Langsung ke konten utama

[ONESHOT] Before The Full Moon Rises - Mark Tuan, Krystal Jung



BEFORE THE FULL MOON RISES
Cast: Mark Tuan, Krystal Jung
Genre: romance, fantasy
Lenght: Oneshot
 .
.
.


                “Ayo pulang!” ajak Mark untuk kesekian kalinya. Ditatapnya gadis yang duduk di depannya dengan pandangan penuh peringatan, namun tampaknya si gadis masih enggan untuk menuruti perkataan Mark.
                “Lihat jam berapa sekarang!” Mark menunjuk jam dinding yang ada di cafe dengan dagunya, gadisnya memandang ke arah jam itu sekilas sebelum akhirnya dia membuang nafas berat.
“Kenapa cepat sekali.” Keluh gadis itu membuat Mark tersenyum, dia selalu suka bagaimana cara gadisnya menunjukkan ketidakinginannya untuk berpisah dengannya.
“Kau harus berangkat pagi besok, Krystal Jung.” Mark memakai jaketnya seraya memandang Krystal yang masih terlihat enggan untuk menggerakan tangannya hanya sekedar untuk mengambil tasnya.
“Persetan dengan sekolah!” Krystal mengucapkannya dengan sangat jelas dan tegas membuat Mark terbahak melihat gadisnya seperti itu.
Mark membantu Krystal untuk memakai jaketnya dengan benar, meskipun sebenarnya Mark yakin seratus persen Krystal bisa memakainya sendiri. Digandengnya tangan Krystal ketika mereka keluar dari cafe. Langit sudah gelap, tetapi jalanan masih ramai penuh orang. Mark memakai topinya dan melingkarkan lengannya di pundak Krystal. Protektif.
Sederhana, mereka selalu menghabiskan waktu seperti ini. Hanya sekedar berbincang di café, saling bertukar cerita, hanya berdua. Mereka selalu menghabiskan waktu berdua, bahkan Mark tidak mengenal teman-teman Krystal dan begitu pula sebaliknya. Mereka hanya sekedar tau lewat cerita, tanpa benar-benar mengenal teman satu sama lain.
Tap tap tap…
Suara langkah mereka terdengar, jalanan menuju rumah Krystal sudah sepi malam itu. Mark sedikit khawatir karena mungkin dia mengantar Krystal terlalu malam hari ini. Mark mengajak Krystal untuk mempercepat langkah mereka.
“Ini sudah terlalu malam!” gumam Mark ketika rumah Krystal sudah terlihat, “Lain kali jangan mengulur waktu lagi.” Ucapnya lembut.
“Lain kali aku ingin tidur di rumahmu!” ucap Krystal tegas, Mark membelalakkan mata terlalu kaget dengan kalimat Krystal.
“Kau ini!” Mark memukul kepala Krystal pelan.
“Aku sudah bilang berkali-kali padamu aku akan baik-baik saja!”
“Aku sudah bilang berkali-kali padamu aku masih belum bisa menjamin itu!” tantang Mark. Krystal hanya membuang nafas, mendongak pada Mark yang lebih tinggi darinya. Menyerah, Krystal segera membuka pagar rumahnya dengan cepat.
“Besok kita bertemu lagi!” kata Krystal ketus.
“Besok aku jemput ke sekolahmu!” balas Mark dengan senyum teduhnya, sepertinya sudah terbiasa dengan sikap Krystal yang seperti itu.
“Bye!” Krystal melambai, Mark membalas lambaiannya dengan senyum seperti biasanya. Mark memberi isyarat agar Krystal segera masuk rumah dan Krystal segera melakukannya. Rambut panjang Krystal bergoyang ke kanan dan ke kiri ketika dia mempercepat langkahnya. Mark menyukai semua yang ada pada Krystal.

“Manusia serigala gigimu itu Jing!” Krystal langsung berkomentar ketika Jiyoung menyelesaikan ceritanya tentang manusia serigala. Yang Krystal yakin 99 persen hanya khayalan Jiyoung.
“Kau tidak pernah dengar ceritanya sih. Mereka ada, mereka adalah legenda. Dan kau tau, katanya masih ada beberapa keturunan mereka yang masih hidup.” Jiyoung semakin menjadi-jadi, Krystal membuang muka kesal. Kapan sahabatnya itu bisa berhenti menceritakan segala imajinasinya?
“Tapi-tapi, beberapa hari yang lalu kakeku datang ke rumah, dan kakekku bilang manusia serigala memang pernah ada di kota ini!” entah sejak kapan Sulli ikut termakan khayalan Jiyoung dan mulai ikut-ikutan menyebar gossip tentang manusia serigala.
“Berhenti berkhayal!” Jiyoung dan Sulli memandang Krystal protes.
“Tunggu saja sampai kau bertemu dengan mereka di malam bulan purnama!” bantah Jiyoung yang mendapat persetujuan oleh Sulli.
Mereka sudah lelah berdebat tentang manusia serigala, sekarang mereka mencoba untuk konsentrasi pada pelajaran matematika yang entah mengapa ada pada jam terakhir. Semua teman di kelas Krystal hanya memandang papan tulis tanpa benar-benar mengerti apa yang sedang dibicarakan. Semua terlihat lelah dengan mata yang hampir tertutup.
Kecuali Krystal, dia terlihat begitu bersemangat. Bukan tertarik pada pelajaran matematika, melainkan pada pantulannya di cermin kecil yang dia genggam di bawah meja. Jangan lupa, Mark akan menjemputnya setelah ini. Jarang sekal Mark menjemput Krystal ke sekolah, bisa dihitung dengan jari Mark menjemputnya ke sekolah sebelum ini.
Krystal berencana mengenalkan Jiyoung dan Sulli pada Mark setelah ini. Hanya memikirkannya saja sudah membuat Krystal senang. Akhirnya kedua sahabatnya itu tau seperti apa pacarnya. Krystal yakin Mark akan menjadi topic pembicaraan mereka beberapa hari ke depan, oh bagaimanapun juga Krystal tau pacarnya itu sangat enak dipandang.
Krystal segera memasukkan semua bukunya setelah mendengar suara bel. Gerakannya dua kali lebih cepat sekarang, suaraya dua oktaf lebih tinggi dan lebih cepat dari biasanya. Krystal menjawab pertanyaan teman-temannya dengan senyum mengembang. Jatuh cinta memang bisa membuatmu menjadi orang lain.
“Kau kenapa sih?” tanya Sulli memerhatikan Krystal yang kelewat tidak waras.
“Mark menjemputku hari ini. Kau dan Jiyoung masih belum pernah bertemu dengannya kan, oleh karena itu aku akan mengenalkannya pada kalian berdua setelah ini.” Jelas Krystal begitu riang. Jiyoung dan Sulli saling pandang, memberi isyarat bahwa sahabatnya yang satu itu benar-benar di mabuk kepayang.
“Belum pernah melihat Krystal segila ini pada laki-laki.” Kata Jiyoung dengan kening berkerut.

Langkah Krystal begitu ringan, dia terlalu ceria. Sulli dan Jiyoung tak henti-hentinya mengejek Krystal daritadi. Sulli dan Jiyoung jadi curiga jangan-jangan sahabatnya itu sedang kesurupan. Jarum jam dipergelangan tangan Krystal menunjuk pada angka duabelas dan tigas, jam tiga tepat!
Gerbang sekolah dipenuhi anak yang berebut untuk pulang dan beberapa berdiri disana menunggu jemputan. Krystal segera mengedarkan pandang, berharap Mark sudah menunggunya disana. Sulli dan Jiyoung mengikutinya dari belakang, keduanya hanya menoleh kesana kemari, mereka tidak pernah tau bagaimana wajah Mark. Tentu saja Sulli dan Jiyoung tidak bisa membantu pencarian.
“Seperti apa sih Mark itu?” Jiyoung bertanya pada Krystal yang sibuk mencari.
“Mungkin dia belum datang.” Semangat Krystal turun seperempat persen.
“Itu ada apa sih? Ramai sekali?” perhatian Sulli tercuri oleh gerombolan anak perempuan yang memakai seragam sama dengannya. Tidak tau apa yang sedang mereka lihat, mereka bergerombol sambil terkikik, saling bicara dengan berbisik satu sama lain.
“Ada apa sih?” Jiyoung ikut penasaran. Bahkan Krystal juga ikut memerhatikan gerombolan yang memunggungi mereka. Krystal jinjit untuk bisa melihat apa yang terjadi, sampai ada sekitar tiga anak yang memecah gerombolan itu dan membuat celah yang cukup jelas untuk melihat apa yang ada disana.
“Dia benar-benar tampan. Dia tidak sekolah disini!” Krystal mendengar seseorang bicara seperti itu. Saat itu juga Krystal berhasil melihat seseorang yang sedang bersandar pada tembok sekolahnya yang tinggi, seseorang itu menundukkan wajahnya terlihat terganggu dengan gerombolan gadis yang sedang heboh melihatnya.
“MARK!” panggil Krystal membuat Mark mengangkat kepalanya, semua mata kini sibuk memerhatikan Krystal. Tak sedikit yang mencibir Krystal, bahkan beberapa terang-terang menunjukkan ketidaksukaan mereka pada Krystal karena ternyata dia mengenal laki-laki yang dipanggil Mark itu.
Mark melambai sambil tersenyum pada Krystal, membuat Sulli dan Jiyoung membekap mulut mereka sendiri agar tidak berteriak.  Krystal memberi isyarat agar Mark menghampirinya yang langsung dilakukan oleh Mark. Dia tersenyum canggung ketika teman sekolah Krystal tak berhenti memekik melihatnya.  
“Oh, hai!”sapa Mark pada Sulli dan Jiyoung yang berdiri di samping Krystal. Jiyoung dan Sulli memandang Mark tak percaya, bahkan sedikit menyesal mengapa tidak bertemu dengan Mark jauh-jauh hari.
“Daebak!” Sulli bergumam, tak berkedip melihat Mark, yang diperhatikan hanya tersenyum kaku seraya menggaruk bagian kepalanya yang tidak gatal.
“Jadi dia pacarmu?” tanya Jiyoung setelah mempunyai cukup kekuatan untuk bersuara. Jiyoung bertanya tanpa melihat Krystal sedikitpun, sepertinya sihir yang digunakan Mark masih beraksi pada Jiyoung.
“Mark, mereka Sulli dan Jiyoung. Yang sering aku ceritakan.” Kata Krystal, secara otomatis tangan Mark terulur untuk mengajak Jiyoung dan Sulli bersalaman.
“Hai, Mark Tuan.”
“Kang Jiyoung!”
“Choi Sulli!”
“Baiklah ayo pulang!” Krystal menarik Mark untuk segera pergi darisana, risih juga melihat pacarnya menjadi tontonan teman sekolahnya.
“Krystal hati-hati di jalan!” kata Jiyoung dan Sulli bersamaan. Sekarang mereka tau alasan Krystal menjadi setengah gila setelah bertemu dengan Mark. Entah sihir apa yang digunakan oleh Mark, tapi itu benar-benar bahaya.
Mereka berjalan beriringan seperti biasa, hanya saja kali ini Mark tidak mengalungkan lengannya dipundak Krystal. Sejak dari sekolah tadi Krystal tak banyak bicara, Mark mengajukan beberapa pertanyaan dan Krystal hanya menjawabnya singkat.
“Kenapa?” Mark melirik Krystal yang berjalan di sebelahnya. Yang di tanya hanya bergumam tak jelas, membuat Mark menahan langkahnya dan langkah Krystal. Mereka berhenti di depan toko kumuh yang terlihat sudah tak terpakai lagi.
“Ada apa? Kau marah?” Mark menarik tangan Krystal membuat gadis itu menghadap padanya. Mark menunduk untuk melihat Krystal yang tak lebih tinggi darinya.
“Err…” Mark mengerutkan keningnya, tidak mengerti apa maksud Krystal.
“Aku tidak terlambat menjemputmu kan?” Mark mencoba menebak kesalahannya. Yang meskipun sudah dia pikirkan seribu kali dan dia tidak menemukannya.
“Lain kali jangan menjemputku ke sekolah lagi!” Krystal berkata cepat kemudian segera berjalan mendahului Mark. Mark yang masih belum mencerna kalimat Krystal tertegun sejenak, sampai akhirnya dia sadar dan mencoba mengimbangi langkah Krystal.
“Kenapa tidak boleh?”
“Aku bilang jangan, aku tidak suka kau menjadi perhatian seperti itu. Kau suka jadi pameran seperti tadi?” omel Krystal, Mark tersenyum menyadari apa yang membuat Krystal seperti ini.
“Oh itu!” kata Mark kalem, berusaha menyembunyikan tawanya.
“Benarkan kau suka?” Krystal sangsi, menatap Mark dengan ekspresi kesal.
“Iya, aku menyukaimu!” seketika semburat merah muda terlihat di pipi Krystal. Mark selalu bisa mengambil hatinya, lagi dan lagi. Mereka baru beberapa bulan menjadi pasangan kekasih, tapi sudah ratusan kali Krystal jatuh pada Mark.

“Jiyoung cerita tentang manusia serigala lagi tadi.” Ucap Krystal, Mark mendorong punggung Krystal agar ayunan yang dinaiki Krystal terus berayun.
“Lalu bagaimana reaksimu?” tanya Mark sambil terus mendorong ayunan Krystal.
“Aku bilang kalau itu hanya khayalan Jiyoung saja. Tapi Sulli malah ikutan Jiyoung tadi, dia bilang legenda itu memang ada di kota ini.” Jelas Krystal mengingat yang kedua sahabatnya itu katakan.
“Mereka memang ada, kau tau itu.” Mark tertawa renyah, membuat Krystal menoleh ke arahnya.
“Apa aku harus memberitahu seluruh penduduk kota jika aku sedang berkencan dengan legenda yang selalu mereka bicarakan?” Krystal menantang membuat tawa Mark makin keras.
“Siapa takut?” tantang Mark, dia berhenti mendorong ayunan Krystal dan memilih duduk di ayunan tepat berada di sebelah Krystal.
“Kau ingin diburu seluruh warga kota?” nada Krystal meninggi, ada kekhawatiran dari suaranya. Mark hanya tertawa menanggapinya.
Sore itu sedikit berangin, membuat Krystal dan Mark tak sanggup untuk bertahan lebih lama di taman. Mereka memilih untuk ke sebuah kedai kopi yang biasa mereka kunjungi. Kedai kopi tua yang selalu menjadi tempat favorit Mark dan Krystal untuk menghabiskan waktu.
Keduanya mulai berbincang, menceritakan segala hal yang mau mereka bicarakan. Bukan hanya bertukar informasi tentang kehidupan pribadi mereka, mereka juga senang berdiskusi tentang apa yang sedang terjadi di kota mereka. Mereka tinggal di kota kecil, yang membuat sedikit gossip bisa menyebar dengan cepat.
Sesekali menghisap kopinya, Mark juga tak bisa melepas pandang dari Krystal yang sedang asyik bercerita tentang legenda manusia serigala yang ada di kota mereka. Mark yang memang mengetahui segala tentang legenda itu mendengarkan dengan seksama, sesekali membenarkan ketika Krystal memberitahu informasi yang salah.
“Kata Jiyoung mereka sangat kejam.”
“Tergantung!” Mark membenarkan.
“Aku juga berpikir begitu. Karena kau jauh sekali dari definisi kejam yang Jiyoung katakan.” Krystal mengangguk mantap.
“Tapi aku penasaran satu hal.”
“Apa?”
“Kau tidak takut padaku? Bahkan ketika aku mengatakan aku salah satu keturunan dari mereka, kau tidak terlihat kaget.” Mark menatap wajah Krystal lekat.
“Aku juga tidak yakin dengan yang satu itu, jujur saja ak juga sedikit heran karena aku sama sekali tidak takut padamu. Justru aku merasa aman di dekatmu.” Jelas Krystal.
“Itu hanya karena kau tidak tau bagaimana wujudku ketika berubah!” Mark sedikit terkekeh.
“Kalau begitu ayo tunjukkan padaku!” Krystal tiba-tiba menjadi sangat bersemangat, Mark langsung mengubah ekspresinya.
“Tidak akan!” kata Mark tegas, Krystal terlihat kecewa.
“Aku yakin kau tidak akan menyerangku atau apapun itu.” Krystal mencoba meyakinkan tapi Mark menggelengkan kepalanya tanda tak setuju.
“Aku sendiri ragu bisa mengendalikan diriku sendiri. Lagipula resikonya terlalu banyak.” Jelas Mark membuat Krystal semakin tenggelam dalam rasa kecewanya.
Untuk beberapa menit setelah itu keduanya hanya diam. Memandang cangkir mereka yang hampir bersih dan larut dalam pikiran mereka masing-masing. Kedai kopi ramai petang itu, membuat kedai tua itu semakin kumuh karena banyak orang di dalam. Pak Tua pemilik kedai mulai menyalakan lampu dan beberapa lilin.
Cahaya lilin yang menari di atas meja Krystal dan Mark kini menjadi pusat perhatian keduanya. Cahaya lilin itu bergoyang cepat ketika ada orang yang melewati mereka. Sampai akhirnya ada dua orang mengenakan jaket hitam besar masuk ke dalam kedai, membuat bel yang ada di pintu bordering. Mark dan Krystal mengalihkan pandangan pada dua orang yang terlihat tidak biasa itu.
Kedua orang itu mengenakan jaket panjang dengan saku banyak. Mereka juga terlihat membawa senapan dan tas yang terlihat akan meledak karena terlalu banyak isi. Mark tak bisa mengalihkan pandangan dari dua orang yang duduk tak jauh darinya.
“Malam ini kita akan menangkan mereka semua!” kata salah satu dari dua orang itu, orang dengan topi rajut abu-abu terang.
“Yang lainnya juga sudah siap. Kita harus menghentikan kecemasan warga kota.” Jawab yang satunya, yang berambut gondrong ikal.
Krystal memerhatikan Mark yang terlihat begitu tertarik dengan dua orang itu. Krystal juga bisa mendengar yang mereka bicarakan, tapi Krystal benar-benar tidak mengerti apa maksudnya.
“Sepertinya mereka pemburu.” Krystal berbisik, Mark langsung menoleh padanya dengan tatapan khawatir.
“Jam berapa sekarang?” Mark bertanya, dia terlihat gelisah. Krystal segera melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
“Masih jam tujuh.” Jawabnya.
“Tanggal berapa sekarang?”
“31 Juli. Kenapa?” Krystal menatap Mark curiga, ada apa sebenarnya?
“Ayo cepat pulang, aku akan mengantarmu!” Mark segera bangkit dari duduknya, menarik tangan Krystal agar keluar darisana. Krystal mengikutinya dengan tergesa.
Krystal setengah berlari untuk dapat mengimbangi langkah Mark yang lebar. Pergelangan tangannya di genggam erat oleh Mark, membuatnya sakit tapi Krystal memilih untuk diam.
“Kau tidak bawa jaket?” tanya Mark dan Krystal menggeleng. Mark segera mengambil jaket dari ranselnya dan menyuruh Krystal untuk segera memakainya. Mark menarik resleting jaket itu ke atas, dan menarik topi jaket itu menutupi kepala Krystal.
“Mark, kita mau kemana?” tanya Krystal.
“Kau harus pulang!” jawab Mark tegas.
“Tapi ini masih jam tujuh.” Elak Krystal, tidak biasanya Mark bersikap seperti ini. “Mark, apa terjadi sesuatu?” sambung Krystal, tapi belum sempat Mark menjawab ponselnya bordering. Mark segera menjawab panggilan itu, memberi isyarat agar Krystal diam terlebih dahulu.
“Ya? Aku dalam perjalanan pulang.”
“Kau bersama Krystal sekarang?”
“Ya, aku dalam perjalanan mengantarnya pulang. Ada apa?”
“Pemburu akan menyerang kita mala mini, aku dapat informasi ini dari paman. Dan kau sedang tidak ada di rumah, dan kau bilang kau sedang bersama Krystal sekarang…”
“Aku akan segera sampai rumah.” Jawab Mark, kini dia terlihat benar-benar khawatir.
”Bulan penuh muncul lebih awal malam ini. Sebaiknya cepat sebelum kau berubah dan warga atau pemburu menangkapmu. Oh sial! Sebaiknya kau cepat mengantar Krystal sekarang dan segera lari ke hutan. Kami menunggumu disana!”
Telepon terputus, Mark memasukkan ponselnya asal ke dalam tasnya.  Dia menatap Krystal khawatir, kemudian segera menarik krystal agar berjalan bersamanya.
“Sebenarnya ada apa?” tanya Krystal menyadari sesuatu sedang terjadi.
“Dengar…” Mark mengeratkan genggamannya, “Tugasku sekarang, aku harus mengantarmu sampai rumah sebelum bulan penuh muncul. Apapun yang terjadi kau tidak boleh keluar setelah itu. mungkin kau tidak bisa menghubungiku beberapa hari ke depan. Tapi percayalah, aku akan berusaha menemuimu sesegera mungkin.” Jelas Mark panjang. Krystal mengambil nafas berat mendengarnya, akhirnya hari yang dia takutkan terjadi.
“Apa mereka mencarimu?” tanya Krystal takut.
“Ya, dua orang yang ada di kedai tadi adalah pemburu. Bukan pemburu bisa, dia pemburu kaumku. Dan, warga kota dengan senang hati mendukung mereka karena mereka pikir kaum kami terlalu berbahaya.” Jelasnya.
“Kau bisa tinggal di rumahku malam ini. Mereka tidak akan menemukanmu disana!” seru Krystal seakan menemukan jalan keluar dari masalah ini.
“Itu bukan solusi, Krystal. Aku punya keluarga yang harus aku lindungi. Apapun yang terjadi kau harus bilang kalau kau tidak tau tentangku.” Mark menatap Krystal dalam, ribuan perasaan tak nyaman menyerangnya. Kenapa harus mala mini? Kenapa malam ini datang begitu cepat?
Mark dan Krystal menyusuri jalanan kecil yang sedikit gelap dan lembab. Mark benar-benar kacau, dia tidak melepas genggamannya di tangan Krystal. Dia begitu takut, takut akan apa yang sebentar lagi akan terjadi.
Mereka keluar dari jalanan kecil dan gelap tadi. Sekarang mereka menyusuri jalanan terbuka, Krystal merasa ada yang aneh dengan Mark. Genggaman Mark menjadi lebih kuat berkali lipat, seakan berusaha untuk meremukkan tangan Krystal.
“Mark?” panggil Krystal menyadari genggaman Mark makin kuat. Tepat lurus jauh disana, ada sebuah cahaya yang membuat malam itu lebih terang dari biasanya. Krystal segera menyadari ini, bukankah itu bulan penuh? Yang membuat Mark berubah menjadi manusia serigala?
“Mark? MARK!” Krystal menarik Mark untuk kembali bersembunyi di jalanan kecil dan gelap tadi. Krystal bisa mendengar nafas Mark tidak teratur, tapi Krystal merasa genggaman Mark kembali normal.
“Aku harus mengantarmu pulang.” Kata Mark seraya menatap Krystal.
“Kau harus bersembunyi kan? Kau tidak bisa terkena cahaya bulan itu kan?” Krystal panic.
“Bulan penuh muncul lebih awal dari biasanya. Ketika mereka sudah benar-benar terlihat, tidak peduli aku sedang bersembuyi dimana aku akan tetap berubah.” Jelas Mark, “Paling lama dua puluh menit, aku bisa menahannya hanya sampai itu.” sambungnya.
Seragam Mark basah karena keringatnya, rambutnya juga setengah basah terkena keringatnya. Tapi dia berusaha untuk bangkit, menarik Krystal untuk berlari darisana. Mark mengumpulkan seluruh tenaganya untuk berlari, begitu juga Krystal yang mengikuti di sampingnya. Krystal bisa merasakan telapak tangannya basah karena bergenggaman dengan Mark.
“Kau baik-baik saja? Apa kau selalu seperti ini saat berubah?” tanya Krystal khawatir.
“Perubahan itu sangat menyiksa.” Jawab Mark disela nafasnya yang terengah.
Mereka bisa melihat beberapa warga yang berjaga di ujung kelokan, mereka membawa senapan yang Mark yakin untuk menangkap kaumnya. Mark juga mengenalii beberapa orang pemburu yang sudah lama memburu keluarganya. Langkahnya terhenti seketika, diliriknya Krystal yang kehabisan nafas di sebelahnya.
“Kita harus berusaha terlihat sebiasa mungkin.” Mark membersihkan peluh yang ada di pelipis Krystal dengan tangannya. Berusaha merapikan rambut Krystal sebaik mungkin.
“Bagaimana jika mereka mengenalimu?” tanya Krystal khawatir.
“Tidak, kita masih punya waktu.” Mark terlihat meyakinkan dirinya sendiri. Ditariknya Krystal dalam rangkulannya, mereka berjalan pelan mendekati warga dan beberapa pemburu yang ada disana. Jantung Krystal seakan ingin meledak karena terlalu takut. Krystal memeluk Mark erat, terlalu takut untuk menyimpan rasa takutnya sendirian
“Tak lama lagi akan banyak terdengar lolongan. Mereka akan berlari ke hutan. Dan disini adalah tempat strategis untuk menangkap mereka.” Kata seorang pemburu yang tadi mereka temui di kedai kopi.
Seakan ada yang menohok jantungnya dengan pisau, jantung Mark serasa berhenti untuk sesaat mendengar apa yang dikatakan oleh pemburu itu. sepertinya hutan bukan tempat yang aman untuknya dan keluarganya bersembunyi mala mini. Sepertinya mereka juga sudah tau bahwa hutan adalah tempat para manusia serigala bersembunyi setiap kali bulan penuh muncul.
“Hei kalian, kalian mau pergi kemana?” seorang warga berteriak pada Mark dan Krystal yang melewati mereka. Tahu ini akan terjadi, Mark merapatkan rangkulannya pada Krystal.
“Rumah kami disana, kami baru pulang.” Jawab Mark.
“Cepat pulang. Seluruh warga kota sudah diberi tau untuk diam di rumah mala mini. Sebaiknya kalian cepat!” kata seorang pemburu.
“Apa perlu kita mengantar mereka sampai rumah?” seorang warga bertanya.
“Tidak perlu! Kami tidak ingin diganggu!” jawab Krystal lantang, para warga dan pemburu itu tertawa mendengarnya.
“Anak muda jaman sekarang benar-benar…”
“Lebih cepat sampai rumah lebih baik anak muda. Jangan melakukan hal bodoh –oh lihat bahkan mereka masih memakai seragam.” Mark dan Krystal mempercepat langkah mereka, berharap salah satu dari pemburu itu tidak ada yang berhasil mengenali Mark.
Mereka masih belum jauh berjalan dari tempat para warga dan pemburu, lagi-lagi Mark kehilangan kendalinya. Langkahnya terasa berat, tubuhnya panas seakan mau meledak, genggamannya pada Krystalpun semakin kuat. Krystal segera berhenti di salah satu halaman rumah orang yang terlihat sangat sepi. Krystal memerhatikan Mark yang menahan sakit, menghapus keringat dari wajah Mark dengan ujung jaket  yang dia kenakan.
“Apa sudah waktunya?” tanya Krystal takut. Mark tidak menjawab, kini Mark mencengkaram kedua kakinya. Menghindar setiap kali Krystal berusaha untuk mendekati dan menyentuhnya.
“DIAM!” teriak Mark ketika Krystal mencoba memeluknya, Krystal sudah tidak bisa menahan tangisnya sekarang.
“Aku akan membantumu! Apa yang harus aku lakukan sekarang?” Krystal masih berusaha untuk menyentuh Mark.
“Pulang! Jangan bilang kalau kau mengenalku! Cepat pulang! Mark berusaha untuk bicara disela sakitnya. Mark tidak pernahmerasa perubahan selama dan sesakit ini.
“Bagaimana jika mereka menangkapmu?”
“Cepat pergi!” bentak Mark seraya menatap Krystal tajam, Krystal tak akan pernah lupa tatapan itu. Meskipun dia baru saja membentaknya tapi sorot dari tatapan tajam itu menunjukkan ketakutan yang amat sangat.
“Pergi, aku tidak bisa menjamin keselamatanmu setelah ini!” sambung Mark. Krystal segera bangkit, bukan untuk pergi meninggalkan Mark. Melainkan memeluknya erat, Krystal bisa merasakan badan Mark yang begitu panas. Tubuhnya basah, Mark berteriak keras ketika Krystal memeluknya.
“Mark!” panggil Krystal seraya menangis. Krystal masih memeluk Mark dan kemudian dia merenggangkan pelukannya, berjinjit untuk mempertemukan bibir mereka. Seketika Mark lebih tenang dari sebelumnya, suhu tubhnya juga menurun drastis. Krystal masih menciumnya dan merasakan tubuh Mark yang mendadak dingin.
Mark tidak membalas ciumannya untuk sesaat, kemudian Krystal merasa beban tubuh Mark ada padanya. Seakan tak bisa berdiri lebih lama lagi, Mark juga melepas genggamannya. Krystal melepas ciumannya untuk melihat Mark. Mark sedang menatapnya, tatapan itu seakan memberi keteduhan untuk Krystal. Tatapan itu bisa membuat Krystal percaya bahwa semua akan baik-baik saja.
“I love you…” desah Mark pelan. Dia tersenyum sekilas sebelum akhirnya terjatuh.
“Kena! Kita punya waktu beberapa menit sebelum dia sadar dan berubah menjadi manusia serigala!” seorang pemburu berteriak. Sepertinya Mark sudah terkena bius dari senapan yang mereka bawa.
“Aku sudah bilang kan, aku pernah melihatnya di suatu tempat. Dan dia adalah Mark Tuan. Manusia serigala yang ada di kota ini.” Seseorang menarik tubuh Mark dengan kasar.
“Bagaimana dengan gadis ini? Kita harus melaporkan bahwa dia membantu kelompok manusia serigala kan?” seorang warga menarik Krystal untuk berdiri. “Tapi dia masih sekolah!”
“Antar pulang. Buat dia seakan tidak pernah tau kejadian ini. Sepertinya dia juga baru sadar kalau pacarnya ternyata manusia serigala!” teriak pemburu yang kini sedang memerhatikan Mark.
“Sudah berhenti menangis. kau baru saja selamat dari terkaman manusia serigala.” Krystal menggigit bibir bawahnya, memaksa agar tangisnya segeraberhenti. Krystal melihat para pemburu itu sedang mengikat Mark. Krystal merasa begitu kesal karena Mark hanya bisa diam meringkuk di lantai. Krystal berharap Mark segera sadar sehingga dia bisa melakukan perlawanan.
“MARK!” teriak Krystal ketika mereka membawa Mark entah kemana.
“MARK MARK!” Krystal berteriak sekencang mungkin. Tapi sekencang dan sekuat apapun teriakannya tidak akan membuat Mark terbangun. Krystal tidak mencoba menahan tangisnya lagi, dia menagis seraya terus berteriak memanggil Mark. Krystal tidak peduli beberapa orang memintanya untuk diam. Yang ada dipikirannya sekarang hanya Mark. Kemana para pemburu itu membawa Mark pergi?
***
Krystal diam di kamarnya, bahkan sudah tidak sanggup untuk menangis. Air matanya sudah kering, Krystal sudah tidak punya air mata untuk dikeluarkan. Kejadian semalam masih jelas teringat dipikirannya. Bagaimana mereka membawa Mark pergi, bagaimana mereka saling mengumpat dan bersorak penuh kemenangan ketika berhasil menangkap Mark.
Sebenarnya beberapa pegawai kota datang ke rumah Krystal untuk meminta pernyataan bagaimana Krystal bisa berada disana bersama dengan manusia serigala. Ayahnya menolak para pegawai itu mengganggu putrinya. Ayahnya memberi keterangan bahwa Krystal dalam keadaan shock, dia juga begitu terkejut karena ternyata temannya seorang manusia serigala.
Krystal terkekeh setiap kali mendengarnya, karena Krystal tau segala sesuatu tentang Mark. Krystal tau bahwa Mark seorang manusia serigala yang sering orang bicaakan. Dan memang benar, dia salah satu orang yang membantu Mark dan keluarganya untuk bersembunyi. Tapi sekarang, mereka sudah tertangkap. Bahkan mereka sudah membunuh Mark dan seluruh keluarganya. Krystal sudah seperti orang gila sekarang, dia menatap Koran yang sudah ratusan kali dia baca dengan tatapan nanar. Dalam berita itu, tertulis bahwa pemburu sudah berhasil menangkap manusia serigala dan membunuh mereka untuk keamanan warga kota.
Kota itu sedang bersuka cita menyadari kenyataan sudah tidak ada manusia serigala lagi di kotanya. Bodoh! Mereka bahkan tidak tau bahwa mereka tidak berbahaya! Mereka tidak tau apa-apa dan hanya menyuarakan bahwa kelompok itu pantas untuk mati. Mereka bodoh!

Enam bulan kemudian…

Krystal merapatkan jaketnya untuk menghindari angin dingin yang bertiup kencang. Seperti biasa dia menolak ajakan Jiyoung dan Sulli untuk pulang bersama. Dia berjalan sendiri menyusuri jalanan kecil yang dulu sering dia lewati dengan Mark. Krystal tidak tau harus menangis atau tersenyum setiap kali mengingat kenangannya bersama Mark.
Jaket yang dipakainya adalah jaket milik Mark, yang pada malam terakhir mereka bersama Mark meminta Krystal untuk memakainya. Setiap kali memakainya, Krystal merasa begitu dekat dengan Mark. Seakan dia sedang memeluknya. Krystal juga ingat kalimat terakhir yang Mark katakana sebelum pergi, dia bilang dia mencintainya.
“Krystal Jung!” seseorang memanggilnya. Krystal berhenti dan menoleh melihat seseorang sedang berlari mengejarnya.
“Krystal Jung, aku memanggilmu dari tadi, tapi sepertinya kau tidak dengar.” Serunya terengah, dia berdiri di depan Krystal dengan senyum lega.
“Ada apa, Oh Sehun?” Krystal mengerutkan keningnya memerhatika orang yang dia panggil Oh Sehun. Sehun terlihat mengaduk isi tasnya mencari sesuatu, Krystal menunggunya.
“Aku mengantar ini, tadi kau meninggalkannya di kelas.” Sehun menyerahkan buku bersampul coklat yang Krystal sadari itu miliknya.
“Terima kasih. Tapi kau tidak perlu mengejarku sejauh ini, kau bisa memberi padaku besok.” Sehun menggaruk kepalanya mendengar ucapan Krystal, sepertinya Krystal tidak sadar juga bahwa Sehun sudah mendekatinya beberapa bulan terakhir.
“Hmm… Bagaimana kalau aku mengantarmu pulang?” Sehun terlihat ragu dengan jawaban Krystal.
“Sebenarnya aku bisa pulang sendiri..” Krystal berkata kemudian segera berjalan. Sehun cepat-cepat mengikutinya.
Sehun mengantar Krystal sampai depan rumahnya, berkali-kali bilang jika dia akan membantunya ketika Krystal butuh bantuan. Sehun segera pulang karena Krystal sama sekali tidak punya niatan untuk mempersilahkan Sehun mampir ke rumahnya.
Krystal tertawa renyah melihat tingkah Sehun, tapi bagaimanapun juga hatinya masih milik Mark. Dia tidak bisa membukanya untuk orang lain. Atau memang benar bahwa Mark telah mengambil hatinya, dan sampai ini belum mengembalikannya.
“Siapa dia? Pacar barumu?” Krystal yang tengah menutup pagar rumahnya dibuat kaget. Seseorang yang begitu lama ingin dia temui, kini berdiri di depannya. Tidak salah lagi, dia orang yang begitu Krystal rindukan.
“MARK!” Krystal membuka pagar rumahnya kembali. Segera mengahmbur ke dalam pelukan Mark, Mark menepuk punggung Krystal. Menghirup aroma Krystal yang juga sangat dia rindukan.
“Wah, kau memakai jaketku?!” seru Mark, Krystal memukul dada Mark pelan.
“Bagaimana ini bisa terjadi? Aku pasti sedang bermimpi!” Krystal melepaskan pelukannya untuk bisa memerhatkan wajah Mark lebih jelas. Tak ada tanda-tanda luka di wajahnya. Mark terlihat begitu tampan seperti biasanya. Krystal mulai percaya bahwa dia benar-benar bermimpi.
“Ini bukan mimpi.” Mark mencium kening Krystal sekilas.
“Tapi bagaimana bisa? Kau sudah…”
“Kaumku tidak mati hanya karena tembakan Krystal. Kaumku memiliki umur yang panjang, kau harus tau itu.” jelas Mark dengan tatapannya yang meneduhkan.
“Jadi kemana kau selama ini?”
“Aku harus bersembunyi. Sampai kami merasa keadaan normal kembali, baru kami berani menampakkan diri.” Mark tersenyum sambil merenggakan kedua tangannya siap menerima pulakan Krystal.
“Harusnya kau memberitahuku sebelumnya!” Krystal memeluknya, begitu erat dan mungkin tidak akan melepas pelukan itu lagi.

A/N: Yah Fisrt love belum kelar, maafkan karena justru malah update ff baru lagi. Diusahain First Love kelar tahun ini. Dan ff ini sebenernya udah agak lama, pas lagi jaman GOT7 comeback Just Right tapi baru sempet post sekarang. Akunya sok sibuk sih. Aku coba angkat pairing baru, MarkStal! MarkStal jadi fav pairing selain Kaijing dll yg biasa aku bikin ff disini. Semoga suka! hehehe

Komentar

  1. Keren authornim, suka banget pairingnya Markstal, bikin terus ff markstalnya yah authornim, SEMANGAT!!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW] TEORI BTS RUN MV - PART 1

Dengan ini saya memutuskan untuk mereview MV RUN BTS, yang memang dirasa cukup menggangu kehidupan sehari-hari dan dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan otak bila tidak segera ditangani oleh spesialis kejiwaan. Dengan ini saya resmi menyatakan review MV BTS DIMULAI! MV RUN BTS ini dibuka oleh V yang berdiri di suatu tempat, gelap hitam, dengan tema mirror yang pas V jatuh ke belakang tiba-tiba jadi air.    Byaaarrrr!!! Air! Itu V berdiri di air? Itu tempat apa? Itu mimpi? Eh tunggu, air! Iya AIR! Inget dong di prologue, si V terjun ke laut setelah usap ingus. Iya bener, jadi ini ada hubungannya? Bisa jadi, cuma yang di MV kaya lebih dari sudut pandang orang sakau gitu. Gak jelas itu tempat apa. Mungkin itu delulu atau semacam bayangan seseorang yang lagi coba bunuh diri terjun ke air. Mau gak mau pasti mikir pembukaan MV ini kelanjutan dari prologue yang notabene V main terjun-terjun aja k

BTS (Bangtan Boys) GOES KKN

BTS GOES KKN Cast: BTS member Genre: Humor, friendship, family Lenght: Chapter Summary: Dapatkah kita merindukan masa-masa KKN (Kuliah Kerja Nyata) ??? Jungkook's Love Story Jungkook - IU “HEH KOOKIE BAWAIN BERASNYA!” Jimin teriak-teriak, Jungkook yang lagi enak-enak liatin rak permen jadi langsung jalan aja nyamperin Jimin. Sumpah sekarang Jimin kaya mak-mak, teriak-teriak merintah-merintah seenaknya. Tapi Jungkook gak masalah sih, Jimin punya banyak duit soalnya. “Opo maneh mas?” Jungkook nyamperin, Jimin ngasi isyarat biar Jungkook angkat karung berasnya. “Ayo buruan rek, bunda ku wes nyari’i aku terus iki.” Taehyung yang bilang. “Nanti tak anter pulang kok Tae, sante ae wes lah. Nanti aku yang ngomong sama bundamu.” Kata Jimin sante. Mereka belanja hampir dua jam. Mulai dari belanja bahan makanan pokok, sampe keperluan buat anak SD dan sebagainya. Belanjaan mereka jadi berkardus-kardus, Jimin sampe pusing liatnya soalnya barang-barang ini bakal ditaruh

[FANFIC] Time Machine Chap 4 [END]

 Akhirnya selesai juga.... Happy read all.. :D Bagi yang belum baca Chapter sebelumnya... Ini Link nya: http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-1.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/10/fanfic-time-machine-chapter-2.html http://risaeverlastingfriends.blogspot.com/2013/11/fanfic-time-machine-chapter-3.html                 “Dia terus menangis memikirkanmu.”                 “Kau tau, dia sangat menyukaimu.”                 “Aku harap kau tak mebuatnya kecewa.”                 “Tapi kedatanganmu kesini adalah kesalahan besar.”                 “Dia sudah bilang, dia ingin ikut denganmu ke masa depan.”                 “Satu Oh Sehun, tujuanmu kesini untuk melindunginya. Bukan membuatnya menjadi debu.”                 Perkataan Jongin terus berputar di otak Sehun. Dia sudah tau, seakrang waktu yang tepat untuk pergi. Jiyoung harus tetap disana untuk hidup. Sehun tak ingin lagi menjadi masalah