Langsung ke konten utama

[FANFIC] First Love - Chapter 4



Tittle: First Love
Cast: Kim Jongin, Kang Jiyoung, Oh Sehun, Jung Krystal, Choi Sulli, other
Genre: romance, comedy, fluff
Pairing: Kai/Jing
Lenght: series
Summary: "Cinta pertama itu ketika kau rela menghabiskan waktumu untuk memikirkannya dan kau menjaga hatimu untuk tetap menjadi miliknya dalam kurun waktu yang lama."
.
.
.




“Jiyoung! Jongin! Akhirnya kalian kembali!” Sulli menyambut kedatangan Jiyoung dan Jongin dengan gembira. Jiyoung dan Jongin menatap aneh di sekelilingnya, ruang kelas telah berbeda. Tidak ada bangku yang memenuhi ruangan ini karena semua bangku sudah ditata rapi di sudut kelas, menyisakan tempat yang cukup lapang untuk Jongin salto disana. Sulli yang mengerti dengan keadaan ini langsung tersenyum.
“Malam ini kita tidur disini!” katanya nyaring disambut anggukan oleh Jongin.
“Semuanya disini?” tanya Jongin kemudian.
“Hobae perempuan dari kelas A, B dan C disini. Laki-laki di kelas A, jadi kau kesana.” Jelas Sulli, bukannya pergi Jongin malah rebah di lantai, mengambil tas yang sudah dia tau milik Sulli dan membuatnya sebagai bantal. “Loh, kenapa tidur disini?” rengek Sulli.
“Krystal juga disini kalau begitu?” tanya Jiyoung dan Sulli mengangguk. Jiyoung duduk di sebelah Jongin yang sedang asyik tiduran, Jiyoung menata ulang isi tasnya yang tadi pagi sudah dia acak-acak. Sulli terlihat sibuk dengan kertas yang sedari tadi dibawanya.
“Semuanya!” Krystal berteriak menghampiri Jiyoug dan yang lain, membuat Jongin tersentak karena kaget, “Tasku hilang! Tas Sehun juga!” rengeknya.
“Tidak hilang, ini tasmu. Aku yang membawanya kesini tadi.” Sulli menunjuk tas yang ada di belakang Jiyoung. Krystal berterimakasih dan langsung mengambil tasnya. Membukanya dengan kasar dan mengeluarkan roti yang segera dia makan dengan lahap.
“Mengerikan, baru beberapa menit yang lalu dia makan.” Sorot mata Sehun menuju Krystal yang melahap nikmat rotinya, “Bagaimana dengan tasku?”
“Jongdae oppa yang membawanya, punya Jongin juga ada di Jongdae oppa.” Jelas Sulli tanpa melepas pandangan dari kertas yang sedang dia baca.
“Jongin-ah, kita cari tempat yang oke di kelas sebelah. Aku ingin tidur dekat tembok malam nanti.” Sehun menendang kaki Jongin, tapi Jongin kelihatan tidak mau pergi dari posisi tidurnya. “WOI! Kau sudah tidur dari tadi siang! Ayo pergi!”
“Aiisshh!” keluh Jongin, secepat kilat Jongin merebut roti yang dimakan Krystal sebelum dia melompat dan berlari mengikuti Sehun.
“Wooaaah! Kim Jongin kurang ajar!” teriak Krystal kesal, roti coklat favoritnya baru setengah dia makan dan Jongin sudah merebutnya. “Aku menyesal sudah mengkhawatirkannya tadi.”
“Kkk ini makan punyaku.” Jiyoung menawarkan roti miliknya tapi kemudian Krystal menggeleng.
“Sebenarnya aku bawa banyak.” Krystal meringis, “Dan apa itu Sulli? Kau terlihat sibuk dengan kertas itu.”
“Ini tugas! Membaca not angka, malam nanti kita akan di tes. Kalian tidak mempelajarinya?” Jiyoung dan Krystal melotot ke arahnya, “Oh kalian sudah bisa baca not angka dengan baik? Hmm, kalian beruntung, aku harus belajar dulu.”
“KITA BAHKAN TIDAK TAHU ADA TUGAS SEPERTI ITU, CHOI SULLI!!!” teriak Jiyoung dan Krystal bersamaan membuat Sulli tercengang menatap mereka.
***
Jiyoung membaca kertas berisi jajaran angka dan mencoba membacanya, sesekali menatap jam yang ada di pergelangan tangan kirinya, hari sudah semakin sore tapi antrian panjang di kamar mandi perempuan belum juga memendek. Krystal mulai mengumpat dan menggerutu tak jelas, sesekali menggedor pintu kamar mandi dan meminta pengguna segera menyelesaikan aktifitasnya di dalam, beberapa anak memandang takut ke arah Krystal. Tapi Krystal hanya cuek dan kembali berdiri di antara Jiyoung dan Sulli.
“Sudah jam lima, antrian masih panjang!” keluh Krystal, bahkan Jiyoung sendiri ikut kesal. Memang benar Jiyoung memiliki catatan waktu lama untuk mandi, tapi jika dalam keadaan seperti ini, bukankah mereka harus cepat? Lagipula apa enaknya mandi di sekolah?
“Memang ada air hangatnya ya? Betah banget yang mandi disini.” Sulli ikut mengeluh.
“Ssstttt…” Jiyoung merasa seseorang sedang berusaha mencuri perhatiannya, “Sssttt…” Jiyoung berusaha mengabaikannya dan terus membaca jajaran angka di kertas yang dia bawa.
“Heh! Kalian bertiga!” Jiyoung mendongak dan mendapati Sehun berada tepat di depan pintu masuk toilet perempuan, “Cepat sini!” Sehun melambai dan segera menghilang.
“Siapa yang mau menemuinya? Jika kita keluar, maka kita akan berada di antrian paling belakang.” Kata Krystal dingin, Jiyoung dan SUlli setuju dengan Krystal dan memilih mengabaikan panggilan Sehun. Ketiganya mengobrol pelan sambil menatap bilik-bilik kamar mandi, berharap pintu membuka dan menutup dengan cepat sehingga tiba waktu mereka untuk mandi.
Kemudian teriakan beberapa anak memekakan telinga mereka, Jiyoung baru saja menoleh untuk melihat apa yang terjadi ketika Sehun sudah menarik tangannya, tangan yang lainnya menarik rambut panjang Krystal dan Sulli dalam satu genggaman dan menarik mereka bertiga keluar.
“HEI COWOK TIDAK BOLEH MASUK SINI!” teriakan beberapa anak seraya menunjuk-nunjuk tapat di depan wajah Sehun.
“Oke oke maaf, aku pergi.” Balas Sehun seadanya. Ketiga gadis yang ditarik juga ikut berteriak, terutama Krystal dan Sulli yang berteriak memaki Sehun karena anak itu menarik rambut mereka dengan kuat.
“SINTING! Kau merusak antrian kami dan kau menjambakku!” Krystal mencoba melepaskan tangan Sehun dari rambutnya, “LE-PAS-KAN!”
“Sorry-sorry, kalian budek sih.” Jawab Sehun enteng.
“Kami harus antri dari awal! Ada apa sih dengan kau ini?” tanya Sulli seraya menggosok kepalanya yang sakit.
“Aku hanya membantu kalian. Antrian itu tidak akan memendek sampai jam tujuh nanti!” kata Sehun, tersenyum sekilas pada Jiyoung.
“Yang kau lakukan tidak membantu Sehun-ah!” kata Jiyoung sambil melirik kesal pada Sehun. Sehun mengangkat kedua bahunya.
“Sebaiknya kalian ikut aku mandi di tempat lain. Kalian tidak perlu antri.” Jawabnya santai, ketiga gadis itu semakin kesal pada Sehun tapi mereka tetap berjalan mengikutinya. Krystal melihat ke arah kamar mandi laki-laki, memang antrian disana tidak begitu panjang, tapi mana mungkin Sehun menyarankan mereka untuk mandi disana???
“Aku tidak mau mandi di kamar mandi laki-laki!” tukas Krystal, Sehun mengerutkan kening.
“Sinting, siapa juga yang mengajakmu kesana. Pervert!” kata Sehun meledek, Krystal memaki Sehun setelah itu, mengeluarkan semua kata-kata kotor untuk Sehun.
Mereka berjalan ke arah gedung tua, gedung ini tepat berada di sebelah gedung hobae dan Sehun mengajak mereka kesana. Matahari yang sudah mulai bersembunyi, tidak menyediakan banyak cahaya disana membuat Jiyoung tak mau jauh-jauh dari Sulli. Gedung tua ini sedikit menakutkan bagi Jiyoung. Sehun mengajak mereka menaiki tangga menuju lantai dua, Sehun memimpin mereka seakan sudah mengenal gedung ini dengan baik.
“Jongin!” panggil Sulli ketika Jongin muncul dari arah berlawanan dengan menenteng handuk dan tas kecil berisi alat mandinya.
“Kau menjemput mereka.” Kata Jongin pada Sehun, “Aku pikir kau sudah ke kelas dulu tanpa menungguku.”
“Kasihan juga mereka kalau mandi disana, terlalu ramai.” Kata Sehun. Jiyoung yang awalnya mengira Jongin tidak akan bergabung karena sudah menyelesaikan urusannya ternyata salah ketika Jongin balik arah dan kembali masuk toilet.
“Memangnya tidak apa-apa kita mandi disini?” Sulli meletakkan tas kecilnya di dekat wastafel dan melihat bayangannya di cermin.
“Selama tidak ada yang tau! Ini gedung pertemuan yang digunakan untuk urusan-urusan sekolah, rapat dan lain-lain yang sifatnya tertutup. Jadi tidak banyak yang datang kesini.” Kata Sehun menjelaskan.
“Kamar mandinya juga bersih dan luas, kalian bisa mandi sekarang.” Kata Jongin membuat ketiga gadis itu cepat-cepat masuk ke bilik masing-masing.
Sebenarnya ada sepuluh bilik kamar mandi di tempat Jiyoung, Sulli dan Krystal antri tadi,  tapi masalahnya memang karena para hobae lainnya mengambil jatah mandi mereka selama dua puluh menit dan menyebabkan antri panjang. Berbeda dengan hobae laki-laki yang hanya menggunakan waktu mandi sepuluh menit. Tapi Sehun dan Jongin yang tadinya iseng jalan-jalan masuk gedung ini, kemudian memutuskan untuk mengambil keperluan mandi dan mandi disini.
“Kami pergi dulu ya!” kata Sehun yang mulai bosan menunggu.
“JANGAN!!!” teriak mereka bersamaan, Sehun dan Jongin saling bertukar pandang dan membuang nafas berat. Sepertinya memang harus menunggu…

Jiyoung orang pertama yang keluar dari biliknya, handuknya dia biarkan menutupi kepalanya dan sebagian wajahnya. Jiyoung berjalan ke arah wastafel dan meminta Sehun untuk minggir sehingga dia bisa meletakkan barangnya disana.
“Sini biar aku bawakan.” Kata Sehun kemudian. Jiyoung bercermin seraya mengacak poninya yang basah, kemudian mengambil pelembap dari tasnya yang berada di pangkuan Sehun.
“Dandan?” tanya Sehun dengan alis terangkat.
“Hem..” jawab Jiyoung malas, dia mulai meratakan pelembap pada wajahnya kemudian menepuknya pelan. Disisi lain Jongin terlihat menikmati pemandangan itu.
Tak lama Sulli keluar, melakukan hal sama seperti Jiyoung yaitu bercermin seraya memakai pelembapnya. Bedanya, Jongin yang membawa tas berukuran sedang milik Sulli. Krystal yang paling terakhir keluar dengan rambut basahnya yang ditutupi handuk. Krystal melihat sekilas Sehun yang sedang asyik memainkan beberapa alat kecantikan Jiyoung, kemudian segera berpaling dan menghampiri Jongin. Krystal meletakkan tas kecilnya di pangkuan Jongin tanpa berkata apapun.
“Woah, aku jadi penitipan barang.” Sahut Jongin tapi Krystal tidak memedulikannya yang mencoba mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“Keramas, makanya lama!” celetuk Sehun tapi Krystal hanya meliriknya sesaat kemudian melanjutkan aktifitasnya. Krystal mengarahkan semua rambutnya ke depan dan mengeringkannya dengan handuk saat Sulli memekik.
“Krystal! Aku takut!” kata Sulli sambil berjengit, “Kau seperti hantu!”
“Kau takut hantu tapi erteman dengan Krystal. Krystal dan hantu tidak ada bedanya.” Kata Sehun sambil tertawa, Krystal hanya mendengus kesal.
“Ngomong-ngomong soal hantu, memang benar ya kau lihat hantu tadi di ruang kesehatan?” tanya Krystal pada Jiyoung.
“Aku melihat perempuan dengan rambut panjang tadi, berdiri di sebelah ranjang Jongin.” Jiyoung sengaja memelankan suaranya seakan takut akan di dengar para hantu itu sendiri.
“Mungkin mimpi…” jawab Jongin dan Jiyoung menggeleng cepat.
“Tapi aku dengar dari teman yang lain, ruang kesehatan memang banyak hantunya. Itu yang membuat mereka tidak mau sakit, banyak kan teman kita yang sakit tapi mereka malah bilang ingin di aula besar saja.” Jelas Sulli dramatis, membuat atsmosfir di kamar mandi sedikit tegang. Jiyoung memegang bagian belakang lehernya dan merasakan ruangan ini jadi menakutkan sekarang. Ditambah langit sudah gelap dan tidak ada orang lain selain mereka disana.
“Kata Jessica eonni juga begitu.” Sambung Krystal, “Dia kakakku yang dulu juga sekolah disini.” Krystal memberi kalimat penjelas.
“Ayo kembali, aku tidak mau berlama-lama disini.” Pinta Sulli dan mereka segera bersiap keluar.
Jika pada saat mereka datang masih ada sedikit sinar matahari yang masuk melewati jendela-jendela panjang di sisi tangga, sekarang tangga sedikit gelap. Hanya hanya bias lampu taman di luar gedung ini yang menjadi penerang mereka. Sedang lampu di gedung ini mati, kecuali lampu depan dekat pintu masuk.
Para gadis berjalan di depan, sedangkan Jongin dan Sehun berjalan di belakang ketiganya sambil sesekali terkikik melihat mereka takut. Terutama Sulli yang bersikeras untuk berjalan ditengah Jiyoung dan Krystal.
Mereka melewati jalan setapak yang menghubungkan gedung pertemuan tua tadi dengan gedung hobae, ketegangan sedikit berkurang ketika banyak hobae yang bermain-main di taman gedung hobae. Rupanya masih ada tiga puluh menit sisa waktu free time sebelum mereka harus berkumpul kembali di aula besar.
Tanpa dirinya sendiri sadari, Jiyoung mulai mencari Chanyeol sepanjang perjalanan. Tapi Jiyoung tidak menemukan satupun sunbae berlencana LP Team, kemudian Jiyoung merasakan kekecewaan yang tidak bisa digambarkan.
***
Minseok berjalan menuju kelas A, dimana tempat hobae dari kelas A, B dan C akan bermalam. Mata Minseok mencari sosok tegap Jongin, yang setelah dia cari-cari ternyata ada di sudut sedang membaca kertas yang sepertinya not angka.
“Jongin! Belajar?” tanya Minseok yang dijawab gelengan oleh cepat.
“Hanya baca ini, hehe. Ada apa hyung?” Jongin meletakkan kertas tadi dan bertanya apa yang membuat Minseok kesini.
“Daftar nama, jangan hilang ya. Kau harus mengabsen temanmu sebelum tidur nanti.” Minseok menyerahkan map yang sudah membuatnya di jemur pagi tadi, Jongin menatapnya dengan penuh tanya, meminta penjelasan Minseok dari sorot matanya. “Taemin tadi yang mengambil ke rumah Jiyoung. Baiklah, siap-siap untuk berkumpul di aula besar sepuluh menit lagi!”
“Ya, gomawo hyung.” Kata Jongin santai.

Jongin memakai jaketnya karena malam ini terasa dingin, dia dan Sehun bermain di tangga sambil menunggu waktu untuk berkumpul di aula besar. Ada rasa yang bisa membuat Jongin senang saat ini, dimana saat malam hari dia bisa di sekolah, beberapa temannya lalu lalang melewati tangga sambil bercanda, dan bahkan beberapa gadis yang sengaja naik-turun tangga hanya untuk melihatnya dan Sehun –Jongin risih dengan yang satu ini –semunya  membuat hatinya bergetar senang. Memang begini rasanya berada di sekolah baru.
“Kita tidak membawa apa-apa kan ke aula besar?” tanya Sehun yang duduk di pagar tangga.
“Bawa not angka saja, setelah makan malam kita di tes itu, terus tidak tau lagi deh mau apa.” Jawabnya seraya merogoh kantong jaketnya, memastikan kertasnya ada disana.
Malam itu Jongin memakai celana jeans panjang dan kaos lengan pendek ditambah dengan jaket tebalnya, begitu pula dengan Sehun. Bedanya Sehun hanya meyampirkan jaketnya di pundaknya saat ini, dan Jongin menyadari sahabatnya itu sedang tebar pesona. Khusus malam itu mereka memang di bebaskan dalam berpakaian. Katanya sih, malam ini akan sedikit santai karena LP dan P Team tidak ikut hadir dalam makan malam.
“Semuanya, cepat berkumpul di depan gedung! Kita akan segera ke aula besar!” teriak Kyungsoo pada hobae yang sedang duduk-duduk santai di depan gedung. Jongin dan Sehun yang sedang ada di tangga langsung merapat dan membantu untuk mengatur temannya, ya mereka ketua kelas.
“Luhan hyung, tolong ke atas dan beri tau hobae yang masih ada dalam ruangan.” Kata Kyungsoo keras, Luhan dan Jieun segera naik untuk memanggil hobae yang masih disana.
“WOI! Kelas B disini!” kata Jongin ketika mendapati teman sekelasnya bingung mencari tempat, anak itu langsung mengambil tempat di belakang Jongin. Jongin tidak bisa melihat wajah temannya dengan jelas karena penerangan lampu yang dirasa kurang cukup olehnya. Ditambah para hobae mulai berisik dan mengganggu konsentrasinya untuk mencari Jiyoung.

“Ayo Jiyoung, Jieun eonni sudah menunggu!” kata Sulli di pintu sambil melihat Jiyoung yang sibuk mengaduk tasnya.
“Aku tidak membawa jaket!” kata Jiyoung, mendorong tasnya menjauh dan bangkit, menuju Krystal, Sulli dan Jieun yang sudah menunggunya.
“Kenapa kau selalu lupa membawa sesuatu sih?” selidik Krystal sangsi, “Untung kau pakai lengan panjang.”
“Kau terlalu banyak pikiran sih!” sahut Sulli.
“Nanti kau bisa pakai jaketku kalau kedinginan, kita gantian pakainya.” Kata Krystal cepat, Jiyoung hanya mengangguk.
Jiyoung, Krystal dan Sulli menuruni tangga dengan cepat mengabaikan teriakan Jieun yang menyuruh mereka hati-hati. Sepertinya tiga anak itu adalah hobae terakhir yang bergabung, karena tak lama setelah itu kelas A mulai berjalan menuju aula besar diikuti lainnya.
“Gak pakai jaket? Gak dingin?” tanya Jongin ketika Jiyoung berdiri di sampingnya.
“Lupa tidak bawa.” Jawab Jiyoung sambil tersenyum garing. Jiyoung menatap kedepan ketika dia merasakan Jongin menyenggol lengannya beberapa kali.
“Nih, pakai!” Jongin sudah melepas jaketnya dan menyodorkan pada Jiyoung dengan paksa.
“Err, gomawo. Tapi kau pakai saja, kau hanya mengenakan lengan pendek gitu.” Jiyoung menolak, tapi Jongin tetap menyodorkan jaketnya seraya menatap mata Jiyoung dalam. Jongin kembali menyodorkannya, tapi  Jiyoung hanya menatapnya ragu.
“Tiga… dua… sa…”
“Oke oke, gomawo Jongin-ah!” Jiyoung merebutnya dan segera memakainya. Jujur saja Jiyoung bersyukur karena ada yang mau meminjaminya jaket.
“Ush, main drama lagi.” Kata Sulli kemudian dia mendapat tatapan penuh ancaman dari Jongin, “Maaf Jongin, maaf. Hanya bercanda.” Tambahnya.

Aula besar telah di dekorasi berbeda dari biasanya. Ada lima meja panjang yang mengelilingi aula besar, membuat ruang lapang di tengahnya. Di tengah meja sudah di sediakan sebuah panggung, dan disana ada Eunji yang berdiri di atasnya sambil menyambut para hobae yang baru datang. Sama seperti sunbae yang lain, mereka hanya memakai kaos seragam tanpa jas mereka malam ini. Para hobae juga tidak bisa menemukan LP Team, seakan menjelaskan ini akan menjadi malam yang menyenangkan.
“Baiklah dengarkan aku, kalian ikuti instruksi dari ketua kelas dan koordinator kalian. Aku ingin tanpa suara sehingga kita bisa cepat mengisi perut kita!” Minho terlihat memimpin. Para hobae berjalan tertib menuju meja kelas mereka dengan mengikuti instruksi ketua dan koordinator.
Jiyoung dan Sulli sudah duduk manis, mereka mengambil tempat paling ujung dan berdekatan dengan kelas C. Krystal memilih duduk di dekat kelas B sehingga dia bisa bergabung bersama Sulli dan Jiyoung. Jiyoung sudah menyisakan tempat untuk Jongin di sebelahnya, sehingga setelah Jongin selesai mengerjakan tugasnya dia langsung mengambil posisi duduk di sebelah Jiyoung.
Jongin datang dan duduk di sebelah Jiyoung, Sehun yang tadi berjalan bersama Jongin kini berdiri mematung di belakang Krystal. Sehun memandang Krystal horror, sementara Krystal sedang asyik berbisik bersama Sulli yang ada di sebelahnya.
“Geser-geser!” kata Sehun seraya memukul pundak Krystal pelan.
“Suruh dia yang geser, kau mau aku jatuh!” balasnya memandang Sehun kesal karena telah mengganggunya.
“Harusnya kau seperti Jiyoung, dia menyisakan tempat untuk Jongin disana!” gerutunya, kemudian dia meminta seorang gadis yang duduk sebelah Krystal agar mau bergeser dan membiarkan Sehun duduk disana. Krystal tidak memedulikannya dan kembali mengobrol dengan Sulli.
“Jongin, kata Krystal daftar nama sudah di kembalikan tadi. Bagaimana ini, aku belum mengambilnya di rumah?” kata Jiyoung gusar.
“Sudah ada di aku.” Jawab Jongin mencoba mengalahkan hiruk pikuk di aula besar, Jongin melihat kening Jiyoung mengerut tanda tak mengerti dan Jongin mendekatkan mulutnya ke telinga Jiyoung, “Tadi Taemin mengambil ke rumahmu!”
“Oh ya, syukurlah!” kata Jiyoung canggung, jantungnya berdetak cepat ketika Jongin mendekat padanya tadi.
Eunji mengambil perhatian dari pada hobae, senyum ramahnya di sambut baik oleh para hobae. Mereka bersorak membuat Eunji hanya tersenyum, sampai kemudian Taemin memberi isyarat agar semuanya diam dan mengijinkan Eunji berbicara.
“Banyak yang harus disampaikan, tapi sebaiknya kita mengisi perut kita dulu karena aku juga sudah merasa sangat lapar!” kata Eunji sambil tertawa. Sorakan semakin nyaring memenuhi aula besar, beberapa sunbae sudah datang dengan makanan di tangan mereka dan segera membaginya. Jongin dan Sehun beserta ketua kelas lain ikut berdiri dan membantu pembagian makan malam.
“Heol, aku lapar!” kata Krystal, matanya berbinar ketika Sehun datang dengan dua kotak makan di tangannya. Krystal sudah bersiap menerimanya tapi Sehun melewatinya.
“Selamat makan Jiyoung!” seru Sehun sambil tertawa renyah, Krystal cemberut melihat aksi Sehun itu. Tapi kemudian Jongin datang dengan tiga kotak makan, sepertinya kotak itu untuknya, Jiyoung dan Sulli. Tapi Jongin memberi satu untuk Krystal karena tau Jiyoung sudah memegang makanannya.
Mata Jongin berbinar setelah membuka kotak makanannya, dua ayam goreng dengan ukuran besar beserta nasi dan saos. Jongin tidak ingin membuat ayamnya terlalu lama untuk disentuh dan segera melahapnya. Jiyoung yang tau ayam goreng adalah favorit Jongin memberi satu ayam miliknya pada Jongin, ketika Jongin menatapnya dengan heran tapi senang Jiyoung segera berkata, “Aku tidak bisa menghabiskan dua ayam.” Jongin tersenyum, matanya membentuk lengkungan membuatnya terlihat, lucu?
“Go-a-o…” begitu yang didengar Jiyoung, karena Jongin berterimakasih dengan mulut penuh ayam.
Krystal dan Sehun tak kalah brutal, Jiyoung baru tau sejak Krystal menginap di rumahnya bahwa gadis itu selalu merasa lapar. Sedang Sehun, sudah sangat jelas dia pemakan yang baik.
“Aku tidak bisa menghabiskan dua ayam ini…” keluh Sulli, Krystal dan Sehun dengan cepat menanggapinya.
“Be-i-kan-ba-a-ku…” kata Krystal yang mulutnya penuh makanan.
“A-u-sa-a..” kata Sehun juga mencoba bersuara, Sulli menatap dua anak itu ngeri. Kecantikan dan ketampanan tidak menjadi jaminan ketika mereka bertemu makanan. Yang membuat Sulli heran, bagaimana dua anak itu kurus seperti tidak pernah makan?
“Ambil-ambil!” kata Sulli, Krystal yang duduk disampingnya dengan senang hati menyambut kedatangan paha ayam. Krystal meledek pada Sehun, tapi Sehun pura-pura tidak peduli. “Uoh! Kalian menjijikan!” pekik Sulli.
Belum semua hobae menyelesaikan makan malamnya, para sunbae sudah kembeli membagikan sebuah tart kecil dan pudding. Lagi-lagi membuat Sehun dan Krystal memekik bahagia dan lupa jika mereka sedang bertengkar tadi. Sedangkan Jongin sepertinya sudah tidak menaruh minat pada makanan penutup memilih untuk diam dan memerhatikan sekitar.
Jiyoung memilih pudding malam itu, dia makan sambil masih mencoba untuk mencari Chanyeol. Kenapa LP Team tidak terlihat batang hidungnya. Tanpa terasa Ketua Murid sudah ada di atas stage dan mulai mencari perhatian para hobae.
“Aku harap kalian suka dengan makan malam ini….” Katanya sebagai pembuka, terdengar sorakan dari hobae. Dan seperti biasa Sungjae menarik perhatian dengan tarian guritanya yang membuat semua terpingkal.
“Ada beberapa hal yang harus aku sampaikan, kabar baiknya LP Team tidak akan ikut serta dalam acara malam ini karena mereka menyiapkan sesuatu yang special untuk kalian…” beberapa hobae bersorak dan beruhu untuk itu. Bersorak karena tidak ada LP Team dan beruhu karena sesuatu yang special dari LP Team jelas sesuatu yang buruk bagi hobae.
“Aku harap kalian siap dengan tes sederhana kita malam ini, tentunya kalian tidak lupa dengan lembaran not angka yang sudah kalian terima siang tadi…” beberapa hobae terlihat sedikit tegang, “…dan akan ada beberapa penampilan special dari para sunbae –yang satu ini aku harap bisa memantapkan hati kalian dalam memilih sunbae mana yang akan kalian pacari-
“Huaah… daebak!” Sulli bertepuk tangan paling keras.
“Tapi sebelum itu kita akan bermain-main dulu dengan kalian, dan sepertinya Eunji sudah siap untuk mengajak kalian bersenang-senang.” Jinki menunduk sebagai akhir dari pidatonya, terdengar sorakan dari pada hobae yang entah dari mana mendapat energy lebih malam itu.
Eunji sudah kembali memimpin, menyapa mereka dengan beberapa peraturan untuk malam mereka nanti. Dari tidak ada yang boleh keluar ketika jam tidur dan lain-lain. Kemudian ada satu yang membuat Jiyoung menepuk keningnya, dia tidak membawa kertasnya.
“Jongin, aku lupa tidak membawa kertasku.” Keluhnya, Jongin memutar bola matanya sudah bosan mendengar sesuatu yang tidak di bawa Jiyoung. Sementara itu Sulli bergerak gelisah di sebelah Jiyoung, berbisik pada Jiyoung.
“Aku ingin ke kamar mandi.” Bisiknya.
“Aku harus mengambil kertasku, kau minta antar Krystal saja!” kata Jiyoung. Jongin sedang menghampiri Minseok yang berdiri tak jauh darisana, meminta ijin untuk kembali ke kelas mengambil kertas not nya.
“Krystal antar aku ke kamar mandi ya!” kata Sulli memohon.
“Kau tidak dengar apa kata Eunji sunbae, Myungsoo sunbae akan menyanyikan sebuah lagu sebentar lagi. Aku tidak mau melewatkannya.” Keluh Krystal.
“Sehun, antar aku ke kamar mandi ya?” Sulli beralih ke Sehun yang langsung mengangkat alisnya tinggi-tinggi.
“HAH? AKU?” kata Sehun congak, “Aku tidak mau dicurigai sunbae ingin berbuat mesum…”
PLAK!
Krystal memukul Sehun keras. “Ayo aku antar!” kata Krystal seraya mendelik ke arah Sehun. Krystal dan Sulli minta ijin untuk ke kamar mandi, mereka menghilang ketika berjalan keluar aula. Sehun masih mengusap puncak kepalanya yang dipukul Krystal, mengumpat tak jelas karena rasa sakitnya.
“Ayo ambil kertasmu!” kata Jongin, Jiyoung segera beranjak dan berjalan cepat di belakang Jongin.
Mereka berjalan dalam diam, udara dingin langsung menyentuh kulit mereka ketika keluar dari aula besar. Jiyoung merasa kedinginan padahal dia sudah memakai jaket, lalu bagaimana dengan Jongin yang hanya mengenakan kaos lengan pendek itu.
Gedung hobae terlihat sepi membuat Jiyoung bergidik takut, Jiyoung berjalan dekat-dekat dengan Jongin, takut sesuatu akan menerkamnya jika dia jauh dari jangkauan Jongin. Jongin yang menyadari keanehan Jiyoung kini menyeringai.
“Kau takut?” kata Jongin dengan tawa tertahan.
“Aku tidak bohong dengan apa yang aku lihat di ruang kesehatan siang tadi.” Jiyoung membela diri, setidaknya takutnya beralasan karena dia sudah bertemu dengan penghuni sekolah siang tadi. Jongin hanya tertawa mendengarnya.
Jiyoung semakin mendekatkan dirinya pada Jongin ketika mereka menaiki tangga, suara langkah mereka menggema membuat Jiyoung menyentuh tengkuknya sesering mungkin.
“Kau masuk sendiri ya, aku juga harus mengambil sesuatu.” Kata Jongin tapi Jiyoung dengan jelas menolaknya. Jiyoung menyeret Jongin agar masuk ke dalam kelas B bersamanya. Jongin menurut saja, berdiri tidak jauh-jauh dari Jiyoung ketika gadis itu berjongkok mengambil kertasnya.
“Sudah! Ayo kembali, aku tidak mau lama-lama disini. Menyeramkan!” keluhnya dan masih saja membuat Jongin tersenyum.
“Jiyoung, aku ingin ganti baju dulu. Terlalu konyol untuk mengenakan kaos lengan pendek di malam sedingin ini.” Jongin membuka pintu kelas A, Jiyoung menahannya.
“Aku ikut masuk ya?” pintanya.
“Aku mau ganti baju, kau mau ikut?” alis Jongin terangkat, Jongin masih cukup waras untuk melakukan hal itu. “Tunggu disini, pintunya tidak kututup kok.” Katanya kemudian masuk dalam kelas.
Jongin mengambil baju lengan panjangnya dan berganti pakaian secepat kilat tidak mau membuat Jiyoung terlalu lama menunggunya. Tapi kemudian Jongin mendengar ada yang datang, dan sepertinya sekarang Jiyung berbincang dengan seseorang. Jongin tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka katakan, sekarang Jongin jadi sangsi jangan-jangan benar Jiyoung bisa melihat hantu?
Setelah bajunya terpasang dengan baik, Jongin langsung melesat keluar dan mendapati Jiyoung sedang mengobrol dengan seseorang.
***
Krystal berlari menuju aula besar ketika mendengar sorakan dari para hobae dan sebagian dari mereka meneriakkan nama Myungsoo.
“Oh ijinkan aku melihatnya meskipun hanya tiga puluh detik!” katanya.
“Krystal tunggu!” Sulli mengejar Krystal, karena Sulli sebenarnya takut.
Krystal duduk di bangkunya ketika Myungsoo menyanyikan bait terakhir lagunya, Myungsoo bernyanyi dengan bermain gitar! Ouh! Bukankah ini terlalu kejam untuk hobae yang tergila-gila padanya, bagaimana jika mereka mendapat serangan jantung karena Myungsoo tersenyum dengan manisnya seperti saat ini.
“WUUUUAAHHH!” teriakan Krystal berhasil memekakkan telinga Sehun, Sehun menatapnya tajam tapi Krystal terlalu sibuk meneriaki Myungsoo. Sehun melihat Sulli yang terengah kehabisan nafas duduk di sebelah Krystal.
“Ada obat tidak untuk penyakit yang diderita Krystal seperti ini?” tanya Sehun pada Sulli yang hanya menggeleng pelan.
“Sulli, untung aku hanya melihatnya di detik akhir. Mungkin aku pingsan jika melihatnya dari awal.” Kata Krystal, Sulli benar-benar heran karena Krystal sudah tidak terlihat sangar seperti biasanya. Setelah Myungsoo turun dari stage, Krystal mendapat kembali kesadarannya dan kembali berlagak cool seperti biasanya.
“Perempuan memang aneh…” decak Sehun seraya menggelengkan kepalanya.
***
“Jongin!” panggil Jiyoung seraya tersenyum, tangannya terangkat dengan jaket yang Jongin pinjamkan tadi, “Kau bisa pakai jaketmu sekarang, biar tidak kedinginan.”
“Eh?” Jongin mengambil jaketnya seraya memerhatikan Jiyoung yang sudah memakai jaket lain sekarang, “Darimana mana kau dapat itu?”
“Taemin sunbae yang membawanya!” jelas Jiyoung, namun tanpa bertanya Jongin sudah mendapat jawabannya karena Taemin berdiri tak jauh dari mereka, tersenyum bangga.
“Hai! Kalau urusan kalian sudah selesai, sebaiknya kita segera kembali ke aula besar!” kata Taemin. Jongin memakai jaketnya kasar, dia merasa kesal karena Jiyoung mengembalikan jaketnya dan memilih jaket dari Taemin. Jongin mengeluarkan ponselnya dan menutup telinganya dengan earphone, dengan begitu Jongin tidak perlu berbincang dengan keduanya.
Jongin berjalan enam langkah lebih cepat dari Taemin dan Jiyoung, kemudian langkahnya terhenti karena seseorang sudah berdiri di depannya. Jongin melepas earphonenya dan mendongak untuk melihat siapa orang itu.
“Kenapa kau tidak ada di aula besar Kim Jongin?” sosok tinggi Chanyeol yang berdiri di depannya bertanya dengan suara rendah.
“Aku mengambil sesuatu di kelas.” Jawabnya malas, tapi pandangan Chanyeol kemudian beralih pada dua orang yang ada di belakang Jongin.
“Mereka berdua baru saja mengambil sesuatu di kelas hyung. Tenang saja, mereka tidak melakukan pelanggaran.” Jelas Taemin membuat Chanyeol hanya mengangguk singkat.
Jiyoung merasa dadanya mau meledak, orang yang sedari tadi dia cari sekarang muncul di depannya. Jiyoung yakin Chanyeol baru saja menatapnya karena sekarang Chanyeol sedang menyibukkan diri menyuruh Jongin segera kembali ke aula. Jongin menoleh sekilas, kemudian memilih untuk berjalan cepat tanpa menunggu Jiyoung untuk berjalan bersama.
“Sunbae…” kata Jiyoung, suaranya bergetar. Chanyeol menatapnya menunggu kelanjutan kalimat Jiyoung, kening Chanyeol berkerut menyadari Jiyoung tidak segera melanjutkannya dan hanya menggigit bibir bawahnya.
“Kenapa? Kau sakit lagi?” tanya Chanyeol, meskipun tegas tapi ada nada khawatir dalam kalimatnya.
“Hmm… bukan… terima kasih makan siangnya tadi…” Jiyoung berkata dengan cepat, Chanyeol hanya mengangguk singkat.
“Taemin, bawa anak ini kembali ke aula!” kata Chanyeol seraya melengos pergi dari sana. Taemin yang tidak ambil pusing segera mengajak Jiyoung berjalan.

Jiyoung bergabung bersama temannya ketika Jieun tengah menyanyikan sebuah lagu diiringi instrument gitar yang dia mainkan. Jiyoung melirik Jongin yang menopang dagu dengan tangannya menatap Jieun tanpa berkedip, kemudian dia menoleh ke kiri melihat Sehun yang sama terbiusnya oleh suara Jieun. Sedang Sulli dan Krystal menatap kagum tanpa kehilangan kesadaran seperti Sehun dan Jongin.
Tepuk tangan mengembalikan kesadaran Sehun, Jongin dan para siswa lainnya. Sehun bersorak ketika Jieun melambai pada para hobae.
“D-A-E-B-A-K! Jieun noona jjang!” teriak Sehun, Sulli, Krystal dan Jiyoung hanya memandangnya takut.
Malam itu benar-benar menyenangkan, para sunbae memberikan penampilan yang mampu membius para hobae. Jadi itu hasil selama mereka belajar disini? Jiyoung jadi membayangkan apakah dia juga bisa menampilkan sesuatu seperti sunbae-sunbaenya saat ini? Jiyoung sudah berusaha mati-matian masuk sekolah ini karena cinta pertamanya, tapi sekarang Jiyoung bersyukur karena sekolah ini luar biasa. Seandainya cinta pertamanya sudah tak ingat lagi padanya, dia tak akan menyesal sudah masuk sekolah ini.
Para hobae kembali bersorak, Jiyoung mengerjapkan mata untuk melihat siapa yang ada di atas panggung dan mendapatkan teriakan yang mampu memecah gendang telinga ini. Jiyoung menyadari Lee Taemin sedang disana, tubuhnya bergerak teratur ketika music mulai dan Jiyoung sadar orang di sebelahnya ini ikut bersorak.
“WAH SI KEREMPENG!” Jongin berteriak, Jiyoung sedikit kesal karena Jongin selalu memanggil Taemin kerempeng, menurut mata Jiyoung Taemin tidak krempeng.
Sulli sesekali memekik melihat Taemin, berkali-kali mengguncang pundak Jiyoung ketika Taemin melakukan gerakan-gerakan rumit. Oke, Jiyoung ikut panas untuk mala mini. Aula besar benar-benar panas. Apalagi ketika Taemin turun dari panggung, Taemin menuju kea rah Jiyoung. Oh tidak ini gawat, Taemin terlihat sangat keren berjalan sesuai ketukan irama seperti saat ini. Oh tidak, baru beberapa menit yang lalu Taemin terlihat seperti sunbae biasa ketika bersamanya tapi sekarang Taemin punya tatapan yang bisa membuat Jiyoung pingsan kapan saja.
Kenapa Taemin berjalan ke arahnya? Tuhan ini pasti salah, apa yang harus Jiyoung lakukan? Dia hanya membekap mulut dengan kedua tangannya supaya tidak berteriak seperti yang dilakukan SUlli, Krystal dan semua gadis saat ini.  Taemin tersenyum sekilas, tapi ternyata bukan Jiyoung yang Taemin tuju melainkan anak laki-laki yang sedari tadi duduk di sebelahnya. JONGIN!
Semuanya kembali berteriak ketika Jongin tiba-tiba bangkit, naik ke atas meja dan kemudian turun dengan coolnya seakan menerima tantangan Taemin untuk unjuk kebolehan. Dan semuanya tolong jangan abaikan ini karena Jongin terlihat sangat keren menari seperti itu. Bahkan Jongin terlihat lebih keren dari Taemin – oke ini untuk mata Jiyoung.
“Kenapa aku tidak sadar Jongin sekeren itu?” teriak Krystal melihat Taemin dan Jongin yang menggerakkan tubuhnya sesuai music saat ini. Sulli bahkan tidak bisa berteriak lagi sekarang, otaknya sibuk merekam dua cowok criminal yang sedang menari di tengah aula. Sulli berharap polisi segera menangkap Taemin dan Jongin karena membuatnya beku sesaat.
Music berhenti, Taemin dan Jongin saling menertawakan satu sama lain di tengah pose terakhir mereka. Setelah melakukan high five, Jongin kembali ke tempat duduknya –yang kali ini tidak naik meja.
“Kalian gak ngajakin aku!” kata Sehun ketika Jongin melewatinya, Jongin hanya tertawa.
“Jongin keren banget, aku senang jadi temanmu!” kata Sulli mengacak rambut Jongin yang basah keringat. Jongin meneguk air mineral dari botol Jiyoung hingga isinya tinggal setengah.
“Minum aja kau keren di mataku, Jongin-ah!” kata Krystal terkagum.
“Kalian memang gak konsisten ya? Tadi Myungsoo juga kalian bilang gitu, dasar cewek!” kata Sehun meremehkan.
“Bilang aja iri!” timpal Sulli yang didukung tawa Krystal dan Jiyoung. Setelah itu beberapa sunbae lainnya juga menampilkan sesuatu, dan Jiyoung sangat suka dengan suara Kyungsoo. Jiyoung sudah memutuskan untuk menjadi fansnya sejak mendengar Kyungsoo menyanyi barusan. Dan yang lebih mengagetkan lagi adalah Minseok, Jiyoung tidak tau koordinatornyayang terlihat diam dan berwibawa itu bisa beryanyi dan menari sebaik itu. Begitu juga Krystal dan Sehun, keduanya terbius oleh suara Jongdae.   
“Aku rasa para sunbae sudah brhasil mencuri hati kalian…” Eunji berkata, “…sekarang waktunya kami untuk menilai sejauh mana kalian belajar membaca not angka yang sudah kami beri sejak siang tadi…” beberapa hobae ber-uhu, “…aku tau ini tidak sulit bagi kalian.” Eunji mengakhirinya.
Para hobae sibuk membuka kertas mereka, membaca jajaran angka yang menjadi nada dengan suara mereka. Beberapa beranggapan ini terlalu mudah, seperti Krystal yang sekarang terlihat menyimak Sehun dan membenarkannya sesekali.
Sunbae sudah berdiri di tengah aula, bagi hobae yang sudah siap bisa langsung maju dan memilih dengan sunbae mana dia ingin dinilai. Tentu saja ini dijadikan kesempatan bagi para hobae untuk dekat dengan sunbae yang mereka sukai. Beberap hobae sudah mulai maju, termasuk Krystal yang ikut antri di depan Myungsoo. Banyak siswi yang ingin dinilai olehnya.
“Aku ingin dengan Minho, tapi lihat berapa anak yang ingin dinilai olehnya…” bisik Sulli pada Jiyoung, benar saja, bisa dibilang Minho mempunyai antrian terpanjang. Bahkan para hobae yang berdiri di depan Minho tidak memedulikan teriakan Hagyeo yang meminta mereka pergi ke sunbae lainnya. “Aku bersama dengan Minseok oppa saja, aku mau dapat nilai baik darinya. Hehe…” Sulli berjalan ke deretan Minseok.
“Kau mau ambil nilaidengan siapa? Taemin?” tanya Sehun penuh selidik, Jiyoung masih bingung. Siapa yang menilainya itu tidak penting, yang penting dia bisa melakukan tugas dengan baik dan dapat nilai.
“Entahlah!” jawab Jiyoung, Sehun dan Jongin berdiri di kanan kirinya sama-sama tidak bergerak menuju sunbae mereka. Kemudian Sehun menarik Jiyoung dan Jongin untuk mengambil nilai.
“Aku ingin dengan Jieun noona.” Kata Sehun sambil tertawa, “Kau juga kan?” lanjutnya sambil menatap Jongin yang juga tertawa penuh arti padanya. Keduanyaa tanpa disuruh berdiri di depan Jieun, antri cukup panjang memang, tapi Sehun dan Jongin tidak peduli. Jiyoung yang ditinggal sendiri secara tidak sadar dia berdiri di barisan Luhan. Tanpa sadar juga dia sudah mendapat giliran untuk mengambil nilai.
“Hai Kang Jiyoung!” sapa Luhan ramah, “Bisa kita mulai?” tanya Luhan, Jiyoung hanya mengangguk dan membuka kertasnya. Luhan menunjuk deretan angka dan Jiyoung membacanya, Luhan mendengarnya dengan teliti dan sesekali mengajarinya. Tidak seperti bayangan Jiyoung, pengambilan nilai ini sangat menyenangkan. Bahkan Jiyoung bisa mendengar Eunji tertawa sambil membenarkan salah seorang murid di sebelahnya. Tidak ada teriakan marah ketika hobae melakukan kesalahan, oh dunia memang indah tanpa LP Team.
“Konsentrasi Jiyoung!” Luhan mencoba menarik perhatian Jiyoung.
“Eh, maaf sunbae.” Katanya, tapi Luhan hanya tersenyum dan melanjutkan pengambilan nilai.
Pengambilan nilai selesai dalam satu jam, para hobae kembali duduk di bangku mereka tadi. Sudah jam sepuluh malam ketika Jiyoung melihat arloji Jongin, ini waktunya mereka tidur. Suho memberitahu mereka agar segera tidur ketika mereka sudah sampai kelas karena jadwal mereka akan sangat padat. Tepat ketika Suho mengakhiri pidatonya, para hobae sudah mulai berjalan kembali ke dalam kelas untuk istirahat.

Jiyoung membuang nafas lega ketika melihat kasur lipat sudah tertata di dalam kelas, terimakasih sunbaenim sudah menyiapkan ini untuk hobae. Jiyoung, Sulli dan Krystal langsung menuju tempat tidur yang paling dekat dengan tas mereka. Semuanya sudah bersiap untuk tidur, tapi tidak untuk Krystal karena dia membuka tasnya dengan brutal, mengambil roti yang sudah dia bawa.
“Hehe, kalian mau?” tawar Krystal pada Jiyoung dan Sulli, tapi keduanya menggeleng teratur
“Krystal, segera tidur setelah menyelesaikan makanmu!” teriak Jongdae dari arah pintu.
“Baik-baik oppa tersayang!” balas Krystal, Jongdae hanya memutar bola matanya. Jiyoung dan Sulli sudah siap tertidur ketika mendengar seseorang berkata.
“Aku dengar akan ada jerit malam. Tadi waktu aku ke kamar mandi aku melihat para sunbae LP Team tengah menyiapkan sesuatu…” kata seseorang yang bernama Hyeri, tidur tepat di sebelah Sulli.
“Lalu kalian takut? Aku rasa itu seru.” Sela Krystal di tengah dia mengunyah rotinya.
“Aku takut dengan yang seperti itu.” Sahut Sulli keluar dari selimutnya, “Kau dengar darimana? Apa itu benar?” Sulli terlihat khawatir. Hyeri hanya mengangguk, Jiyoung juga ketakutan di balik selimutnya.
“HEI TIDAK ADA YANG MENGOBROL! CEPAT TIDUR!” Luna berteriak menyadari semua hobae di ruang itu belum tidur. Krystal cepat-cepat masuk ke dalam selimut Jiyoung,  tidak ada yang berani bersuara. Ketika mereka yakin LP Team sudah pergi, mereka mulai berbisik lagi.
Krystal keluar dari selimut Jiyoung, dan rebah di tempat kosong sebelah Jiyoung. Sulli yang tadi ketakutan sudah tertidur, tapi tidak untuk Jiyoung dan Krystal. Jiyoung terlihat gelisah dan Krystal menyadari itu.
“Kau kenapa?”
“Krystal, aku tidak bohong soal aku melihat hantu itu…” kata Jiyoung jujur, Krystal mengambil nafas.
“Kau tidak perlu takut. Mungkin soal jerit malam itu Hyeri hanya mendengar gossip. Sudah tenang saja.” Kata Krystal mencoba menangkan, “Eh Jiyoung, ehm… menurutmu Sehun itu bagaimana?”
“Sehun siapa?”
“Oh Sehun, teman kita. Siapa lagi?”
“Ow, dia baik, menyenangkan. Ehm, dia juga sangat menarik. Meskipun sedikit menyebalkan, tapi dia pribadi yang baik. Kenapa?” Jiyoung menoleh pada Krystal, dia tidak bisa melihat wajah Krystal karena ruangaan gelap.
“Ya dia menarik, bukan apa-apa sih. Tapi, apa kau tertarik padanya?” Krystal menggigit bibir bawahnya, sedikit takut mendengar jawaban Jiyoung.
“Aku menganggapnya teman yang baik, aku tidak mau kehilangan teman sepertinya untuk saat ini. Jadi, yah, aku rasa aku tertarik untuk menjadi teman baiknya.” Jelas Jiyoung, tanpa tau Krystal tersenyum mendengar jawabannya, “Kenapa sih?”
“Tapi sepertinya Sehun tertarik padamu…”
“Jangan bodoh!”
“Aku serius!”
“Lupakan!” kata Jiyoung akhirnya.
“Bagaimana dengan Jongin, sepertinya kau tertarik padanya. Apa kau menyukainya? Kau butuh bantuan?” Jiyoung merasa Krystal bergerak dan tidur miring menghadapnya.
“Hmm… Jongin…”
“Iya kan? Kau suka padanya?” desak Krystal, Jiyoung bingung harus menjawab apa.
“Krystal, bagaimana dengan Chanyeol sunbae? Bagaimana dia menurutmu?” Jiyoung mengalihkan pertanyaan.
“CHANYEOL???”

TBC...

 Author's Note: Looooooong post Sebenernya mau edit dan ngurangi, tapi keburu males jadi aku post semuanya. Jiyoung masih belum ketemu first love nya. Gak tau deh kapan ketemunya, yg pasti di next chapter bakal banyak Chanyeol Jiyoungnya. Oh ya, mungkin ini jadi ff terakhir di blog ini. Trims buat yg baca entah yg komen atau gak. semoga kalian hidup bahagia.

Komentar

  1. Wah seneng akhirnya update. :) uhm.. chanyeol jiyoung? aku penasaran sih sama interaksi mereka. oke next chap bakalan nggak kalah seru nih. belum nemu pencerahan tentang kai jiyoung di chap ini. yah si jonginnya masih susah ditebak. dia kayak cuma biasa biasa ke jiyoungnya. ya tapi eho knows ya sama perasaan dia yang sebenernya. ya hanya author, Tuhan, dan jonginlah yang tau. kita mah asumsi mulu bawaannya. haha si krystal makin ketahuan deh kalau suka sama sehun. dan serupa dengan jongin. perassan sehun juga belum bisa ketebak. oke, mungkin perasaan para lelaki di sini masih belum out of the box. khikhi. chanyeol? dia juga belum ketahuan gimana perasaannya. kalau dia emang first lovenya jing, so jiyoung akhirnya move on dong ya.? oh my, bener2 berasumsi akunya. hehe. nice chap. menarik banget, dan penasaran sama jurit malamnya. LP team bakalan beraksi tuh pastinya.
    ini beneran jadi fanfic terakhir author? itu brother angelnya gimana? penasaran sama kelanjutannya thor.. kenapa jadi fanfic terakhir? you have a lot of great stories.. and i enjoy that. i hope that you'll keep this blog and keep in writing. sorry for everything, and thanks for this update. update soon.. i'll wait :D :) ^^

    BalasHapus
  2. Knp jd ff terakhir saeng..
    Ga ada rencana bwt ff lg selain ini kah..

    Taemin jg pny rasa ya ma jiyoung, tp jiyoung ada rasa2'a sama chanyeol..

    Ciyee ada yg ngambek wkt jaket'a dibalikin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau pindah blog. Tapi kayanya ini juga masih di pake, cuman bukan buat fanfic. ^^ thank's for comment

      Hapus
  3. first of all, maaf banget buat komen telatnya. kurasa kemarin udah komen, tapi kok gak muncul. ya udah komen lagi. hehe
    suka banget sama karakter kai di sini. entah mengapa, kurasa dia care banget. tapi sifatnya yang kurang mudah ditebak itu juga something banget.tapi perasaan dia ke jing masih belum keliatan. dia keliatan biasa biasa aja, yah walau carenya minta ampuun. masih belum out of the box nih si kai. sehun ttep yang bikin ngakak. ah, akhirnya krystal ketahuan kalau suka sehun. hihihi. bakal jadi couple unik nih. chanyeol jing bakalan nongol di next chap? wah penasaran nih.. mereka jarang keliatan berduaannya soalnya. ditunggu nextchapnya ya thor..
    ini bakalan jadi ff terakhir beneran? kenapa? ff kakak keren2 lho, i like both of them.. so i hope that you'll keep in writing ff, keep this blog, and keep jing pairing. thanks a lot author nim.. #bow

    BalasHapus
    Balasan
    1. mau pindah blog ^^. mungkin nanti blog ini gak di pake ff.
      trims ya udah komentar... ^^

      Hapus
  4. This chapter is my fave so far. Asik dan nyantai banget bacanya, remaja banget. Bisa banget ngebayangin mereka nginap-nginap di sekolah gitu. Sehun Jongin lucu banget deh, baik banget ke cewek2 sampe ditemenin buat mandi. Udahlah Krystal Sehun jadian aja, udah kocak parah nih dua. Sehun sih kayanya gak suka romantically sama Jiyoung, cuma iseng2 doang.
    Seriusan nih Chanyeol first lovenya Jiyoung? Emangnya Jiyoung suka ya? Siapa tahu Jiyoungnya malah suka Jongin.
    Wait, you won't write anymore atau kamu bakal pindah blog? Sayang lho kalau berhenti nulis. Tapi yah kalau itu memang sudah keputusannya. Berarti berkurang blog Kaijing langganan gue.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bakal pindah blog kak. ^^ entar gak tau deh ini di tetep di pake atau gak. yg pasti gak update ff di blog ini lagi.
      trims komentarnya kak miki.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah