pelan. “Kau percaya yang seperti itu?”
“Tidak, tapi aku melihatnya… Sebenarnya aku juga tidak yakin, tapi…”
“Mungkin kau habis mimpi, terus terbawa ketika kau bangun…”
“AARRRRGHHH!!!!”
Kalimat Jongin terpotong karena teriakan Jiyoung, dan ketika Jongin menoleh untuk melihat apa yang membuat Jiyoung teriak, Jongin juga ikut teriak.
“WOOAAH!” Jongin tersentak karena tirai di sebelahnya sudah terbuka, menampakkan sesosok gadis dengan rambut panjang yang menutupi wajahnya. Mungkinkah dia hantu yang dilihat Jiyoung tadi?
“Ada apa?!?!?!” tirai di sebelah Jiyoung terbuka, membuat Jiyoung segera menyembunyikan wajahnya pada Sehun. Jongin terus memerhatikan sosok hantu yang ada di sebelahnya, perlahan pundah hantu itu bergetar.
“Ada apa ini?” Sungyeol yang diikuti Yura ikut bergabung, keduanya juga kaget dengan sosok yang berdiri di sebelah Jongin. Sosok yang semakin diperhatikan semakin aneh, karena kini pundaknya bergetar hebat, kedua tangannya memegang perutnya, dan dia tertawa terbahak.
“Muahahahahaha….!” Jongin menjambak rambut Krystal asal, membuat tawanya terhenti sesaat. Namun dia kembali tertawa, Karena sadar sebagian orang disana takut padanya.
“Krystal!” pekik Jiyoung setelah berani membuka matanya.
“Sinting! Kau membuat Jiyoung takut!” sentak Sehun kesal, tapi Krystal terus tertawa seraya mengangkat dua jari telunjuk dan tengahnya.
“Apa aku harus melapor pada LP Team agar hukumanmu ditambah, Jung Krystal!” kalimat Yura berhasil membuat Krystal bungkam, menit berikutnya Sehun dan Krystal kembali membersihkan ruang kesehatan, meskipun sudah sangat jelas tidak ada lagi yang bisa dibersihkan disana.

Minseok datang ke ruang kesehatan, berniat menjemput Jiyoung dan Jongin yang terlihat mengobrol di atas ranjang masing-masing. Menurut Yura keduanya sudah bisa kembali, tapi dia tidak memaksa jika Jiyoung dan Jongin masih ingin istirahat.
“Selamat sora, sudah baikan?” Minseok menghampiri mereka dengan dua kotak makanan, Jongin menatapnya dengan semangat.
“Baik hyung.” Jawab Jongin seraya menerima kotak itu, kotak itu tidak sama seperti biasanya. Terlihat lebih baik dan mahal. Apa ada makanan khusus untuk siswa yang sakit?
“Kalian makan dulu, sekarang free time untuk hobae. Kalian bisa mandi atau sekedar berkumpul dengan yang lain.” Kata Minseok yang kini duduk di kursi tak jauh dari ranjang mereka, “Apa aku perlu menelpon orangtuamu agar mereka menjemputmu, Jiyoung?”
“Tidak, aku sudah baik. Setelah makan aku berniat untuk bergabung dengan yang lainnya.” Jawab Jiyoung dengan senyum, kemudian mulai melahap makannya.
“Ini terlihat mahal, Tim Konsumsi melakukan tugasnya dengan baik.” Kata Jongin seraya menatap makanannya dengan sayang.
“Sebenarnya ini dari Chanyeol, dia merasa bersalah pada kalian berdua. Kemudian dia memberi ini untuk kalian.” Jawab Minseok santai, “Orangtuanya punya restoran! Beruntung kalian bisa makan itu dengan gratis, aku dengar menunya cukup mahal.” Sambung Minseok sambil berbisik.
Jongin terus melahap makanannya dengan baik, berbeda dengan Jiyoung yang terlihat berpikir setelah mendengar penjelasan Minseok tadi. Orangtua Chanyeol punya restoran? Tunggu, bukankah cinta pertamanya dulu juga anak dari pemilik restoran? Mungkinkah ini petunjuk?
“Minseok oppa!” teriak Krystal yang sudah kembali ada di samping ranjang Jongin, “Apa kita tidak mendapat jatah makan juga? Ini sudah jam empat sore dan kami tidak mendapat makan siang kami…” rengek Krystal seraya menatap iri pada Jongin dan Jiyoung.
“Jangan bohong!” kata Minseok, tapi tidak ada bohong yang bisa dia temukan dari wajah Krystal, Sehun ikut bergabung dan juga mengeluh lapar.
“Jadi benar kalian belum makan siang?” tanya Minseok lagi, Sehun dan Krystal mengangguk mantap.
“Sini Krystal, aku bisa berbagi untukmu.” Ajak Jiyoung.
“Tidak perlu, biar kutelpon Jongdae. Seharusnya dia mencari kalian berdua, bukan karena kalian dihukum lalu kalian tidak dapat makan.” Kata Minseok seraya mendekatkan ponsel di telinganya. Setelah berbincang singkat dengan lawan bicaranya, tak lama setelah itu Jongdae datang dengan dua kotak makan ditangannya.
“Hyung, kau ini bagaimana kita sudah kelaparan!” Sehun merebut kotak itu dan memberinya satu pada Krystal.
“Aku mencari kalian berdua daritadi. Kalian pikir aku tidak tau apa yang kalian lakukan? Menguping di ruang P Team, bermain di ruang latihan dance, mencoba masuk di studio radio sekolah. Kalian pikir aku tidak tau?” omel Jongdae membuat Sehun dan Krystal terkikik.
“Oppa jangan marah, tapi kami sudah membersihkan banyak ruangan. Dan kami juga mendapat tandatangan dari penjaga ruangan.” Krystal menyerahkan sebuah map yang berisi tandatangan, sebagai bukti jika mereka melakukan hukumannya.
“Tapi kalian membuatku berkeliling sekolah ini. Cepat makan saja, seharusnya itu makan siang kalian. Kalian sendiri yang membuatnya tidak segera datang karena berpindah seenaknya.” Jongdae memukul kepala Sehun pelan. Minseok, Jiyoung dan Jongin hanya terkikik.
“Loh, kenapa makanan kami berbeda dengan milik Jiyoung dan Jongin?” teriak Krystal sambil menatap makanannya.
“Kalian pilih kasih, apa kita harus sakit dulu baru makan makanan mahal?” protes Sehun.
“Apa yang berbeda?” Jongdae melihat kotak Sehun dan Jongin bergantian, “Kenapa dua anak ini makan mewah, bahkan panitia juga tidak makan ini.” Jongdae ikut protes seraya menatap Minseok.
“Chanyeol yang memberi makanan itu untuk Jiyoung dan Jongin. Kalau mau minta saja padanya.” Minseok mengangkat kedua bahunya.
“Orang aneh pecinta kupu-kupu.” Kata Krystal kemudian melahap makanannya, Jiyoung menatap Krystal tajam.
“Kupu-kupu? Kenapa dengan kupu-kupu?”  tanya Jiyoung penasaran.
“Aku melihatnya menari dengan kupu-kupu tadi, di taman belakang. Orang sinting!” jawab Krystal, Jiyoung menatap Krystal tak percaya. Mungkinkah? Cinta pertamanya?

To Be Continued

Author's Note: Itu ceritanya Jiyoung beneran ngeliat hantu di ruang kesehatan, hihi. Terus untuk sunbae memang banyak, cuman gak semua tim dikenalin di awal. Trims buat yg masih mau baca fanfic ini. Jangan lupa komen. ^^

Komentar

  1. Duh maaf baru bisa komen di sini-_- oh sial. Chanyeol?first love jiyoung? Mengapa oh mengapa;_; padahal suka banget sama kaijing disini.. kenapa jadi chanyeol?;_; tapi chanyeol juga keliatan diem diem perhatian gitu ke jiyoung. Apa chanyeol udah tau jiyoung duluan?atau sebenernya first love nya itu jongin,cuma dia udah ga punya restoran/? Terus jongin diem diem suka nari gaya kupu kupu/? Aaaaaaa kepo abis;; update soon kaaakkkkk!!!!♡

    BalasHapus
  2. Chap 3 is out.. huhu, akhirnya aku tahu cinta pertamanya jing.. ahahahahah #ketawa ketawa evil
    Nggak nyangka kalau itu chanyeol, tapi emang chanyeol kah? Wah daebak, bener2 nggak ketebak. Tapi bau baunya si jing udah mulai suka jongin tuh, nah si chanyeol dikesampingin ke mana? Dan di sini pun kukira chanyeol belum tau juga kalau jiyoung cinta pertamanya. Wah butuh nebak nebak nih , gimana reaksi mereka berdua kalau ternyata emang sahabatan dulu. Si sulli jangan2 sama minseok nih? Dianya konyol banget di sini. Sulli bener2 ceplas ceplos. Tapi aku suka juga karakter dia di sini. Jadi pembawa happy lah. Ditunggu next chapnya yah, thanks for updating. Fast update , yeyy :D #Bow

    BalasHapus
  3. Sorry banget baru baca. Telat banget ya gue. Q_Q
    Heh? Seriusan first lovenya Jiyoung Chanyeol? Yah gue kecewa. Padahal pengennya Jongin atau Taemin. Tapi gapapa sih kalo Chanyeol first lovenya juga, soalnya Jiyoung kayanya udah mulai suka nih sama Jongin. Apalah artinya first love kalo udah ketemu cinta yg sekarang.
    Ada hint hint Jimin gitu gue suka hahaha. #jiminshipper
    Oya have I told you I love the idea of the setting? Kayanya ini pertama kalinya gue baca fanfic yg fokus ke cerita MOS-nya, walo gue yakin di Korea ga ada MOS-MOSan. Oh who cares namanya juga fanfic.
    Serius gue kira waktu Jiyoung kehilangan daftar nama absen itu dan dia ngeliat cewek di ruang UKS, gue udah mikir ada yg jahat dan iseng ke dia. Eh taunya emang ketinggalan beneran sama liat hantu ya. Hahaha -___-
    Very nice chapter, one again sorry for the late read.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah