Langsung ke konten utama

[FANFIC] First Love - Chapter 6



Tittle: First Love
Cast: Kim Jongin, Kang Jiyoung, Oh Sehun, Jung Krystal, Choi Sulli, other
Genre: romance, comedy, fluff
Pairing: Kai/Jing
Lenght: series
Summary: "Cinta pertama itu ketika kau rela menghabiskan waktumu untuk memikirkannya dan kau menjaga hatimu untuk tetap menjadi miliknya dalam kurun waktu yang lama."
.
.
.



“Hmmm…. Kang Jiyoung, aku….” Chanyeol terlihat berpikir dengan keras, seperti ada sesuatu yang seharusnya dia sembunyikan tapi saat ini dia harus mengatakannya pada Jiyoung. Jiyoung ingin menenggelamkan diri ke laut sekarang juga, entah kenapa firasatnya memberi sinyal buruk saat ini.
“Kalau kau lupa, aku baik-baik saja.” Kata Jiyoung lirih.
“Bagaimana aku mengatakan ini, tapi sebenarnya aku tidak pernah suka kupu-kupu.” Kalimat Chanyeol berhasil membuat mulut Jiyoung menganga. Hei, apa artinya ini? Krystal bahkan pernah melihat CHanyeol menari dengan kupu-kupu kan?
“Bagaimana bisa kau tidak suka kupu-kupu?” Jiyoung memberanikan diri untuk menoleh dan melihat Chanyeol yang menggaruk bagian belakang kepalanya.
“Aku alergi, jika aku memegang kupu-kupu seluruh tubuhku akan merasa gatal.” Terlihat Chanyeol tersenyum garing pada Jiyoung. Apa artinya ini?
“Sejak kapan? Sebelumnya kau bisa memegang kupu-kupu kan?” tanya Jiyoung lagi. Dia sudah melupakan rasa malunya dan berusaha untuk mendapat jawaban sekarang juga, tentang cinta pertamanya.
“Sejak kecil. Aku selalu menghindar jika ada kupu-kupu terbang di sekitarku.” Kata Chanyeol santai, “Kenapa kita membicarakan kupu-kupu?” Chanyeol terkekeh seraya kembali konsentrasi ke jalan.
“Bukan apa-apa, lupakan…” kata Jiyoung seraya memandang sepatunya. Jiyoung sangat yakin cinta pertamanya itu tidak alergi kupu-kupu. Dan mungkin yang dilihat Krystal waktu itu bukan Chanyeol menari dengan kupu-kupu, tapi Chanyeol berusaha menghindari kupu-kupu dan terlihat seperti menari di mata Krystal. Kemudian otak Jiyoung kembali memikirkan sesuatu, bagaimana dengan restoran?
“Sunbaenim, restoranmu itu. Hmmm… apa sudah ada sejak dua belas tahun yang lalu? Eh, maksudku apa restoran itu sudah menjadi milik keluargamu sejak awal?” Jiyoung melirik Chanyeol yang kembali menjawabnya dengan santai.
“Bukan, keluargaku membelinya. Aku lupa sejak kapan restoran itu menjadi milik keluargaku dan akhirnya aku juga pindah kesana.” Chanyeol menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan. “Apa kau suka kupu-kupu?”
“Err, yah..” jawab Jiyoung.
“Dulu di restoran banyak tanaman, dan itu mengundang kupu-kupu. Tapi karena aku alergi, akhirnya Ommaku mengurangi tanaman disana. Dan sekarang kupu-kupu tidak datang seperti dulu. Sayang sekali kau tidak bisa melihatnya sekarang.” Chanyeol menoleh dan tersenyum manis padanya.
Jiyoung meringis mendengarnya, dia sadar bukan Chanyeol orang yang dia cari. Sekarang Jiyoung mulai khawatir sendiri, mungkinkah cinta pertamanya itu lupa dengan janjinya? Dan sekarang Jiyoung juga merasa bodoh karena mau menunggu orang yang tak dikenalnya selama dua belas tahun.

Tidak ada yang membuka mulut selama sepuluh menit penuh, Jiyoung sudah menolak untuk bertanya lagi pada Chanyeol. Jiyoung menyibukkan diri melihat jalanan yang begitu membosankan saat ini. Namun akhirnya Chanyeol memecah keheningan dengan bertanya tentang sekolah. Jiyung hanya menjawab seperlunya, sampai akhirnya Jiyoung harus member instruksi pada Chanyeol dimana letak rumahnya.
“Yang itu?” tanya Chanyeol yang di jawab anggukan oleh Jiyoung. Mobil berhenti tepat di depan rumah Jiyoung, pagarnya terbuka yang membuat Jiyoung tau pasti ada tamu.
“Terima kasih sunbaenim, maaf merepotkan.” Jiyoung berkemas dan segera keluar mobil. Chanyeol juga melakukan hal yang sama.
“Sepertinya ada tamu.” Chanyeol memberitahu.
“Mungkin teman omma. Kau mau mampir sebentar?” tawar Jiyoung basa-basi, tapi Chanyeol tidak menolak tawarannya. Jiyoung melangkah masuk dan mendapati seseorang sedang duduk di kursi teras rumahnya. Kepalanya menunduk, ada gelas yang isinya sudah hampir habis di meja, terlihat jelas orang itu sudah lama ada disana.
“Jongin!” pekik Jiyoung menyadari Jongin yang ada disana. Jongin mengangkat kepalanya dengan pelan, dia tersenyum simpul pada Jiyoung tapi kemudian rautnya berubah menyadari Chanyeol ada di belakang Jiyoung.
“Oh, Kim Jongin!” sapa Chanyeol sambil tersenyum.
“Kau sudah datang.” Kata Jongin dengan suara beratnya.
“Ada apa kau kesini?” tanya Jiyoung ceria, entah sejak kapan dia jadi senang seperti ini padahal dia baru saja mendapat kenyataan pahit tentang cinta pertamanya.
“Tuh…” Jongin menunjuk sepeda Jiyoung dengan dagunya, “Sudah bisa dipakai lagi.”
“Wah, gomawo Jongin-ah!” Jiyoung melihat sepedanya yang sudah ada di garasi rumahnya.
“Ya sudah aku pulang dulu.” Kata Jongin sambil bangkit dari posisi duduknya. Jongin melihat Jiyoung beberapa saat, tapi kemudian dia memilih untuk terus berjalan menuju sepedanya. “Annyeong sunbaenim.” Kata Jongin ketika dia melewati Chanyeol.
“Jongin langsung pulang? Gomawo Jongin-ah!” Jiyoung membuntuti Jongin ketika dia menuntun sepedanya.
“Aku pulang.” Jongin tidak menoleh ke arah Jiyoung dan langsung mengayuh sepedanya dengan cepat.
“Kalian dekat ya?” tanya Chanyeol dengan senyum yang dipaksakan.
“Err, tidak juga. Ah, sebaiknya kita masuk sunbaenim.” Kata Jiyoung cepat seraya menggiring Chanyeol masuk ke ruang tamu.
***
Jiyoung sedang tiduran di ranjangnya malam itu, memikirkan semua yang terjadi hari ini. Dari ketika dia bersama Sulli dan Krystal pergi ke restoran, pengakuan alergi kupu-kupu Chanyeol, kenyataan restoran itu sudah pindah pemilik, Chanyeol yang mengantarnya dan mengobrol selama tiga puluh menit di ruang tamunya, Jongin yang duduk di teras rumahnya, Jongin yang langsung pergi melihat Jiyoung pulang bersama Chanyeol, juga tentang kalimat ibunya yang membuat Jiyoung merasa bersalah.
“Temanmu tadi itu, siapa namanya, Jong… Jong in ya?”
“Iya Jongin, kenapa omma?”
“Dia sudah lama menunggumu, mungkin satu jam lebih dia menunggumu. Dia datang dengan bersepeda dan membawa sepedamu juga. Omma bilang untuk tidak menunggumu, tapi dia bilang, ‘Biar saya menunggu omoni, ada yang harus saya sampaikan pada Jiyoung’. Sepertinya dia anak yang baik.” Jelas ibunya ketika makan malam.
“Jadi Jongin bersepeda, tapi juga membawa sepedaku gitu?” tanya Jiyoung tak percaya.
“Iya, dia pegang di tangan kirinya sepedamu itu.” Jawab ommanya membuat Jiyoung semakin merasa bersalah, “Tadi omma sempat menemaninya sebentar, tapi terus omma repot di belakang jadi ya Jongin sendirian setelah itu.”
“Harusnya tadi omma menelponku kalau ada Jongin disini.” Rengek Jiyoung kesal, dia mengabaikan tatapan aneh ayahnya.
Ibunya bilang ada sesuatu yang ingin Jongin katakan padanya, tapi kenapa Jongin tadi tidak berkata apa-apa tadi? Jiyoung berguling dari sisi tempat tidurnya, lamunannya buyar karena menyadari ada pesan masuk di ponselnya.
From: Sehoon
Jiyoung!!! Besok ke sekolah naik sepeda yuk! ^.^
Jiyoung mengerutkan keningnya, oh mungkin sinting Sehun lagi kumat karena dia mengajaknya bersepeda ke sekolah. Jiyoung segera membalas pesan Sehun.
From:  <3 Jing <3
Sehun sudah minum obat?
Tanpa pikir panjang Jiyoung langsung mengirim pesannya, sambil terkekeh pelan membayangkan Sehun di seberang sana. Namun detik berikutnya ponselnya bergetar, tanda panggilan masuk.
“Hallo Krystal?” Jiyoung mendengar suara Krystal dan Sulli terkikik di seberang sana, perlu beberapa detik Jiyoung menunggu Krystal bicara.
“Kang Jiyoung bagaimana tadi? Kau belum memberitahu kami apa-apa tentangChanyeol mengantarmu pulang!!!” Krystal bicara lebih keras dari seharusnya membuat Jiyoung sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya.
“Duh senengnya yang di antar cinta pertama. Kkkkk!!!” Sulli ikut berteriak kemudian terkikik dengan kompak.
“Dia bukan cinta pertamaku.” Jawab Jiyoung to the point, membuat kedua gadis yang ada di seberang terdiam seketika.
“Hallo hallo? Hallo? Kau denger suara kami gak Jing?” Krystal memastikan tidak ada yang salah dengan sambungan telepon mereka.
“Aku dengar suara kalian dengan jelas. Aku juga tau kalian bisa mendengar suaraku dengan baik.” Jiyoung memainkan rambutnya malas.
“Apa maksudmu Chanyeol bukan cinta pertamamu?” Sulli terdengar lebih serius sekarang, kedengarannya Krystal juga diam tanda dia meminta penjelasan. Jiyoung menarik nafas dalam, memejamkan matanya sesaat, lalu dia mulai bercerita. Jiyoung menceritakan semuanya, apapun yang terjadi setelah Krystal dan Sulli pergi dengan tidak sopannya.
‘Beep’
Sekali dua kali, Jiyoung tidak menghiraukan nada beep di ponselnya. Jiyoung tau itu pasti pesan masuk dari Sehun, dan Jiyoung tidak mau ceritanya terputus karena orang sinting jenius seperti Sehun. Jiyoung masih meneruskan ceritanya sampai akhirnya nada beep terdengar dua kali di ponselnya.
‘Beep-beep’
“Jing, kenapa bunyi terus sih? Balas dulu deh pesan masuknya biar gak ganggu!”  protes Krystal karena dia juga bisa mendengar nada beep dari ponsel Jiyoung.
“Ada telepon lain masuk.” Jelas Jiyoung seraya melihat layar ponselnya sekilas, “Biar deh!” Jiyoung kembali bercerita, Sulli dan Krystal juga memberi Jiyoung beberapa saran dan ucapan turut berduka cita karena gagal ditemukannya cinta pertama Jiyoung.
“Tapi Chanyeol sunbae aslinya baik ya. Beda banget pas jadi LP Team.” Kata Sulli yang disetujui oleh Krystal dan Jiyoung. Mereka bertiga masih mengobrol sampai satu jam, dan nada beep masih terdengar. Orang itu masih berusaha menghubungi Jiyoung meskipun tau sambungannya akan sibuk dan Jiyoung tidak akan mengalihkan panggilannya.
“Aduh Jiyoung kau angkat deh itu siapa yang telepon. Kita lanjut besok lagi ya! Bye Jiyoung!” Krystal terdengar kesal, Jiyoung segera memutus panggilannya setelah itu. Dilihatnya ada tujuh pesan baru di ponselnya, belum termasuk line, WA, dan BBM. Belum sempat Jiyoung membukanya ponselnya sudah kembali bergetar tanda panggilan masuk.
Jongin’s calling
“Hallo?”
“HUN, diangkat nih!” Jiyoung mengerutkan kening mendengar suara berat Jongin sedang berteriak. Jiyoung menunggu sampai Jongin bicara, “Bentar-bentar, Sehun yang mau ngomong!”
“Wah Kang Jiyoung Cuma mau angkat telepon dari Kim Jongin nih ceritanya!" suara Sehun terdengar sedikit kesal.
“NGGAK BEGITU JUGA!” Balas Jiyoung berteriak.
“Buktinya! Eh Kau telepon siapa sih? Sampai satu jam gitu?” Sehun terdengar lebih santai.
“Krystal sama Sulli. Kenapa?” Jiyoung kini bangkit dari ranjangnya, duduk di depan meja riasnya sambil bercermin.
“Ngomongin apa sampai satu jam begitu?” tanya Sehun penuh selidik.
“Banyak, gara-gara kau juga kami jadi putusin telepon dan cerita semuanya besok di sekolah.” Jawab Jiyoung yang kini mengambil earphone dan memasang di kedua telinganya.
“Udah ngobrol satu jam dan itu masih kurang? Jadi satu jam tadi belum cerita semuanya masih harus bersambung besok? Duh dasar cewek!” Jiyoung bisa membayangkan dengan jelas ekspresi Sehun saat ini.
“Udah langsung aja, ada apa telepon?” kini Jiyoung menyisir rambut panjangnya sambil memerhatikan bayangannya di cermin.
“Besok ke sekolah naik sepeda ya! Ya ya ya? Aku tidak menerima penolakan!”
“Kau memang sinting ya bener kata Krystal. Masa juga naik sepeda Hun?” Jiyoung hampir menjambak rambutnya sendiri.
“Lagipula jarak ke sekolah juga tidak begitu jauh. Sepedamu sudah bisa kan? Ayolah Jing!” Sehun terdengar memohon, mungkin jika bertemu langsung Sehun sudah berlutut di hadapannya.
“Iya gak jauh sih, tapi kan juga gak deket Hun.” Kini Jiyoung ikutan merengek.
“Biar sehat Jing. Jongin juga kok! Ayolah!” Oh Sehun memang jenius, mana bisa menolak jika ada Jongin sebagai embel-embelnya.
“Hmm… Gimana ya…” Jiyoung pura-pura berpikir padahal sekarang dia jingkrak-jingkrak dan berteriak tanpa suara di kamarnya.
“WOI SIAPA BILANG AKU MAU NAIK SEPEDA! MENDING NAIK MOTOR ATAU NEBENG TAEMIN!” senyum renyah Jiyoung hilang ketika mendengar suara Jongin dari seberang. Jongin dan Sehun juga terdengar cek-cok. Jiyoung kembali duduk sambil merengut kesal.
“Jangan dengerin Jongin. Percaya deh, besok dia naik sepeda bareng kita.”  Sehun terdengar berbisik, tapi mood Jiyoung sudah terlanjur kacau. “Mau ya? Besok aku jemput deh!”
“Terserah!” jawab Jiyoung.
“Oke besok aku jemput yah! Nih nih ngomong sama yang punya ponsel!”  Jiyoung hanya diam dan menunggu siapapun yang bicara setelah ini.
“Hallo?” oh sial! Suara berat Jongin!
“Hallo…” balas Jiyoung.
“Apa Jing? Kata Sehun kau mau ngomong?” HAH? Oh, si jenius sinting itu! Jiyoung diam-diam tersenyum sebelum bicara.
“Sinting itu anak, aku gak mau ngomong apa-apa!” jawab Jiyoung sekenanya. Tapi kini dia sudah mengutuk dirinya sendiri, pasti sebentar lagi Jongin metutup teleponnya. Tidak!
“Oh, ya sudah.”
Tuh kan!!!
“Sebentar lagi kau mau apa Jing?” Jiyoung kembali tersenyum menyadari Jongin tidak mengakhiri telepon mereka.
“Mau tidur.”
LOH???? Kang Jiyoung bego ya???                      
“Udah ngantuk ya? Kalau gitu aku tutup teleponnya.”
“Sebentar lagi kau mau apa Jongin-ah?” tanya Jiyoung sedikit berteriak, Jongin tidak segera menjawabnya.
“Mau tidur juga.” Jiyoung membuang nafas mendengarnya, “Aku tutup ya. Selamat tidur, mimpi indah!”
“Iya Jongin, mimpi indah!”
Klik!
Telepon terputus! Sesaat Jiyoung terlihat tertawa penuh kemenangan. Mungkin ini bodoh, tapi kenapa Jiyoung baru sadar suara Jongin semeneduhkan itu? Wah, Jiyoung sudah gila! Bahkan rasa kecewanya karena Chanyeol bukan cinta pertamanya sudah musnah sekarang.
***
Jiyoung segera bergabung di meja makan untuk sarapan setelah bersiap, dilihatnya ayahnya sudah pergi. Ommanya sedang menyiapkan sarapan Jiyoung. Tanpa di perintah Jiyoung segera melahap sarapannya.
“Nona Jiyoung, temannya sudah menunggu.” Kata pembantunya membuat Jiyoung tersedak.
“Teman siapa?” tanya Jiyoung sangsi.
“Itu, yang dulu pernah kesini. Anak laki-laki.” Jiyoung menepuk jidatnya, baru ingat kalau pagi ini dia akan naik sepeda ke sekolah.
“Temannya diajak sarapan gih!” kata ibunya, Jiyoung menggeleng sambil tetap melahap makanannya dengan cepat.
“Pasti mereka sudah sarapan.” Kata Jiyoung, “Omma, hari ini aku naik sepeda.”
“Gak capek naik sepeda?”
“Ehm…” Jiyoung menggeleng, “Sudah ya, Jiyoung berangkat!”
Jiyoung melihat Sehun bersepeda di halaman kecilnya seperti biasa, dia segera mengeluarkan sepedanya dari garasi seraya member isyarat pada Sehun agar segera keluar.
“Lama banget?” tuduh Sehun.
“Cerewet!” balas Jiyoung singkat. Jiyoung sudah berharap akan melihat Jongin juga naik sepeda hari ini, tapi dia tidak bisa menemukannya. Jiyoung segera mengayuh sepedanya diikuti Sehun.
Kalau saja Sehun bukan teman yang baik, pasti Jiyoung sudah menolak tawaran Sehun dengan keras. Tapi setelah dipikir-pikir, memang tidak ada salahnya naik sepeda ke sekolah. Yah meskipun Jongin tidak ada, setidaknya Jiyoung dapat sesuatu untuk kesehatannya. Sehun bersepeda tepat di sebelahnya, mengajaknya mengobrol. Tepat ketika mereka melewati gang menuju rumah Jongin, Jiyoung bisa melihat seseorang sedang berada di atas sepedanya.
“Akhirnya muncul juga!” Jongin mengayuh sepedanya setelah Jiyoung dan Sehun melewatinya. Mau tidak mau bibir Jiyoung tertarik ke atas.
“Kau naik sepeda juga?” tanya Jiyoung basa-basi pada Jongin yang ada di belakangnya.
“Hem!” jawab Jongin singkat. Setelah itu mereka bertiga mulai mengayuh sepeda dengan cepat, tujuan mereka kebut-kebutan. Padahal jalanan di pagi hari selalu ramai, tapi ketiga anak itu seakan tidak berpikir.
“WOI! Tunggu!” teriak Sehun pada Jongin yang melaju dengan kencang. Sehun juga menambah kecepatannya, meninggalkan Jiyoung yang bersepeda dengan kecepatan sedang. Jiyoung ingin mengejar, tapi jalanan terlalu ramai. Jiyoung mulai kesal dengan Sehun dan Jongin, bukankah dia rela bersepeda untuk mereka? Bahkan keduanya sekarang sudah tidak terlihat di depan Jiyoung.
Tapi setelah itu Jiyoung kembali menemukan Jongin dan Sehun yang menepi, seakan sengaja menunggu kedatangan Jiyoung seraya istirahat sejenak.
“Kau jangan ikut kebut-kebutan Jing, nanti jatuh lagi!” kata Sehun mengingatkan. Memangnya siapa juga yang berniat kebut-kebutan, Jiyoung hanya mengayuh sepeda dengan cepat karena ingin mengejar Jongin dan Sehun.
Beberapa anak melihat kearah Jiyoung ketika dia memarkir sepeda di sebelah Sehun. Para gadis itu terlihat berbisik sambil mencuri pandang ke arah Jiyoung. Jiyoung yang merasa sedikit terganggu membalas tatapan mereka, tapi Jongin mendekatinya seraya berkata, “Sudah, jangan dihiraukan.”

Krystal dan Sulli sudah menunggu Jiyoung di tangga, keduanya langsung menyerbu Jiyoung begitu melihat Jiyoung berjalan di antara Jongin dan Sehun.
“Ayo cepat! Kau harus menceritakan semuanya!” kata Sulli seraya menepuk pundak Jiyoung.
“Gossip gossip!” sindir Sehun melihat Krystal membisikkan sesuatu di telinga Jiyoung. Krystal mendelik padanya kemudian berkata dengan keras.
“BARU SAJA CHANYEOL SUNBAE MENCARIMU, DAN AKU BILANG KALAU KAU BELUM DATANG!” kata Krystal sambil melirik ke arah Sehun.
“Sttt, Krystal!” kata Jiyoung memperingatkan.
“Udah-udah, yuk cepetan deh!” Sulli mengajak Jiyoung dan Krystal untuk memisahkan diri dari Jongin dan Sehun. Sementara Sehun terlihat shock mendengar kalimat Krystal.
“Chanyeol? Ngapain orang itu nyari Jiyoung?” tanya Sehun pada Jongin, Jongin hanya menaikkan bahunya.
“Chanyeol naksir Jiyoung?” lagi-lagi Sehun bertanya pada Jongin.
“Udah dibilangin gak tau!” jawab Jongin sengak.
***
Pada jam istirahat Jiyoung berkumpul bersama Sulli dan Krystal di kantin seperti biasa sejak kelas pertama Jiyoung sama sekali tidak melihat Jongin. Bahkan pesannya juga tidak dibalas oleh Jongin.
“Jongin dimana sih?” kata Jiyoung seraya menoleh kesana-kemari mencoba menemukan sosok Jongin.
“Palingan juga sama Sehun.” Jawab Krystal enteng.
“Dari pagi aku tidak melihatnya di kelas, kemana dia? Bolos?” Sulli ikut mencari sosok Jongin.
“Jongin terus ya yang dicari.” Tiba-tiba suara itu terdengar membuat Jiyoung menelan bulat-bulat permennya.
“Taemin sunbae!” Sulli menyapa Taemin sedikit berlebih.
“Jiyoung, kau kenapa sih?” Krystal menatap Jiyoung aneh.
“A-ir!” katanya, Sulli segera menyodorkan minumannya yang segera dihabiskan oleh Jiyoung. “Permenku, tertelan…” katanya.
“Ya ampun Jiyoung. Nih coba didorong sama ini!” Krystal memberinya roti, tapi Jiyoung menolaknya.
“Sudah kan?” tanya Taemin khawatir, Jiyoung hanya mengangguk sambil mencoba mengatur nafasnya. “Lain kali hati-hati Jiyoung.” Taemin menepuk pundak Jiyoung pelan, kemudian menarik kursi di sebelah Jiyoung dan duduk di sebelahnya.
“Maaf sunbae, tapi kau mau apa disini?” tanya Krystal penuh selidik.
“Boleh kan aku bergabung?” tanya Taemin ragu.
“Boleh boleh, tentu saja boleh!” jawab Jiyoung dan Sulli bersamaan seraya melirik Krystal.
“Duh Taemin, gak bisa liat Jiyoung sendirian sebentar.” Kata Baekhyun diikuti tawa konyolnya, “Chanyeol-ah, rivalmu ini cukup kuat!”
“BAEK!” sentak Chanyeol penuh peringatan. Krystal dan Sulli hanya tertegun melihat Chanyeol dan gerombolannya datang.
“Eh Jiyoung, tadi kau naik sepeda ya?” tanya Taemin ramah, semua menatap ke arah Taemin.
“Iya sunbaenim.”  Jawab Jiyoung seadanya.
“Besok aku ikut gabung ya. Jongin dan Sehun pasti tidak keberatan.” Kata Taemin seraya tertawa renyah.
“Chanyeol kalah satu langkah!” celetuk Baekhyun. Jujur saja Jiyoung ingin melempar Baekhyun sesuatu yang bisa membuatnya diam.
“Ini ada apa sih pada disini?” Sehun datang dengan tatapan kesal, dilihatnya ada Chanyeol berdiri tak jauh dari tempat Jiyoung membuatnya semakin geram. “Kalau Cuma mau ganggu Jiyoung mending pergi deh para sunbaenim ini!”
“Kau ngomong apa sih?” tanya Krystal, ditatapnya Sehun dalam.
“Oh Sehun juga rival nih ceritanya?” lagi-lagi Baekhyun berkomentar seenaknya, Chanyeol, Taemin dan Sehun menatap Baekhyun geram. “Oke oke, sorry!”
“Mending pergi deh Jing.” Sehun menarik tangan Jiyoung dan mengajaknya pergi darisana.
“Wooaa…” terdengar beberapa anak berseru melihat Sehun menarik Jiyoung dari sana. Jiyoung menoleh untuk member isyarat pada Sulli dan Krystal agar mengikutinya. Krystal melihat punggung Sehun yang semakin menjauh, Krystal menahan airmatanya agar tidak tumpah.
“Krystal ayo!” Sulli segera mengajak Krystal untuk pergi darisana.

Sulli tidak membawa Krystal mengikuti Jiyoung dan Sehun, melainkan ke sebuah gedung latihan. Sulli dan Krystal duduk di depan sebuah kelas dance yang terlihat kosong. Krystal hanya diam padahal sudah sepuluh menit penuh mereka ada disini. Sulli juga tidak mau mengganggunya dengan mengajaknya bicara.
“Memang hanya Jiyoung kan yang dia lihat?” akhirnya kalimat tanya itu meluncur dari bibir Krystal. Matanya tampak kembali berkaca-kaca, bibirnya bergetar menahan tangis.
“Krystal?” panggil Sulli seraya menepuk pundak Krystal pelan.
“Benar kan Jiyoung yang dia suka…” tangis Krystal kini pecah, Sulli berusaha menenangkannya.
“Aku tidak pernah tau kau benar-benar menyukai Sehun.” Kata Sulli membuat tangis Krystal semakin menjadi.
“Kenapa?” suara berat Jongin terdengar, Jongin sedang berdiri tak jauh dari Krystal dan Sulli.
“Bukan apa-apa.” Jawab Krystal seraya menghapus airmatanya dengan punggung tangannya.
“Meskipun kau tidak mau bercerita, tapi aku sudah mendengarnya.” Kata Jongin, “Jadi Sehun?” lanjutnya.
“Jongin-ah!!! Aku harus bagaimana?” Krystal kembali menangis, kali ini lebih kuat.
***
Jiyoung berusaha mencari Krystal dan Sulli di seluruh gedung hobae, Sehun mengikutinya di belakang. Setelah mencari kesemua kelas dan bertanya pada beberapa anak, Jiyoung tak juga menemukan mereka. Jiyoung segera menuruni tangga, mencari mereka di taman, di kamar mandi, bahkan Jiyoung juga kembali ke kantin.
“Kemana sih mereka?” Jiyoung merogoh sakunya dan segera menghubungi Krystal dan Sulli bergantian. Tapi tak ada jawaban dari keduanya. Jiyoung kembali meruntuk kesal.
“Nanti juga mereka balik Jing!” kata Sehun.
“Kau sih, harusnya kan kita tadi nunggu mereka dulu.” Kata Jiyoung kesal.
“Ya maaf. Biasanya mereka kan langsung otomatis mengikuti.” Sehun juga mengambil ponselnya, mencoba menghubungi Krystal dan Sulli. “Tidak ada jawaban.”
“Mau dicari kemana lagi?” Jiyoung bertanya frustasi pada Sehun
“Ditunggu di kelas, sebentar lagi masuk. Mereka pasti kembali.” Kata Sehun, Jiyoung segera kembali ke kelas.
Kelas sudah dimulai ketika Sehun dan Jiyoung datang. Jiyoung sempat melongok ke kelas Sehun dan melihat Krystal ada di dalam. Setelah itu Jiyoung segera masuk ke kelasnya sendiri, untung materi belum dimulai jadi Jiyoung segera melesat menuju bangkunya.
“Kau darimana Jing?” tanya Sulli.
“Aku mencarimu, kau darimana?” Jiyoung mengeluarkan bukunya seraya melirik Jongin yang duduk di bangkunya.
“Nanti saja aku ceritakan.”
Selama materi tidak ada satu anakpun yang membuka mulut. Selain karena konsentrasi, mereka juga takut dengan pengajar yang satu ini, Lee songsaenim yang terkenal killer. Dua jam terasa seperti dua hari, Jiyoung lega ketika akhirnya Lee songsaenim mengakhiri pertemuan.
Sulli mengajak Jiyoung untuk mengobrol di luar, Sulli memulai dengan obrolan seperti biasa. Sampai kemudian Jongin ikut bergabung dengan mereka.
“Woi Kang Jiyoung!” sapa Jongin seraya mengacak rambut Jiyoung asal.
“Hzzz, Jongin!” pekik Jiyoung, Jongin hanya tertawa melihatnya.
“Jiyoung-ah, aku harus tanya sesuatu…” kata Sulli.
“Apa?” Jiyoung beralih menatap Sulli.
“Apa kau menyukai Oh Sehun?”
“Choi Sulli jangan bercanda! Dia temanku, dia teman kita.” Jawab Jiyoung seraya tertawa, “Tolong, ini yang terakhir kau menanyakan itu.”
“Chanyeol ya?” goda Jongin.
“Bukaaaaaan…” Jiyoung memukul lengan Jongin sekeras mungkin.
“Oke oke aku tau, Taemin. Iya Taemin!” Jongin berusaha menghindari pukulan Jiyoung yang semakin menjadi.
“Bukan dia juga…”
“Terus siapa dong?” seketika serangan Jiyoung berhenti, Sulli memerhatikan raut wajah Jiyoung yang berubah menjadi sedikit tegang, “Lee songsaenim ya?”
“JONGIN!!!!” Jongin dan Sulli tertawa membuat Jiyoung semakin memukul Jongin dengan keras.
***
Hari sudah sore ketika Jongin dan Sehun sedang duduk di bangku taman, menunggu jiyoung, Sulli dan Krystal yang sedang melakukan tes kesehatan di sekolah. Jongin sibuk dengan gamenya semantara Sehun terlihat membaca buku.
“Heh Jongin-ah!”
“Hem?”
“Krystal kenapa sih?” tanya Sehun seraya menutup bukunya.
“Kenapa apanya?” Jongin meliriknya sekilas.
“Kebiasaan banget ditanya nanya balik!” Sehun memukulkan bukunya ke kepala Jongin.
“WOI SAKIT WOI!” Jongin merampas bukunya dan memukulkan pada Sehun sebagai balasan.
“Biasanya kan dia cerewet, tapi dia diam saja setiap kali aku bicara padanya. Padahal aku bertanya baik-baik.” Sehun terdengar serius.
“Tanya saja sendiri ke orangnya, tuh!” Jongin menunduk Krystal, Jiyoung dan Sulli yang berjalan ke arah mereka.
“Maaf lama ya nunggunya.” Sulli langsung mengambil tempat di antar Sehun dan Jongin.
“Sudah kan? Sudah selesai kan?” Sehun bertanya tak sabar, “Ayo pulang. Kalian para gadis pasti sudah di cari omma kalian masing-masing.” Goda Sehun. Jika biasanya Krystal langsung menimpalinya dengan kalimat konyol, kali ini Krystal hanya diam.
“Ayo!” Sulli memimpin berjalan lebih dulu. Jiyoung terlihat sedang mendekati Jongin dan mengintip apa yang sedang dia mainkan di ponselnya.
“Hei Jung, kau kenapa sih?” Sehun mendekati Krystal yang hanya bungkam. Krystal menatap Sehun sekilas, kemudian dia berjalan cepat.
“Jongin-ah Jiyoung-ah tunggu!” teriaknya.
“Cewek memang aneh ya.” Kata Sehun lirih.
***
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu kamar Jiyoung. Jiyoung yang sedang bermain game di ponselnya hanya diam tak bergeming, berniat pura-pura tidur.
“Nona Jiyoung, ada yang mencari.” Jiyoung masih tidak menjawab.
“Nona Jiyoung, ada teman yang menunggu di luar.” Kata pembantunya lagi.
“Siapa bi?” akhirnya Jiyoung menyerah dan membalas teriakannya.
“Chanyeol!”
Deg
“Iya sebentar lagi aku keluar!” Jiyoung segera bangkit dan menyisir rambutnya sekilas sebelum akhirnya keluar.

Chanyeol terlihat rapi malam itu, Jiyoung sedikit ragu dengan kedatangan Chanyeol kesini. Hei! Chanyeol tidak menganggap Jiyoung sebagai pacarnya kan?
“Sunbaenim?” sapa Jiyoung.
“Jiyoung-ah, kau ada waktu? Bisa kita keluar sekarang?” entah mengapa kalimat Chanyeol perlu dicerna lebih lama untuk dapat Jiyoung mengerti.
“Sekarang? Tapi sunbae…”
“Tidak sampai malam. Bisa?” pinta Chanyeol lagi, Jiyoung terlihat berpikir sejenak.
“Aku ganti baju dulu.” Kata Jiyoung akhirnya.

Chanyeol mengajak Jiyoung ke café malam itu, mereka menikmati makan malam ringan sambil mengobrol santai. Duduk di sebelah jendela yang memberi pemandangan berupa jalan setapak di sebelahnya. Jiyoung melihat Chanyeol menyesap cappucinonya, sejuta pertanyaan bersarang di otak Jiyoung sekarang.
“Sunbaenim…” Chanyeol menatap Jiyoung dengan kening berkerut.
“Untuk yang satu itu, bisakah kau memanggilku oppa?” Chanyeol tersenyum setelahnya, membenarkan letak topi di kepalanya.
“ Oppa?” Jiyoung terkekeh, “Aku terbiasa memanggilmu sunbae.”
“Biasakan mulai sekarang, oppa!” kata Chanyeol seraya tertawa renyah.
Jiyoung melihat jam di ponselnya menunjukkan setengah Sembilan malam. Memang café ini tak jauh dari rumahnya, tapi tak ada salahnyakan Jiyoung minta Chanyeol mengantarnya sekarang?
Jiyoung memasukkan ponselnya ke dalam tas kecil yang dia bawa. Café ini semakin ramai, bahkan terlihat ada sebuah band yang sedang bersiap untuk menghibur. Dan dilihatnya Kyungsoo sedang ada disana.
“Bukankah itu Kyungsoo sunbae?” tanya Jiyoung pada Chanyeol.
“Hem? Oh  ya, itu Kyungsoo.” Chanyeol melambai pada Kyungsoo, Kyungsoo balas melambai dan member isyarat dia tak bisa menghampirinya sekarang.
“Aku suka dengan suaranya.” Kata Jiyoung seraya memerhatikan Kyungsoo. “Err, oppa sekarang sudah hampir jam Sembilan.”
“Kenapa?” Chanyeol sedikit maju agar bisa mendengar Jiyoung.
“Sudah hampir jam Sembilan.”
“Oh ya, tunggu sebentar.” Chanyeol terlihat sibuk dengan sesuatu.
“Kang Jiyoung, maukah kau jadi pacarku?” kalimat barusan terdengar begitu cepat di telinga Jiyoung. Jiyoung tersentak ketika Chanyeol memberinya sebuah kalung, Jiyoung menatap kalung dengan hiasan hati sebagai bandulnya.
“Sunbaenim…” kata Jiyoung lirih, dia benar-benar tidak siap sekarang. Chanyeol menggenggam tangan Jiyoung menatapnya dengan tulus dan sekali lagi berkata,
“Maukah kau jadi pacarku?”
Drrrttt… drrrtttt…
Ponselnya bergetar, begitu juga jantungnya yang berdetak tak karuan. Jiyoung membuka tas dengan tangan kirinya yang bebas.
Jongin’s calling…

TBC


 Author's Note: Nah loh Nah loh, siapa cinta pertama Jiyoung? kkk ^^. Mumpung lagi libur jadi update deh. Ayo ayo silahkan menebak-nebak lagi. Kira-kira siapa-sama siapa, siapa apanya siapa. 
Oh iya, mohon ya para reader kalo bisa kasi komentar. Terus makasih juga yang setia sama fanfic ini. Ini fanfic terakhir loh di blog ini. Author mau pindah blog, bukan hiatus selamanya. Tapi kalo entar dapet wangsit gak boleh pindah, ya mungkin gak pindah *galo*. Tapi kemungkinan besar akan pindah, ntar pasti di kasi tau kok. Terima kasih semuanya, semoga harinya menyenangkan.
Doakan author yg di semester 3 ini dapet dosen killer-killer. TT TT *bow

Komentar

  1. Aku suka ceritanya buat ampe 20 chapter ya hahaha *bercanda*

    Ciyee chanyeol maju lbh awal, tkt k duluan yg lain ya

    Ngomong2 di terima ga ya ma jiyoung

    Kai telpon ada apa???

    Aku suka chanyeol ma jiyoun, aku suka jiyoung ma kai, aku suka jiyoung ma taemin, tp setrah km ending'a nanti jiyoung ma Siapa.

    Jiyoung ma sehun ga cocok ky'a, sehun'a pecicilan dsni

    BalasHapus
  2. chanyeol agak kecepeten mungkin ya.. dianya kan belum deket sama jiyoung. jadi mungkin dia udah suka sejak lama kah?
    sehun polos banget di sini, atau dianya bego ? hahaha. there will always a different character of sehun. ^^ aku suka chap ini, sunbae2 killer udah keliatan ngocolnya. suasana udah nggak setegang zaman dulu. haha.first lovenya jongin ya? just my guess sih. jongin sama jiyoung aja lah.. tapi ya itu, kasihan chanyeol. second, jongin itu belum out of the box perasaannya. jadi jiyoungnya masih keliatan bingung juga, just my guess juga ini. nice chap author, update soon ya
    oh jadi nggak hiatus selamanya? oh bahagia lah jadinya. kasih kabar kalau pindah blog ya.. i'm waiting ^^
    thanks a lot #Bow

    BalasHapus
  3. wow wow wow! Again, Chanyeol is.... sigh. He's in the way again! Gah. It's okay it's okay. That's what makes the story interesting. Although I want the ending to be KaiJing, I will never know, right? Just like in Three Idiots. Sigh.
    Still, this is very interesting. The suspense is killing me! And the cliffhanger ending! Waaaaah. Thanks for updating!
    PS: What do you mean you're moving? To where? Can we still read your stories? You will continue to write, yes? Give us an update to where you'll go.

    BalasHapus
  4. Jing jd rebutan lagi ciiee, kayaknya si jongin itu ada feel sama jing cuma gk diungkapin. cinta pertamanya jing pasti jongin dong ya kan ngadu deh author klau gk ngaku ntar ku karungin/?
    Chanyeol please deh kenapa pake acara nembak jing sgala sih '3' jangan diterima jing please bukan dia cinta pertamamu oke oke

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah